Apalagi para
orator zaman dahulu, mereka seringkali menutup pidatonya dengan pantun.
Maka berikut ini beberapa contoh saja untuk Anda menutup pidato dengan pantun.
[1]
Padi habis tinggal jerami,
Bakar dulu hingga bersih.
Rupanya pidatoku sampai di sini,
Ads by optAd360
[2]
Kalau ladang banyak hama,
Tak perlu petani untuk berpindah.
Hati masih ingin bersama,
Tapi waktu habislah sudah.
[3]
Burung dara cenderawasih,
Cari dulu di Papua.
Cukup sekian terimakasih,
Moga bermanfaat untuk semua.
[4]
Jalan-jalan ke kota Mekah,
Ingin sembahyang berlama-lama.
Semoga pidato ini membawa berkah,
Membawa rahmat untuk bersama.
Ads by optAd360
[5]
Kalau ada sumur di ladang,
Boleh saya menumpang mandi.
Kalau ada umur yang panjang,
Boleh dong saya pidato lagi.
[6]
Bunga mekar di perbukitan,
Sawah luas di pedesaan.
Terimakasih untuk perhatian,
Mohon maaf untuk kesalahan.
[7]
Dari Irian banyak cenderawasih,
Roti mengembang diberi ragi.
Cukup sekian terimakasih,
Moga esok berjumpa lagi.
[8]
Tidur nyenyak di atas ranjang,
Ads by optAd360
[9]
Hari panas sawah membelah,
Hutan rimba tempat si rusa.
Maafkan kalau ada salah,
Namanya juga manusia.
[10]
Ramai sungguh di hari raya,
Sungguh segar air kelapa.
Salam undur dari saya,
Kapan-kapan moga berjumpa.
[12]
Mekah sudah, Madinah sudah,
Pulang ke kampung urusin empang.
Ceramah sudah makan sudah,
Perut kenyang pikiran lapang.
[3]
Sudah tua sakit punggung,
Tetangga mati ikut melayat.
[4]
Anak lulus sudah ujian,
Tinggal tunggu siapa meminang.
Kalau sudah dengar pengajian,
Hati adem pikiran tenang.
[5]
Pempek campur cuka,
Makan rujak banyak pepaya.
Kalau bapak ibu suka,
Boleh lah undang saya.
[6]
Mangga harum namanya kueni,
Sayang sedang sakit gigi.
Ceramah saya sampai di sini,
Besok yuk ngaji lagi.
[7]
Kalau sudah punya gergaji,
Potong kayu jangan dibelah.
Kalau bapak rajin ngaji,
Rajin juga sholat berjamaah.
[8]
Itu lihat bapak hansip,
Sumringah saat dipuji.
Menuntut ilmu itu wajib,
Jangan malas pergi mengaji.
[9]
Jika hari sedang hujan,
Sungai kecil selalu bersihkan.
Jika ingin selamat badan,
Perintah Allah yuk laksanakan.
[10]
Sungguh pahit rasa jamunya,
Sudah minum kita makan.
Kalau sudah tahu ilmunya,
Mari sama-sama kita amalkan.
[12]
Lebah datang suka menyengat,
Badan letih sampai berkeringat.
Jangan bubar jangan minggat,
Mungkin Anda ada yang minat.
[13]
Jangan terlalu kejar dunia,
Hidup ini bersantai saja.
Jika ada yang mau bertanya,
Saya persilakan sekarang saja.
[14]
Angin berhembus berkelana,
[15]
Tanam bunga tanam kubis,
Tanam juga tanaman lada.
Bukan karena materi habis,
Tapi waktu sudah tak ada.
[16]
Batu pecah dibenturkan,
Rusak bunga di tengah taman.
Terimakasih kami haturkan,
Untuk semua teman-teman.
[17]
Bunga melati di pekarangan,
Tumbuh cepat segera besar.
Saya masih banyak kekurangan,
[18]
Kalau ada sumur di ladang,
Airnya segar untuk mandi.
Kalau ada umur yang panjang,
Boleh saya presentasi lagi.
[19]
Indah bunga di tengah taman,
Duduk santai makan ketan.
Sampai jumpa teman-teman,
Sampai jumpa di lain kesempatan.
[20]
Badan gemuk banyak lemak,
Kalau lebaran buat ketupat.
Terimakasih sudah menyimak,
Moga presentasi bawa manfaat.