Anda di halaman 1dari 14

AKTIVITAS NITRAT REDUKTASE

Oleh :
M. Hazim Efendi B1A016094
Heksa Hardiyanti B1A016095
Wardah Arumsari B1A016096
Solikhul Amin B1A016097
Rombongan : B2
Kelompok :4
Asisten : Fitria Fadilah Anggarin

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Enzim memiliki


tenaga katalitik yang luar biasa (Lehninger, 1982). Kerja enzim sebagaimana halnya
dengan katalisator dalam kimia anorganik ialah mempercepat suatu reaksi dengan
tiada turut mengalami perubahan sendiri (Dwijoseputro, 1992).
Nitrat reduktase merupakan salah satu enzim tanaman yang aktivitasnya
menjadi faktor pembatas proses asimilasi nitrat yang berperan penting terhadap
pertumbuhan dan produktivitas tanaman (Alnopri (2004) dalam Junnica, et al., 2008).
Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas nitrat reduktase, baik faktor dalam
(umur fisiologis jaringan, jenis tumbuhan, hormon, energi pereduksi dari fotosintesis
dan respirasi, struktur anatomi organ dan faktor genetik) dan faktor luar (nutrisi,
temperatur, cahaya dan air) (Hartiko dalam Widyastuti, 1991). Menurut Fernandez
et al. (2012) enzim nitrat reduktase mempengaruhi konversi nitrat menjadi ion
amonium yang direpresi oleh adanya amoniak. Sehingga amoniak atau ion amonium
lebih disukai untuk digunakan sebagai sumber nitrogen.

B. Tujuan

1. Mengetahui aktivitas nitrat reduktase pada tanaman Kacang tanah (Arachis


hypogea)
II. TELAAH PUSTAKA

Dinding sel dapat mengaktivasi pompa proton yang terletak pada membran
plasma aktifnya pompa proton tersebut dapat memutuskan ikatan hidrogen diantara
serat selulosa dinding sel, putusnya ikatan hidrogen menyebabkan dinding mudah
merenggang sehingga tekanan dinding sel akan menurun dan terjadilah pelenturan sel
sehingga mengakibatkan tingginya metabolisme nitrogen dalam sel.Nitrogen
merupakan unsur penyusun asam amino yang merupakan prekursor metabolit
sekunder. Nitrogen sangat berperan sebagai penyusun senyawa protein dalam sel.
metabolisme nitrogen membutuhkan energi yang diperoleh dari metabolisme
karbohidrat, hal ini berarti karbohidrat yang ada dapat dipakai sebagai sumber energi
dan sumber karbon untuk membentuk metabolit sekunder (Kumianjani ,2015).
Menurut Alnopri (2004), Nitrat reduktase merupakan salah satu enzim
tanaman yang aktivitasnya menjadi faktor pembatas proses asimilasi nitrat yang
berperan penting terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman (Alnopri (2004)
dalam Junnica, et al., 2008). Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas nitrat
reduktase, baik faktor dalam (umur fisiologis jaringan, jenis tumbuhan, hormon,
energi pereduksi dari fotosintesis dan respirasi, struktur anatomi organ dan faktor
genetik) dan faktor luar (nutrisi, temperatur, cahaya dan air) (Hartiko dalam
Widyastuti, 1991).
Akumulasi nitrat pada tanaman berhubungan dengan karakter genetik dan pengaturan
beberapa faktor misalnya pemupukan nitrogen. Kandungan nitrat pada jaringan tanaman
tergantung pada cara pemupukan N dan proses reduksi nitrat oleh enzim nitrat reduktase
di dalam tanaman (Lastra, et al., 2009). Menurut Fernandez et al. (2012) enzim nitrat
reduktase mempengaruhi konversi nitrat menjadi ion amonium yang direpresi oleh
adanya amoniak. Sehingga amoniak atau ion amonium lebih disukai untuk digunakan
sebagai sumber nitrogen.
Nitrat yang masuk ke dalam akar, selanjutnya akan mengalami reduksi di
sitosol menjadi nitrit dengan bantuan enzim nitrat reduktase (NR). Selanjutnya akan
terjadi reduksi nitrit dengan bantuan enzim nitrit reduktase (NiR). Proses terakhir ini
menghasilkan amonium yang terjadi di plastida sel akar. Amonium mengalami
metabolisme membentuk asam amino yang ditranslokasi ke bagian lain melalui floem
atau disimpan di plastida (Smith, et al, 2009). Asam amino yang terbentuk, selain
disintesis menjadi protein juga dapat disintesis menjadi asam nukleat, alkaloid, dan
senyawa lain (Cezar, 2015). Asimilasi nitrat selain meningkatkan status protein, asam
amino dan pertumbuhan, juga akan meningkatkan asam organik, menurunkan
kandungan pati, fitohormon, nisbah akar: tajuk, menghambat pembungaan dan
senesen (Stitt, 1999).
Nitrat yang terserap melalui epidermis dan korteks akar akan disimpan di
vakuola. Proses reduksi nitrat dilakukan secara bertahap menjadi nitrit di sitosol, dan
selanjutnya tereduksi menjadi amonium setelah masuk plastida akar (Smith et al.,
2009). Sebenarnya, hara N masuk dalam tanaman dapat juga dalam bentuk amonium
(Stitt, 1999). Namun ion amonium dalam jumlah banyak bersifat racun, dan harus
segera diproses menjadi asam amino di akar. Selain di akar, proses reduksi nitrat juga
dapat terjadi di daun. Pada kondisi suplai nitrat terbatas, maka proses reduksi nitrat
akan banyak terjadi di akar. Selain itu ketersediaan nitrat, tipe tanaman juga
menentukan dimana reduksi nitrat terjadi (Smith et al., 2009). Tanaman pohon atau
semak banyak melakukan reduksi nitrat di akar, namun tanaman herba proses reduksi
nitrat banyak terjadi di daun. Menurut Stitt (1999), reduksi nitrat dan nitrit
memerlukan NADH dalam sitoplasma dan feredoksin tereduksi dalam plastida.
Sintesis pereduksi NADH tersebut membutuhan transpor elektron fotosintetik dalam
daun saat siang, dan dalam gelap atau organ non-fotosintetik diperoleh dari respirasi.
Yang perlu dicatat dalam asimilasi N apabila hara yang diserap dalam bentuk nitrat,
maka reduksi akan membutuhkan energi.
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung gelap, tabng
reaksi, timbangan analitik, spektrofotometer, cutter, gunting, gelas ukur,
mikropipet.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sampel daun kacang
tanah (Arachis hypogea), akuades, larutan NaNo3 5 M, larutan buffer 0,1 M
(Na2HPO4 dan NaH2PO4), N-naftil etilin diamine (NED) 0,02%, larutan sulfanil
amide 1% (SE) dalam HCl 3 N.
B. Metode

Cara kerja dalam praktikum kali ini adalah:


1. Daun etiga dari pucuk daun diambil, dicuci dan diiris (tulang daun dibuang)
kemudian ditimbang seberat 200 mg.
2. Irisan daun yang telah dimasukkan ke dalam larutan buffer fosfat 0,1 M dengan
pH 7,5 dan volume 5 ml, selama 24 jam dalam tabung gelap.
3. Setelah 24 jam, larutan buffer diganti dengan larutan baru dengan volume yang
sama dan diberi 0,1 ml NaNO3 5 M sebagai substrat selanjutnya diinkubasi
selama 3 jam ditabung gelap.
4. Sementara itu, 0,2 ml ;arutan sufanil amide dan 0,2 ml larutan NED
dimasukkan ke dalam tabug reaksi yang lain sebagi reagen warna.
5. Setelah diinnkubasi 3 jam, 0,1 ml aliquot diambil dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berisi reagen warna.
6. Ditunggu hingga ada perubahan warna larutan menjadi warna merah muda.
7. Kemudian pada tabung reaksi ditambah 2,5 ml aquades sebagai pengencer
warna, sehingga volume larutan menjadi 3 ml.
8. Absorbansi larutan tersebut diukur menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 540 nm.
9. Dari spektrofotometer akan diperoleh nilai absorbansi untuk selanjutnya nilai
ANR daun diteteapkan dengan menggunsksn kurva standar nitrit.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 4.1 Hasil Absorbansi Spektrofotometri ANR Rombongan I


Perlakuan ANR Kelompok
1 2 3 4 5
Kompos 0,262 0,268 0,292 0,395 0,388
Urea 0,329 0,251 0,325 0,190 0,468
KNO3 0,279 0,277 0,314 0,146 0,403

Perhitungan :
 Komppos = 0,395
𝑌−0,0854
X=
0,0651
0,395−0,0854
=
0,0651
0,3096
=
0,0651
= 4,75

 Urea = 0,190
𝑌−0,0854
X=
0,0651
0,190−0,0854
=
0,0651
0,1046
=
0,0651
= 1,60

 KNO3 = 1,46
𝑌−0,0854
X=
0,0651
0,146−0,0854
=
0,0651
0,0606
=
0,0651
= 0,93
B. Pembahasan

Nitrat reduktase merupakan enzim intraseluler yang mereduksi ion nitrat


menjadi ion nitrit. Keberadaan enzim nitrat reduktase dapat digunakan sebagai
parameter untuk melihat jalur metabolisme awal pembentukan asam amino dan
pertumbuhan tanaman (Garbin & Dillenburg, 2008). ANR dan distribusi enzim NR
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur tanaman, umur daun dan
varietasnya. Sehingga seiring meningkatnya ANR maka laju metabolisme tanaman
akan meningkat pula (Simanungkalit et al., 2006).
Kebanyakan tanaman mengambil nitrogen dari tanah dalam bentuk ion
ammonium (NH4+) atau ion nitrat (NO3-), nitrat merupakan ion yang paling banyak
diserap oleh tanaman (Sirait, 2006). Sebagian besar nitrat yang terserap dialokasikan
pada daun, sehingga mengakibatkan meningkatnya ANR di daun (Iqbal, 2008). Hal
ini ditunjukkan pula oleh hasil berat kering dan luas daun perlakuan tanah taman dan
pasir pupuk organik memberikan hasil yang tinggi.
Menurut Suhesti et al., (2006), terdapat korelasi antara ANR dengan
produktivitas tanaman, jika produktivitas tanaman menurun maka ANR juga menurun.
ANR adalah enzim yang mengkatalisis nitrat (NO3-) menjadi nitrit (NO2-),
ketersediaan nitrat di media akan mempengaruhi laju ANR (Rahmawati et al., 2009).
Tanaman menyerap nitrat sesuai kebutuhannya, pemberian pupuk organik yang
semakin banyak diasumsikan kadar nitrat tersedia juga semakin banyak. Akibatnya
enzim nitrat reduktase bekerjanya dapat maksimal karena subtrat nitrat tersedia
semakin banyak.Ion nitrat dapat diubah menjadi bahan organik oleh mikroba melalui
proses asimilasi reduksi nitrat. Sekelompok mikroba heterotrof termasuk bakteri,
jamur dan algae dapat mereduksi nitrat. Proses ini menggunakan sistem ensim nitrat
dan nitrit reduktase, membentuk ammonia yang kemudian disintesis menjadi protein.
Pada lingkungan tanpa oksigen, ion nitrit dapat berfungsi sebagai aseptor elektron
terakhir, yang dikenal sebagai proses respirasi nitrat atau asimilasi nitrat. Dalam proses
desimilasi reduksi nitrat, nitrat diubah menjadi bahan tereduksi sedang senyawa
organik dioksidasi. Pada keadaan anaerob, reaksi ini lebih banyak menghasilkan
energi dibandingkan energi yang dihasilkan oleh reaksi fermentasi. (Wijaya,2008)
Asimilasi N menjadi molekul organik tergantung dari reduksi NO3- oleh enzim
nitrat reduktase di dalam jaringan tanaman. Reduksi nitrat yang harus terjadi sebelum
diproduksi asam amino, memerlukan elektron. Donor utama elektron ini adalah
nikotinamida adenin dinukleotida (NADH), yang merupakan hasil fotosintesis.
Cahaya terik dan laju fotosintesis yang tinggi merupakan kondisi yang kondusif untuk
aktivitas enzim nitrat reduktase. Biosintesis NR tergantung pada ketersediaan hara
nitrogen dalam media, dan aktivitasnya diinduksi oleh nitrat yang ad di daun (Gardner
et al., 1991)
Ada dua tipe desimilasi reduksi nitrat. Sekelompok mikroba fakultatif anaerob
seperti Alcaligenes,Escherichia, Aeromonas, Enterobacter, Bacillus, Flavobacterium
, Nocardia, Spirillum, Staphylococcus, dan Vibrio mampu mereduksi nitrat menjadi
nitrit dalam keadaan anaerob. Nitrit yang dihasilkan diekskresikan, sehingga mikroba
dapat mereduksinya melalui hidroksilamin ke ammonium. Ensim yang bekerja pada
reaksi tersebut melibatkan sistem ensim nitrat reduktase dan nitrit reduktase. Mikroba
pereduksi nitrat seperti Paracoccus denitrificans, Thiobacillus denitrificans dan
beberapa Pseudomonas mempunyai tahap reaksi reduksi yang lebih lengkap sebagai
berikut:

NO3- ------------- NO2- ------------- NO ----------- N2O --------------- N2

Reaksi denitrifikasi ini dapat terjadi dalam keadaan lingkungan anaerob pada
tekanan oksigen yang sangat rendah (reduktif). Walaupun demikian denitrifikasi juga
dapat terjadi dalam keadaan aerob apabila terdapat mikrohabitat anion. Mikroba
denitrifikasi utama di dalam tanah ialah genera Pseudomonas danAlcaligenes.
Mikroba lain yang juga mampu mereduksi nitrat
adalah Azospirillum, Rhizobium, Rhodo-pseudomonas, dan Propionibacterium. (
Walpole, 2003 )
Unsur hara N termasuk unsur yang dibutuhkan dalam jumlah paling banyak
sehingga disebut unsur hara makro primer. Umumnya unsur Nitrogen menyusun 1-5%
dari berat tubuh tanaman. Unsur N diserap oleh tanaman dalam bentuk ion amonium
(NH4+) atau ion nitrat (NO3-). Sumber unsur N dapat diperoleh dari bahan organik,
mineral tanah, maupun penambahan dari pupuk organik. N berfungsi untuk menyusun
asam amino (protein), asam nukleat, nukleotida, dan klorofil pada tanaman, sehingga
dengan adanya N, tanaman akan merasakan manfaat sebagai berikut:
1. Membuat tanaman lebih hijau
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, jumlah cabang)
3. Menambah kandungan protein hasil panen.
Tanaman yang kekurangan unsur hara N akan menunjukkan gejala :
1. Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan (klorosis) akibat kekurangan
klorofil
2. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, jumlah anakan atau jumlah cabang sedikit
3. Perkembangan buah menjadi tidak sempurna dan seringkali masak sebelum
waktunya
4. Pada tahap lanjut, daun menjadi kering dimulai dari daun pada bagian bawah
tanaman (Hardjowigeni, 2003).
Pupuk KNO3 (Potasium Nitrat atau disebut juga Kalium Nitrat) adalah pupuk
kimia dengan kandungan Kalium (K) dan nitrogen (N). Pupuk KNO3 merupakan
kombinasi unsure nitrogen (N) dan kalsium (K) dalam bentuk K2O (potasium oxide
atau kalium oxide). Kalium dan nitrogen adalah nutrisi yang sangat dibutuhkan bagi
tanaman. Pupuk ini sangat efektif digunakan karena kebutuhan unsure K dan N bias
diberikan dalam satu kali aplikasi. Kandungan K2O pada KNO3 antara 45-46% dan N
13%. Pupuk KNO3 sangat ccok digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsure kalium
pada tanaman yang sensitive ada tanaman yang sensitive pada clorida (Cl) seperti
tembakau (Oesman, 2017).
Pupuk urea dan pupuk kompos adalah dua jenis pupuk yang banyak digunakan
dalam pertanian. Kedua jenis pupuk ini mengandung unsure hara yang dibutuhkan
tanaman. Pupuk urea adalah pupuk organic yang dibuat dari bahan sintetis dan bukan
alami, mengandung nitrogen sebanyak 46%. Berbeda dengan pupuk urea yang hanya
mengandung unsure hara nitrogen, pupuk kompos yang merupakan pupuk organic
mengandung lebih banyak unsure hara baik makro maupun mikro yang dibtuhkan oleh
tanaman. Pupuk kompos terutama didominasi oleh adanya unsure nitrogen (N), forsfor
(P), kalsium (Ca), alium (K) dan magnesium (Mg). Kompos adalah pupuk yang terbuat
dari bahan organic seperti dedaunan, batang ranting lapuk, kotoran ternak dan lain-
lain. Pupuk ini merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi bahan-bahan organik
(Putra et al., 2014).
Larutan Penyangga (buffer) merupakan larutan yang berfungsi menstabilkan
pH, sehingga setelah proses ekstraksi, daun dalam kondisi stabil dan mampu
memperkecil proses degradasi pigmen sekaliggus membersihkan daun atau
mensterilkannya (Ridlo et al., 2015). Larutan NaNO3 dengan ion nitrat berfungsi
sebagai subtrat yang akan dipecah oleh enzim nitrat reduktase menjadi NO2 (Poedjiadi,
1994). Menurut Daintith (2005), Penambahan reagen sulfinil amida (SA) dan n-
Etilendiamin (NED) pada larutan berfungsi untuk mengetahui terjadinya proses
reduksi nitrat yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi pink. Perubahan
warna menjadi pink menunjukkan bahwa nitrat tereduksi semuanya atau nitrat telah
habis bereaksi.
Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada nilai
absorbansi radiasi elektromagnetik dengan menggunakan alat spektrofotometer.
Cahaya terdiri dari radiasi terhadap gelombang dengan panjang berlainan akan
menimbulkan cahaya yang berlainan, sedangkan campuran cahaya yang berbeda
panjang gelombangnya ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi
seluruh spektrum Nampak 400-700 nm. Spektrfotometri terjadi apabila terdapat
pepindahan electron dari tingkat energy yang lebih tinggi. Perpindahan electron tidak
diikuti oleh arah perubahan spin, hal tersebut dikenal dengan sebutan tereksitasi
singlet. Besar penyerapan cahaya (absorbnsi) dari suatu kumpulan atom atau molekul
dinyatakan oleh hukum Beer-Lambert (Lehninger, 1982).
Berdasarkan hasil yang diperoleh kelompok 4 pada praktikum kali ini
menunjukkan nilai absorbansi ANR pada pupuk kompos sebesar 0,395 ppm, pada
pupuk urea sebesar 0,190 ppm, dan pada KNO3 sebesar 0,146 ppm. Nilai absorbansi
ANR pada pupuk kompok lebih tinggi daripada pupuk urea dan KNO3 karena pada
pupuk kompos didominasi oleh unsur Nitrogen. Hal ini sesuai dengan Putra et al
(2014), menyatakan bahwa pupuk kompos yang merupakan pupuk organic
mengandung lebih banyak unsure hara baik makro maupun mikro yang dibtuhkan oleh
tanaman. Pupuk kompos terutama didominasi oleh adanya unsure nitrogen (N), forsfor
(P), kalsium (Ca), alium (K) dan magnesium (Mg).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum transpirasi pada tumbuhan dapat


diambil kesimpulan bahwa:
1. Nitrat reduktase merupakan salah satu enzim tanaman yang aktivitasnya
menjadi faktor pembatas proses asimilasi nitrat yang berperan penting terhadap
pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
2. Hasil nilai absorbansi ANR yang didapatkan yaitu pada pupuk kompos sebesar
0,395 ppm, pada pupuk urea sebesar 0,190 ppm, dan pada KNO3 sebesar 0,146
ppm.

B. Saran

Praktikan berharap untuk praktikum selanjutnya dapat bekerjasama dengan


baik antara praktikan dengan praktikan maupun praktikan dengan asisten praktikum
dan pada saat penggantian larutan diharapkan tepat waktu, karena penggantian
larutan pada saat menjelang waktu kuliah supaya baik praktikan maupun asisten
tidak terlambat dalam mengikuti perkuliahannya.
DAFTAR REFERENSI

Cezar, Roberto. 2015. Assimilation of Mineral Nutrient, Chapte 15.

Daintith, J. 2008. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Erlangga

Dwidjoseputro, D.1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Fernandez J, Wright JD, Hartline D, Quispe C, Madayiputhiya N, Wilson RA (2012)


Principles of Carbon Catabolite Repression in the Rice Blast Fungus:
Tps1, Nmr1-3, and a MATE–Family Pump Regulate Glucose Metabolism
during Infection. PloS Genet 8:e1002673.

Garbin, M. L, & L. C. Dillenburg. 2008. Effect of different Nitrogen Sources on


Growth, Chlorophyll Concentration, Nitrate Reductase Activity and
Carbon and Nitrogen Distribution on Araucaria angustifolia. Braz. J.
Plant Physiol. Vol.20 (4), pp. 295-303.

Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RL. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: UI
Press.

Hardjoewigeno., S. Ilmu Tanah. Jakarta: Aka Demika Pressindo.

Iqbal, A. 2008. Potensi Kompos dan Pupuk Kandang untuk Produksi Padi Organik di
Tanah Inceptisol. Jurnal Akta Agrosia. Vol.11 (1), pp. 13-18.

Junnica Fitriana, Krispinus Kedati P., dan Lina Herlina. 2008. Aktivitas Enzim Nitrat
Reduktase Kedelai Kultivar Burangrang akibat Variasi Kadar Air Tanah
pada Awal Pengisian Polong. Semarang : FMIPA Universitas Negeri
Semarang

Kumianjani AB.E, Dumanik RI,& A.M Siregar.L. 2015. Pengaruh Pemberian N 2,4-
D Terhadap Pertumbuhan dan Metabolisme Kalus Kedelai Pada Kondisi
Hipoksida Secara Invitro. Jurnal Agroekoteknologi .Vol.4.(1).pp,1673 –
1680.

Lastra, O., L. M. Tapia, B. Razeto, and M. Rojas.2009. Response of Hydroponic


Lettuce Cultivars to Different Treatment of Nitrogen :
Growth and Folliar Nitrate Content. IDESIA. 27 (1) : 85-95.

Lehninger, A., 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaja.


Jakarta: Erlangga

Oesman, R., 2017. Efisiensi Penggunaan PupukAnorganik Akibat Penggunaan Pupuk


Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays
L) di Tanah Ultisol. Jurnal Pertanian Tropik, 4(2), pp. 122-129.

Poedjiadi, A., 1994. Dasar-Dasar Biokimmia. Jakarta: Universtas Indonesia Pers.


Putra, S., J., W., Mustofa, N., & Niniek, W., 2014. Analisis Hubungan Bahan Organik
dengan Tambak Udang Intensif Sistem Semibiotik di BBPBAP Jepara.
Diponegoro Journal of Maquares, 3(3), pp. 121-129.
Rahmawati, D.S., R. Rahmaniah., R. Aviana., dan M. N. Rachmad. 2009. Pemafaatan
Hara Air Laut untuk Memenuhi Kebutuhan Tanaman Sebagai Alternatif
Solusi Kelangkaan Pupuk. Malang: Jurusan Kimia Uni versitas Negeri
Malang.

Ridlo, A., Sri, S., & Endang, S., 2015. Aktivitas Anti Oksidan Fikosianin dari Spirula
Sp. Menggunakan Metode Transfer Elektron dengan DPPH (1,1- difenil-
2-pikrilhidrazil). Jurnal Kelautan Tropis, 18(2), pp. 58-63.

Simanungkalit, R.D.M., D.A. Suryadikarta., R. Saraswati., D. Setyorini., dan W.


Hartatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.

Sirait, J. 2006. Dinamika Nitrogen dan Produksi Rumput Benggala (Panicum


maximum cv Riversdale) Pada Tiga Taraf Naungan dan Pemupukan.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner

Smith, A.M., G. Coupland, L. Dolan, N. Harberd, J. Martin, R. Sablowski, & A.


Amey. 2009. Plant Biology : Metabolisme. Garland Science, 679p.

Stitt, Mark. 1999. Nitrate regulation of metabolism and growth. Current Opinion in
Plant Biotecnology 2:178-186.

Walpole, R.E. 2003. Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyut dan Ilmuwan edisi ke-
4. Bandung: ITB.

Widyastuti Y. E. 1991. Aktivitas Nitrat Reduktase Daun Keempat Varietas Kacang


Tanah (Arachis hypogea L.) dan Hubungannya dengan Kandungan
Protein Biji serta dengan Hasil Skripsi. UGM: Yogyakarta.

Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi Tanaman.Prestasi. Jakarta: Pustaka Publisher.

Anda mungkin juga menyukai