Anda di halaman 1dari 6

Herwanda et al/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 79 - 84

[JDS]
JOURNAL OF SYIAH KUALA
DENTISTRY SOCIETY
Journal Homepage : http://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS/
E-ISSN : 2502-0412

PENGETAHUAN REMAJA USIA 15-17 TAHUN DI SMAN 4 KOTA BANDA


ACEHTERHADAP EFEK SAMPING PEMAKAIAN ALAT ORTODONTI CEKAT


Herwanda1 , Rafinus Arifin1, Lindawati2
1
Staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah Kuala
2
Program Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah Kuala

Abstract
The purpose of orthodontic appliance is now more widely used by teenagers. Most teenagers using
orthodontic tool for lifestyle, without knowing and not considering the main purpose, benefits and risks
of orthodontic treatment. The purpose of thisstudy was to determine the level of knowledge of
teenagers age 15-17 years in SMAN 4 Banda Aceh to the side effects of using fixed orthodontic
appliance. Design of study was descriptive. The number of subjects in this study were 96 people,
subjects retrieved using non-probability sampling and purposive sampling technique. The results of the
study showed 25 subjects (26%) have knowledge in the high category, 68 subjects (70.9 %) have
knowledge in the medium category, and 3 subjects (3.1 %) have knowledge in the low category. The
conclusion in this study is that knowledge of students in SMAN 4 Banda Aceh on the side effects of
fixed orthodontic appliance use are in the medium category.

Keywords : Knowledge, fixed orthodontic, side effect

PENDAHULUAN berkisar antara 11% sampai 93% yang terdiri


dari maloklusi ringan sampai berat.3,5,6 Paling
Minat dan kesadaran untuk menjaga
tinggi adalah sebesar 193%, yang dilakukan
kesehatan gigi dan mulut semakin
oleh Silva pada tahun 2001 di Amerika Latin
meningkat, tidak lagi terbatas pada
dan paling rendah adalah 8,8% yang
penambalan dan pencabutan saja, salah
ditemukan oleh Sridharan di India tahun
satunya adalah perawatan ortodonti.1,2
2011.7,8
Perawatan ortodonti bertujuan untuk
memperbaiki fungsi pengunyahan, estetika, Penggunaan alat ortodonti saat ini telah
mencegah kerusakan jaringan dan banyak digunakan oleh masyarakat luas mulai
mengembalikan fungsi rongga mulut yang dari anak-anak sampai dewasa, tetapi
baik.3,4 Meningkatnya minat perawatan penggunaan alat ortodonti lebih banyak
ortodonti ini disebabkan karena tingginya diminati oleh kalangan remaja.9,10 Menurut
angka prevalensi maloklusi, dimana angka American Dental Association(1999), terdapat
prevalensi maloklusi di seluruh dunia 81,5% pasien remaja yang menggunakan alat
dilaporkan bervariasi jumlahnya yaitu  ortodonti.4WorldHealth Organization (WHO)
mendefinisikan masa remaja sebagai
masapertumbuhan dan perkembangan yang
terjadi setelah masa kanak-kanak dan sebelum
 Corresponding author
Email address : herr_wanda@yahoo.com masa dewasa dimulai.11 Pada masa ini terjadi
79
Herwanda et al/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 79 - 84

perubahan baik fisik, mental maupun BAHAN DAN METODE


psikososial. Perubahan yang terjadi membuat Jenis penelitian ini merupakan
remaja sering merasa tidak puas dengan penelitian deskriptif yaitu suatu metode
penampilan wajahnya karena menurut remaja penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
penampilan wajah adalah hal yang sangat gambaran pengetahuan remaja usia 15-17
penting dari penampilan fisik.12 tahun di SMAN 4 Kota Banda Aceh terhadap
Sebagian besar remaja menginginkan efek samping pemakaian alat ortodonti cekat.
perawatan ortodonti untuk memperbaiki Subjek dalam penelitian ini adalah
estetika dan fungsi rongga mulut yang lebih siswa-siswi usia 15-17 tahun di SMAN 4 Kota
baik.4 Tujuan pemakaian alat ortodonti saat Banda Aceh yang memenuhi kriteria inklusi.
ini telah disalah artikan oleh pengguna Metode pengambilan subjek dalam penelitian
ortodonti, dimana sebagian besar remaja ini adalah nonprobability sampling dengan
lainnya menggunakan alat ortodonti tidak teknik purposive sampling yaitu pengambilan
hanya untuk kepentingan perawatan gigi dan subjekyang didasarkan pada suatu
mulut saja melainkan juga sebagai bagian dari pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
gaya hidup atau fashion semata sehingga akan peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat
menimbulkan efek negatif pada perawatan populasi yang sudah diketahui sebelumnnya.
ortodonti.9,13
Jenis data yang digunakan adalah data
Beberapa efek negatif dari perawatan primer yaitu data yang secara langsung
ortodonti diantaranya dapat terjadi kerusakan diperoleh dari subjek dan diperoleh
email, reaksi pulpa, resorpsi akar, gangguan langsung dari lokasi penelitian dengan
jaringan periodontal, trauma jaringan lunak carapengisian kuisioner yang telah tersedia.
dan juga bisa menyebabkan gangguan pada
sendi temporomandibular.14,15 Hal ini bisa Peneliti mencari dan mengumpulkan
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya subjek penelitian sesuai dengan
ketidakmampuan operator dalam merawat kriteriainklusi, lalu meminta kesediaan subjek
ortodonti, gaya ortodonti yang diberikan untuk mengisi lembar informed consent,
terlalu besar, dan ketidakpedulian pasien setelah subjek menyetujui maka peneliti akan
terhadap oral hygiene.16,17 Oleh karena itu, membagikan kuisioner dan subjek diberikan
penting bagi pasien mengetahui efek samping waktu selama kurang lebih 15 menit untuk
sebelum dilakukan perawatan ortodonti cekat, mengisi kuisioner yang telah dirancang.
karena menurut penelitian Amalia (2009) Setelah selesai, peneliti mengumpulkan
menyebutkan bahwa pengetahuan pasien kuisioner untuk dilakukan analisis data.
tentang efek pemasangan alat ortodonti cekat Analisis data dalam penelitian ini adalah
adalah rendah.18 deskriptif yang bersifat univariat dan melihat
Pasien tidak mengetahui efek samping gambaran pengetahuan remaja usia 15-17
yang ditimbulkan, terutama berkaitan dengan tahun di SMAN 4 Banda Aceh terhadap efek
oral hygiene, dimana oral hygiene yang buruk samping pemakaian alat ortodonti cekat
dapat memperparah resorpsi akar danresorpsi dengan menggunakan StatisticPackage for
tulang sehingga dapat memperlambat Sosial Science (SPSS) 15.0.
perawatan.19 Akibat dari pengetahuan yang
tidak baik akan menyebabkan pasien tidak HASIL
perhatian terhadap efek samping yang bisa
ditimbulkan karena pemakaian alat Penelitian dilakukan di SMAN 4 Kota
ortodonti.16 Banda Aceh bulan Desember 2014. Penelitian
dilakukan mengenai tingkat pengetahuan
Berdasarkan latar belakang diatas, remaja usia 15-17 tahun terhadap efek
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang samping pemakaian alat ortodonti cekat.
pengetahuan remaja usia 15-17 tahun di Subjek penelitian siswa-siswi SMAN 4 Kota
SMAN 4 Kota Banda Aceh terhadap efek Banda Aceh dengan pengambilan subjek
samping pemakaian alat ortodonti cekat. dengan metode non probability sampling
80
Herwanda et al/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 79 - 84

dengan teknik purposive sampling terdiri dari


96 subjek.

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

2. Pengetahuan Remaja Tentang Efek Samping Pemakaian Alat Ortodonti Cekat

Tabel 3 Distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Efek Samping Pemakaian AlatOrtodonti

3. Pengetahuan Remaja Tentang Efek Samping Pemakaian Alat Ortodonti Cekat


Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Efek Samping Pemakaian Alat
Ortodonti Cekat Berdasarkan Jenis Kelamin

81
Herwanda et al/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 79 - 84

4. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Efek Samping Pemakaian Alat Ortodonti


Cekat Berdasarkan Usia

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Efek Samping Pemakaian Alat
Ortodonti Cekat Berdasarkan Usia

.PEMBAHASAN memperlihatkan pengetahuan pasien akan


efek samping pemakaian alat ortodonti
Penelitian ini dilakukan di SMAN 4
berkaitan dengan nyeri dan trauma jaringan
Kota Banda Aceh, jumlah subjek dalam
lunak tergolong sedang, akan tetapi terhadap
penelitian ini sebanyak 96 siswa yang diambil
beberapa efek samping lainnya pengetahuan
menggunakan metode non
pasien tergolong rendah. Kondisi pengetahuan
probabilitysampling dengan teknik purposive
sampling, yaitu pengambilan subjek yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh
banyak faktor, salah satunya adalah
berdasarkankriteria peneliti dan memenuhi
lingkungan. Lingkungan berpengaruh
kriteria inklusi penelitian. Hasil penelitian
terhadap proses masuknya pengetahuan ke
pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 96
dalam individu yang berada dalam
subjek penelitian terdapat 23 orang laki-laki
lingkungan, hal ini terjadi karena adanya
(24%) dan 73 orang perempuan (76%), hal ini
interaksi antar sesama individu dalam suatu
disebabkan karena siswa-siswi yang berada di
lingkungan. Pada penelitian ini, mayoritas
SMAN 4 Kota Banda Aceh didominasi oleh
subjek mengaku pengetahuan yang mereka
perempuan.
dapatkan tentang efek samping pemakaian
Penelitian ini bertujuan untuk alat ortodonti cekat berasal dari teman mereka
mengetahui tingkat pengetahuan remaja usia yang sedang atau pernah menjalani perawatan
15-17 tahun di SMAN 4 Kota Banda Aceh ortodonti cekat dibandingkan dari sumber
terhadap efek samping pemakaian alat pengetahuan lainnya seperti media elektronik
ortodonti cekat. Menurut Bloom dan Skinner dan media cetak. Hal ini menunjukkan bahwa
pengetahuan merupakan kemampuan lingkungan sangat berpengaruh terhadap
seseorang untuk mengungkapkan kembali apa tingkat pengetahuan seseorang.
yang diketahuinya dalam bentuk bukti
Pada tabel .4 pengetahuan perempuan
jawaban baik lisan ataupun tulisan, ungkapan
lebih tinggi dibandingkan laki-laki, hal ini
tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu
sejalan dengan penelitian Sharda dkk (2010)
stimulasi yang berupa pertanyaan lisan atau
yang menyatakan bahwa secara umum
tulisan. Penelitian ini menggunakan kuisioner
mahasiswa perempuan menunjukkan
untuk mengukur pengetahuan subjek yang
pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap
akan dikembalikan dalam bentuk jawaban
kesehatan mulut yang lebih baik dibandingkan
tertulis. Hasil penelitian pada tabel 5.3
mahasiswa laki-laki. Hal ini dikarenakan
menunjukkan bahwa sebagian besar subjek
perempuan lebih memperdulikan faktor
penelitian memiliki pengetahuan dalam
estetika wajah dan juga sangat peduli pada
kategori sedang yaitu sebanyak 68 orang
tubuh dan penampilan mereka. Selain itu pada
(70,9%), subjek dengan pengetahuan tinggi
penelitian lainnya didapatkan juga bahwa
sebanyak 25 orang (26%), sedangkan subjek
persentase siswa mengunjungi dokter gigi
dengan pengetahuan rendah sebanyak 3 orang
lebih tinggi pada perempuan daripada laki-
(3,1%). Hasil penelitian ini hampir sejalan
laki
dengan penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Amalia (2009) di Jakarta Tabel 5 menunjukkan bahwa subjek
82
Herwanda et al/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 79 - 84

yang berusia 15 tahun memiliki pengetahuan DAFTAR PUSTAKA


tinggi sebanyak 9 orang (22%), 1. Naveen K, Ashkor, Rameshn,
berpengetahuan sedang 30 orang (73,1%), dan Ravishnkar.Prevalence of malocclusion
berpengetahuan rendah 2 orang (4,9%). andorthodontic treatment need among 12-
Subjek yang berusia 16 tahun memiliki 15 years old school children in Davangere,
pengetahuan tinggi sebanyak 10 orang (25%), Karnataka, India. POD Journal 2010;
berpengetahuan sedang sebanyak 29 orang 30(1): 181-182.
(72,5%), dan yang berpengetahuan rendah
hanya 1 orang (2,5%). Subjek berusia 17 2. Andi WG. Prevalensi Maloklusi Pada
tahun memiliki pengetahuan tinggi sebanyak Remaja Usia 12-14 Tahun PadaSekolah
6 orang (40%), yang berpengetahuan sedang Menengah Pertama Di Jakarta. Jakarta:
sebanyak 9 orang (60%) dan tidak ada yang Universitas Indonesia. Thesis. 1999
berpengetahuan buruk. Berdasarkan teori usia 3. Basanta KS, Rajiv Y, Prem B. Prevalence
merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat of malocclusion among high school
pengetahuan seseorang, semakin bertambah students in Kathmandu Valley. Orth J of
usia seseorang akan mempengaruhi daya Nepal 2012; 2(1): 1-4.
tangkap dan pola pikir orang tersebut terhadap
suatu hal sehingga pengetahuan yang 4. Jeremy J, Chung HK. Advances in
diperoleh semakin tinggi pula. Pada penelitian Orthodontic Treatment. ADA CERP.
ini, faktor umur tidak terlalu berpengaruh 2007. p. 2
terhadap tingkat pengetahuan, dimana tabel 5 5. Ozgur S, Hakan K. Malocclusion and
menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat crowding in an orthodontically referred
pengetahuan yang terlalu jauh, dimana tingkat Turkish population. Angle Orthod 2004;
pengetahuan dari masing-masing tingkatan 74(5): 635.
umur ini masih dalam kategori hampir sama.
Hal ini kemungkinan dikarenakan perbedaan 6. Oshagh, Ghaderi, Pakshir, Baghmollai.
umur yang tidak terlalu jauh, yakni hanya 1 Prevalence of malocclusions in school-age
tahun dan masih dalam satu fase yang disebut children attending the orthodontics
remaja pertengahan, sehingga tingkat department of Shiraz University Of
pengetahuan masing-masing kategori umur Medical Sciences.EMH Journal 2010;
masih relatif sama. 16(12): 1246.

Selama pelaksanaan penelitian ini 7. Silva RG, Kang DS. Prevalence of


terdapat beberapa hambatan diantaranya yaitu malocclusion among Latino adolescent.
keterbatasan waktu yang diperoleh dari pihak Am J Orthod Dentofacial Orthop 2001;
sekolah sehingga subjek dalam penelitian ini 3(119): 313-315
harus terburu-buru dan kurang teliti dalam 8. Sridharan K, Udupa V, Srinivas H, Kumar
mengisi lembar kuisioner yang diberikan, S, Sandbhor S. Prevalence of class II
selain itu ada beberapa pertanyaan dalam malocclusion in Tumkur population. J of
kuisioner yang tidak dipahami oleh subjek, Dent Sciences and Research 2011;2(2):1-5
sekalipun peneliti telah melakukan uji
9. Mantiri S, Vonny N, Anindita S. Status
validitas dan reliabilitas. Kenyataannya
kebersihan mulut dan status karies gigi
selama penelitian berlangsung, peneliti
mahasiswa pengguna alat ortodonti cekat.
seringkali harus memberikan penjelasan
J e-GiGi 2013:vol 1:1-7
mengenai pertanyaan tersebut.
10. Hansu C, Anindita PS, Mariati NW.
Kebutuhan perawatan ortodonsi
KESIMPULAN
berdasarkan index of orthodontic
Tingkat pengetahuan remaja usia 15-17 treatment need di SMP Katolik theodorus
tahun di SMAN 4 Kota Banda Aceh terhadap kotamobagu. J e-GiGi 2013:vol 1:99-104
efek samping pemakaian alat ortodonti cekat
11. WHO, Adolescent Health. WHO.
adalah sedang (70,8%).
Accessed December 5, 2013.

83
Herwanda et al/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 79 - 84

http://www.who.int/topics/adolescent_heal
th/en/
12. Dewi O. Analisis hubungan maloklusi
dengan kualitas hidup pada remajaSMU
kota Medan tahun 2007. Medan: Fakultas
Kedokteran Gigi UniversitasSumatera
Utara. Thesis. 2007
13. Bidari AR, Legowo M. Makna behel bagi
mahasiswa di Surabaya. Program Studi S1
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Surabaya. E-jurnal
unesa 2013; 3(1)
14. H. Travess, D Roberts-Harry, J. Sandy.
Risks In Orthodontic Treatment. BrDent J
2004; 196(2): 71-76
15. Cristiana TP, Icaterina I, Elena P. Risks
and Complications Associated
withOrthodontic Treatment in
Orthodontics. In Burzgui : Basic Aspects
andClinical Considerations. Rijeka:
Intech. 2012. p. 403
16. Noman N, Sarah A, Ulfat B, Atta U.
Effect of orthodontic treatment on
periodontal health. Pakistan Oral & Dent
Jornal 2011; 31 (1): 111-4
17. Alves ACA. The impact of orthodontic
treatment on periodontal support loss.
Dental Press J Orthod 2012; 17 (1): 18-20
18. Amalia M. Pengetahuan pasien akan efek
samping perawatan ortodonti diRSGMP-
FKG UI. Jakarta: Universitas Indonesia.
Tesis. 2009

84

Anda mungkin juga menyukai