LAPORAN PENDAHULUAN Sol
LAPORAN PENDAHULUAN Sol
4. Klasifikasi
1. Glioma
2.3. Merkaptopurin
Alkaloid Nabati (Alkaloid Vinka)
Cara kerja : berikatan dengan tubulin (komponen protein
mikrotubulus), mitosis terhenti yang merupakan bagian penting
dari micotic spindle dalam metafase. Yang termasuk golongan
alkaloid nabati adalah :
3.1. Vinkristin
3.2. Vinblastin
Antibiotika
4.1. daunorubisin dan Doksorubisin (Adriamisin )
Cara kerja :
a. Interkalasi dengan DNA -rantai DNA putus
b. Bereaksi dengan sitokrom p450 reduktase - reaksi
dengan O2 - menghasilkan radikal bebas -sel hancur
Cara kerja :
a. Interkalasi antara guanin dan sitosin pada 2 rantai DNA
(double stranded DNA)
b. Menghambat sintesis RNA yang dependen terhadap
DNA (terutama ribosomal DNA)
4.3. Bleomisin
Cara kerja : Membentuk kompleks dengan Fe - berikatan
dengan DNA - terbentuk radikal bebas - rantai DNA putus
(single and double stranded) dan sintesis DNA terhambat.
f. Herniasi unkal
Idiopatik
Tumor otak
- Nervus I (Olfaktorius)
Pada klien tumor intracranial yang tidak mengompresi
saraf ini tidak ada kelainan pada fungsi penciuman
- Nervus II (Optikus)
Gangguan lapang pandang disebabkan lesi pada bagian
tertentu dari lintasan visual.
1. Pengkajian reflek
Pemeriksaan reflek terdiri atas :
Pemeriksaan Profunda
Pengetukan pada tendon, ligamentum atau
periosterum derajat refleks pada respon normal.
Pemeriksaan Refleks Patologis.
Pada fase akut reflek fisiologis sis yang lumpuh
akan menghilang.setelah bebarapa hari reflek
fisiologis akan muncul kembali didahului oleh
reflek patologis.
2. Pemeriksaan Reflek Patologis
Babinsky
Telapak kaki digores dari tumit menyusur bagian
lateral menuju pangkal ibu jari, timbul dorso fleksi
ibu jari dan pemekaran jari-jari lainnya.
Chadock
Tanda babinsky akan timbul dengan menggores
punggung kaki dari arah lateral ke depan.
Openheim
Mengurut tibia dengan ibu jari, jario telunjuk, jari
tengah dari lutut menyusur kebawah (+ = babinsky)
Gordon
Otot gastroknemius ditekan (+ sama dengan
Babinski)
Scahaefer
Tanda babinski timbul dengan memijit tendon
Achiles
Rosollimo
Mengetok bagian basis telapak jari kaki (+) fleksi
jari-jari kaki
Mendel Rechterew
Mengetok bagian dorsal basis jari kaki. (+) fleksi
jari kaki
Hoffman –Trommer
Positif timbul gerakan mencengkram pada petikan
kuku jari telunjuk atau jari tengah (Budi H, 2010)
3. Reflek fisiologis
Terdapat perubahan pada reflek tendon : hiporefleksia atau
hiperefleksia.
Cara menilai reflex fisiologis :
Evaluasi respon klien dengan menggunakan skala 0-4
0 = tidak ada respon
1 = Berkurang
2 = Normal
3 = Hiperreflek
4 = Hiperreflek
Minta klien untuk rileks, menarik nafas panjang
sebelum memulai pemeriksaan
4. Refleks Biceps
Minta klien duduk dengan rileks dan meletakkan kedua
lengan di atas paha
Dukung lengan bagian bawah klien dengan tangan non
dominan
Letakkan ibu jari lengan non dominan di atas tendon
bicep
Pukulkan refleks Hammer ibu jari pemeriksa
Observasi kontraksi otot bicep (fleksi siku)
5. Refleks triceps
Dukung siku klien dengan tangan non dominan
Pukulkan reflex hammer pada prosesus olecranon
Observasi kontraksi otot tricep (ekstensi siku)
6. Reflek Patella
Minta klien duduk dengan kaki fleksi
Palpasi lokasi patella
Ketuk refluks patella dengan reflek hammer
Observasi ekstensi tungkai bawah dan kontraksi otot
quadrisep
7. Refleks brachioradialis
Minta klien duduk dan meletakkan tangan di atas paha
dengan posisi pronasi
Pukulkan reflex hammer di atas tendon (kira-kira 2-3
inci dari pergelangan tangan)
Observasi fleksi dan supinasi telapak tangan (Hendri
Budi, 2010).
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektroensefalogram (EEG)
Kanker otak, tumor intracranial, Space Occupying Lesion (SOL)
maupun oklusio vascular, infeksi, dan trauma mengakibatkan kerusakan
barier darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.
(Arif Muttaqin, 2008)
Elektroensefalogram (EEG) mendeteksi gelombang otak abnormal
pada daerah yang ditempati lesi dan dapat memungkinkan untuk
mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang
b. Ekoensefalogram
Ekoensefalogram memberi informasi mengenai pergeseran
kandungan intra serebral
c. Foto rontgen polos
Foto rontgen polos tengkorak dan medulla spinalis sering
digunakan untuk mengidentifikasi adanya fraktur, dislokasi, dan
abnormalitas tulang lainnya, terutama dalam penatalaksanaan trauma
akut. Selain itu, foto rontgen polos mungkin menjadi diagnostik bila
kelenjar pineal yang mengalami penyimpangan letak terlihat pada hasil
foto rontgen, yang merupakan petunjuk dini tentang adanya SOL (space
occupying lesion).
d. MRI
Pemindaian MRI membarikan gambaran grafik dari struktur
tulang, cairan, dan jaringan lunak. MRI ini memberikan gambaran yang
lebih jelas tentang detail anatomi dan dapat membantu seseorang
mendiagnosis tumor kecil, ganas, atau sindrom infrak dini.
e. CT Scan
CT Scan merupakan alat diagnostik yang penting dalam evaluasi
pasen yang diduga menderita Space Occupying Lesion (SOL). Sensitifitas
CT Scan untuk mendeteksi lesi yang berpenampang kurang dari 1 cm dan
terletak pada basis kranil. Gambaran CT Scan pada Space Occupying
Lesion (SOL), umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa yang
mendorong struktur otak disekitarnya. Biasanya SOL dikelilingi jaringan
udem yang terlihat jelas karena densitasnya lebih rendah. Adanya
kalsifikasi, perdarahan atau invasi mudah dibedakan dengan jaringan
sekitarnya karena sifatnya yang hiperdens. Beberapa jenis SOL akan
terlihat lebih nyata bila pada waktu pemeriksaan CT Scan disertai dengan
pemberian zat kontras
f. Angiografi serebral
Angiografi memberi gambaran pembuluh darah serebral dan letak
tumor. Kebanyakan angiografi serebral dilakukan dengan memasukkan
kateter melalui arteri femoralis di antara sela paha dan masuk menuju
pembuluh darah bagian atas. Prosedur ini juga dikerjakan dengan tusukan
langsung pada arteri karotis atau arteri vertebral atau dengan suntikan
mundur ke dalam arteri brakialis dengan zat kontras. (Arif Muttaqin, 2008)
g. Radiogram
Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur,
penebalan dan klasifikasi, posisi kelenjar pineal yang mengapur, dan posisi
selatursika (Arif Muttaqin, 2008).
h. Sidik otak radioaktif
Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat
radioaktif. Space Occupying Lesion (SOL) mengakibatkan kerusakan
sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif
(Arif Muttaqin, 2008)