Anda di halaman 1dari 9

MEDIA PENDIDIKAN SAINS FISIKA DIK B 2015

TUGAS RUTIN

“KONSEP DASAR MEDIA PEMBELAJARAN”

OLEH :
KELOMPOK : V (LIMA)

DINDA MELANI : 4151121018


EKA PUSPITA SARI : 4151121021
FERNANDUS HASIANDO : 4153121021
HADIJAH RAMALIA : 4151121025
HERDA NAINGGOLAN : 4153121022
JAMILAH DAULAY : 4151121030

DOSEN PENGAMPU: DR. BETTY MARISI TURNIP, M.PD


SABANI, S.PD, M.PD

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
A. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Arief S. Sadiman (2003: 6),
pengertian media adalah perantara atau penghantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Menurut Azhar Arsyad (2003: 3) mengutip dari pendapat Gertach dan Ely, bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia atau materi maupun kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan,
atau sikap.

Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media ada dua bagian, yaitu arti sempit dan
arti luas. Dalam arti sempit, bahwa media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik dan
elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi.
Dalam arti luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga
memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap baru.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Media adalah sesuatu yang dapat diindra yang
berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar).

B. Pengertian Belajar

Definisi belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti
(Sadiman, dkk, 1996: 2). Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan,
keterampilan, dan sikap (Gredler, 1994: 1). Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif
permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau
kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu
mengkomunikasikannya kepada orang lain (Pidarta, 2000: 197). Dengan demikian belajar
menuntut adanya perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang
karena pengalaman (Mayer, 1982: 1040 dalam Seels & Richey, 2000: 13). Dalam kegiatan
pembelajaran tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan
prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat (Dimyati & Mudjiono, 2002:
41-42).

Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Tiap orang mempunyai ciri yang unik
untuk belajar. Hal itu terutama disebabkan oleh efisiensi mekanisme penerimaannya dan
kemampuan tanggapannya. Seorang pelajar yang normal akan dapat memperoleh pengertian
dengan cara mengolah rangsangan dari luar, yang ditanggapi oleh indranya, baik indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa maupun peraba. Semakin baik tanggapan
seseorang tentang sesuatu objek, orang, peristiwa atau hubungan, semakin baik pula hal
tersebut dapat dimengerti dan diingat (Miarso, 1984: 111).

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “menyampaikan pikiran, dengan


demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara
bermakna melalui pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik
(Sadiman, dkk., 1986: 7). Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional)
adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara
positif tertentu dalam kondisi tertentu (Miarso, 2004: 528).

C. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah perantara atau perantara pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan
Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Comunication Technology/AECT) di
Amerika misalnya, membatasi media pembelajaran sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Menurut Gagne (Arief S. Sadiman
dkk., 2003: 6) media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu pendapat dari Briggs (Arief S.
Sadiman dkk., 2003: 6) media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya: Buku, film, kaset, film bingkai.

Dari uraian di atas dapat dirangkum bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.

D. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran dikenal beberapa jenis media. Penggunaan media


pembelajaran ditentukan oleh fungsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
tersedianya bahan untuk mengelola media.
Berdasarkan hal ini klasifikasi media pembelajaran dapat dikategorikan menurut jenis-
jenisnya:

1. Berdasarkan indra yang digunakan:

a. Media audio.

b. Media visual.

c. Media audio visual.

2. Berdasarkan jenis pesan yaitu:

a. Media cetak.

b. Media non cetak.

c. Media grafis.

d. Media non grafis.

3. Berdasarkan sasarannya yaitu:

a. Media jangkauan terbatas (tape).

b. Media jangkauan yang luas (radio, pers).

4. Berdasarkan penggunaan tenaga listrik (elektronik) yaitu:

a. Media elektronik.

b. Media non elektronika.

5. Media asli dan tiruan, yaitu berupa spesimen, meliputi:

a. Spesimen makhluk hidup yang masih hidup.

b. Spesimen makhluk yang sudah mati.

c. Spesimen dari bendaa tidak hidup.

d. Benda asli yang bukan makhluk hidup.


e. Model (tiruan benda-benda) yaitu bentuk tiruan dari suatu benda asli yang karena
sesuatu sebab tidak dapat ditunjukkan aslinya.

6. Media grafis, adalah semua media yang mengandung grafis (tulisan/ gambar).

Jenis-jenis media grafis antara lain:

a. Media bagan.

b. Media grafik (grafik diagram).

c. Media poster.

d. Karikatur.

e. Media gambar.

f. Media komik.

g. Media gambar bersambung/ gambar seri (vitatoom).

7. Media bentuk papan, adalah media yang menggunakan benda berupa sebagai sarana
komunikasi yang dapat dibedakan menjadi:

a. Media papan tulis (black/ white board).

b. Media papan tempel/ pengumuman (information board).

c. Media papan flanel (flanel board, left board, visual board).

d. Media papan/ pameran/ visual (display board).

e. Media papan magnet.

f. Media papan demonstrasi (demonstration board).

g. Media papan paku (spika board).

8. Media yang dapat didengar, yaitu media sebagai alat komunikasi dengan melalui
pendengaran. Misalnya: kaset audio, radio.

9. Media pandang dengar, yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar untuk
memperjelas gambar yang dapat dilihat. Misalnya: slide audio, televisi.
10. Media bahan-bahan cetak (printed materials media), yaitu bahan cetak dari bahan
pembelajaran. Misalnya: buku, pamflet, majalah, koran, dan sebagainya.

E. Fungsi Media dalam Pembelajaran

Proses mengajar pada hakekatnya adalah sebuah proses komunikasi, yaitu


penyampaian dari sumber pesan ke penerima (Arif S. Sadiman dkk., 2003:11). Pesan berupa
isi/ajaran yang dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan
tulisan) maupun non verbal atau visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol
komunikasi itu disebut encording. Selanjutnya penerima pesan menafsirkan simbol-simbol
komunikasi tesebut sehingga diperoleh pesan. Proses penafsiran simbol-simbol komunikasi
yang mengandung pesan-pesan tersebut disebut decording (Arif S. Sadiman dkk., 2003:9).

Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut ada kalanya berhasil, namun ada


kalanya tidak. Penafsiran yang gagal atau kurang berhasil berarti kegagalan/ketidakberhasilan
dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamatinya. Untuk data mengetahui
tentang fungsi media dapat dilihat dalam gambar 1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale yang
secara jelas memberi penekanan terhadap pentingnya media dalam pendidikan.

Demikianlah, kita lihat dari uraian di muka sudah selayaknya media tidak lagi hanya
kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai alat
penyalur pesan dari pemberi pesan (guru, penulis buku, dan sebagainya) ke penerima pesan
(siswa/pelajar). Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang
lebih penting lagi dapat pula digunakan oleh siswa. Oleh karena itu sebagai penyaji dan
penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru menyampaikan informasi
secara lebih teliti, jelas dan menarik.

Secara umum menurut Arif S. Sadiman dkk. (2003: 16) media pembelajaran mempunyai
kegunaan- kegunaan sebagai berikut:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-
kata tertulis atau lisan belaka )

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:

a) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film atau model.

b) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, atau gambar.
c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau
high speed photo graphy.

3) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk menimbulkan kegairahan
belajar:

(1) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan,

(2) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan


minatnya.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum dan meteri pendidikan ditentukan sama untuk setiap
siswa, maka guru akan mengalami banyak kesulitan bila mana semuanya itu harus diatasi
sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda.

Sedangkan menurut pendapat John M. Lannon (John D. Latuheru, 1988:22) mengkhususkan


manfaat media pendidikan sebagai berikut:

1) Media pembelajaran berguna untuk menarik siswa terhadap materi pengajaran yang
disajikan.

2) Media pembelajaran berguna dalam hal meningkatkan pengertian anak didik terhadap
materi pengajaran yang disajikan.

3) Media pembelajaran mampu memberikan penyajian data yang kuat dan terpercaya tentang
suatu hal atau kejadian.

4) Media pembelajaran berguna untuk menguatkan suatu informasi

5) Dengan menggunakan media pembelajaran memudahkan hal pengumpulan dan


pengolahan data.

F. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran memerlukan perencanaan yang baik. Namun,
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam
kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan tertentu yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya:

1. Merasa sudah akrab dengan media itu.

2. Merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada
dirinya sendiri.

3. Media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada
penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi.

4. Bermaksud mendemonstrasikan media tersebut.

5. Ingin memberi penjelasan dan gambaran yang lebih konkrit.

Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

1. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas, dan
peralatan yang telah tersedia, sumber-sumber yang tersedia.

2. Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pelajaran beragam dari sisi tugas yang
ingin dilakukan siswa. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-
beda, dan dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula.

3. Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal.

4. Tingkat kesenangan dan keefektivan biaya.

5. Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula:

a. Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual dan atau audio).

b. Kemampuan mengakomodasikan respons siswa yang tepat (tertulis, audio, dan atau
kegiatan fisik).

c. Kemampuan mengakomodasikan umpan balik.

d. Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan
untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama).
6. Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil
menggunakan media yang beragam. Dengan penggunaan media yang beragam, siswa
memiliki kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang paling
efektif sesuai dengan kebutuhan belajar mereka secara perorangan.

KESIMPULAN

Dalam kegiatan pembelajaran,terdapat proses belajar mengajar yang pada dasarnya


merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut,guru bertindak sebagai
komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan pendidikan (message)
kepada penerima pesan (communican) yaitu peserta didik. Agar pesan-pesan pendidikan yang
disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak,maka dalam proses komunikasi
pendidikan tersebut diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut media
pendidikan/pembelajaran. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi,
guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa(komunikan), dan tujuan
pembelajaran.

REFERENSI

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/1975123
02001121-CEPI_RIYANA/08_Media_Pembelajaran.pdf (di akses 08 Februari 2018)

http://www.academia.edu/8221193/KONSEP_DASAR_MEDIA_PEMBELAJARAN (di
akses 07 Februari 2018)

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Anda mungkin juga menyukai