Kegunaan PKL
1. Bagi Instansi
a. Menjadi sarana kerja sama yang baik antara Instansi dengan pihak Fakultas
b. Instansi dapat melihat tenaga kerja yang potensial di kalangan mahasiswa sehingga
b. Memberi bekal bagi mahasiswa PKL dengan suatu proses pendidikan keahlian
profesional yang terpadu secara sistematik antara program pendidikan saat kuliah
3. Bagi Fakultas
a. Mewujudkan kerjasama yang baik antara pihak fakultas dengan instansi tempat
mahasiswa PKL.
mahasiswa PKL guna perbaikan kurikulum yang menunjang mata kuliah yang
terkait.
D. Tempat PKL
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu terletak di Jalan Songgoriti No. 24
kota Batu Jawa Timur. Lokasi Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) kota Batu sangat
strategis, yaitu berada di pusat ternak sapi perah kota Batu (Batu, Ngantang, Pujon, Bumiaji,
Dau dan sekitarnya), daerah wisata alam (wanawisata, wisata panorama alam, agrowisata,
sentra pertanian khususnya hortikultura), serta wisata wahana permainan. Secara topografi,
lokasi BBPP Batu terhampar di kaki bukit Gunung Banyak dengan ketinggian tempat 900
Meter dari permukaan laut. Ditinjau dari kondisi suhu udara, kawasan BBPP Batu memiliki
suhu udara yang sejuk antara 18°C-24°C. Lokasi BBPP Batu dikelilingi oleh Gunung
Panderman, Arjuno, Welirang, Anjasmoro, dan Kawi, BBPP Batu. Akses menuju lokasi
BBPP Batu juga sangat mudah dijangkau karena hanya berjarak sekitar ± 35 Km dari
Surabaya. Peta lokasi Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Peta Lokasi Balai Besar Pelatihan Peternakan
E. Jadwal Waktu PKL
PKL ini dilaksanakan selama 21 hari mulai pada tanggal 12 Februari - 04 Maret 2018.
Praktek kerja dilaksanakan setiap hari Senin - Jumat mulai dari pukul 08.00 – 16.00 WIB.
A. Daging Ayam broiler Daging ayam broiler banyak diminati masyarakat disebabkan oleh teksturnya
yang elastis, artinya jika ditekan dengan jari, daging dengan cepat akan kembali seperti semula. Jika
ditekan daging tidak terlalu lembek dan tidak berair. Warna daging ayam segar adalah kekuning-
kuningan dengan aroma khas daging ayam broliler tidak amis tidak berlendir dan tidak menimbulkan
bau busuk (Kasih et al. 2012).
Menurut Kasih et al. (2012), saat ini masyarakat Indonesia lebih banyak mengenal daging
ayam broiler sebagai daging ayam potong yang biasa dikonsumsi karena kelebihan yang dimiliki
seperti kandungan atau nilai gizi yang tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi dalam
tubuh, mudah di peroleh, dagingnya yang lebih tebal, serta memiliki tekstur yang lebih lembut
dibandingkan dengan daging ayam kampung dan mudah didapatkan di pasaran maupun
supermarket dengan harga yang terjangkau. Namun selain kelebihan, daging ayam broiler,
mempunyai kelemahan.
Kandungan gizi daging ayam broiler yang cukup tinggi menjadi tempat yang baik untuk
perkembangan mikroorganisme pembusuk yang akan menurunkan kualitas daging sehingga
berdampak pada daging menjadi mudah rusak.
9 Soeparno (2005) semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk
dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang mengkonsumsi atau memakannya.
Organ-organ seperti hati, ginjal, otak, limpa, pankreas, dan jaringan otot lainnya termasuk dalam
definisi daging.
Ciri – ciri daging broiler yang baik menurut (SNI 01 -4258-2010), antara lain adalah sebagai berikut.
a) Warna putih kekuningan cerah (tidak gelap, tidak pucat, tidak kebiruan, tidak terlalu merah).
b) Warna kulit ayam putih kekuningan, cerah, mengkilat dan bersih. Bila disentuh, daging terasa
lembab dan tidak lengket (tidak kering).
c) Bau spesifik daging (tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis, tidak berbau busuk).
d) Konsistensi otot dada dan paha kenyal, elastis (tidak lembek). Bagian dalam karkas dan serabut
otot berwarna putih agak pucat, pembuluh darah dan sayap kosong (tidak ada sisa – sisa darah).
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berbagai produk olahan daing antara lain bakso, nugget, dendeng, sosis, abon dan lain-lain. Produk
olahan susu antara lain ice cream, yogurt, keju, susu skim dan lain-lain. Untuk produk olahan telur
antara lain telur asin, telur pindang, egg nog, tepung telur dan lain-lain. Bahan pangan hewani
memiliki karakteristik yang membedakan dengan bahan pangan nabati. Bahan pangan hewani
memiliki daya simpan yang jauh lebih pendek daripada bahan pangan nabati bila dalam keadaan
segar (kecuali telur). Pendeknya daya simpan ini terkait dengan struktur jaringan hasil hewani
dimana bahan pangan hewani tidak memiliki jaringan pelindung yang kuat dan kokoh
sebagaimana pada hasil tanaman. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga
mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. Karakteristik masing-masing bahan pangan
hewani sangat spesifik sehingga tidak bisa digeneralisasi. Sifat pada daging sangatlah berbeda
dengan sifat telur. Nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari
daging giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi dan dilapisi dengan tepung
berbumbu (battered dan braded). Nugget dikonsumsi setelah proses penggorengan rendam
(deep fat frying). Nugget dibuat dari daging giling yang diberi bumbu, dicampur bahan pengikat,
kemudian dicetak membentuk tertentu, dikukus, dipotong dan dilumuri perekat tepung (batter)
dan diselimuti tepung roti (breading). Nugget digoreng setengah matang dan dibekukan untuk
mempertahankan mutunya selama penyimpanan .
Nugget merupakan salah satu bentuk produk makanan beku siap saji, yaitu produk yang telah
mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian dibekukan. Produk beku
siap saji ini hanya memerlukan waktu penggorengan selama 1 menit pada suhu 150º C. Tekstur
nugget tergantung dari bahan asalnya.
Nugget merupakan suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari daging giling yang dicetak
dalam bentuk potongan empat persegi. Potongan ini kemudian dilapisi tepung berbumbu
(battered dan breaded). Nugget dikonsumsi setelah proses penggorengan rendam (deep frying).
Produk nugget dapat dibuat dari daging sapi, ayam, ikan dan lain-lain, tetapi yang populer di
masyarakat adalah nugget ayam. Bahan baku daging untuk nugget, dapat menggunakan bagian
daging dari karkas. Jenis daging ini bernilai ekonomis rendah (misalnya karena cacat, bukan
karena telah rusak atau tidak segar) jika dijual dalam bentuk utuh. Dengan dibuat ke dalam
bentuk nugget maka nilai ekonomisnya menjadi jauh lebih tinggi.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan nugget dan mengetahui
cita rasa, bau dan aroma dengan perbedan nugget tepung terigu dan kanji.
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan
nugget dan mengetahui cita rasa, bau dan aroma dengan perbedan nugget tepung terigu dan
kanji.
D. Diagram Alir
Daging ayam
Dibersihkan / di potong
Digiling I
Ditambahkan es
Digiling II
Adonan nugget I
Tambahkan tepung kanji 10% dari berat daging
Adonan nugget II
Pendinginan
Mencetak dan memasukan adonan kedalam frizer
Mengukus adonan hingga matang dengan suhu 60⁰ C selama 15 menit
Chiken ngget
Adonan yang telah di kukus dan telah dingin di goreng
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah cara pembuatan nugget, harus
kita memperhatikan kualitas bahan utamanya seperti daging ayam tanpa tulang dan bumbu-
bumbunya. Selain itu komposisi adonannya pun harus tepat dan seimbang agar produk nugget
yang dihasilkan dapat memiliki rasa, tekstur, warna dan nilai gizi yang tepat dan sesuai dengan
selera.
B. Saran
Saran yang saya ingin sampaikan pada praktikum kali iini adalah, agar pada praktikum selanjutnya
yang dilakukan harus lebih berpariasi lagi agar tidak terkesan monoton.
DAFTAR PUSTAKA
Amertaningtyas, 2003. Peran Bawang Putih (Allium sativum) dalam Meningkatkan Kualitas Daging
Ayam Pedaging. Bagian Ilmu Kedokteran Dasar Veteriner , Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Airlangga. Surabaya
Marsudi,Artikel Pembuatan Chicken Nugget. http://www.stpp-
bogor.ac.id/html/index.php?id=artikel&kode=36 diakses pada tanggal 11 November 2012
Hidajati, Nove. 2005. Peran Bawang Putih (Allium sativum) dalam Meningkatkan Kualitas Daging
Ayam Pedaging. Bagian Ilmu Kedokteran Dasar Veteriner , Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Airlangga. Surabaya
Sugitha, 1995 Perubahan Sifat Fisik Daging Ayam Broiler Post Mortem Selama Penyimpanan
Temperatur Ruang. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Sumedang
Sutaryo dkk. 2006. Kadar Kolesterol, Keempukan dan Tingkat Kesukaan Chicken Nugget Dari
Berbagai Bagian Karkas Broiler.Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan,
Universitas Diponegoro, Kampus Baru UNDIP Tembalang Semarang