OLEH :
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah berjudul pengaruh fortifikasi
vitamin a pada minyak goreng curah terhadap tingkat kesukaan konsumen pada
makanan gorengan. Makalah ini merupakan persyaratan untuk mencapai standar
kelulusan mata kuliah Formulasi dan Fortifikasi Gizi. Dalam penyusunan tugas
ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan dosen, sehingga kendala-kendala penulis dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami mohon masukan demi perbaikan pembuatan makalah
kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Tabel 1. Perbandingan Hasil Penilaiain Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap
Warna Makanan Gorengan ................................................................... 4
Tabel 2. Hasil Uji Statistik T-test Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Warna
Makanan Gorengan ............................................................................... 4
Tabel 3. Perbandingan Hasil Penilaiain Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap
Aroma Makanan Gorengan ................................................................... 5
Tabel 4. Hasil Uji Statistik T-test Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Aroma
Makanan Gorengan ............................................................................... 5
Tabel 5. Perbandingan Hasil Penilaiain Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap
Tekstur Makanan Gorengan .................................................................. 6
Tabel 6. Hasil Uji Statistik T-test Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Tekstur
Makanan Gorengan ............................................................................... 6
Tabel 7. Perbandingan Hasil Penilaiain Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap
Rasa Makanan Gorengan ...................................................................... 7
Tabel 8. Hasil Uji Statistik T-test Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Rasa
Makanan Gorengan ............................................................................... 7
ABSTRAK
Oleh:
Nadimin, Abdullah Tamrin
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
Kekurangan Vitamin A (KVA) sampai saat ini masih menjadi masalah yang
serius di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Di Indonesia, sekitar
50% anak menderita defesiensi vitamin A subklinis (Kemenkes RI). Hasil studi
masalah gizi mikro di Indonesia tahun 2006 menemukan masalah KVA subklinis
(serum vitamin A <20 ug/dl) sebanyak 17,1%. Kekurangan Vitamin A (KVA)
terjadi akibat kurangnya konsumsi makanan sumber vitamin A (penyebab primer)
atau adanya gangguan pencernaan dan penyerapan vitamin A akibat tubuh
menderita suatu penyakit.
Fortifikasi memiliki efektifitas untuk jangka menengah dan panjang, dapat
menjangkau semua segmen dari populasi sasaran, sunstainability lebih tinggi,
tidak memerlukan kerjasama yang intensif dan kerelaan pribadi masing-masing
individu dan biaya relatif murah. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
vitamin A adalah larut lemak yang dapat didistribusikan dalam minyak. Fortifikasi
vitamin A pada minyak kelapa sawit mempunyai stabilitas yang baik. Fortifikasi
minyak kelapa sawit mempuyai bio avabilitas yang tinggi karena suasana lemak.
Minyak kelapa sawit fortifikasi vitamin A tidak hanya mengandung vitamin A,
juga menyediakan lemak, yang sering dalam stok sedikit dan mempengaruhi
keberhasilan penyerapan vitamin A mudah mengalami oksidasi dan tidak tahan
terhadap pemanasan pada suhu yang tingi.
Penambahan zat gizi tertentu (seperti vitamin A) ke dalam suatu bahan
pangan tertentu guna meningkatkan atau memperkaya zat gizi bahan tersebut.
penambahan bahan tertentu ke dalam suatu produk pangan dapat menyebabkan
perubahan fisik dan kimia suatu produk dan akan mempengaruhi daya terima
masayarakat. Produk pangan yang telah difortifikasi dalam hal ini adalah minyak
goreng curah harus dapat diterima dan dimanfaatkan oleh konsumen sesuai
dengan tujuan penggunaannya dan memiliki stabilitas tinggi atau tidak mudah
rusak selama penyimpanan maupun pemasakan. Oleh karena itu, perlu diketahui
sejauhmana daya terima masyarakat terhadap sifat organoleptik minyak goreng
yang difortifikasi vitamin A.
BAB II
ISI
Tabel 2. Hasil Uji Statistik T-test Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Warna
Makanan Gorengan
Tabel 4. Hasil Uji Statistik T-test Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Aroma
Makanan Gorengan
Umumnya konsumen menyukai aroma makanan-makanan yang
digoreng menggunakan minyak goreng curah yang difortifikasi maupun non-
fortifikasi vitamin A, kecuali untuk tahu goreng. Sekitar 62-82% konsumen
menyatakan suka pada ubi goreng, singkong goreng, tempe goreng, ayam goreng
dan ikan goreng yang menggunakan minyak goreng curah yang difortifikasi
maupun non- fortifikasi vitamin A. Penerimaan konsumen terhadap aroma
makanan ubi goreng, singkong goreng, pisang goreng, tahu goreng, ayam goreng
dan ikan goreng tidak berbeda secara signifikan antara yang menggunakan
minyak goreng curah yang difortifikasi vitamin A dengan non-fortifikasi vitamin
A (p>0,05). Namun, untuk pisang goreng terdapat perbedaan yang bermakna
antara yang menggunakan minyak goreng curah fortifikasi dengan yang non-
fortifkasi vitamin A. Penurunan mutu minyak goreng seperti timbulnya bau tengik
yang diakibatkan oleh terjadinya reaksi oksidasi lemak dan dapat pula
menimbulkan rasa getir akan mempengaruhi penilaian konsumen terhadap minyak
goreng.
Tabel 6. Hasil Uji Statistik T-test Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Tekstur
Makanan Gorengan
Antara 57-89% konsumen menyukai tekstur makanan yang digoreng
menggunakan minyak goreng curah yang difortifikasi maupun non-fortifikasi
vitamin A. Tidak ada perbedaan kesukaan konsumen terhadap tekstur makanan
ubi goreng, singkong goreng, tahu goreng, tempe goreng, dan ayam goreng yang
menggunakan minyak goreng curah yang difortifikasi dengan non fortifikasi
vitamin A. Artinya, fortifikasi vitamin A pada minyak goreng tidak menurunkan
tekstur makanan yang digoreng menggunakan minyak tersebut. Bahkan untuk
pisang goreng dan ikan goreng yang menggunakan minyak goreng fortifikasi
mempunyai tekstur yang lebih disukai oleh konsumen dibandingkan yang
menggunakan minyak goreng non-fortifikasi.
Tabel 8. Hasil Uji Statistik T-test Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Rasa
Makanan Gorengan
Tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa makanan yang menggunakan
minyak goreng yang difortifikasi vitamin A tidak berbeda dengan yang
mengggunakan minyak goreng non-fortifikasi vitamin A. Tahu goreng yang
menggunakan minyak goreng curah non- fortifikasi vitamin A lebih disukai
dibandingkan yang menggunakan minyak goreng fortifikasi vitamin A, namun
perbedaan tingkat kesukaan tersebut tidak bermakna. Dilihat dari tingkat kesukaan
terhadap rasa makanan, rasa minyak goreng yang difortifikasi vitamin A dapat
diterima oleh konsumen.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Tidak ada perbedaan tingkat kesukaan konsumen terhadap warna makanan
yang menggunakan minyak goreng curah yang difortifikasi vitamin A dengan
minyak goreng curah non-fortifikasi vitamin A.
2. Konsumen lebih menyukai tempe goreng yang menggunakan minyak goreng
non-fortifikasi dibandingkan yang menggunakan minyak goreng fortifikasi
vitamin A. Namun, tingkat kesukaan konsumen untuk makanan ubi goreng,
singkong goreng, pisang goreng, tahu goreng, ayam goreng dan ikan goreng
tidak berbeda antara yang menggunakan minyak goreng curah fotifikasi
vitamin A dengan minyak goreng curah non- fortifikasi vitamin A.
3. Tidak ada perbedaan tingkat kesukaan konsumen terhadap tekstur makanan (ubi
goreng, singkong goreng, tahu goreng, tempe goreng dan ayam goreng) antara
yang menggunakan minyak goreng curah yang difortifikasi vitamin A
dibandingkan yang menggunakan minyak goreng non- fortifikasi vitamin A.
Namun, untuk pisang goreng dan ikan goreng, konsumen lebih menyukai yang
menggunakan minyak goreng curah yang difortifikasi vitamin A dibandingkan
yang menggunakan minyak goreng curah non-fortifikasi vitamin A.
4. Tidak ada perbedaan tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa makanan
yang menggunakan minyak goreng curah yang difortifikasi vitamin A dengan
minyak goreng curah non-fortifikasi vitamin A.
DAFTAR PUSTAKA