NIM : 2020C1A005
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
FAKULTAS PERTANIAN
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini merupakan salah satu tugas telah menyelesaikan mata kuliah
Teknologi Pengolahan Pangan Tahun Ajaran 2022/2033 Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Mataram.
Mengetahui
Dosen Pengampu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang membedakan dengan
bahan pangan nabati. Bahan pangan hewani memiliki daya simpan yang
jauh lebih pendek daripada bahan pangan nabati bila dalam keadaan segar
(kecuali telur). Pendeknya daya simpan ini terkait dengan struktur jaringan
hasil hewani dimana bahan pangan hewani tidak memiliki jaringan pelindung
yang kuat dan kokoh sebagaimana pada hasil tanaman. Bahan pangan hewani
bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan
dari luar. Karakteristik masing-masing bahan pangan hewani sangat spesifik
sehingga tidak bisa digeneralisasi.
Nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari
daging giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi dan dilapisi
dengan tepung berbumbu (battered dan braded). Nugget dikonsumsi setelah
proses penggorengan rendam (deep fat frying). Nugget dibuat dari daging
giling yang diberi bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian dicetak
membentuk tertentu, dikukus, dipotong dan dilumuri perekat tepung (batter)
dan diselimuti tepung roti (breading). Nugget digoreng setengah matang
dan dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama
penyimpanan. Nugget merupakan salah satu bentuk produk makanan beku
siap saji, yaitu produk yang telah mengalami pemanasan sampai setengah
matang (precooked), kemudian dibekukan. Produk beku siap saji ini hanya
memerlukan waktu penggorengan selama 1 menit pada suhu 150º C. Tekstur
nugget tergantung dari bahan asalnya.
No Panelis Warna
Perlakuan (direbus dan tanpa perebusan)
T1 T2 T3 T4
1 Hisbul 2 2 2 3
2 Heti 2 2 2 2
3 Putri 2 2 2 3
4 Izlin 2 2 2 3
5 Septia 2 2 2 4
6 Citra 2 2 3 3
7 Puspa 2 2 2 2
8 Sigit 2 3 4 5
9 Umu 2 2 2 3
10 Dian 2 2 2 2
11 Jumaidin 2 4 2 3
12 Elda 2 3 4 5
13 Wawan 2 4 3 1
Total 26 32 32 39
Rata-Rata 2 2,4 2,4 3
Keterangan Kuning Coklat Kuning Coklat Kuning Coklat Agak Coklat
b. Tabel hasil pengamatan Rasa nugget
No Panelis Rasa
Perlakuan (Direbus Dan Tanpa Perebusan)
T1 T2 T3 T4
1 Hisbul 4 3 3 2
2 Heti 5 3 3 3
3 Putri 4 4 4 4
4 Izlin 4 3 3 4
5 Septia 4 3 4 3
6 Citra 3 3 3 3
7 Puspa 4 3 3 3
8 Sigit 3 4 3 2
9 Umu 4 3 4 4
10 Dian 5 4 4 4
11 Jumaidin 4 3 3 2
12 Elda 1 4 3 2
13 Wawan 5 3 2 3
Total 51 43 42 39
Rata-Rata 3,92 3,30 3,23 3
Keterangan Suka Agak Suka Agak Suka Agak Suka
c. Tabel hasil pengamatan Tekstur nugget
No Panelis Tekstur
Perlakuan (Direbus Dan Tanpa Perebusan)
T1 T2 T3 T4
1 Hisbul 4 2 2 3
2 Heti 2 3 4 3
3 Putri 3 3 3 4
4 Izlin 2 3 4 4
5 Septia 3 3 3 4
6 Citra 2 2 3 3
7 Puspa 2 3 4 3
8 Sigit 1 3 2 4
9 Umu 2 3 4 4
10 Dian 2 3 3 4
11 Jumaidin 2 3 4 4
12 Elda 1 3 2 5
13 Wawan 4 2 2 2
Total 30 36 40 47
Rata-Rata 2,30 2,76 3,07 3,61
Keterangan Agak Keras Agak Lunak Agak Lunak Lunak
T4
total 39
Rata-rata = = =3
jumlah panelis 13
Nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari
daging giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi dan sebagainya.
Potongan ini kemudian dilapisi tepung berbumbu (battered dan breaded). Produk
nugget dapat dibuat dari daging sapi, ayam, ikan dan lain-lain, tetapi yang populer
di masyarakat adalah nugget ayam. Bahan baku daging untuk nugget, dapat
menggunakan bagian daging dari karkas. Jenis daging ini bernilai ekonomis
rendah (misalnya karena cacat, bukan karena telah rusak atau tidak segar) jika
dijual dalam bentuk utuh.
Nugget memiliki cita rasa yang enak sehingga menghasilkan produk yang
bernilai ekonomis tetepi kandungan nutrisi tetep tinggi. Seperti yang dikatakan
(Amertaningtyas, 2003) bahwa nugget mengandung asam amino yang tinggi,
merupakan bahan pangan niasin (vitamin B3), Vitamin B6, asam pantotenat dan
ribovlavin (B2) serta mengandung banyak mineral seperti selenium, fosfor dan
Zinc.
Proses pembuatan chicken nugget terdiri atas penggilingan daging
ayam, pencampuran dengan bumbu dan bahan lainnya, pencetakan adonan,
pengukusan, pengirisan, pelumuran tepung roti dan penggorengan.
Penggilingan daging dilakukan dalam keadaan daging ayam dingin (tidak
telalu panas). Penggilingan daging diusahakan pada suhu di bawah
15ºC Pendinginan ini bertujuan untuk mencegah denaturasi protein aktomiosin
oleh panas. Pada proses penggilingan daging terjadi gesekan gesekan yang dapat
menimbulkan panas. Air berfungsi sebagai fase pendispersi dalam emulsi
daging, juga berfungsi untuk melarutkan protein sarkoplasma dan sebagai pelarut
garam yang akan melarutkan protein myofibril (Afrisanti, 2010).
Pada pengolahan nugget ditambahkan tepung tapioka sebagai bahan
pengikat agar daging tercampur dengan telur dan bahan – bahan yang lain. Sama
seperti (Arfisanti . 2010) bahan pengikat memiliki kandungan protein yang lebih
tinggi dan dapat mengemulsi lemak, emngurangi penyusutan pada waktu
pemgolahan dan meningkatkan daya ikat air. Didalam nugget juga ditambahkan
bumbu – bumbu sepeti gula, garam dan merica segai bahn penyedap rasa untuk
nugget yang dihasilkan. Garam biasanya ditambahkan dengan kadar 2 - 3% dari
berat daging yang digunakan (Aswar. 2005). Garam dan bumbu dapat
memperbaiki rasa dan aroma nugget yang dibuat. Gula dapat mempengaruhi
aroma dan teksur daging dan menetralisir rasa garam yang berlebihan (Buckle, et
al, 1987) sehingga nugget yang dihasilkan mempunyai rasa yang berimbang.
Merica digunakan untuk menambahkan rasa yang sedikit pedas dan beraroma
pada nugget yang kami buat. Tujuan penambahan merica sebagai penyedap
masakan dan memperpanjang daya awet makanan (Rismunandar, 2003).
Pengukusan menyebabkan terjadinya pengembangan granula–
granula pati yang disebut gelatinisasi.Gelatinisasi merupakan peristiwa
pengembangan granula pati sehingga.Mekanisasi gelatinisasi, diawali oleh
granula pati akan menyerap air yang memecah kristal amilosa dan memutuskan
ikatan–ikatan struktur heliks dari molekul tersebut. Penambahan air dan
pemanasan akan menyebabkan amilosa berdifusi keluar granula, sehingga granula
tersebut hanya mengandung sebagian amilopektin dan akan pecah membentuk
suatu matriks dengan amilosa yang disebut gel (Winarno, 1997).
Dari hasil pengamatan, chicken nugget yang dihasilkan berwarna kuning
kecoklatan dengan tekstur yang lembut, keras, lembek, padat dan enak. Adapun
aroma dari nugget tersebut normal, tekstur normal, dan rasa normal. Rasa chicken
nugget sangat khas dengan rasa daging ayam dan labu kuning. Begitu pula
dengan aroma yang dihasilkan yaitu aroma khas daging ayam dan labu kuning
sebagai bahan baku utama pembuatan nugget. Tekstur nugget tergantung dari
bahan asalnya. Nugget dikonsumsi setelah proses penggorengan rendam (deep fat
frying).
Tekstur merupakan parameter yang sangat penting dalam menjaga mutu
daging dan produk turunannya. Keempukan daging adalah karakter yang krusial
bagi daya terima konsumen.Menurut (Hendronoto, 2009), kesan kekenyalan pada
nugget secara keseluruhan meliputi tekstur dan melibatkan beberapa aspek
diantaranya mudah atau tidaknya gigi berpenetrasi awal ke dalam nugget, mudah
atau tidaknya dikunyah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, dan jumlah
residu yang tertinggal setelah dikunyah.
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Sugitha, 1995. Perubahan Sifat Fisik Daging Ayam Broiler Post Mortem Selama
Penyimpanan Temperatur Ruang. Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran. Sumedang
Badan Standardisasi Nasional. 2002. Nugget Ayam. SNI 01-6683-2002. Jakarta :
Badan Standardisasi Nasional.
Rampengan. 1985. Uji Organoleptik: Pengolahan Hasil Umbi-Umbian. Makassar
Dinas Perikanan, Kelautan dan Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota
Makassar.
Khomsan, Ali. 2004. Pangan dan Gizi Untuk Gizi Kesehatan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Lawrie, R.A, 1995. Ilmu Daging. Edisi Kelima. Universitas Indonesia Jakarta.