Anda di halaman 1dari 7

3. Manfaat Protein Pada Proses Penyembuhan Luka.

Salah satu nutrisi yang sifatnya sangat dibutuhkan tubuh kala dalam proses
penyembuhan luka addalah protein. Pada mereka dengan usia muda tubuh bisa
menarik protein dalam bentuk asam amino dari otot tubuh karena otot dan massa
tubuh pada usia relatif padat dan dipenuhi stok protein yang cukup.hal berbeda
akan terjadi pada pasien berusia tua, karena otot dan massa tubuh mereka tidak
lagi dipadati oleh protein sebagaimana mereka pada usia muda.
Menurut Boyle (2008, p.45), protein memiliki peran utama dalam fungsi
imun, karena protein dibutuhkan tubuh dalam pembelahan sel normal untuk
menghasilkan komponen seluler. Antibodi dan agen vital lainnya juga menyusun
asam amino. Oleh karena itu defisiensi protein akan mengakibatkan defek sistem
imun. Asam amino penting untuk sintesis dan pembelahan sel yang sangat vital
untuk penyembuhan luka. Kekurangan protein mengakibatkan penurunan
angiogenesis, penurunan proliferasi fibroblast dan sel endotel, serta penurunan
sintesis kolagen dan remodeling
Untuk membantu tubuh dalam mempercepat proses penyembuhan luka,
pasien harus mencoba untuk makan makanan dengan protein tinggi ke dalam
menu harian. Hal ini sangat penting agar pasien tetap menjaga tubuh agar tidak
dehidrasi dengan minum banyak air
Secara fisiologis pada pasien post operasi terjadi peningkatan metabolik
ekspenditur untuk energi dan perbaikan, meningkatnya kebutuhan nutrien untuk
homeostasis, pemulihan, kembali pada kesadaran penuh, dan rehabilitasi ke
kondisi normal (Torosian, 2004). Prosedur operasi tidak hanya menyebabkan
terjadinya katabolisme tetapi juga mempengaruhi digestif, absorpsi, dan prosedur
asimilasi di saat kebutuhan nutrisi juga meningkat (Ward, 2003). Studi
observasional yang menilai status gizi dan dampaknya pada pasien bedah yang
dilakukan oleh Sulistyaningrum & Puruhita (2007) menemukan semakin baik
IMT , semakin cepat penyembuhan luka operasi dan semakin tinggi albumin,
semakin cepat penyembuhan luka operasi. Sementara penelitian yang dilakukan
oleh Ijah (2009 menunjukkan adanya pengaruh status gizi secara signifikan
terhadap penyembuhan luka dan lama rawat inap.
4. Jenis-jenis Makanan Tinggi Protein
Jenis makanan tinggi protein yang terbagi dua macam :
a. Protein Hewani
1) Daging sapi (Sirloin)
Daging sirloin adalah daging yang berasal dari bagian belakang sapi.
Daging ini bekerja lebih berat daripada pada bagian lain, umumnya
dipakai untuk membuat steak sehingga agak lebih keras dibandingkan
yang lain. Sirloin memiliki kelebihan dalam ukuran, yaitu bisa dipotong
lebih besar daripada bagian sapi lainnya yang lebih lembut. Selain itu
Sirloin ini hampir tidak mengandung lemak. Harga Sirloin umumnya
lebih murah dibandingkan daging steak lainnya.
2) Dada Ayam
Potongan daging rendah lemak merupakan pilihan makan siang rendah
kolesterol yang sehat. Makanan ini bisa menjadi pilihan jika Anda
hendak makan daging yang rendah lemak jenuh.
3) Susu
Susu berfungsi sebagai salah satu sumber protein yang paling baik dan
kaya protein berkualitas.Jumlah protein susu murni memang tak terlalu
besar, namun kualitas protein yang disediakan bagi tubuh sangat
menakjubkan. Protein dalam susu mengandung semua asam amino
esensial yang diperlukan tubuh.
4) Telur
Telur merupakan sumber protein dengan kandungan nutrisi terlengkap
dibandingkan makanan sumber protein lainnya. Sebutir telur rebus
mengandung tujuh gram protein dengan hanya dua gram lemak jenuh.
Untuk menghindari lemak jenuh, gunakan putih telur dan buang
kuningnya. Studi-studi menemukan, orang-orang yang makan telur dan
roti panggang untuk sarapan bisa kenyang lebih lama dan mengonsumsi
lebih sedikit kalori sepanjang hari. Telur memang mengandung
sejumlah kolesterol. Tapi, lusinan studi telah menunjukkan bahwa
lemak jenuh (bukan kolesterol dari makanan) yang meningkatkan kadar
kolesterol darah.
5) Hati Ayam
Hati ayam adalah bagian ayam yang berharga murah namun memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi. Kandungan protein dalam hati
ayam mencapai 15 % atau 15 gram dari 100 gram hati ayam.
6) Keju
Semua jenis keju adalah sumber protein yang baik. Cobalah keju
cheddar atau mozzarella yang dicampur ke dalam salad, pasta,
sandwich atau sup. Satu hal yang harus diperhatikan, terutama bagi
Anda yang sedang diet, keju mengandung lemak. Sehingga batasi
konsumsi Anda tak lebih dari 1 ons per hari.
7) Ikan tuna
Ikan tuna memiliki lemak dan kalori yang rendah sehingga sebagian
besar yang terkandung dalamnya adalah protein. Seperti ikan lainnya,
tuna mengandung nutrisi yang kaya akan lemak omega 3. Dalam 1
ons una mengandung 30 gram protein dan 157 kalori.
8) Ikan teri
Mungkin Anda akan terkejut dengan fakta ini. Yes, makanan yang
sering kali disepelekan ini (sering mendapatkan predikat makanan
rakyat) ternyata tinggi kandungan proteinnya. Walaupun ukurannya
kecil, ternyata kandungan proteinnya mencapai 10%. Selain protein,
Anda juga bisa mendapatkan kalsium dari konsumsi ikan teri. Kecil-
kecil cabe rawit
b. Protein Nabati
1) Daun Kelor
Pada daun kelor terdapat asam amino esensial yaitu unsur protein
yang berfungsi untuk memperbaiki dan memelihara sel-sel tubuh.
Tubuh manusia hanya mampu menghasilkan asam amino sekitar 10
sampai 12 jenis saja sedangkan 8 jenis dari asam amino esensial harus
dipenuhi melalui asupan nutrisi pada makanan sehari-hari. Kandungan
gizi pada daun kelor tersebut ternyata tidak main-main. Protein pada
100 gram daun kelor setara dengan zat gizi protein dalam satu butir
telur. Bahkan, penelitian lain menunjukkan hasil yang sangat
mengejutkan jika dibandingkan dengan bahan pangan kaya nutrisi
lainnya.
2) Kacang Kedelai
Selain kaya protein, kacang kedelai juga rendah lemak dan
mengandung phytochemical seperti isoflavon, asam phytc dan saponin.
Kandungan ini baik untuk mengurangi potensi terkena penyakit
jantung, osteoporosis dan kanker. Kedelai mengandung 29 gram protein
per cangkirnya.
3) Kacang Polong
Jenis kacang-kacangan seperti kacang polong, buncis atau kacang
panjang mengandung serat dan protein tinggi. Satu cangkir kacang-
kacangan mengandung 12-15 gram protein.
4) Bayam
Bayam adalah sayuran yang dikenal kaya akan kalsium namun
yang tidak banyak diketahi orang adalah bayam memiliki kandungan
protein yang cukup tinggi. Bayam mengandung sekitar 3 gram protein
dalam 100 gram nya. Yang perlu diperhatikan adalah bayam harus
segera dikonsumsi setlah dimasak karena akan mengeluarkan zat racun
setelah 12 jam.
5) Tahu
Tahu merupakan olahan kedelai yang menjadi konsumsi umum
bagi masyarakat kita. Harganya yang murah membuat tahu menjadi
alternatif lauk pauk. Karena asalnya dari kedelai maka tahu juga
mengandung protein. Kandungan protein dalam 100 gram tahu adalah 3
gram.
6) Tempe
Tempe juga merupakan olahan kedelai yang umum dikonsumsi
masyarakat kita. Tempe juga sangat murah dan juga dapat dijadikan
alternatif untuk lauk pauk. Rasa yang enak dan harga yang murah
membuat tempe sangat populer. Kandungan protein dalam tempe cukup
besar, mencapai 5 gram dari 100 gram tempe.
7) Gandum
Gandum adalah salah satu jenis sereal. Gandum sendiri memiliki
kandungan protein yang paling tinggi dibanding jenis sereal lainnya.
Kandungan protein dalam gandum mencapai 10% yaitu sekitar 10 gram
tiap 100 gram gandum. Jika anda suka mengkonsumsi roti mulailah
mengganti roti anda dengan roti gandum.
8) Biji bunga matahari/Kuaci
Kuaci dikenal juga dengan biji bunga matahari adalah salah satu
sumber protein yang bisa kita dapatkan dengan harga murah.
Kandungan protein dalam 100 gram kuaci adalah 20 gram atau sekitar
20 %. Jika anda ingin meningkatkan konsumsi protein anda, anda bisa
mengganti cemilan anda dengan biji bunga matahari ini.
5. Pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi protein
Pengolahan bahan makanan berprotein yang tidak dikontrol dengan baik
dapat menyebabkan terjadinya penurunan nilai gizinya. Proses pengolahan
makanan protein dibagi menjadi 3 cara, yaitu secara fisik, kimia, dan biologis.
Secara fisik biasanya dilakukan dengan penghancuran, atau pemanasan, secara
kimia dengan menggunakan pelarut organik, oksidasi atau asam, secara biologis
dengan fermentasi atau hidrolisa enzimatis.
Diantaran cara pengolahan tersebut, yang paling banyak dilakukan adalah
proses pengolahan menggunakan pemanasan, seperti sterilisasi, pemasakan, dan
pengeringan. Pengolahan makanan berprotein yang salah dapat menyebabkan
penurunan kandungan asam amino dan penurunan daya cerna. Oleh karena itu,
pengolahan makanan berprotein jangan dilakukan dengan cara yang benar, seperti
tidak melakukan pembakaran, karena dapat menurunkan nilai biologis protein
secara signifikan.
Protein. Bisa didapat dari daging-dagingan, ikan-ikanan, hati, udang,
kerang, tempe dan tahu. Pilih sumber protein yang mudah, murah, enak maupun
berkualitas tinggi seperti telur.
Cara memasak:
a. Telur: Saat menggoreng jangan sampai warnanya kecokelatan karena
kadar gizinya akan berkurang. Yang terbaik, telur direbus sampai matang
(7-8 menit) atau masak cepat menggunakan sedikit minyak dan bisa
dicampur dengan sayuran yang diiris halus.
b. Ayam : Cara terbaik adalah dikukus untuk campuran soto, ditumis sebagai
campuran cap cay, disup, digoreng sebentar setelah dibumbui (diungkep)
atau digoreng sejenak menjadi ayam pop. Jangan lupa, buang kulit ayam
karena mengandung minyak jenuh.
c. Daging-dagingan: Protein pada daging justru harus dimasak dengan baik.
Namun agar zat besi tidak terbuang, jangan masak daging terlalu lama.
Sebaiknya ditim atau ditumis, karena itu potong tipis-tipis atau cincang.
Berbagai olahan daging seperti bakso dan sosis, proteinnya tidak sebaik
daging segar. Selain itu juga mengandung zat aditif sehingga jangan
terlalu sering dikonsumsi. Memasak bakso dan sosis sebaiknya ditumis,
disup atau sebagai campuran cap cay dan bihun goreng. Jangan digoreng
karena akan menambah kadar lemak yang sudah tinggi.

Anonim.2016.Tepat Mengolah Makanan.[Online]pada https://www.aya hbunda


.co.i d/keluarga-gizi kesehat n/tepat-mengolah-bahan-makanan (Diakses
pada 30 september 2017)

Anonim.2016.Makanan Tinggi Protein.[Online]pada: http:// www.i dgetfit.


com/ /02/ -tinggi-protein-yang-murah.html (Diakses pada 30 september
2017)
Said.Syahrul,dkk.2013.Gizi dan Penyembuhan Luka.[Online] pada:
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6603/gizidanpen
yembuhanluka.pdf?sequence=1.pdf. (Diakses pada 30 september 2017)

Anda mungkin juga menyukai