Anda di halaman 1dari 4

Esai

“Kandungan Gizi Ayam Kampung Lebih Sehat”

Oleh :
Nama : Novi Puspita Sari
NPM : A1D014010
Dosen Pembimbing : Dr. Agustrianto, M.Pd

Program Studi Pendidikan Biologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu
2015
Kandungan Gizi Ayam Kampung Lebih Sehat

Ayam merupakan salah satu hewan ternak jenis unggas. Pada umumnya ayam
dikembangbiakkan untuk diproduksi telurnya maupun untuk pemanfaatan dagingnya.
Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai olahan daging ayam sebagai lauk pauk, baik
yang diolah secara sederhana menjadi ayam goreng maupun yang diolah menjadi berbagai
jenis resep yang lebih kompleks seperti ayam bakar saus padang, ayam teriyaki dan lain-lain .
Ada dua jenis ayam yang biasanya sering dikonsumsi dagingnya yaitu ayam kampung dan
ayam potong (ayam broiler). Kedua jenis ayam ini mempunyai kandungan gizi yang berbeda.
Ayam kampung mempunyai kandungan gizi yang lebih sehat untuk dikonsumsi jika
dibandingkan dengan ayam potong (broiler).

Jika dilihat dari segi pemeliharaannya, ayam kampung dan ayam potong memiliki
perbedaan yang cukup mendasar. Ayam kampung dipelihara secara organik. Artinya, ayam
kampung hanya diberi makanan alami saja, seperti dedak, sisa nasi maupun makanan dari
alam lainnya tanpa diberikan zat-zat kimia untuk mempercepat pertumbuhannya. Sedangkan
ayam potong dalam proses pemeliharaannya digunakan zat-zat kimia, seperti suntik vaksin,
antibiotik dan hormon sebagai obat penggemuk dan penambah nafsu makan. Hal tersebut
dibuktikan dengan perbedaan rentan waktu pertumbuhannya yang cukup jauh. Dimana ayam
potong mampu mencapai bobot 1,5 kg hanya dengan waktu sekitar 35 hari. Sementara ayam
kampung membutuhkan waktu sekitar 30 minggu atau setara 210 hari. Meskipun dampak
jangka pendek dari konsumsi ayam potong tidak terasa, tetapi jika dikonsumsi secara terus
menerus maka juga dapat berpotensi pada kesehatan di kemudian hari.

Hormon Estrogen merupakan salah satu jenis hormon yang disuntikkan pada ayam
potong dan menjadi salah satu yang berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Hormon ini akan
melekat pada daging ayam yang dikonsumsi dan ikut masuk ke dalam tubuh manusia. Oleh
karena itu, konsumsi ayam potong secara terus menerus dapat menyebabkan menumpuknya
hormon estrogen di dalam tubuh serta memiliki beberapa dampak. Pertama, seorang anak
perempuan akan mengalami haid lebih dini atau tidak sesuai dengan tingkat pertumbuhannya
(usianya). Karena hormon estrogen akan mendorong terjadinya perkembangan organ dan
sistem reproduksi pada perempuan. Kedua, untuk kaum perempuan disarankan agar tidak
terlalu sering mengonsumsi ayam potong karena juga dapat menyebabkan terjadinya
menopause dini. Terakhir, menurut Dr. Zulkhair Ali, SpPD KGH yang merupakan dokter
spesialis penyakit dalam, "Jika pria mengkonsumsi daging ayam broiler yang masih melekat
hormon Estrogen, maka pria itu cenderung tumbuh seperti perempuan. Ciri fisik perempuan
akan dialami oleh pria tersebut, seperti dada yang membesar bahkan mengubah perilaku.
Sehingga, cenderung seperti perempuan,". Oleh sebab itu, akan lebih baik jika mengonsumsi
ayam kampung karena ayam ini mendapatkan pakan alami sehingga tidak mengandung zat
kimia yang berdampak buruk bagi tubuh.

Dari sisi lain yaitu segi nutrisi, ayam kampung juga memiliki nilai plus. Kandungan
protein pada ayam kampung dan ayam potong memang tidak jauh berbeda. Pada per 100
gram ayam kampung terdapat 37,9 gram protein. Sedangkan pada per 100 gram ayam potong
terdapat 37 gram protein. Namun yang harus menjadi perhatian masyarakat, terutama para
pencinta kuliner ayam adalah kandungan lemaknya. Ayam kampung memiliki kandungan
lemak 9 gram per 100 gram daging. Sedangkan ayam potong memiliki kandungan lemak
yang lebih tinggi yaitu 14,7 gram per 100 gram daging terutama pada bagian bawah kulitnya.
Lemak yang terkandung dalam ayam ini termasuk ke dalam lemak jenuh (lemak jahat).
Karena akan menyebabkan peningkatan kadar kolestrol dan dapat menimbulkan banyak
penyakit. Selain itu, lemak jenuh juga menjadi salah satu penyebab masalah berat badan
(obesitas).

Apabila kita memperhatikan struktur daging dari ayam kampung, maka akan tampak
daging berwarna gelap atau merah. Sebab daging ayam kampung mengandung hemoglobin
yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ayam kampung memiliki kandungan zat besi
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam potong. Selain itu, kandungan mineralnya
juga lebih lengkap seperti kalsium, kalium, zinc dan fosfor. Sehingga menyebabkan ayam
kampung lebih sehat untuk dikonsumsi.

Jika kita melihat beberapa faktor di atas, maka dapat diketahui bahwa kandungan gizi
dalam ayam kampung lebih sehat jika dibandingkan dengan ayam potong. Ayam kampung
yang dipelihara secara organik jelas tidak mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi
tubuh. Dari segi nutrisi pun, komposisi lemak pada ayam kampung juga lebih baik. Selain itu,
kandungan zat besi dan mineralnya juga lebih lengkap. Dalam hal ini, masyarakat sebaiknya
dapat meminimalisir pengonsumsian ayam potong atau melakukan pengolahan dengan baik
sebelum dimasak untuk mengurangi dampak negativenya. Selain itu, masyarakat yang
menjadi penggemar kuliner ayam atau sering mengonsumsi ayam lebih disarankan untuk
memilih ayam kampung karena memiliki kandungan gizi yang lebih baik bagi kesehatan
tubuh.

Sumber :
http://ayamdesa.com/detailpost/perbedaan-ayam-kampung-dengan-ayam-broiler (Tanggal
akses 21 April 2015)
http://www.tribunnews.com/regional/2013/07/28/ayam-broiler-ganggu-hormon-manusia
(Tanggal Akses 21 April 2015)

Anda mungkin juga menyukai