Anda di halaman 1dari 5

Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya - Jurusan Antropologi


Program Studi ANTROPOLOGI BUDAYA (S1)

SILABUS
ANTROPOLOGI HIV dan AIDS
Semester Ganjil 2016/2017

Dosen: Suzie Handajani


suzie_handajani@yahoo.com
suzie_handajani@ugm.ac.id
082 147 288 522

Hari Selasa, jam 10.00 – 12.30

SELAMAT DATANG

DI PERKULIAHAN ANTROPOLOGI HIV&AIDS

Mata kuliah ini akan membahas kenapa penyembuhan dan pencegahan


HIV&AIDS menjadi sangat kompleks. Salah satu penyebabnya adalah
munculnya HIV&AIDS sebagai representasi ketidakadilan sosial.
Kesenjangan sosial dan mitos seputar HIV&AIDS menjadikan penyakit
ini bukan sekedar masalah untuk dunia medis, namun juga merupakan
masalah tentang relasi sosial di tingkat lokal, nasional dan bahkan global.

Di akhir perkuliahan ini diharapkan kita semua menjadi lebih sadar akan
diskriminasi yang terjadi di sekitar kita sehubungan dengan persepsi
tentang HIV&AIDS. Toleransi dan sikap yang lebih egalitarian
diharapkan akan lebih memudahkan sosialisasi pencegahan HIV&AIDS.

1
RENCANA PERKULIAHAN

Pertemuan Topik dan Bacaan

1 Perkenalan dan Mengulas Antropologi Kesehatan

Walaupun sudah ada mahasiswa yang mengambil Antropologi kesehatan,


namun ada baiknya diulang untuk menyediakan konteks bagi bahasan
kita tentang Antropologi HIV dan AIDS.

Hans A. Baer, Merrill Singer, and Ida Susser. Medial Anthropology and
the World System. Westport; Connecticut; London: Praeger, 2003.
Tolong baca: Part 1, “What is Medical Anthropology About?”

2 Mengapa ada Antropologi HIV&AIDS?

Kita sudah mengenal Antropologi Kesehatan namun kenapa HIV&AIDS


harus memperoleh perhatian khusus? Apakah faktor-faktor sosio-kultural
yang membuat pencegahan serta penyembuhan HIV&AIDS tidak bisa
dilakukan secara medis saja?

Hans A. Baer, Merrill Singer, and Ida Susser. Medial Anthropology and
the World System. Westport; Connecticut; London: Praeger, 2003.
Tolong baca: Bab 8, “AIDS of the Global System”

3 Health Seeking Behaviour vs Risk Perception

Secemas apakah kita terhadap suatu penyakit? Atau secuek apa?


Bagaimana efeknya terhadap penyebaran penyakit?

Piper Lauren Crisovan, “Risky” Business: Cultural Conceptions of


HIV/AIDS in Indonesia. Dissertation, University of Pittsburg, 2006.
Tolong baca Bab 1.

Karen Ann Kroeger. Risk, Boundary Making and the Social Order:
Understanding the Social Construction of AIDS and Sexuality in
Indonesia. Dissertation. Washington University, 2000.
Tolong baca Bab 1 atau Bab 5.

4 Lingkungan Beresiko, Kelompok Beresiko, Perilaku Beresiko

2
Bagaimana kita mengkategorikan resiko? Apa saja yang dianggap
beresiko? Lingkungannya, orang-orangnya atau perilakunya? Cara kita
mengelompokkan orang untuk intervensi kesehatan ternyata bisa
bermasalah.

Tim Rhodes, et al. “The Social Structural Production of HIV Risk among
Injecting Drug Users” Social Science and Medicine, No. 61 (2005), pp.
1026 – 1044.

Sudirman Nasir and Doreen Rosenthal. “The Social Context of Initiation


into Injecting Drugs in the Slums of Makassar, Indonesia” International
Journal of Drug Policy. No. 20, (2009), pp. 237 – 243.

Tom Boellstroff. “But Do not Identify as Gay: A Proleptic Genealogy of the


MSM Category” Cultural Anthropology. Vol. 26, Issue 2 (2011), pp. 287 –
312.

5 Proses Stereotipisasi dan meliyankan orang dengan perilaku


berisiko

Bagaimana stereotip serta rasa curiga atau rasa percaya mempengaruhi


penularan penyakit.

Amit Virmani, Cowboys in Paradise (documentary)

6 Pendidikan Seks dan Pencegahan HIV&AIDS

Ada masalah apa dengan pendidikan seks kita?

Piper Lauren Crisovan, “Risky” Business: Cultural Conceptions of


HIV/AIDS in Indonesia. Dissertation, University of Pittsburg, 2006.
Tolong baca Bab 5.

7 Memilah-milah Gender dalam Wacana HIV&AIDS

Bagaimana ideologi gender berpengaruh terhadap kerelaan dan


kepasrahan seseorang untuk terkena penyakit.

Elan Lazuardi, et al., “Boyfriends and injecting: the role of intimate male
partners in the life of women who inject drugs in Central Java” Culture,
Health & Sexuality, Vol. 14, No. 5, May 2012, 491–503.

Johana Debora Imelda. Mobilizing Motherhood: A case Study of Two


Women’s Organizations Advocating HIV Prevention Programs in
Indonesia. Dissertation. University of Amsterdam, 2011.
Tolong baca Bab 1.

3
8 AIDS sebagai Metafora Sosial dalam Konteks Relasi antar Negara
dan Warganya.

Pernah dengar teori konspirasi tentang penyakit HIV yang dipakai untuk
melenyapkan suatu ras?

Leslie Butt. ““Lipstick Girls” and “Fallen Women”: AIDS and Conspiratorial
Thinking in Papua, Indonesia” Cultural Anthropology. Vol. 20, Issue 3, (
2005), pp. 412 – 442.

Karen Ann Kroeger, “AIDS Rumors, Imaginary Enemies, and the Body
Politic in Indonesia” American Ethnologist. Vol. 30, Issue 2 (May 2003),
pp. 243 – 257.

9 Melaporkan HIV&AIDS di Media

Perhatikan bagaimana cara media melaporkan HIV. Apakah mereka


berusaha memberdayakan atau menimbulkan rasa kasihan? Atau malah
prasangka?

Roland Bleiker and Amy Kay, “Representing HIV/AIDS in Africa: Pluralist


Photography and Local Empowerment” International Studies Quarterly,
Vol. 51, No. 1 (Mar., 2007), pp. 139-163

10 HIV&AIDS dan Ekonomi Global

Apa yang terjadi di satu belahan dunia akan berdampak di belahan dunia
yang lain karena orang berpindah-pindah. Tidak ada kasus yang terisolir.

Nancy A. Wonders and Raymond Michalowski, “Bodies, Borders, and


Sex Tourism in a Globalized World: A Tale of Two Cities— Amsterdam
and Havana“ Social Problems, Vol. 48, No. 4 (November 2001), pp. 545-
571.

11 HIV dan Teknologi

Apakah teknologi dan tindakan medis berhasil menghapus stigma?

Asha Persson and Jeanne Ellard and Christy Newman “Bridging the HIV
Divide: Stigma, Stories and Serodiscordant Sexuality in the Biomedical
Age” Sexuality and Culture. Vol. 20 (2016), pp. 197 – 213.

4
Susan Kippax. “Sustaining safe practice: Twenty Years On” Social
Science and Medicine. Volume 57 (2003), pp. 1 – 12.

12 HIV dan Kebijakan Publik tentang Intervensi Kesehatan

Menilik kebijakan publik untuk menangani kondisi penyebaran HIV.

Jenny Munro and Leslie Butt “Compelling evidence: Research Methods,


HIV/AIDS, Politics in Papua, Indonesia” The Asia Pacific Journal of
Anthropology, Vol. 13, No. 4, pp. 334 – 351.

Jenny Munro and Lynn Mcintyre “(Not) getting political: Indigenous


Women and Preventing Mother-to-Child Transmission of HIV in West
Papua” Health, Culture and Sexuality. Vol. 18, No, 2, (2016), pp. 156 –
170.

Ippolytos Andreas Kalofonos “All I Eat Is ARVs”: The Paradox of AIDS


Treatment Interventions in Central Mozambique” Medical Anthropology
Quarterly, Vol. 24, Issue 3 (2010), pp. 363 – 380.

13 HIV dan Kesenjangan

Kesenjangan sosial dan diskriminasi membuat orang jadi gampang


terkena penyakit.

Didier Fasin. When Bodies Remember. Experiences and Politics of AIDS


in South Africa. Berkeley, California, London: University of California
Press, 2007. Tolong baca bab terakhir: Living with Death.

14 HIV dan Kebudayaan

Apakah ada tradisi setempat yang memperparah penyebaran penyakit?

Eirik Saethre and Jonathan Stadler. “A Tale of Two ''Cultures'': HIV Risk
Narratives in South Africa” Medical Anthropology, Vol. 8, No. 3 (2009), pp.
268 – 284.

Anda mungkin juga menyukai