Anda di halaman 1dari 4

Pembuatan Anti Nyamuk Malaria Aromaterapi Ekstrak Tumbuhan Serai (Cymbopogon

citratus) Pada Sarang Orangutan

Oleh : Tias Estu Pramono

Biologi UNIMED

Orangutan merupakan jenis dari kera besar satu-satunya yang terdapat di asia
dan di indonesia sendiri hanya terdapat sebagian kecil saja yaitu berada di daerah
sumatera dan kalimantan. Orangutan sendiri dimasukkan kedalam kategori
endangered species berdasarkan International Union for Conservation of Nature
(IUCN). Di indonesia orangutan dilindungi oleh Peraturan Perlundungan Binatang
LiarNo. 233 tahun 1931, Undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, serta Peraturan Pemerintah No.7 Tahun
1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa.

Banyak hal yang menyebabkan peristiwa menurunnya populasi orangutan di


alam bebas seperti Deforestasi, Perdagangan Hewan Liar, Perburuan Liar, rendahnya
tingkat reproduksi pada orangutan dan beberapa penyakit yang diderita oleh
orangutan. Penyakit yang dapat menyerang orangutan salah satunya adalah penyakit
malaria.

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk yang telah


terinfeksi oleh parasit. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti parasitologi
dari FKH UGM menemukan beberapa parasit pada orang utan. Penyakit malaria dan
penyakit yang disebabkan oleh parasit lainya dapat menyebabkan penurunan populasi
dari orangutan sendiri. Hal ini disebabkan oleh orangutan mudah terserang penyakit
layaknya manusia, sehingga beberapa infeksi penyakit pada manusia dapat juga
diderita oleh manusia.

Pada acara pertemuan Orangutan Veterinary Advisory Group (OVAG) yang


dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM yang dihadiri oleh dokter
hewan dari berbagai negara, dalam pertemuan itu menyebutkan bahwa sekitar 60-70%
penyakit yang diserita orangutan berasal dari parasit. Penyakit parasit seperti malaria,
protozoa Balantidium coli, filariasis, scabies, dan strongilodiasis. Dari beberapa
penyakit itu, malaria dulu tidak pernah ditemui pada orangutan, sekarang lebih banyak.
Saat ini telah banyak ditemukan tanaman yang digunakan untuk mengusir
nyamuk atau dimanfaatkan untuk membuat sebuah produk sebagai antinyamuk.
Beberapa bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pengusir nyamuk
yaitu lavender, zodia, Geranium, Rosemary, dan Serai.

Serai merupakan tanaman dari family Poaceae dengan nama spesies


Cymbopogon citratus. Serai merupakan tumbuhan dengan daun yang panjang dan
tegak. Kandungan utama dari serai yaitu minyak atsiri dengan komponen sitronelal 32-
45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%, sitronelil asetat 2-4%,
sitral, kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanilin, limonen, kamfen. Minyak serai
mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol dan geranio.

Sebagai anti nyamuk serai biasanya disuling yang pada akhirnya diperoleh
minyak atsiri yang biasa disebut Oleum citronellae yang memiliki kandungan geraniol
dan sitronelal yang dapat digunakan untuk menghalau nyamuk. Abu dari daun Abu dari
daun dan tangkai serai mengandung 45 % silika yang merupakan penyebab desikasi
(keluarnya cairan tubuh secara terus menerus) pada kulit serangga sehingga serangga
akan mati kekeringan. Sitronelol dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak
disukai dan sangat dihindari serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan
bahan-bahan ini sangat bermanfaat sebagai bahan pengusir nyamuk.

Proses penyulingan minyak atsiri dilakukan menggunakan sistem penyulingan


uap dan air. Sistem ini digunakan karena bahan yang dipakai berupa daun dan batang
dari serai sehingga dapat dihasilkan lebih banyak minyak atsiri, waktu yang digunakan
untuk penyulingan juga lebih singkat dan bahan yang disuling tidak menjadi gosong.
Sebelumnya bahan yang digunakan dipotong-potong terlebih dahulu agar
mempermudah pelepasan minyak atsiri serta bahan tersebut dapat ditembus oleh uap.
Bahan yang potong tadi sebaiknya langsung segera disuling bila tidak minyak atsiri
yang terkandung di dalam di dalam serai tersebut akan menguap karena mempunyai
sifat yang mudah menguap yang mengakibatkan berkurangnya minyak atsiri yang
didapat dan komposisi dari minyak atsiri tersebut akan berubah.
Selain dapat mengusir nyamuk tumbuhan serai juga dapat digunakan sebagai
aroaterapi pada sarang orangutan. Manfaat minyak atsiri yang dihasilkan tanaman
serai tersebut sebagai antidepresan yaitu sebagai penghilang depresi atau stres
sehingga oangutan merasa lebih rileks saat berada di sarangnya. Sebuah fakta
menunjukan bahwa orangutan memiliki kecenderungan untuk tidur diatas pohon.
Orang utan tidak hanya tidur pada malam hari saja namun orangutan juga suka tidur
siang.

Pembuatan antinyamuk aroaterapi ini dirasa efektif sebagai bahan untuk


pengusir nyamuk dan sebagai aromaterapi pada sarang orangutan. Minyak atsiri yang
dihasilkan dari tanaman serai tersebut dapat diolah menjadi beberapa alternatif seperti
dapat langsung di buat menjadi obat tetes yang langsung diterapkan pada sarang
orangutan ataupun dapat di olah menjadi bentuk padat seperti layaknya pengharum
ruangan yang biasanya digunakan di rumah. Setelah dibuat dalam bentuk padat
antinyamuk aromaterapi ini dapat dikemas sedemikian rupa kemudian diletakan pada
langsung di dekat sarang orangutan sehingga dapat membuat orangutan lebih nyaman
pada saat berada di sarangnya.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, D. A. (2010). Karakteristik Habitat dan Preferensi Pohon Sarang Orangutan


(Pongo pygmaeus wurmbii) di Taman Nasional Tanjung Puting (Studi Kasus
Camp Leakey). Jurnal Primatologi Indonesia, 7(2).

https://ugm.ac.id/id/berita/7596 ugm.dan.masaryk.university.riset.malaria.pada.
orangutan

http://www.mongabay.co.id/2015/08/09/ternyata-inilah-penyebab-penyakit-terbesar-
orangutan/

Wardani, S. (2009). Uji Aktivitas Minyak Atsiri Daun dan Batang Serai (Andropogon
nardus L) sebagai Obat Nyamuk Elektrik terhadap Nyamuk Aedes aegypti
(Doctoral dissertation, Univerversitas Muhammadiyah Surakarta).

Sari, D. Septiana dan Nova Rahma Widyanigngrum (2018). Pemgaruh aromaterapi


minyak sereh (Cymbopogon citratus) Terhadap Pencegahan Postpartum Blues
pada Ibu Primipara di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Indonesian Journal On
Medical Science.Vol 5 (1).

Nationalgeographic.co.id/berita/2013/08/tujuh-fakta-unik-orang-utan-i

Anda mungkin juga menyukai