PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit akibat nyamuk yang terdiri dari beberapa spesies ada yang
oleh nyamuk dari genus Anopheles, penyakit filariasis yang disebabkan oleh
genangan air yang banyak ditemukan di dalam rumah yang berkembang biak
di bak mandi, vas bunga, talang air, dan tempat penampungan air yang airnya
obat nyamuk semprot atau obat nyamuk bakar. Hal ini banyak dipilih oleh
masyarakat karena praktis dan mudah. Disamping adanya dampak positif yang
dihasilkan yaitu dapat membunuh nyamuk secara cepat, ada pula dampak
sintetik, maka dibutuhkan bahan alternatif yang ramah lingkungan dan efektif
sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia maupun
racun, sangat dihindari dan tidak disukai oleh serangga, termasuk nyamuk.
B. Identifikasi Masalah
aegypti
C. Batasan Masalah
dalam penelitian ini berfokus pada pembuatan sari batang serai dapur
D. Rumusan Masalah
aegypti ?
E. Tujuan Penelitian
Aedes aegypti.
a. Bagi Pemerintah
Aedes aegypti.
c. Bagi Masyarakat
2. Manfaat Teoritis
A. Tinjauan Pustaka
berasal dari Suku Poaceae yang digunakan sebagai penambah cita rasa
bau yang kuat seperti lemon, sering ditemukan tumbuh alami di negara-
negara tropis.
mencapai 70-80 cm dan lebarnya 2-5 cm, berwarna hijau muda, kasar, dan
Panen pertama dilakukan pada saat tanaman serai sudah berumur 5-6
bulan setelah tanam, dengan cara memotong daun serai pada 5 cm diatas
ligula (batas pelepah dengan helaian daun) dari daun paling bawah yang
belum mati atau kering. Panen selanjutnya dapat dilakukan setiap 3 bulan
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Famili : Gramineae/Poaceae
Genus : Cymbopogon
morfologi Serai ;
1) Akar
2) Batang
berwarna putih, namun ada juga yang berwarna putih keunguan atau
kemerahan. Selain itu, batang tanaman serai juga bersifat kaku dan
mudah patah. Batang tanaman ini tumbuh tegak lurus di atas tanah atau
(Poerwanto, 2010).
3) Daun
sekitar 1 m lebar 1,5 cm, tepi kasar dan tajam, tulang daun sejajar,
Selain itu, daun tanaman ini memiliki bentuk seperti pita yang
berwarna merah, ujung berlidah (ligula). Daging daun tipis, serta pada
4) Bunga
manusia, diantaranya:
5) Anti inflamasi : Minyak atsiri dari tumbuhan ini terbukti memberi efek
energi yang baik, protein (4,.56%), serat (9,28%). adapun energi yang
ppm), Magnesium (226 ppm), Kalsium, Besi (43 ppm), Mangan (25
Flavonoid,Saponin,dan Tanin.
1) Flavonoid
memiliki efek toksisitas terhadap larva Aedes aegypti instar III serta
2) Saponin
3) Tanin
2. Insektisida
a. Definisi Insektisida
bahan pelarut
b. Jenis-jenis insektisida
sebagai berikut :
harus diberikan dalam jumlah yang tinggi (250-2500 ram per acre).
bentuk mulut untuk menggigit, lekat isap, kerap isap dan bentuk
menghisap.
1) Fisis
2) Merusak Enzim
3) Merusak Syaraf
1) Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
mudah hilang,
berkembang.
atau Tiger Mosquito karena nyamuk ini mempunyai ciri khas yang berupa
hitam yang terdapat pada kaki dan tubuhnya. Nyamuk Aedes aegypti
bersifat diurnal yaitu melakukan aktivitas secara aktif pada pagi hingga
siang hari. Penularan virus dengue dilakukan oleh nyamuk betina karena
hanya nyamuk betina yang menghisap darah sebagai asupan protein untuk
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Genus : Aedes
1) Telur
secara satu per satu pada permukaan air, biasanya diletakkan pada tepi
menghisap darah. Jika telur terdapat pada tempat kering (tanpa air)
2) Larva
hitam , memiliki siphon yang pendek, dan besar. Larva ini bergerak
(Herms, 2006).
tersebut, yaitu :
3) Pupa
Pada stadium pupa terdiri dari dua bagian, yaitu bentuk tubuh
yang kecil pada toraks. Pupa akan berubah menjadi dewasa dalam 2
hari dan tidak memerlukan makan. Dalam pertumbuhannya terjadi
proses pembentukan kaki, sayap dan alat kelamin (Depkes RI, 2007).
4) Nyamuk Dewasa
adanya bercak-bercak putih tampak sangat jelas pada bagian kaki dan
sebagai organ peraba dan pembau. Pada nyamuk betina, antena berbulu
mengandung gula.
1) Stadium Telur
bertahan hingga enam bulan dalam kondisi kering dan akan menetas
setelah satu sampai dua hari terkena atau terendam air.Saat terendam
Telur yang diletakan dalam air akan menetas dalam waktu 1-3 hari
pada suhu 30ºC, tetapi membutuhkan waktu 7 hari pada suhu 16ºC.
akan menetas dalam waktu 1-2 hari rendah pada suhu 23-27ºC
(Yulidar, 2016).
2) Stadium Jentik/Larva
Aedes aegypti memiliki ciri-ciri yaitu adanya corong udara pada ruas
yaitu:
dalam 2-3 hari kemudian dari instar kedua ke instar ketiga dalam
waktu 2-3 hari, dan perubahan dari instar tiga ke instar keempat dalam
3) Stadium Pupa
sampai dua hari (Kemenkes RI, 2013). Pupa geraknya lambat sering
sekitar 27º-30ºC. Dalam waktu kurang lebih 1-2 hari pupa ini akan
4) Stadium Dewasa
jantan muncul satu hari sebelum nyamuk betina, menetap dekat tempat
genangan air yang tertampung di suatu tempat atau bejana seperti bak
sembarangan yang pada waktu hujan akan terisi air. Nyamuk ini tidak
dengan tanah.
sejenisnya
hari seperti tempat minuman hewan, ban bekas, kaleng bekas, vas
terbang nyamuk Aedes aegypti sekitar 100 meter (Depkes RI, 2004).
3) Perilaku Istirahat
(Soedarto,2016).
sebagai berikut :
biologis.
konsentrasi dan time efek ekstrak batang serai wangi (Cymbopogon nardus)
penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi dan time efek ekstrak batang serai
wangi memiliki hasil uji 0.0001 < 0.005 dengan hasil analisis Probit
didapatkan bahwa nilai LT50 sebesar 27,49 menit setelah intervensi dan LC50
konsentrasi dan time efek ekstrak serai dapur terhadap kematian nyamuk
Aedes aegypti. Hasil analisis Probit didapatkan bahwa nilai LT50 sebesar
27,49 menit setelah intervensi dan LC50 adalah sebesar 3.198 ppm.
Penelitian yang dilakukan oleh Giroth, Bernadus dan Sorisi, (2019)
konsentrasi ekstrak tanaman serai yang digunakan yaitu konsentrasi 5%, 10%,
15%, dan 20% maka didapatkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa
dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan kelompok kontrol (p < 0,05).
Sehingga Simpulan pada penelitian ini adalah ekstrak tanaman serai dengan
yang digunakan yaitu konsentrasi 20%, 30%, 40%, dan 50% . Maka
dalam mematikan 50% dari populasi larva uji dengan nilai LC50 pada
efektivitas anti nyamuk alami elektrik mat serai dapur (Cymbopogon Nardus)
digunakan yaitu (0 mg, 500 mg, 750 mg dan 1000 mg). Maka hasil penelitian
sebesar 0%, dosis 750 mg sebesar 5%, dan dosis 1000 mg sebesar 15%. Hasil
uji kruskal wallis H. diperoleh p-value = 0,013 (p = <0,05) sehingga
dinyatakan ada perbedaan signifikan pada jumlah nyamuk yang mati pada
berbagai dosis Dan hasil uji Mann Whitney U. diperoleh efektivitas pada anti
nyamuk alami elektrik mat serai dapur (Cymbopogon nardus) pada dosis 1000
nardus) sebagai anti nyamuk alami elektrik terhadap nyamuk Aedes aegypti
judul formulasi sediaan spray daun dan batang serai wangi (Cymbopogon
nardus L.) sebagai antinyamuk Culex s.p. Dengan variasi konsentrasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu ( 0%, 5%, 10% dan 15%). Semua
formula sediaan spray diuji stabilitas meliputi (pH dan viskositas) serta
efektivitas terhadap nyamuk Culex s.p. Dari hasil pengujian pH dan viskositas
viskositas yang cukup baik. Hasil dari efektivitas sediaan spray menyatakan
bahwa pada sediaan spray dengan konsentrasi ekstrak 15% memiliki daya
C. Kerangka Pikir
nyamuk semprot atau obat nyamuk bakar. Hal ini banyak dipilih oleh
masyarakat karena praktis dan mudah akan tetapi berdampak negatif bagi
alternatif lain yang lebih aman. Salah satunya dengan memanfaatkan tanaman
dapur (Cymbopogon citratus) dan pada konsentrasi tertentu sari batang serai
diberikan pelarut air lalu di diamkan selama 1 x 24 jam. Setelah itu dilakukan
Diolah
Insektisida Alami
kandungan bahan aktif tersebut
dapat menggangu metabolisme,
Konsentrasi sistem pernafasan serangga dan
menyebabkan kematian.
10%, 20%, 30%, 40% dan 50%.
dan 50%
Nyamuk
Aedes aegypti
Mortalitas
A
Hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian sari batang
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Desain Penelitian
K 1= Konsentrasi 10 %
K 2= Konsentrasi 20 %
K 3 = Konsentrasi 30 %
K 4 = Konsentrasi 40 %
K 5 = Konsentrasi 50 %
Adapun susunan tata letak (Lay Out) penelitian sebagai berikut :
Ulangan 1 K1 K2 K3 K4 K5
Ulangan 2 K1 K2 K3 K4 K5
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat yaitu :
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sari batang serai dapur
(Cymbopogon citratus).
b. Variabel Terikat
aegypti.
zat yang terdiri atas : Flavonoid, Saponin dan Tanin yang dapat
Nyamuk.
populasi.
nyamuk yang disebabkan oleh zat atau senyawa yang terkandung pada
insektisida alami.
a. Alat
sebagai berikut :
1) Cidukan
2) Pipet tetes
3) Kurungan nyamuk
5) Aspirator nyamuk
6) Blender
7) Ember
8) Timbangan analitik
9) Saringan
10) Pisau
14) Stopwatch
b. Bahan :
sebagai berikut :
1) Kapas
2) Gula
3) Air
6) Aquadest
7) Label
8) Kertas saring
9) Tissue
12) Autan
2. Prosedur Kerja
Laboratorium Biologi.
nyamuk dan mulut botol dimasukan kapas yang sudah terkena air
gula
adaptasi
11) Mengambil nyamuk Aedes aegypti setelah masa adaptasi
diangin- anginkan.
digunakan dalam penelitian ini 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%.
V1.M1 = V2.M2
Keterangan :
VI x 100% = 100 mL x 10 %
VI = 100 mL x 10%
100%
= 10 mL
VI = 100 mL x 20%
100%
= 20 mL
VI x 100% = 100 mL x 30 %
VI = 100 mL x 30%
100 %
= 30 mL
VI x 100% = 100 mL x 40 %
VI = 100 mL x 40%
100 %
= 40 mL
VI x 100% = 100 mL x 50 %
VI = 100 mL x 50%
100 %
= 50 mL
yaitu:
(1) Konsentrasi 10%
botol semprot
botol semprot
botol semprot
botol semprot
botol semprot
kontak pada saat nyamuk mulai mendekat pada tangan, pada saat
bergerak)
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis probit
Dinata, A. 2009. Atasi Jentik DBD dengan Kulit Jengkol. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.
Feryanto. 2006. Minyak serai dapur ./lemongrass Oil.http:// ferry. atsiri. blogspot.
com/2006/0/minyak-serai-dapur-lemongrass-Oil.html. Diakses pada
tanggal 11 september 2021.
Muhidin, A dan Abdurrahman maman. 2009. Analisis Korelasi, Regresi dan jalur
dalam penelitian. Bandung : Pustaka Setia.
Muslida,N, Norfai, dan Eddy Rahman. 2020. Potensi ekstrak serai dapur
(Cymbopogon citratus) terhadap mortalitas larva Aedes
aegypti.Universitas Islam Kalimantan MAB. Banjarmasin.
Permadi, R.. 2013. Ayo Kita Peduli Lingkungan Hidup. Bandung: Simbiosa
Rekatama.
Poerwanto. 2010. Budidaya Serai Wangi. Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik. Bogor.
Yulidar, D dan Arda. 2016. Rahasia Daya Tahan Hidup Nyamuk Demam
Berdarah. Yogyakarta : Deepublish.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya.Jakarta: Erlangga.