Kelompok 5
PENDAHULUAN
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama jamur, yang
dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan dari mikroba lain. Antimikroba
adalah obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia.
Sedangkan antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme
khususnya dihasilkan oleh fungi atau dihasilkan secara sintetik yang dapat
membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain.
Oleh karena itu dilakukannya percobaan uji daya hambat mikroba untuk
membantu mengidentifikasi daerah hambat suatu zat anti mikroba terhadap
mikroorganisme. Dengan adanya zat antimikroba, pertumbuhan mikroorganisme
yang bersifat pathogen dapat dihambat dan dimatikan sehingga membantu
manusia mengatasi penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Rumput laut Jarum Suntik termasuk jenis rumput laut perairan dangkal yang
cukup umum ditemukan. Rumput laut ini seringkali tumbuh bersama jenis rumput
laut lainnya di daerah pasang surut dengan substrat berpasir atau campuran pasir-
lumpur. Daun berbentuk silindris dengan bagian tengah berlubang seperti jarum
suntik.
TINJAUAN PUSTAKA
Uji sentifitas bakteri atau Uji antimikroba merupakan suatu metode untuk
menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk
mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode uji
sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan
produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada
konsentrasi yang rendah. Seorang ilmuan dari Perancis menyatakan bahwa
metode difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk
mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini adalah penghambatan
terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai
daerah jernih di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antibakteri. Diameter
zona hambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap
zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona
hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif. Sensitivitas adalah
suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap antibiotik atau sensitivitas
adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik untuk memberikan daya hambat
terhadap mikroba. Uji sensitivitas terhadap suatu antimikroba untuk dapat
menunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan efek daya hambatnya terhadap
mikroba. Suatu penurunan aktivitas antimikroba akan dapat menunjukkan
perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh metode kimia, sehingga
pengujian secara mikrobiologis dan biologi dilakukan. Biasanya metode
merupakan standar untuk mengatasi keraguan tentang kemungkinan hilangnya
aktivitas antimikroba (Virgiandhy & Liana, 2015).
Intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan
sensitif ke keadaan yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Sedangkan
resisten adalah suatu keadaan dimana mikroba sudah peka atau sudah kebal
terhadap antibiotik. Resisten adalah ketahan suatu mikroorganisme terhadap suatu
antimikroba atau antibiotik tertentu. Resisten dapat berupa resisten alamiah,
resisten karena adaya mutasi spontan (resisten kromonal) dan resisten karena
terjadinya pemindahan gen yang resisten (resistensi ekstrakrosomal) atau dapat
dikatakan bahwa suatu mikroorganisme dapat resisten terhadap obat-obat
antimikroba,karena mekanisme genetik atau non-genetik. Penyebab terjadinya
resisten terhadap mikroorganisme adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat,
misalnya penggunaan dengan dosis yang tidak memadai, pemakaian yang tidak
teratur, demikian juga waktu pengobatan yangtidak cukup lama, sehingga untuk
mencegah atau memperlambat terjadinya resisten tersebut, maka cara pemakaian
antibiotik perlu diperhatikan. Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri
terhambat pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat
adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar
oleh antibiotik. Contohnya Tetracycline, Erytromycin, dan Streptomycin.
Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Soleha, 2015).
Mueller Hinton Agar (MHA) merupakan medium tempat hidup dan
berkembangbiaknya suatu bakteri. Adapun kandungan dari MHA adalah pepton
(6 gram), kasein (17,5 gram), pati (1,5 gram) dan agar(10 gram). Semua
kandungan tersebut dilarutkan dalam 1 liter air. Pengujian dilakukan di bawah
kondisi satandar, dimana kondisi standar berpedoman kepada Clinical and
Laboratory Standards Institute (CLSI). Standar harus dipenuhi yaitu konsentrasi
inoculum bakteri, media pembenihan (Muller Hinton) dengan memperhatikan pH,
konsentrasi kation, tambahan darah dan serum, kandungan timidin, suhu inkubasi,
lamanya inkubasi, dan konsentrasi antimikroba (Soleha, 2015).
Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme yang
dalam jumlah amat kecil atau rendah bersifat merusak atau menghambat
mikroorganisme lain. Antibiotik mempunyai nilai ekonomi yang tinggi terutama
di bidang kesehatan, karena kegunaanya dalam mengobati berbagai penyakit
infeksi. Adanya penemuan antibiotik-antibiotik baru sangat dibutuhkan dalam
bidang kedokteran karena banyak kuman yang telah resisten terhadap antibiotik-
antibiotik yang sudah ada. Untuk itu perlu dilakukan penelitian eksplorasi untuk
mendapatkan isolasi bakteri yang dapat menghasilkan antibiotik. Antibiotik
banyak dihasilkan oleh alga, lichen, tumbuhan tingkat tinggi, hewan
tingkatrendah, vertebrata dan mikroorganisme. Antibiotik sering digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit infeksi bakterial. Dalam melakukan terapi dengan
menggunakan antibiotik guna penanggulangan penyakit infeksi bakterial, kadang
diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensitivitas) kuman terhadap antibiotik
yang tersedia, karena pada masa kini telah banyak ditemukan kuman yang resisten
terhadap antibiotic (MM. Firdiana Krisnaningsih, 2007).
Ada bermacam-macam antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan
dari bakteri salah satunya yaitu Chloramphenicol. Kloramfenikol bertindak
menghambat sintesis protein dengan cepat tanpa mengganggu sintesis DNA dan
RNA. Kloramfenikol dihasilkan melalui fermentasi, tetapi sekarang telah
dihasilkan melalui sintesis kimia. Kloramfenikol adalah antibiotika pertama yang
mempunyai efek terhadap rikets. Penggunaannya perlu diawasi dengan
memonitor keadaan hematologi karena dapat menyebabkan efek hipersensitivitas.
Kloramfenikol merupakan antibiotik bakteriostatik berspektrum luas yang aktif
terhadap organisme-organisme aerobik dan anaerobik gram positif maupun
negatif. Sebagian besar bakteri gram positif dihambat pada konsentrasi 1-10
µg/mL, sementara kebanyakan bakteri gram negatif dihambat pada konsentrasi
0,2 - 5 µL/mL. Spektrum kerja tumpang tindih dengan spektrum tetrasiklin secara
luas. Yang perlu digaris bawahi adalah aktivitas yang mencolok terhadap
Salmonella (tergolong penyebab tifus dan paratifus) dan difusi jaringan yang baik
(Sidabutar & Satari, 2010).
Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari
tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung
satu atau dua gugus OH. Ribuan senyawa fenolik alam telah diketahui
strukturnya, antara lain flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid,
polifenol (lignin, melanin, tannin, dan kuinon fenolik. Senyawa fenolik memiliki
aktivitas biologis yang beraneka ragam, dan banyak digunakan dalam reaksi
enzimatik oksidasi sebagai substrat donor H ke radikal bebas, sehingga senyawa
ini bersifat lebih stabil. Oleh karena itu dilakukan uji kuantitatif kandungan total
fenol dalam bahan alam rumput laut jarum ini untuk mengidentifikasi ada atau
tidaknya kandungan total fenol di dalam baham alam ini.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Rotary Vacuum
15. Evaporasi sampel
Evaporator
Menimbang bermacam-macam
16. Neraca analitik
bahan
d. Uji Flavonoid
1) Dipipet 1 mL sampel ekstrak rumput laut jarum
2) Ditambahkan 0,1 mg serbuk Mg
3) Ditambahkan 0,4 ml amil alcohol
4) Ditambahkan 4 mL etanol, kocok campuran
5) Diamati perubahan yang terjadi
6) Hasil positif jika terbentuk warna merah, kuning atau jingga
e. Uji Kuinon
1) Dipipet 1 mL sampel ekstrak rumput laut jarum
2) Ditambahkan beberapa tetes NaOH 1 N
3) Diamati perubahan yang terjadi
Hasil positif dika terbentuk warna kuning
3.3.7 Uji Kuantitatif Kandungan Total Fenol
a. Pembuatan Kurva Standar Asam Galat
1) Dibuat deret konsentrasi asam galat dengan konsentrasi 0, 0,2 ,
0,4 , 0,6 , 0,8 dan 1 ppm dengan cara pengenceran dari larutan
induk 100 ppm
2) Diukur absorbansi masing-masing konsentrasi asam galat pada
panjang gelombang 725 nm
b. Pengukuran Absorbansi Sampel
1) Ditimbang 0,01 g sampel ekstraksi rumput laut jarum
2) Ditambahkan 2 mL etanol 96%
3) Ditambahkan 5 mL akuadest
4) Ditambahkan 0,5 mL reagen Folin-Ciocalteau
5) Diinkubasi selama 5 menit
6) Ditambahkan 1 mL larutan Na2CO3 5%
7) Dihomogenkan campuran
8) Diinkubasi larutan selama 1 jam di tempat gelap
9) Diukur absorbansi sampel pada panjang gelombang 725 nm
10) Diulangi pengukuran absorbansi hingga 3 kali
11) Digunakan kurva standar asam galat untuk menentukan
konsentrasi senyawa fenolat dalam sampel.
3.3.8 Uji Antibakteri Senyawa Bioaktif Bahan Alam
4.1 Hasil Uji Kualitatif Senyawa Bioaktif Ekstrak Rumput laut jarum
UJI ALKALOID
Nama
Pereaksi Sebelum Sesudah Keterangan
Sampel
UJI SAPONIN
Nama
Pereaksi Sebelum Sesudah Keterangan
Sampel
Ekstrak Air panas + Negatif (-)
rumput HCl 2 N
Tidak
laut
terbentuk
jarum
busa pada
sampel
UJI FENOL
Nama
Pereaksi Sebelum Sesudah Keterangan
Sampel
UJI FLAVONOID
Nama
Pereaksi Sebelum Sesudah Keterangan
Sampel
Ekstrak Negatif (-)
rumput
Tidak
laut
terbentuk
jarum
warna merah,
kuning atau
jingga
UJI KUINON
Nama
Pereaksi Sebelum Sesudah Keterangan
Sampel
0,1 0,019
0,2 0,153
0,4 0,317
0,6 0,490
0,8 0,667
1 0,844
KURVA STANDAR
X
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 y = 0.8343x - 0.0021
0 R² = 0.9979
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
-0.1
Y
4.3 Hasil Uji Antibakteri Senyawa Bioaktif Ekstrak Rumput laut jarum
Media Uji
No Zat Uji Keterangan
S.aureus E. coli
Tidak terdapat
zona hambat pada
media uji E.coli
ataupun pada
Rumput
1. media uji S.aureus
laut jarum
BAB V
PEMBAHASAN
Uji Bakteri
Pada uji daya hambat antimikroba pada sampel rumput laut jarum,
tidak terlihat adanya zona hambat disekitar cakram pada media NA yang
ditumbuhi bakteri S. aureus maupun E. coli. Tidak terbentuknya zona
hambat disekitar cakram menunjukkan zat uji tersebut tidak memiliki
aktivitas antimiroba terhadap bakteri S. aureus dan E. coli. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan pada zat uji Rumput laut jarum tidak
memperlihatkan adanya zona hambat disekitar cakram yang menunjukkan
hasil yang negative.
1. pH lingkungan
Beberapa obat lebih aktif pada pH asam (misal
nitrofurantoin), obat lainnya lebih aktif pada pH basa
(misal, aminoglikosida, sulfonamid).
2. Komponen Medium
Natrium polinetosulfat (dalam medium biakan darah) dan
deterjen anion lain menghambat aminoglikosida. PABA dalam
ekstrak jaringan bersifat antagonis terhadap sulfonamid. Protein
serum mengikat penisilin dalam berbagai derajat, berkisar dari
40% untuk metisilin sampai 98% untuk dikloksasilin.
Penambahan NaCl ke medium meningkatkan deteksi
resistansi metisilin pada Staphylococcus aureus.
3. Stabilitas Obat
Pada suhu inkubator, beberapa agen antimikroba
kehilangan aktivitasnya. Penisilin diinaktivasi secara
lambat, sedangkan aminoglikosida dan siprofloksasin sangat
stabil untuk jangka waktu lama.
4. Ukuran inoculum
Pada umumnya, semakin besar inokulum bakteri, semakin
rendah keretanan bakteri tersebut. Inhibisi pada populasi bakteri
yang besar lebih lambat dan kurang sempurna dibandingkan pada
populasi yang kecil. Selain itu, mutan yang resisten lebih
mungkin timbuk dalam populasi besar.
5. Lama inkubasi
Pada banyak keadaan, mikroorganisme tidak dimatikan
tetapi hanya dihambat dengan pajanan singkat ke agen
antimikroba. Semakin lama inkubasi berlangsung, semakin
besar kemungkinan mutan resisten timbul atau anggota
populasi antimikroba yang kurang rentan mulai
memperbanyak diri seiring dengan berkurangnya obat.
6. Aktivitas metabolik miroorganisme
Pada umumnya, organisme yang tumbuh secara aktif
dan cepat lebih rentan terhadap kerja daripada organisme
dalam fase istirahat. Organisme tidak aktif secara metabolik
yang bertahan terhadap pajanan obat dalam jangka lama dapat
mempunyai keturunan yang benar-benar rentan terhadap obat
yang sama.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Uji Daya Hambat Zat Antimikroba yang telah
dilakukan, digunakan ektrak bahan alam Rumput laut jarum sebagai bahan
uji antimikroba. Didapatkan hasil pada biakan bakteri S.aureus bahan uji
tersebut tidak membentuk zona hambat disekitar cakram yaitu tidak
terbentuknya zona bening. Sedangkan pada biakan bakteri E-coli juga
tidak terbentuknya zona hambat disekitar cakram. Dari sampel bahan alam
biota laut rumput laut jarum dapat disimpulkan bahwa bahan uji
antimikroba tersebut
6.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengisolasi
senyawa murni ekstrak selanjutnya untuk mengetahui potensi antioksidan
dan senyawa murni tersebut diuji aktivitas antibakterinya untuk berbagai
jenis rumput laut.
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
(I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, S.KM., M.PH.) (I Wayan Karta, S.Pd., M.Si.)
Ahmad, A.R., Juwita., Ratulangi, S.A.D., dan Malik, A., 2015, Pharm Sci Res,
Penetapan Kadar Fenolik dan Flavanoid Total Ekstrak Metanol Buah dan
daun Patikala (Etlingera elatior (Jack) R.M.SM), 2 (1) : 1-10.
Chun, O.K., Kim, D.O., dan Lee, C, Y., 2003,J Agric Food Chem,Superoxide
Radical Scavenging Activity of The Major Polyohenols in Fresh Plums.
Pogostemon, N., Metode, D., Tahir, M., Muflihunna, A., Farmasi, F., &
Indonesia, U. M. (n.d.). PENENTUAN KADAR FENOLIK TOTAL
EKSTRAK ETANOL DAUN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS, 4(1),
215–218.
Suleria, H.A.R., Osborne, S., Masci, P. and Gobe, G., 2015. Marine-based
nutraceuticals: An innovative trend in the food and supplement industries.
Marine drugs, 13(10), pp.6336-6351.
Adila, R., & Agustien, A. (2013). Uji Antimikroba Curcuma spp . Terhadap
Pertumbuhan Candida albicans , Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli Antimicrobial test of Curcuma spp . on the growth of Candida
albicans , Staphylococcus aureus and Escherichia coli, 2(1), 1–7.
Eq, R., Homenta, H., & Wowor, V. N. S. (2017). UJI DAYA HAMBAT
PERASAN BUAH JERUK PURUT CITRUS Hytrix TERHADAP
BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO, 6(1), 62–67.
Jawetz, G., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A. 1991, Mikrobiologi untuk Profesi
Kesehatan, Jakarta, EGC.
MM. Firdiana Krisnaningsih, W. A. (2007). Uji Sensitivitas Isolat Escherichia
coli Patogen Pada Ayam Terhadap Beberapa Jenis Antibiotik. Bagian
Mikrobiologi FKH UGM.
Soleha, T. U. (2015). Uji Kepekaan terhadap Antibiotik Susceptibility Test of
Antimicroba, 3–7.
Putranti, R. I. K. A. (2013). SKRINING FITOKIMIA DAN AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Sargassum duplicatum dan
Turbinaria ornata DARI.
Widowati, I., Diponegoro, U., View, B. P., & Berat, B. L. (2015). Skrining
aktifitas antibakteri pada ekstrak Sargassum polysistum terhadap bakteri
Vibrio harveyi dan Micrococcus ..., (January 2013).
LAMPIRAN GAMBAR