Bab 7 Turbin Uap PDF
Bab 7 Turbin Uap PDF
1. Pendahuluan
Turbin Reaksi disebut juga turbin Parson adalah turbin tekanan yang lebih
yang terdiri dari beberapa tingkat tekanan dan tiap tingkat tekanan dan tiap
tingkat tekanan terdiri dari unit sudu hantar dan sudu jalan. Turbin ini dimana
usaha yang ditimbulkan didapat atas bekerjanya gaya aksi dan gaya reaksi
pada sudu-sudu jalannya.
Gaya aksi aksi ini dirobah dalam proses kecepatan mutlak sedangkan gaya
reaksi dari proses kecepatan relatif, sehingga tiap unit sudu jalan mendapat
gaya axial dengan arah tekanan yang lebih kecil.
Gaya axial sudu hantar diteruskan ke rumah turbin sedangkan ga axial sudu
jalan diteruskan ke rotor.
4. Kerugiannya
1. Boros ruangan karena jumlah tingkatnya banyak
2. Kebocoran uap menjadi besar
3. Terjadi gaya axial karena tekanan uap didepan sudu jalan lebih besar dari
pada dibelakang sudu jalan.
5. Penggunaan
1. Turbin gabungan (curtis – parson)
2. Penggerak baling-baling kapal
32
Sudu jalan
Suhu Hantar
Tingkat I Tingkat II
P1 W
W diagramkecepatnan
==diagram kecepatan
uap
uaprelatif
mutlak
P2
C4
C2 P3
P4
C5
C1 C3
P5
33
Usaha gerak dalam sudu jalan = A2 = G (W22 – W12)
2g
Usaha keluar sudu hantar = A0 = G C02
2g
Usaha keluar sudu jalan = A3 = G C22
2g
Usaha total = A = A0 + A1 + A2 – A3
= G C02+ G (C12 – C02)+ G (w22 – w12) – G C22
2g 2g 2g 2g
2 2 2 2 2 2
= G (C0 + C1 – C0 + w2 – w1 – C2 )
2g
A = G (C12 – C22 + w22 – w12)
2g
Derajat Reaksi = A2 = G (w22 – w12)
2g
G (C12 – C22 + w22 – w12)
Karena bentuk sudu hantar sama dan sebangun dengan sudu jalan, maka
menjadi tekanan ganda, akibatnya segi tiga kecepatan sisi masuk setangkup
dengan segi tiga kecepatan sisi keluar sehingga segi tiga kecepatan cukup 1
(satu) saja.
Karena jatuh kalor di sudu hantar sama dengan jatuh kalor di sudu jalan maka
bentuk sudu hatar sama dengan bentuk sudu jalan maka derajat reaksi
R = H1 H1 = H2
H1+H2
R= H1 = ½ = 50 %
2 H1
Sehingga : R = W 22 – W 12
W22 – W 12 + C12 – C22
1 = W2 – W1
2 W22 – W 12+ C12 – C22
1 = (W 22 – W 12 + C12 – C22) = W 22 – W 12
2
W22 – W12 + C12 – C22 = 2 W 22 – 2W 12
maka : W2 = C1 dan W1 = C2
34
8. Rendemen Aliran kerja Biasa
C1 = W2
C2 = W 1
U = D
U
C1 = 44,7 Ho
2x
G
s = A = A = 2g (2 C12 – 2 C22 ) = 2 (C12 – C21)
G (2 C12 – C22 ) 2 C12 – C22
s = 2 C12 – 2 C22
Maka s secara grafis dengan (skala)
2 C12 – C22
2 U cos - U
Maka s = 2 C1 C1 s secara analitis
1 + 2 U cos - U
C1 C1
35
9. Rendemen Aliran kerja sebaik-baiknya (Maximal)
smax= 2 cos2
1 + cos2
2
2 U cos - U
Atau dari s =2 C1 C1 U = cos
1+2 U cos - U C1
C1 C1
smax = 2 cos2
1 + cos2
Ho
Kecepatan keliling U = C1 cos
C1 = 44,7 2x
Ho
U = 44,7 2x cos
36
Dimana : X = jumlah tingkat
Ho = jatuh kalor theritis dalam Kj / kg atau kcal / kg
C1 = kecepatan mutlak dalam m / detik
U = kecepatan keliling dalam m / detik
10. Grafik Rendemen Aliran Turbin Parson (Reaksi) dan Turbin Aksi
2 U cos - U 2
Atau dari s =2 C1 C1
1+2 U cos - U 2
C1 C1
U s turbin
s Turbin Aksi
C1 Reaksi
0 0 Kesimpulan :
0,2 0,503 0,592 smax Turbin Reaksi
0,4 0,747 0,864
Lebih besar smax Turbin aksi
0,47 - 0,884 (smax)
0,6 0,868 0,816
0,8 0,926 0,448
0,94 0,938 0
37
11. Profile Sudu Jalan Asymentris Turbin Reaksi
38
Cara melukis profile Sudu jalan
Pada dasarnya turbin parson terdiri dari bertingkat-tingkat, dimana setiap tingkat
terdiri dari satu rangkaian penuh sudu hantar (sudu pancar) dan satu rangkaian
penuh sudu jalan.
Sudu-sudu hantar dihubungkan rendah turbin, sedangkan sudu jalan
dihubungkan dengan Rotor.
Tekanan uap didepan dan dibelakang sudu jalan tidak sama, artinya tekanan uap
didepan sudu jalan lebih besar dari pada tekanan uap belakang sudu jalan (ingat
prinsip turbin reaksi).
Akibatnya perbedaan tekanan uap ini, maka tromolnya akan menderita suatu
gaya searah dengan poros (gaya axial) kearah kanan untuk menghindari hal ini,
maka dipasang torak buta (demmy piston), sehingga sebelah kanan dummy
piston akan mendapat tekanan uap baru dari boiler, sedangkan sebelah sisi
lainnya berhubungan dengan tekanan uap bekas, dengan demikian pada dummy
piston akan ada gaya kearah kiri yitu gaya dummy piston (F DP)
Keterangan Rumus :
39