Anda di halaman 1dari 2

Nama: aris rigel pangaribuan

Nim : 43115010389

Implementasi Perubahan Sony Corporation

Sony Corporation adalah perusahaan konglomerat multinasional berpusat di Minato, Tokyo, Jepang, dan
merupaakn salah satu konglomerat media terbesar di dunia dengan pendapatan lebih dari ¥ 7,730.0
miliar (FY2008). Saony adalah salah satu pemimpin elektronik manufaktur, video, komunikasi, video
game consoles, dan produk teknologi informasi untuk konsumen dan pasar profesional. Nama Sony
diadaptasi dari sonus, bahasa latin yang berarti suara.

Perusahaan Sony adalah unit bisnis elektronik dan induk perusahaan dari Sony Group, yang mana
merupakan kesatuan pada bisnis dengan lima segmen operasional-elektronik, games, hiburan (gambar
bergerak dan musik), layanan keuangan dan lainnya. Ini membuat Sony menjadi salah satu perusahaan
hiburan komprehensif di dunia.

Bisnis utama Sony adalah Sony Corporation (Sony Electronics in the U.S.), Sony Pictures Entertainment,
Sony Computer Entertainment, Sony Music Entertainment, Sony Ericsson, and Sony Financial. Sebagai
pembuat semiconductor, Sony berada diantara Worldwide Top 20 Semiconductor Sales Leaders. Sony
memiliki slogan “like no other”.

Sony corp juga tidak terlepas dari masalah akibat pasar yang semakin kompetitif yang mengharuskan
Sony corp menetapkan strategi baru demi kelangsungan bisnis usaha. Pada tahun 2012, Sony dilaporkan
tengah bersiap menghadapi kerugian USD 2,9 miliar atau sekitar Rp 26 triliun. Untuk itu, CEO baru Sony
yaitu Kazuo Hirai, melakukan beberapa strategi untuk menyelamatkan raksasa elektronik itu dari kondisi
yang lebih buruk, yaitu:

1. Membangkitkan bisnis utama Sony

Hirai mengakui bahwa digital imaging dan gaming adalah dua tonggak kuat bisnis perusahaan yang
berbasis di Jepang ini. Ia berencana akan kembali membangkitkan asset mereka di area tersebut,
terutama di pasar mobile. Tak hanya itu, Hirai juga bakal menerapkan teknologi Sony yang ada di digital
imaging ke dalam industri medis. Bisa jadi, industri media akan menjadi core business Sony selanjutnya.
Untuk urusan gaming, Hirai mengatakan akan membangun produk mobile yang unik dan diklaim hanya
Sony yang bisa mewujudkannya.

2. Mengevaluasi bisnis TV

Meski Hirai menyadari bahwa TV masih menjadi idola di ranah hiburan, namun ia juga melihat bahwa
LCD TV telah dikomoditasi dan perusahannya tidak ingin buangbuang waktu di area ini. Sony akan lebih
selektif lagi dalam memproduksi LCD TV dan pihaknya mempertimbangkan untuk berkolaborasi dengan
perusahaan lain guna mengurangi ongkos produksi.
3. Mentransformasi portolio bisnis Sony

Raksasa elektronik ini memang memiliki bisnis di area yang beragam, namun Sony agaknya perlu
mempertimbangkan produk mana yang tidak memiliki value tambahan sehingga bisa disingkirkan.

4. Meningkatkan inovasinya

Hirai optimistis posisi Sony cukup bagus untuk menjadikan area medis sebagai tambang uang mereka
yang baru. Mereka diketahui memiliki banyak inovasi di sensor, signal processing, lensa dan display.
Dilihat dari permasalahan diatas dan strategi yang diterapkan, Sony Corporation pada saat itu telah
menerapkan market culture. Sony yang berfokus pada produk elektronik sebagai pilarnya mengalami
persaingan yang cukup ketat dan pasar yang semakin kompetitif seiring semakin bertamabahnya
kompetitor di usaha bisnis elektronik. Untuk itu perusahaan harus fokus dalam mencapai target target
perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan pun berubah untuk mencapai profitabilitas
dengan tidak melupakan kualitas dari produk dan keinginan konsumen nya.

Anda mungkin juga menyukai