Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telepon selular merupakan salah satu alat komunikasi yang penyampaiannya bersifat verbal

dan nonverbal. Telepon seluler atau lebih sering kita sebut handphone adalah perangkat

telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed

line konvensional, namun bisa dibawa kemana-mana ( portabel ) dan tidak perlu disambungkan

dengan jaringan telepon yang menggunakan kabel (nirkabel ; wireless ). Handphone merupakan

salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting, karena dapat digunakan sebagai alat

komunikasi untuk memberikan informasi kepada seseorang meskipun memiliki jarak yang jauh.

Di era globalisasi sekarang ini, bisnis ekonomi pun juga ikut terpengaruh. Batasan

antarnegara menjadi semakin kabur pada saat teknologi komunikasi semakin maju. Hal ini

membuat semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis yang terjadi antar perusahaan –

perusahaan besar. Perusahaan harus mampu memberikan kepada pelanggannya produk yang

bermutu. Perubahan perubahan perilaku konsumen sangat penting diketahui oleh perusahaan agar

dapat memperkirakan kebutuhan konsumen pada saat sekarang dan akan datang seperti

mengetahui apa yang dibutuhkan, dan apa selera konsumen.

Sony ericsson merupakan penggabungan dari perusahaan elektronik sony dan perusahaan

telekomunikasi ericsson. Pada awalnya perusahaan ini menggunakan symbian OS sebagai sistem

operasi produknya, popularitas android yang terus meningkat membuat sony ericsson melakukan

peralihan terhadap sistem operasinya.

Pada awal abad 20, Ericsson mendominasi pasar dunia untuk pertukaran telepon manual.

Pada oktober 2001 sony melakukan merger dan masuk ke indonesia secara resmi pada februari

1
2002 dan terbukti mampu mempertahankan keberadaannya dipasar global maupun tanah air.

Namun pada 2009, karena persaingan yang ketat dan begitu cepatnya setiap perusahaan

telekomunikasi melakukan suatu perubahan atauapun melakukan inivasi ,sony ericsson mulai

mengalami keterpurukan karena munculnya smartphone android samsung dan apple iphone yang

berhasil mencuri perhatian konsumen. Karena samsung dan apple memiliki brand image yang

sangat baik di mata konsumen. Sony ericsson sendiri berada pada tingkat presentasi brand image

terendah diantara samsung dan apple. Dan juga mengalami penurunan penjualan.

Namun ditengah rendahnya brand image yang dimiliki, sony ericsson secara global

mengakuisisi sebesar 50% saham ericsson sehingga memiliki kepemilikan penuh dalam sony

ericsson mobile communications. Sony ericsson kemudian mulai melakukan transformasi

rebranding menjadi sony mobile communications. Tidak hanya itu sony juga melakukan

transformasi rebranding pada tingkat produk menjadi sony xperisa smartphone.

Rebranding yang dilakukan sony ternyata berhasil mencuri perhatian konsumen secara

global. Terbukti dengan penjualan sony yang langsung meningkat, ditambah lagi sony terus

melakukan inovasi dan terobosan baru sehingga semakin banyak konsumen yang memilih produk

sony.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perusahaan sony ericsson?

2. Bagaimana perubahan yang terjadi pada perusahaan sony ericsson?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perusahaan Sony Ericsson

Sejarah Sony Ericsson. Sony Ericsson merupakan perusahaan patungan yang

didirikan pada tanggal 1 Oktober 2001 oleh perusahaan elektronik Jepang Sony Corporation dan

perusahaan telekomunikasi Swedia Ericsson untuk memproduksi ponsel. Alasan lain untuk usaha

ini adalah untuk menggabungkan keahlian elektronik konsumen Sony Ericsson dengan

pengetahuan teknologi di sektor komunikasi.

Di Amerika Serikat, Ericsson bermitra dengan General Electric di awal tahun

sembilan puluhan, terutama untuk membangun kehadirannya di AS dan pengenalan merek.

Ericsson, yang telah di pasar telepon seluler selama beberapa dekade telah berjuang maksimal

namun tetap memperoleh kerugian besar. Hal ini terutama disebabkan kebakaran pabrik Philips di

New Mexico yang memproduksi chip untuk ponsel mereka yang menyebabkan tertundanya

produksi dan juga karena ketidakmampuan untuk memproduksi ponsel murah seperti Nokia.

Pada bulan Agustus 2001, kedua perusahaan (Sony dan Ericsson )telah

merampungkan persyaratan merger mengumumkan pada bulan April. Perusahaan ini memiliki

tenaga kerja awal 3.500 karyawan. Penggabungan kedua perusahaan tersebut tidak berjalan mulus,

pangsa pasar Ericsson benar-benar jatuh dan pada bulan Agustus 2002, Ericsson mengatakan akan

berhenti membuat ponsel dan mengakhiri kemitraan dengan Sony jika bisnis terus mengecewakan

Namun, pada Januari 2003, kedua perusahaan mengatakan mereka akan menyuntikkan lebih

banyak uang ke joint venture dalam tawaran untuk membendung kerugian.

3
Strategi Sony Ericsson adalah merilis ponsel model baru yang memiliki kemampuan

seperti foto digital serta kemampuan multimedia lainnya seperti men-download dan melihat klip

video dan kemampuan manajemen informasi pribadi. Untuk tujuan ini, merilis beberapa model

baru yang sudah built-in kamera digital dan layar warna adalah hal yang baru pada saat itu.

Bagaimanapun, usaha patungan ini terus membuat kerugian lebih besar meskipun penjualan

booming. Target untuk membuat keuntungan dari tahun pertama sampai tahun 2002 ditunda

hingga 2003 untuk paruh kedua tahun 2003. Perusaah ini mengalami kegagalan dalam misinya

untuk menjadi top seller handset multimedia dan berada di tempat kelima dan berjuang pada tahun

2005.

Konsentrasi Sony Ericsson saat ini dalam memproduksi ponsel meliputi: musik,

kamera, bisnis (web dan email), desain, eco-friendly, dan anggaran telepon terfokus. Enam

kategori terbesar adalah:

Seri W Walkman adalah merek ponsel musik Sony Ericsson, diluncurkan pada tahun

2005. Ponsel Sony Ericsson W-seri adalah ponsel musik yang terkenal karena menjadi ponsel seri

pertama musik mobile, membuat pasar baru bagi musik portabel yang berkembang pada saat itu.

Fitur utama yang dapat dilihat dalam semua ponsel Walkman adalah memiliki tombol ‘W’ yang

ditekan untuk membuka media center. Model terbaru, Yendo, merupakan ponsel Walkman

pertama dengan layar sentuh penuh. Walkman merek ponsel juga diproduksi untuk pasar Jepang,

di mana satu ponsel Walkman diluncurkan pada tahun 2009, Premier (Premier Cube), mampu

memutar musik dari CD player langsung ke telepon melalui konektor.

Sony Ericsson Cyber-shot, diluncurkan pada tahun 2006 dalam model-model terbaru

dari ponsel seri K. Rentang ponsel ini difokuskan pada kualitas kamera yang disertakan dengan

telepon. Cyber-shot telepon selalu menyertakan flash, beberapa dengan xenon flash, dan juga

4
termasuk kamera auto-focus. Sony Ericsson menggebrak kampanye pemasaran global untuk

ponsel Cyber-shot dengan peluncuran ‘Don’t Miss a Shot’. Kampanye ini menampilkan pemain

tenis wanita atas Ivanovi? Ana dan Daniela Hantuchova. Pada tanggal 10 Februari 2008, seri telah

diperluas dengan pengumuman C702, C902 dan telepon C905. Model terbaru, S003, yang

diluncurkan pada 2010 untuk pasar Jepang saja, adalah yang kedua dari Cyber-shot seri ponsel

bermerek yang dilengkapi dengan kamera 12 Megapixel setelah Satio. Ini menggunakan CMOS

‘Exmor’ sensor, ‘PLASMA’ Dual-LED Flash, ISO 3200, dan tahan air.

Sony Ericsson BRAVIA , diluncurkan 2007 di pasar Jepang saja. Sampai saat ini,

empat BRAVIA ponsel bermerek telah dihasilkan. Sony Ericsson (FOMA SO903iTV, FOMA

SO906i, U1, dan S004 [23]) menggunakan merek BRAVIA. BRAVIA merek ponsel dapat

menunjukkan televisi terestrial 1seg.

Berbagai ponsel dengan UIQ smartphone, diperkenalkan dengan seri P pada tahun

2003 dengan pengenalan P800. Mereka terkenal karena touchscreens mereka, QWERTY keypad

(pada kebanyakan model), dan penggunaan platform antarmuka UIQ untuk Symbian OS. Rentang

ini sejak diperluas ke seri M dan ponsel seri G.

Sony Ericsson XPERIA , digembar-gemborkan oleh Sony Ericsson XPERIA X1

pada bulan Februari 2008 di Mobile World Congress (sebelumnya 3GSM) yang diselenggarakan

di Barcelona Spanyol, merupakan merek dagang pertama yang dipromosikan oleh Sony Ericsson

sebagai miliknya dan yang ditunjuk untuk menyediakan teknologi konvergensi antara basis target

pengguna. Model pertama, X1, membawa sistem operasi Windows Mobile dengan interface panel

Sony Ericsson. Model X10 Xperia memiliki fitur Sistem Operasi Android. Selain itu, Yahoo News

melaporkan bahwa Sony akan sejajar dengan Google untuk menjalankan Android pada

smartphone game yang akan datang.

5
Sony Ericsson GreenHeart, pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009, digembar-

gemborkan oleh Sony Ericsson J105i Naite dan C901 GreenHeart. Hal ini difokuskan pada tema

ramah lingkungan, tapi masih fitur dengan teknologi mobile terbaru dan kemampuan multimedia.

Hal ini terutama menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan fitur-apps.

Rencana kedepan Sony Ericsson tidak lagi menggunakan sistem operasi mobile

Symbian. Kini, vendor ponsel yang sempat redup itu coba kembali bersinar dengan fokus

menggarap ponsel berbasis Google Android. Demkian pernyataan yang dikemukakan salah satu

eksekutif Sony Ericsson, Aldo Liguori. “Ke depan, kami tidak ada rencana mengembangkan

perangkat berbasis Symbian lagi (dikutip dari Venturebeat). Sampai pada tahun 2010, Sony

Ericsson masih menggunakan OS Symbian untuk jajaran seri Vivaz besutannya. Namun vendor

ini bisa saja mengalihkannya ke Android sewaktu-waktu–sama halnya seperti Xperia X10.

2.2. Perubahan Yang Terjadi Pada Perusahaan Sony Ericsson

Seiring perkembangan sony ericsson mengalami kegagalan akibat keterlambatan untuk

melakukan inovasi diman vendor ponsel lain sudah beralih ke system android sementara sony

masih menjual perangkat dengan system Symbian. Dan kegagalan ini juga menimbulkan kerugian

dan ini juga di alami oleh rivalnya yaitu perusahaan nokia. Dan budaya jepang juga mempengaruhi

kelambatan atau kegagalan perusahaan yaitu dari segi factor:

a. Harmony Culture Error. Dalam era digital seperti saat ini, kecepatan adalah kunci. Speed

in decision making. Speed in product development. Speed in product launch. Dan persis di titik

vital ini, perusahaan Jepang termehek-mehek lantaran budaya mereka yang mengangungkan

harmoni dan konsensus. Perusahaan Jepang yang menggunakan kultur kerja yang sangat

mementingkan konsensus. Top manajemen Jepang bisa rapat berminggu-minggu sekedar untuk

6
menemukan konsensus mengenai produk apa yang akan diluncurkan. Dan begitu rapat mereka

selesai, Samsung atau LG sudah keluar dengan produk baru, dan para senior manajer Jepang itu

hanya bisa melongo. Budaya yang mementingkan konsensus membuat perusahaan-perusahaan

Jepang lamban mengambil keputusan (dan dalam era digital ini artinya tragedi). Budaya yang

menjaga harmoni juga membuat ide-ide kreatif yang radikal nyaris tidak pernah bisa mekar. Sebab

mereka keburu mati: dijadikan tumbal demi menjaga “keindahan budaya harmoni”.

b. Seniority Error. Dalam era digital, inovasi adalah oksigen. Inovasi adalah nafas yang terus

mengalir. Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja yang

mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan, perusahaan Jepang memelihara

budaya senioritas. Perusahaan Jepang, dan hampir pasti Anda tidak akan menemukan Senior

Managers dalam usia 30-an tahun. Promosi di hampir semua perusahaan Jepang menggunakan

metode yang tua pasti didahulukan.

c. Old Nation Error. Faktor terakhir ini mungkin ada kaitannya dengan faktor kedua. Dan

juga dengan aspek demografi. Jepang adalah negeri yang menua. Maksudnya, lebih dari separo

penduduk Jepang berusia diatas 50 tahun. Jadi mayoritas Senior Manager di beragam perusahaan

Jepang masuk dalam kategori itu. Kategori karyawan yang sudah menua.

Namun sony ericsson melakukan akuisisi terhadap perusahaan ericsson dan menjadi Sony

Mobile Communication Inc, dan juga merubah brandnya menjad sony. dan sekarang sudah

berpusat pada produksi sony experia yang menggunakan program atau system android dan kembali

memiliki pasar yang meluas dan kembali menjadi barang yang bergengsi di masyarakat. Tentu

bukan hanya bergengsi soal mereknya namun juga dari segi kualitas perangkat keras dan lunaknya.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perusahaan Sony Ericsson.Inc merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
teknologi dan komunikasi yang sangat cepat perkembangannya untuk dikenal dalam kalangan
masyarakat.
2. Pelaksanaan sistem inovasi yang dilakukan perusahaan ini berjalan dengan cukup
baik,dimana terdapat dampak yang positif diawal inovasi ini dilakukan dan berpengaruh bagi
perusahaan Sony Ericsson.Inc.
3. Adanya sistem inovasi yang dilakukan oleh perusahaan Sony semata-mata hanya untuk
menunjukkan bahwa perusahaan memperhatikan kebutuhan dan keinginan banyak masyarakat.
Namun pelaksanaan inovasi yang cukup baik diawal membuat perusahaan menjadi lengah dan
tidak menyadari semakin banyaknya pesaing yang muncul dan memberikan dampak negatif yang
dialami oleh perusahaan Sony,sehingga perusahaan mengalami keterputukan karena ditinggal oleh
konsumen dan sudah dianggap sebagai perusahaan yang tidak lagi memperhatikan dan tidak bisa
lagi memenuhi keinginan masyarakat yang semakin bertumbuh juga.
4. Berbagai hal yang terjadi dan sudah dialami oleh perusahaan Sony merupakan perjalanan
yang cukup panjang bagi perusahaan ini dan dapat terjadi karena perusahaan mampu
mengendalikannya, oleh karena itu ketika perusahaan ini sempat merasakan suatu produk yang
diproduksi sempat memiliki suatu nama dan image yang cukup baik dikalangan masyarakat,
namun ditengah perusahaan sedang mengalami keadaan yang cukup baik,namun perusahaan harus
kembali lagi mengalami keterputukan ketika tidak mengerti adanya ancaman yang semakin banyak
muncul.Namun karena adanya suatu peluang yang digunakan perusahaan dapat kembali lagi
sebagai suatu perusahaan yang memiliki brand image yang baik dimasyarakat.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan,dan mungkin dapat berguna bagi perusahaan adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan hendaknya dapat terus mempertahankan sistem inovasi yang dilakukan diawal
oleh perusahaan dan tetap memperhatikan kebutuhan juga keinginan mayarakat.Serta dapat

8
memahami keadaan pasar yang mungkin dapat mengancam perusahaan dengan munculnya
pesaing yang semakin banyak.

2. Untuk tetap dapat bertahan perusahaan hendaknya meningkatkan mutu bagi setiap produk
yang diciptakan dan dapat memuaskan keinginan masyarakat.

3. Agar para konsumen tetap bertahan pada produk yang diciptakan, perusahaan seharusnya
tidak hanya melakukan inovasi pada hal-hal yang sama,tetapi harus memberikan suatu nilai yang
baru bagi masyarakat agar konsumen tiak merasa bosan/jenuh terhadap produk yang ditawarkan
oleh perusahaan ini.

4. Untuk semakin meningkatkan image yang sudah cukup dikenal masyarakat, perusahaan ini
hendaknya tetap mengadakan rencana inovasi secara terus menerus dan tetap meningkatkan
kualitas yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

https://govindabright.blogspot.com/2016/11/analisis-strategi-perusahaan-sony.html

Anda mungkin juga menyukai