Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS MODEL BUSINESS SYSTEMS PADA KASUS BANGKRUTNYA NOKIA

Daffa Zahran Hidayat

1705619040

S1 Manajemen A 2019

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


Changes (C7)
Unpredictable

Complementors (C4)
Windows Phone

Center (C6) Company (C1) Channels (C5)


Customers (C2)
Microsoft NOKIA Omni Channel

Competitors (C3)
Apple & Samsung

C1 (Company)

Nokia merupakan perusahaan yang memproduksi peralatan telekomunikasi yang


berasal dari Finlandia dan berkantor pusat di kota Espoo. Salah satu produk yang paling
terkenal dari perusahaan Nokia adalah ponselnya. Nokia pernah menjadi raksasa ponsel dunia
yang seakan tak pernah bisa dikalahkan pada dekade 1990-an hingga 2000-an awal. Nokia
memproduksi telepon genggam untuk seluruh pasar dan protokol utama, termasuk GSM,
CDMA, dan W-CDMA (UMTS).

Saat ini lisensi bisnis ponsel pintar dan ponsel genggam bermerek Nokia telah dimiliki oleh
HMD Global bersama FIH Mobile (anak perusahaan Foxconn) mulai Desember 2016 hingga
2026 mendatang. HMD Global bertugas sebagai developer sedangkan FIH Mobile bertugas
sebagai manufaktur.

C2 (Customers)

Cerita sukses Nokia dalam perjalanannya menguasai pasar ponsel adalah


keberhasilannya dalam melayani semua segmen. Produknya sangat beragam, dari ponsel low-
end yang sederhana dengan harga murah sampai dengan ponsel pintar yang canggih. Nokia
3210 dulu pernah dikenal dengan ponsel sejuta umat, karena tingkat penjualannya yang tinggi
sebelum era ponsel pintar.

Nokia dikenal sebagai “ponsel sejuta umat”. Ini tentu saja karena banyaknya ponsel
buatan Nokia yang beredar di pasaran. Posisi ini pun semakin diperkuat ketika Nokia
mengembangkan smartphone dengan sistem operasi Symbian. Nokia sukses menjadi
produsen ponsel terbesar di dunia sejak 1998. Dominasi Nokia di pasar ponsel begitu kuat,
dan mampu bertahan hingga 14 tahun berikutnya hingga 2012.

Pada tahun 2007, Apple merilis iPhone dan Nokia merasa tidak tersaingi karena
memiliki N95 sebagai produk unggulan. Sekitar kuartal empat 2007, terdapat pesaing Nokia
yaitu Windows Phone, Blackberry dan iPhone 3G. Setelah itu pangsa pasar Nokia (Symbian)
mulai turun dan customers kehilangan minatnya untuk menggunakan Nokia. Lalu pada than
2008, muncullah Google dengan sistem operasi Android nya. Customers mulai tertarik
dengan fitur Android yang lebih canggih dibandingan dengan Symbian Nokia. Penurunan
pada Nokia itu salah satu nya adalah Nokia kekurangan tenaga ahli dalam bidang software
yang mengakibatkan kekalahan dengan produk lain dan dalam satu sisi Nokia juga tidak
mengikuti kebutuhan para customer.

C3 (Competitor)

Kesuksesan Nokia yang mulai meroket dan dalam beberapa tahun kemudian bisa
menjadi produsen ponsel terbesar di dunia tidak dapat diragukan lagi. Bahkan Nokia saat itu
dapat populer selama empat belas tahun berturut-turut sebagai penyedia telekomunikasi yang
sangat diminati masyarakat. Namun kesuksesan tersebut mulai menurun ketika Apple
meluncurkan iPhone pada tahun 2007 yang merupakan ponsel sentuh pertama dengan sistem
operasi berbasis iOS. Yang kemudian disusul oleh Samsung pada tahun 2012, dengan
memperkenalkan sistem operasi berbasis Android.

Namun hadirnya kompetitor-kompetitor tersebut tidak diantisipasi oleh Nokia. Alih-alih


melakukan inovasi untuk mengikuti perubahan tren, Nokia tetap mempertahankan sistem
operasi Symbian yang ia anggap tetap bisa mengalahkan iOS dan jadi pesaing yang layak
bagi Android. Akibatnya, Nokia mengalami penurunan penjualan selama lima tahun terakhir
dengan hadirnya sistem operasi Android dan iOS. Serta harga saham Nokia yang juga turun
dari USD 40 pada 2007 menjadi USD 3.
Selain itu, Nokia juga tidak mengantisipasi persaingan di kelas bawah ponsel. Akhirnya,
perusahaan lain seperti HTC, Huawei dan ZTE berhasil menaklukkan Nokia untuk pasar
telepon genggam di kelasnya. Nokia sudah dianggap tidak memiliki kemampuan membangun
pesona. Ia terjebak pada masa lalu yang indah, sementara para pesaing berlomba-lomba
menawarkan produk dan fitur yang canggih untuk menarik minat masyarakat.

C4 (Complementers)

Complementor atau pelengkap dari produk Nokia, dalam menjual produknya yaitu
berupa telepon genggam atau ponsel, Nokia melengkapi penjualan produk tersebut dengan
memberikan kemasan box sebagai pembungkusnya. Didalam box-nya sendiri berisi
perangkat telepon genggam Nokia yang berada di bagian atas box, lalu dibagian bawah box
ada buku petunjuk penggunaan dan juga kartu garansi, tidak lupa juga ada perangkat
tambahan seperti charger dan Headset. Untuk feature ponsel Nokia nya sendiri beragam, ada
kamera, radio, alarm, kalender, kalkulator, pesan, dan lain sebagainya tergantung tipe ponsel
tersebut. Akan tetapi di setiap ponsel Nokia biasanya sudah ada tombol volume naik turun
beserta tombol power dan juga slot untuk memasukkan kartu SIM.

C5 (Channels)

Nokia mengambil strategi Omni Channel, baik itu online maupun offline, retail store
maupun pop-up store. Semua upaya itu diharapkan bisa menjangkau dimana konsumen
berada, baik di Jakarta maupun di pulau-pulau terpencil. Omni Channel merupakan
kombinasi dari berbagai macam cara dan channel untuk berbelanja, namun tetap memberikan
brand feeling yang sama. Baik seperti saat kita membeli di physical store, webstore,
smartphone, televisi, ataupun media sosial. Pelanggan dapat melakukan pencarian dan
pembelian atas barang yang diingakan dimanapun dan kapanpun.

C6 (Centers)

Pada tahun 2014, Nokia resmi di akuisisi oleh Microsoft. Microsoft sepakat membeli
unit Device and Services Nokia serta lisensi paten dan layanan pemetaan Nokia. Nokia
menyetujui persyaratan kemitraan dengan Microsoft termasuk kontribusi bersama untuk
perkembangan ekosistem teknologi yang baru. Produk kolaborasi Nokia dan Microsoft yang
mengedepankan kemajuan signifikan terhadap teknologi yang dilengkapi dengan system
Windows Phone. Melalui sistem Windows Phone ini, Nokia memberikan fitur yang lebih
lanjut dengan dilengkapi pemetaan, navigasi dan layanan berbasis lokasi untuk ekosistem
windows phone serta menjangkau pengembangan aplikasi untuk mendukung terciptanya
lokal dan global baru dalam pengembangan software Nokia.

C7 (Changes)

Perkembangan teknologi dan berubahnya minat masyarakat yang tidak dapat


diprediksi atas ponsel, membawa dampak yang cukup signifikan pada perusahaan Nokia.
Pada saat itu Nokia yang tetap mempertahankan sistem operasi symbianya serta tidak
melakukan inovasi atas ponselnya, membuat Nokia kehilangan banyak pelanggannya yang
mulai beralih ke sistem operasi iOS dan Android yang telah menawarkan banyak kemudahan
bagi para penggunanya.

Selain faktor eksternal yang mempengaruhi kemunduran Nokia, faktor internal juga
memberikan dampak yang cukup besar bagi berjalannya perusahaan. Budaya kerja yang
"mencekam" menjadi salah satu penyebab kenapa Nokia bangkrut. Saat itu, para pemimpin
disebut cukup tempramental dan membuat manajer level menengah ketakutan. Mereka takut
melaporkan keadaan sebenarnya, karena ancaman pemecatan. Terutama tentang laporan
penjualan yang gagal memenuhi target. Di sisi lain, para eksekutif Nokia takut mengakui
mutu sebenarnya sistem operasi Symbian yang dijalankan perangkat Nokia saat itu.

Akibat hal-hal tersebut, pada akhirnya Nokia mengalami kebangkrutan dan pada tahun 2013
CEO Nokia mengumumkan bahwa divisi perangkat kerasnya diakuisisi oleh Microsoft pada
2014 dengan mahar senilai 7,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 96,8 triliun). Kemudian pada
2016, lisensi merek Nokia dibeli oleh perusahaan China, HMD Global.
REFERENSI

http://hendrikbudiyarto.blogspot.com/2016/05/sejarah-dan-profil-perusahaan-nokia.html1

https://inet.detik.com/business/d-3837908/omni-channel-strategi-baru-peritel-bersaing-di-
ranah-digital

https://www.liputan6.com/tekno/read/682071/resmi-microsoft-akuisisi-nokia-senilai-rp-79-
triliun

https://industri.kontan.co.id/news/hmd-global-distributor-nokia-meluncurkan-produk-murah

https://tekno.kompas.com/read/2021/03/30/08060077/studi-ungkap-kenapa-nokia-bangkrut?
page=all#page2

https://www.academia.edu/23357100/Perusahaan_NOKIA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nokia

https://id.m.wikipedia.org/wiki/HMD_Global

Anda mungkin juga menyukai