Anda di halaman 1dari 3

Bagi banyak orang, Nokia adalah ponsel pertama mereka, terutama anak-anak

yang lahir di tahun 90-an. Nokia menjadi merek terlaris dan household name 
dalam satu dekade. Nokia mampu melayani semua segmen masyarakat dengan
merancang model yang berbeda dengan harga yang bervariasi.

Nokia adalah pejuang inovasi di masa jayanya. Tapi hari ini, hal itu tidak
relevan seperti dulu. Penjualannya turun ke titik di mana ia tidak punya pilihan
selain menjual divisi ponselnya. Jadi, bagaimana perusahaan yang begitu sukses
bisa gagal? Dan apa yang menyebabkan kegagalan Nokia?
 Mari kita cari tahu bersama

Dari pabrik penggilingan kayu  menjadi raksasa telekomunikasi, Nokia menaiki


tangga kesuksesan yang tidak ada di perusahaan seluler lainnya.Pada tahun
1992, Nokia meluncurkan telepon GSM pertama di dunia yaitu Nokia 1011.
Pada tahun 1998, perusahaan ini menyalip Motorola dan menjadi perusahaan
telepon seluler terlaris. Rentetan kesuksesan masih jauh dari selesai. Pada
puncaknya, pada tahun 2007, pangsa pasar Nokia di seluruh dunia mencapai
49,4%, tertinggi di dunia.
 Namun, di balik tirai, ada hal lain yang terjadi. Keruntuhan Nokia sudah
dimulai, jauh sebelum 2007. Dimulai dari manajemen puncak, dan seperti
domino, satu per satu, semuanya turun.

 Setelah mendominasi industri seluler selama lebih dari satu dekade, penjualan
Nokia mulai mengalami penurunan . Hal itu  adalah hasil dari keputusan
internal dan lingkungan eksternal seperti Perubahan Manajemen Puncak,
Kedatangan Perusahaan Baru seperti Apple, Google dan Samsung,
Keterlambatan Meriilis Ponsel Baru yang terjadi pada tahun 2010 ,Kemitraan
dengan Microsoft yang gagal pada 2012 dan akhirnya Nokia diakuisi oleh
Microsoft pada tahun 2014

Nokia kehilangan pangsa pasarnya karena android dan ios. Nokia gagal melihat
perkembangan yang terjadi di pasar. Android hadir dengan mengusung operating sistem yang
gratisan sehingga dengan cepat di adopsi perusahaan handphone yang lain. Karena
androidnya gratis maka harga dr handphone akan murah sekali nah disitu nokia gagal untuk
bersaing
 Alasan Kegagalan Nokia
 Ada banyak alasan yang menyebabkan kegagalan Nokia. Berikut adalah
beberapa alasan utama di antara mereka.
1. Gagal Beradaptasi
Meskipun mengetahui bahwa ada lebih banyak permintaan untuk perangkat
lunak daripada perangkat keras, Nokia tetap berpegang pada cara lama mereka
dan tidak beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Ketika Nokia akhirnya
menyadari kesalahan mereka, itu sedikit terlambat, karena orang-orang sudah
beralih ke Android dan ponsel Apple.
 
2. Gagal Berinovasi
Nokia adalah perusahaan pertama yang memperkenalkan ponsel 3G, ponsel
kamera, dan banyak lagi teknologi inovatif lainnya. Di awal tahun 2000-an,
mereka tahu bahwa inovasi adalah kunci untuk tetap relevan dan mendorong
batas-batas teknologi. Namun seiring dengan meningkatnya permintaan akan
ponsel mereka, fokus mereka beralih ke manufaktur, untuk memenuhi
permintaan tersebut. Nokia kurang fokus pada inovasi dan lebih fokus pada
produksi massal dan sebagai hasilnya, perusahaan seperti Samsung, Apple, dan
lainnya mulai mendapatkan pasar dengan OS inovatif & sederhana mereka.
3. Terlalu percaya diri
Manajemen puncak Nokia berpikir bahwa tidak akan ada yang salah sampai hal
itu terjadi. Perusahaan baru datang dengan ide dan teknologi baru dan Nokia
menutup mata terhadap mereka. Nokia tidak menganggap siapa pun sebagai
pesaing mereka. Dalam rasa percaya diri dan ketidaktahuan yang berlebihan ini,
Nokia  akhirnya gagal.
4. Kebingungan OS Symbian vs OS MeeGo
Divisi R&D perusahaan Nokia dibagi menjadi dua. Salah satunya bekerja untuk
meningkatkan OS Symbian dan yang lainnya di OS MeeGo. Kedua tim
mengklaim bahwa perangkat lunak mereka lebih baik. Kompetisi ini
mengakibatkan penundaan dalam merilis ponsel baru.
5. Sering Mengubah Manajemen
Memiliki manajemen puncak yang stabil membantu perusahaan untuk tetap
berada di satu jalur. Namun tidak demikian halnya dengan Nokia, dalam kurun
waktu 5 tahun, CEO-nya diganti sebanyak 2 kali. Perubahan yang sering ini
tidak memberikan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan tujuan dan visi
CEO baru. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan di antara karyawan dan
pemangku kepentingan lainnya.
6 Pengambilan Keputusan Lambat
Manajemen puncak terlalu lama mengambil keputusan. Frank Nuovo, mantan
wakil presiden, dan kepala desainer Nokia meninggalkan perusahaan pada tahun
2006. Dia mengatakan bahwa manajemen lambat membuat keputusan yang
membutuhkan urgensi. Banyak peluang yang hilang karena ini. Jauh sebelum
Apple merilis iPhone, departemen riset Nokia sudah memikirkan ide tersebut.
Tetapi karena budaya perusahaan yang berlaku, ide itu tidak pernah di
eksekusi .

Anda mungkin juga menyukai