Anda di halaman 1dari 4

Profil Nokia

Kata Nokia sendiri berasal dari nama sebuah komunitas yang tinggal di sungai Emakoski
di negara Finlandia Selatan. Menurut (Suseno, Pasarib, Saragih, & Sumantri), Nokia merupakan
perusahaan telekomunikasi yang berdiri pada tahun 1865. Nokia didirikan sebagai perusahaan
penggilingan pulp oleh Fredrik Idestam pada tahun 1865. Setelah Perang Dunia I, Perusahaan
Karet Finlandia mengakuisisi Perusahaan Penggilingan Kayu Nokia dan Perusahaan Kabel
Finlandia (sebuah produsen kabel telepon dan telegraf). Yang akhirnya ketiga perusahaan
tersebut digabung menjadi Nokia Corporation pada tahun 1967 dan dikembangkan menjadi
mesin bubur kayu dan pembuat kertas pada tahun 1920 serta merupakan pabrik pembuat kertas
terkemuka di Eropa pada masanya. Pada tahun 1950-an Chief Executive Officer (CEO) Björn
Westerlund meramalkan, bahwa masa depan pertumbuhan pada beberapa sektor bubur kayu dan
kertas akan semakin terbatas dan sebagai gantinya akan dibangun sebuah divisi elektronik di
pabrik kabel Helsinki, ini lah cikal bakal mulai menjurus ke sektor seluler. Selama kurun waktu
15 tahun Nokia Elektronik mengalami masa percobaan dari beragam kesalahan. Akan tetapi, dari
semua kesalahan dan percobaan itu, secara bertahap justru membangun keterampilan substansial
dari sekumpulan ahli yang berbakat. Pada tahun 1979 Nokia bergabung dengan Salora dan
berganti nama Mobira, yang mengembangkan perangkat telepon genggam. Pada tahun 1991
menjadi titik awal Nokia mengalami transformasi strategi bisnis menjadi sebuah perusahaan
telekomunikasi (Suseno, Pasarib, Saragih, & Sumantri).

Selama bertahun-tahun, Nokia telah bekerja untuk membuat praktek bisnis dan
produknya yang memiliki tanggung jawab sosial dengan menciptakan handset ramah lingkungan
dan membangun skema ponsel daur ulang untuk membawa manfaat mobilitas ke pasar negara
berkembang. Seiring dengan perkembangan waktu maka akan menambah iklim persaingan
telepon seluler, apalagi setelah munculnya merek Blackberry dan iPhone yang pastinya akan
mengancam merek-merek yang sudah ada terlebih dahulu berada di pasaran seperti Nokia
(Widagdo & Rahardjo, 2012).

Perjalanan Nokia
Pada tahun 2007, Nokia masih menjadi penguasa pasar telepon seluler dengan sistem
operasi mereka, Symbian. Symbian adalah sistem operasi yang populer pada saat itu, tetapi
persaingan semakin ketat dengan munculnya perangkat berbasis Android dan iOS. Nokia merilis
serangkaian ponsel dengan Symbian, termasuk Nokia N95 yang dianggap sebagai terobosan
pada masa itu. Pada tahun 2010 Android dan iOS sudah mulai menguasai pasar telepon seluler
pintar. Untuk bisa bertahan dalam persaingan pasar telepon seluler, para manajemen senioer
Nokia mengangkat Stephen Elop sebagai CEO Nokia. Pengalaman Elop di bidang
pengembangan perangkat lunak di Microsoft diharapkan mampu membuat Nokia bisa bersaing
dengan para pesaingnya dan mengangllkat Nokia ke posisi teratas. Pada tahun 2011 Nokia
menggantikan sistem operasi telepon seluler dari Symbian menjadi Windows Mobile serta
mengintegrasikan Ovi-store ke Windows Phone Store. Sejak saat itu penjualan telepon seluler
menurun dan banyak pabrik dan fasilitas riset yang tutup. Pada akhirnya di tahun 2013 Microsoft
mengakuisisi Nokia’s mobile device business dan dipindahkan ke Microsoft Mobile Inc
(Bouwman, 2014).
Meskipun Nokia berhasil meraih popularitas dengan Symbian, mereka mulai mengalami
penurunan dalam beberapa aspek bisnis mereka. Salah satu faktor utamanya adalah
ketidakmampuan Nokia untuk bersaing dengan cepat dalam hal inovasi dan perubahan tren
konsumen. Perusahaan ini juga menghadapi kritik atas antarmuka pengguna yang rumit dan
kurang responsif pada ponsel mereka.
Pada tahun 2011, Nokia mengumumkan kemitraan strategis dengan Microsoft. Mereka
mengadopsi sistem operasi Windows Phone sebagai pengganti Symbian. Keputusan ini bertujuan
untuk menggabungkan kekuatan Nokia dalam hal perangkat keras dengan keahlian Microsoft
dalam pengembangan perangkat lunak. Nokia meluncurkan serangkaian ponsel Windows Phone,
termasuk Lumia 800 dan Lumia 900.
Selama periode ini, pasar ponsel bergerak menuju dominasi Android dan iOS. Kedua
sistem operasi ini meraih popularitas yang signifikan dan menggeser Nokia dari posisinya
sebagai pemimpin pasar. Meskipun Nokia meluncurkan ponsel Windows Phone yang inovatif,
persaingan yang ketat dan kekurangan aplikasi yang tersedia untuk sistem operasi tersebut
menjadi faktor penghambat kesuksesan Nokia.
Nokia mengalami penurunan penjualan yang sangat drastis dan pada akhirnya Nokia
melakukan efisiensi besar-besaran dengan melakukan pemecatan 3.500 pegawainya dan 6.800
peneliti dan pegawai Nokia lainnya. Nokia juga mengalami kerugian operasional sebesar sekitar
Rp 9,5 trilliun akibat penjualan Lumia yang tidak sesuai dengan target perusahaan. Tingkat
penjualan Nokia dari 111.470.000 unit pada tahun 2011, kini mengalami penurunan sebesar
97.870.000 unit pada kuartal kedua. Dengan jumlah penjualan tersebut, Nokia hanya meraih 22,8
persen market share, turun dari 30,3 persen. Pesaing utama Nokia yang nampak jelas dan sangat
terlihat dari minat pengguna gadget adalah Samsung android. Hal ini dibuktikan dari penjualan
Samsung android yang semakin meningkat dan berhasil menjual sekitar 98.300.000 ponsel, yang
diikuti kemudian oleh Nokia di tempat kedua dengan 82.700.000 unit dan Apple 35.100.000 unit
di tempat ketiga.
(sumber : http://www.wartanews.com)
Periode antara tahun 2007 dan 2011 adalah periode yang menantang bagi Nokia.
Meskipun mereka berhasil meraih popularitas dengan Symbian pada awalnya, persaingan yang
kuat dari Android dan iOS serta kurangnya inovasi dan perubahan tren konsumen mengakibatkan
penurunan Nokia sebagai pemimpin pasar. Keputusan untuk mengadopsi sistem operasi
Windows Phone dan perubahan manajemen juga tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Perjalanan Nokia selama periode ini menunjukkan kompleksitas dan tantangan dalam industri
teknologi yang cepat berubah.

Daftar Pustaka
Bouwman, H., Carlsson, C., Carlsson, J., Nikou, S., Sell, A., & Walden, P. (2014). How Nokia
failed to nail the Smartphone market. In 25th European Regional Conference of the
International Telecommunications Society (ITS) (pp. 22–25).
Suseno, A. T., Pasarib, D. C., Saragih, E. D., & Sumantri, P. S. (n.d.). ANALISIS
PERBANDINGAN PERAN KEPEMPIMPINAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA
PERUSAHAAN NOKIA DAN SAMSUNG. Jurnal Informatika dan Bisnis, 38-47.

Widagdo, A. A., & Rahardjo, S. T. (2012). ANALISIS FAKTOR PEMBENTUK KEPUTUSAN


PEMBELIAN PADA PONSEL NOKIA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang). DIPONEGORO JOURNAL OF
MANAGEMENT, 262-266.

Anda mungkin juga menyukai