Anda di halaman 1dari 5

KEWIRAUSAHAAN

KISAH NOKIA YANG BANGKIT DARI KEBANGRUTAN

Dosen : Chrisant Florence Lotulung

Dibuat oleh
OCTAVIANUS IMANUEL RINDAHATI

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
PROFIL NOKIA

Nokia Corporation (nama aslinya Nokia Oyj, atau biasa disebut Nokia;adalah sebuah
perusahaan telekomunikasi, teknologi informasi, dan elektronik konsumen multinasional asal Finlandia
yang didirikan pada tahun 1865. Kantor pusat Nokia terletak di Espoo, Finlandia, di kawasan
metropolitan Helsinki.Pada tahun 2018, Nokia mempekerjakan sekitar 103.000 orang di lebih dari 100
negara, dan berbisnis di lebih dari 130 negara, serta mencatatkan pendapatan tahunan sekitar €23
milyar.Nokia adalah sebuah perusahaan publik yang melantai di Bursa Saham Helsinki dan Bursa
Saham New York.Berdasarkan Fortune Global 500, Nokia adalah perusahaan dengan pendapatan
terbesar ke-415 di dunia pada tahun 2016, dan pernah menempati peringkat ke-85 pada tahun
2009.Perusahaan ini adalah salah satu komponen dari indeks pasar saham Euro Stoxx 50.

Anda mungkin sama sekali tak menyangka. Perusahaan telekomunikasi yang sudah berkiprah
selama puluhan dekade ini dulunya merupakan perusahaan pengolah bubur kertas di Finlandia. Bahkan,
nama Nokia diambil dari nama komunitas yang tinggal di kawasan Sungai Emakoski yang terletak di
Finlandia Selatan. Perusahaan Nokia saat itu didirikan oleh Fredrik Idestam pada tahun 1865 sebagai
perusahaan pengolahan kayu dan karet. Seusai Perang Dunia ke-1, perusahaan tersebut juga
mengakuisisi perusahaan kabel Finlandia yang memproduksi telegraf dan kabel telepon. Pada tahun
1967, perusahaan tersebut melebur menjadi Nokia Corporation. Perusahaan tersebut berfokus pada
produksi mesin pembuat bubur kayu (pulp) dan pembuat kertas. Di tahun 1920, perusahaan ini menjadi
salah satu perusahaan produsen kertas yang terbesar di Eropa.

Kejayaaan tidak lantas membuat pemilik Nokia Corporation menjadi terlena. Bjorn Westerlund
yang saat itu menjabat sebagai CEO dari perusahaan tersebut memperkirakan bahwa industri
pengolahan kayu dan kertas suatu saat akan tenggelam. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Nokia mulai
berfokus pada produksi perangkat elektronik. Nokia membangun divisi baru, yaitu divisi elektronik
yang ditempatkan di ibukota negara Finlandia. Perusahaan tersebut pun mulai diarahkan untuk
memproduksi berbagai macam perangkat elektronik di bawah nama Nokia Electronic. Selama 15 tahun
pertama, perusahaan Nokia tersebut menjalani trial and error untuk berbagai produk perangkat
elektroniknya.

Setelah melalui kegagalan selama beberapa kali. Nokia akhirnya mulai menemukan ritmenya.
Terutama, setelah didukung dengan ahli teknologi yang berbakat. Ditambah lagi, Nokia bergabung
dengan pabrik pembuat perangkat televisi Salora yang membantu perusahaan tersebut dalam
memproduksi berbagai perangkat handphone mendunianya. Semenjak saat itu, popularitas Nokia pun
semakin meningkat. Bahkan, Jyrki Vesikansa mengatakan bahwa Nokia menjadi sumber pendapatan
negara kedua setelah industri kayu dan kertas.

Peran Nokia sebagai perusahaan penyedia perangkat seluler dimulai pada tahun 1963. Pada
kala itu, Nokia memang belum secara resmi meluncurkan perangkat handphone pertamanya. Namun,
perusahaan tersebut sudah memproduksi banyak perangkat radio telepon dan emergency responders
yang diperuntukkan para tentara dari angkatan bersenjata Finlandia. Tepat pada tahun 1982, Nokia
secara resmi meluncurkan perangkat car phone pertamanya yang diberi nama Mobira Senator.
Perangkat elektronik ini digunakan media komunikasi tentara yang membawa tank. Pada tahun 1987,
Nokia memproduksi perangkat elektronik Mobira Cityman, yaitu telepon genggam pertamanya.
Berbeda dengan tampilan telepon genggam saat ini, Mobira Cityman memiliki bentuk yang besar
dengan berat sekitar 0.7 kilogram. Telepon genggam dari Nokia ini memiliki penampilan yang sangat
serupa dengan walkie talkie. Di tahun yang sama, Nokia memutuskan untuk berfokus hanya untuk
mengembangkan berbagai perangkat telepon seluler.

Kebangkrutan Nokia bisa dikatakan karena politik internal, menjadi salah satu faktor utama
yang menjadi penyebab, kenapa Nokia bangkrut. Para pegawai saling melemahkan dan membuat
perusahaan semakin rentan tergerus arus kompetisi.Manajer level atas gagal memotivasi manajer kelas
menengah. Mereka memilih menggunakan pendekatan yang keras tanpa mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi.Budaya “ketakutan” yang kadung berjalan memengaruhi interaksi antar karyawan
Nokia. Lambat laun, munculah sebuah fenomena yang disebut “miopia temporal” akibat beberapa
faktor yang menumpuk.

Secara sederhana, miopia temporal didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk


mempertimbangkan hasil jangka panjang, ketika membuat pilihan. Faktor manusia ditambah dengan
faktor ekonomi dan juga struktural akhirnya membuat Nokia kesulitan berinovasi.Seperti perusahaan
besar pada umumnya, Nokia juga memiliki nilai perusahaan yakni Respect, Challenge, Achievement,
dan Renewal (menghormati, tantangan, capaian, dan pembaruan).Namun, para karyawan Nokia
menganggap bos-bos mereka gagal memegang teguh nilai tersebut saat menjalankan operasional.

KEBANGKITAN NOKIA

Di awal tahun 2017, nama Nokia kembali masuk ke gelanggang persaingan handphone dunia
sebagai handphone Android. Bagaimana perkembangan penjualan handphone Nokia? Riset
menyebutkan bahwa setelah satu tahun, melalui HMD Global, Nokia kembali bangkit dan berhasil
mempertahankan nama besarnya.
HMD Global merilis Nokia 6 di Cina pada bulan Januari. Sebulan kemudian mereka merilis
Nokia 6, Nokia 5, dan Nokia 3 secara global. Selain itu, HMD Global juga merilis handphone biasa
(feature phone) dan menghidupkan kembali handphone legendaris Nokia 3310.

Dari pangsa pasar 0% dan posisi 0 tahun lalu, Nokia kembali bangkit dan berhasil meraih
pangsa pasar sebesar 1% dan duduk di posisi 11 untuk pasar smartphone. Nokia juga berhasil meraih
15% pangsa pasar dan duduk di posisi 1 untuk pasar handphone biasa. Secara total (baik smartphone
dan feature), Nokia meraih 5% pangsa pasar handphone dunia dan duduk di posisi 6.Panduan·2 min
read

Di awal tahun 2017, nama Nokia kembali masuk ke gelanggang persaingan handphone dunia
sebagai handphone Android. Bagaimana perkembangan penjualan handphone Nokia? Riset
menyebutkan bahwa setelah satu tahun, melalui HMD Global, Nokia kembali bangkit dan berhasil
mempertahankan nama besarnya.

HMD Global merilis Nokia 6 di Cina pada bulan Januari. Sebulan kemudian mereka merilis
Nokia 6, Nokia 5, dan Nokia 3 secara global. Selain itu, HMD Global juga merilis handphone biasa
(feature phone) dan menghidupkan kembali handphone legendaris Nokia 3310.

Neil Shah, seorang analis dari Counterpoint Research, membahas beberapa poin menarik
tentang hal ini (melalui rangkaian tweet).

Dari pangsa pasar 0% dan posisi 0 tahun lalu, Nokia kembali bangkit dan berhasil meraih
pangsa pasar sebesar 1% dan duduk di posisi 11 untuk pasar smartphone. Nokia juga berhasil meraih
15% pangsa pasar dan duduk di posisi 1 untuk pasar handphone biasa. Secara total (baik smartphone
dan feature), Nokia meraih 5% pangsa pasar handphone dunia dan duduk di posisi 6.

Di samping data itu, Neil Shah juga menyebutkan beberapa wilayah tempat Nokia punya
pertumbuhan pesat. Wilayah itu adalah: Vietnam (untuk semua handphone), Inggris dan Rusia (untuk
smartphone), dan merajai pasar dunia (terutama Eropa, Asia, dan Timur Tengah) untuk handphone
biasa.

Ada juga hal menarik dari pernyataan Neil itu. India, sebagai negara memiliki tradisi Nokia
kuat, baru menunjukkan perkembangan kecil. Dengan absennya Nokia beberapa waktu lalu, India—
sebagai negara potensial untuk handphone—menjadi sasaran berbagai merk. Termasuk Apple dan
Google (dengan Android One).

Neil Shah bahkan menyebut HMD Global berhasil menjual handphone Nokia lebih banyak dari
merk besar lain di kuartal ke-4 tahun 2017. Misalnya: HTC, Sony, Google, Oneplus, ASUS, Alcatel,
dll. Ia juga menyebut Lenovo dan Meizu, walau di posisi ranking mereka masih masih 10 besar.
Boleh dibilang, hal ini merupakan prestasi yang luar biasa. Walau sekarang diproduksi oleh
HMD Global (bukan Nokia sendiri), nama Nokia terbukti besar, kuat, dan memang tahan banting.

Walau Nokia berhasil melakukan comeback, beberapa fans mengkritik keras HMD Global.
Mereka mempertanyakan kenapa handphone Nokia selalu dirilis terlebih dahulu di Cina (termasuk
Nokia 6 2018). Mereka—terutama yang berasal dari Eropa—merasa Nokia adalah merk kebanggaan
mereka.

PENDAPAT PRIBADI

Jatuhnya bisnis ponsel Nokia tidak dapat dijelaskan dengan satu jawaban sederhana. Di
dalamnya sungguh kompleks, termasuk keputusan manajemen, struktur organisasi yang tidak berfungsi,
birokrasi yang berkembang, dan persaingan internal. Semua hal tersebut berperan dalam mencegah
Nokia mengenali peralihan dari persaingan berbasis produk ke persaingan berbasis platform.

Kisah ponsel Nokia mencontohkan sifat umum yang dilihat di perusahaan yang sudah sukses.
Kesuksesan melahirkan konservatisme dan keangkuhan yang, seiring waktu, menghasilkan penurunan
proses strategi yang mengarah pada keputusan strategis yang buruk.

Dulu perusahaan sangat menerima ide dan eksperimen baru untuk memacu pertumbuhan.
Namun, sukses membuat mereka menjadi penghindar risiko dan kurang inovatif.

Pertimbangan seperti itu akan sangat penting bagi perusahaan yang ingin tumbuh dan
menghindari salah satu ancaman pengganggu terbesar bagi masa depan mereka – kesuksesan mereka
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai