TUGAS BESAR – 1
Oleh:
UNIVERSITAS MERCUBUANA
APRIL 2021
Analisis Manajemen: Kenapa NOKIA Bangkrut?
Latar Belakang
Dalam era globalisasi seperti saat ini, dunia usaha sudah dihadapkan
pada persaingan yang ketat. Setiap perusahaan harus mampu bersaing dan
bertahan di era ini agar bisa tetap bertahan dalam dunia bisnis. Hal ini
mendorong perusahaan untuk melakukan berbagai cara dan strategi tertentu
yang direncanakan agar bisa mencapai tujuan produk dan profit dari sebuah
perusahaan. Persaingan pasar yang tinggi justru seharusnya memunculkan
berbagai peluang. Produsen yang memiliki etika bisnis yang baik serta
berjiwa kreatif, seharusnya bisa memanfaatkan peluang dengan baik dengan
cara memunculkan inovasi-inovasi baru yang lain dari perusahaan lainnya.
Tujuan Penelitian
Pembahasan (Input)
2. Gagal Berinovasi
Bisa dikatakan, politik internal, menjadi salah satu faktor utama yang
menjadi penyebab, kenapa NOKIA bangkrut. Para pegawai saling
melemahkan dan membuat perusahaan semakin rentan tergerus arus
kompetisi. Manajer level atas gagal memotivasi manajer kelas
menengah. Mereka memilih menggunakan pendekatan yang keras
tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Budaya "ketakutan"
yang kadung berjalan memengaruhi interaksi antar karyawan
NOKIA. Lambat laun, munculah sebuah fenomena yang disebut
"miopia temporal" akibat beberapa faktor yang menumpuk.
Secara sederhana, miopia temporal didefinisikan sebagai
ketidakmampuan untuk mempertimbangkan hasil jangka panjang,
ketika membuat pilihan. Faktor manusia ditambah dengan faktor
ekonomi dan juga struktural akhirnya membuat NOKIA kesulitan
berinovasi. Seperti perusahaan besar pada umumnya, NOKIA juga
memiliki nilai perusahaan yakni Respect, Challenge, Achievement,
dan Renewal (menghormati, tantangan, capaian, dan pembaruan).
Namun, para karyawan NOKIA menganggap bos-bos mereka gagal
memegang teguh nilai tersebut saat menjalankan operasional
3. Belajar Mendengar
Studi ini menunjukkan pentingnya menjaga emosi bersama di antara
karyawan. Manajemen karyawan buruk bisa berdampak bagi
kekuatan perusahaan untuk bersaing, seperti yang dialami oleh
NOKIA, menurut studi How NOKIA Lost the Smartphone Battle.
Menurut Konsultan Kepemimpinan Amalia Sterescu, para pemimpin
organisasi harus berani mendobrak status quo agar bisa beradaptasi.
Pemimpin juga harus memiliki gaya kolaboratif dan meninggalkan
budaya "tutup pintu" alias tidak menerima kolaborasi bersama pihak
lain.
Menurut Bill Gates "Para pemimpin harus belajar lagi bagaimana
mendengarkan pelanggan, mitra, dan karyawan mereka dengan
benar," jelas Amelia dirangkum KompasTekno dari Medium Brand
Minds, Selasa (30/3/2021).
Amalia menambahkan bahwa kecerdasan emosional dibutuhkan para
pemimpin untuk mengambil keputusan, terutama saat pekerjanya
terdiri dari beragam generasi, termasuk generasi milenial dan
generasi Z. "Pada akhirnya para pemimpin harus menguasai
bagaimana kekuatan mereka untuk bertanggung jawab saat
mengambil keputusan buruk, inovasi yang gagal, pangsa pasar yang
hilang, sementara status, peran, dan bonus juga akan hilang," jelas
Amelia.
NOKIA kemudian undur diri dari bisnis ponsel usai divisi perangkat
kerasnya diakuisisi oleh Microsoft pada 2014 lalu dengan mahar
senilai 7,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 96,8 triliun). Kemudian pada
2016, lisensi merek NOKIA dibeli oleh perusahaan China, HMD
Global
Sedangkan dalam buku autobiografi dari CEO NOKIA (Jorma
Ollila) menyatakan bahwa produk-produk NOKIA yang saat ini keluar
merupakan produk gagal, dalam buku ini juga dijelaskan bahwa NOKIA
merupakan peringatan terhadap tertinggalnya teknologi perangkat lunak.
Berikut ini merupakan penyebab-penyebab lain dari gagalnya perusahaan
NOKIA yang terbagi lagi dalam dua unsur, yaitu internal dan eksternal.
Penyebab Internal
Penyebab Eksternal
iPhone & Android smart phone (Samsung, HTC, LG, dll) dan RIM
berhasil mengambil market - NOKIA gagal mengambil momentum
Smart Phone Booming.
Ketidakunikan NOKIA dibanding mobile phone competitor.
Smartphone yang berbasis Apple punya keunikan (user experience,
high lifestyle), atau smartphone berbasis Android (kaya akan applikasi
dan game gratis), demikian pula Smartphone Blackberry (push email,
messaging, BBM dan social media).
Vendor ponsel China (Huawei, ZTE) dan Korea (Samsung, LG)
mengeluarkan smart phone low cost untuk menyaingi kerajaan NOKIA
di negara berkembang.
Smartphone Ecosystem, Banyaknya Application developer di iPhone
dan Android, sehingga user dapat meng-customize aplikasi sesuai
kebutuhan. Hal ini tidak ada di NOKIA symbian / windows 8. OVistore
(kini NOKIA Store) tidak mampu menarik paradeveloper untuk
menciptakan aplikasi dan game terbaiknya disana.
Transisi customer dari mobile phone ke smart phone sangat cepat.
Persaingan bebas, membuat semua perusahaan termasuk NOKIA harus
bersaing ketatdengan perusahaan lain. Yang tercepat, termurah dan
terbaiklah yang akan menang.
Telat melakukan antisipasi menghadapi gempuran vendor ponsel China
dalam penyediaan low cost dual sim card phone. NOKIA merilis
sejumlah ponsel dual simcard murah seperti NOKIA X1-01, C2-01 atau
Asha 200 dengan harga terjangkaunamun hal tsb dilakukan ketika
penetrasi market dual sim card sudah saturasi, danimage ponsel China
dengan dual sim card (bahkan dengan fitur lain, misalnya tivi)sudah
mengakar kuat di benak konsumen.
Tidak adanya Collaborative Innovation yang kuat di NOKIA (meskipun
akhirnyamenggandeng Microsoft), tidak seperti Samsung yang sedari
awal sadar ia tak akanmampu melawan kompetensi software Apple.
Karena itu ia segera melakukankolaborasi dengan software Android
milik Google.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Pertiwi, W.K. (2021, Maret 30). Studi Ungkap Kenapa NOKIA Bangkrut.
Diakses pada April 27, 2021.
https://tekno.kompas.com/read/2021/03/30/08060077/studi-ungkap-
kenapa-NOKIA-bangkrut?page=3.