Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR YANG MENYEBABKAN BANGKRUT NYA PERUSAHAAN NOXIA

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Nokia pernah merajai market mobile phone pada era GSM dan CDMA beberapa tahun lalu, namun
beberapa tahun terakhir saham Nokia terus jatuh seiring gagalnya beberapa produk Nokia terbaru
melawan competitornya Apple, RIM, dan Samsung.

Sangat miris apabila melihat Nokia yang dahulu memimpin hampir di semua segmen pasar mobile
phone harus digeser oleh gempuran competitor, dimana letak kesalahan strategi Nokia?
FAKTOR INTERNAL

1. LAMBAT BERGERAK/KURANGNYA INOVASI

Absennya produk yang popular terlalu lama, sehingga menurunkan pamor Nokia dan tergantikan
oleh pesaingnya. Nokia terlalu fokus mengembangkan symbian tanpa memberikan inovasi yang
berarti. Nokia tidak fokus pada pengembangan hardware (phone) saja, usaha Nokia untuk
mengambangkan software (Symbian, Megoo) malah membuat Nokia tidak fokus. Strategi mengganti
symbian dengan Windows 8 (Microsoft) tidak berhasil, dan membuang hasil R&D symbian yang telah
memakan banyak biaya. Keputusan Board CEO lamban dalam menyikapi tren terbaru. Birokrasi yang
kompleks dan divisi yang gemuk menyebabkan pengambilan keputusan yang relative lama.

2. PLATFORM YANG KALAH SAING

Untuk lebih memahami mengapa Nokia baru saja kembali sekarang, ada baiknya memahami
bagaimana perusahaan akhirnya menjual seluruh divisi ponselnya di tempat pertama. Tempat yang
baik untuk memulai adalah pada 2010, ketika Stephen Elop menjadi CEO Nokia. Sebelum ini, dia
adalah kepala Divisi Bisnis Microsoft, dan bertanggung jawab untuk mengawasi proyek-proyek seperti
Microsoft Office.

3. BUDAYA KERJA YANG MENCKAM

para pemimpin Nokia punya sifat yang cukup tempramental. Jadinya para manajer yang pangkatnya
nggak tinggi-tinggi banget, takut untuk ngelaporin hasil kerjaan mereka. Kalau apes, mereka bisa
dipecat. Alhasil, mereka takut melaporkan hasil penjualan yang gagal mencapai target. Karena takut
dipecat, alhasil para manajer ini berbohong kepada pemimpinnya soal kondisi penjualan dan kualitas
produk mereka.

4. ENGGAN MENDENGARKAN SARAN/MASUKAN

Padahal menurut Konsultan Kepemimpinan Amalia Sterescu, untuk menjadi sukses, para pemimpin
harus memiliki gaya kolaboratif dan meninggalkan budaya "tutup pintu" alias tidak menerima
kolaborasi bersama pihak lain. Alhasil, gabungan dari faktor manusia ditambah dengan faktor
ekonomi dan juga struktural yang terjadi di internal perusahaan, membuat Nokia kesulitan berinovasi
dan akhirnya bangkrut.
5. Lingkungan kerja yang kurang sehat

Manager level tengah tidak memberi tahu keadaan sebenarnya kepada manager level atas, ini
karena adanya ancaman pemecatan jika laporan penjualan gagal memenuhi target, ditambah dengan
tudingan manager level tengah kurang ambisius untuk mencapai target.

6. Manager kurang kompeten

Manajer level atas Nokia disebut kurang kompeten dalam urusan teknis, sehingga memengaruhi cara
mereka mengevaluasi kualitas teknologi buatan mereka dalam menentukan target dan keputusan.
Sementara, di Apple, posisi pimpinan diisi oleh para teknisi berpengalaman.

7. Terlalu fokus pada symbian

Nokia terlalu fokus mengembangkan symbian tanpa menghasilkan inovasi yang berarti, dan seolah
menganggap remeh teknologi baru yang sedang naik daun seperti iOS dan Android.

8. Tidak ada prospek untuk masa depan

Nokia seringkali menjadi pencetus dalam meluncurkan produk terkini tetapi tanpa prospek masa
depan yang jelas. Nokia gagal mengantisipasi, memahami atau menyesuaikan diri untuk menghadapi
perubahan zaman.

9. Kegagalan windows phone

Pada akhirnya Nokia seperti sadar bahwa symbian amat sangat tertinggal dari Android dan iOS,
namun taktik mengganti symbian dengan Windows Phone 8 milik Microsoft tidak berhasil, dan
menyia-nyiakan hasil riset dan pengembangan symbian yang sudah memakan banyak biaya dan
tenaga.

Anda mungkin juga menyukai