Anda di halaman 1dari 2

Gerhana Matahari & Bulan Menurut Islam,

Makna & Hikmah


Gerhana matahari dan bulan menurut Islam menyimpan arti, makna dan hikmah untuk umat manusia.
Dalam pandangan Islam, kehadiran gerhana menjadi cara Allah untuk menunjukkan kekuasaan-Nya kepada
umat manusia.

Menurut Al Quran, gerhana tidak dijelaskan secara eksplisit. Alquran hanya menyebut dalam Surat Yunus
Ayat 5 yang menegaskan bahwa Allah yang membuat matahari bersinar dan bulan bercahaya dengan
ditetapkan manzilah sebagai tempat peredaran untuk keduanya.

Dengan ketentuan itu, manusia diharapkan tahu bilangan tahun dan perhitungan untuk waktu. Itu menjadi
tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang mengetahuinya.

Bila Al quran tidak menyinggungnya secara eksplisit, tetapi persoalan gerhana dijelaskan secara jelas dalam
hadits.

Nabi Muhammad Saw pernah bersabda yang kemudian dimuat dalam hadis Al Bukhari Nomor 1043 dan
Muslim Nomor 915.

"Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua ayat (tanda) dari ayat-ayat Allah (yang tersebar di alam
semesta). Tidak akan terjadi fenomena gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang atau karena
hidup (lahirnya) seseorang. Apabila kalian melihat (gerhana) matahari dan bulan, maka berdoa dan shalat
kepada Allah sampai (matahari atau bulan) tersingkap lagi."

Sahabat Rasulullah Abu Musa Al Asya'ari pernah mengatakan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda
bila Allah memberikan rasa takut kepada hambanya dengan tanda-tanda berupa gerhana. Maka, bila kamu
melihatnya, segera berdzikir, mengingat kebesaran Tuhan, berdoa dan meminta ampun.

Bukan fenomena alam biasa


Sabda nabi tersebut mengingatkan kepada kita bahwa fenomena gerhana matahari dan bulan bukanlah
peristiwa alam biasa. Kehadiran gerhana mengandung arti, makna dan hikmah serta pesan-pesan tersendiri
kepada umat Islam dan manusia di bumi.

Dalam suatu peristiwa yang disampaikan melalui hadis, Rasulullah Muhammad Saw sampai berdiri dan
khawatir bila fenomena gerhana menjadi tanda-tanda datangnya hari akhir atau kiamat.

Dalam Kitab Fathul Bari dengan hadits nomor 2519 dijelaskan bahwa fenomena alam gerhana adalah
peringatan akan datangnya suatu azab kepada umat tertentu. Maka dari itu, umat Islam diminta untuk
melakukan tujuh hal ketika terjadi gerhana, yaitu:
Sholat gerhana atau sering disebut dengan salat kusuf (gerhana matahari) atau solat khusuf (gerhana bulan).
Selain itu, umat Muslim diminta untuk istigfar memohon ampun kepada Allah, berdoa supaya diberi
keselamatan Tuhan, menyerukan takbir sebagai tanda kebesaran Tuhan, dzikir untuk mengingat Allah,
shodaqoh, dan memerdekakan budak.

Makna hikmah gerhana


Mari kita memetik arti, makna dan hikmah gerhana, baik matahari maupun bulan. Dari penelusuran teks-
teks Islam terkait dengan gerhana, redaksi Islamcendekia.com menyimpulkan ada beberapa hikmah yang
bisa dipetik dari fenomena alam gerhana.

Pertama, ingat akan kebesaran Allah. Itu ditunjukkan dengan shalat khusuf, dzikir dan berdoa. Dengan
sholat, dzikir dan berdoa selama gerhana berlangsung, umat Islam akan ingat akan tanda-tanda dan
kebesaran Tuhan sebagai pencipta jagad semesta.
Kedua, ingat dosa-dosa. Ingat, gerhana juga menjadi pertanda alam bahwa akan terjadi bencana atau
marabahaya. Untuk itu, umat Muslim diminta untuk istigfar atau memohon ampunan kepada Allah.

Ketiga, kagum pesona ciptaan Allah. Selain istigfar, umat Islam diminta untuk mengumandangkan takbir
yang berbunyi Allahuakbar, artinya: Allah maha besar.

Dulu, orang takut dengan gerhana dengan bersembunyi di bawah kolong tidur dan menutup rumah rapat-
rapat. Saat ini, orang-orang berfoto ria dan selfie untuk mengabadikan gambar.

Kalau itu menurutmu salah, bagi Islamcendekia.com itu bukan masalah. Kegembiraan menyambut gerhana
bukan melawan arus pandangan Islam. Justru, kegembiraan itu menjadi tanda-tanda untuk mengingat
keagungan Tuhan bahwa bulan dan matahari adalah makhluk ciptaan Allah.

Keempat, manusia bisa saling bersosial dengan sedekah. Menurut Islam, umat Mukmin harus menggiatkan
shodaqah saat terjadi gerhana.

Dengan begitu, manusia akan mendapatkan pahala dari sedekah karena kemungkinan adanya bencana bakal
datang setelah ada tanda-tanda alam berupa gerhana. Bahkan, kita disarankan untuk memerdekakan budak.
Jangan dikira manusia modern tidak ada perbudakan. Hanya saja, bentuk dan modelnya berbeda dengan
perbudakan pada zaman Rasulullah Saw.

Anda mungkin juga menyukai