Anda di halaman 1dari 8

Teks Khutbah Shalat Gerhana

Jamaah shalat gerhana yang berbahagia

Allah SWT yang menciptakan matahari dan bulan dan mengatur keduanya untuk maslahat manusia.
Dia berfirman,

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-
manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Yunus: 5)

Matahari dan bulan diperintah oleh Allah SWT dan ditaqdirkan-Nya. Dia yang menjadikan keduanya
sebabagai sebab terjadinya malam dan siang serta gelap dan terang. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil
pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (Terj. QS. Al Furqan: 62)

Ada beberapa hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa gerhana:

1. Sebagai salah satu tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla. Jika yang
demikian mudah bagi Allah, maka lebih mudah lagi bagi-Nya menghidupkan manusia yang
telah mati untuk diberi-Nya pembalasan.

2. Untuk menakut-nakuti manusia agar mereka kembali kepada-Nya dan berhenti dari berbuat
maksiat serta mengisi hidupnya di dunia dengan amal yang saleh. Allah SWT berfirman, “Dan
Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.” (Terj. QS. Al Israa': 59)
3. Terdapat bukti bahwa matahari, bulan dan alam semesta ini diatur oleh Allah SWT, dan
bahwa semua itu tidak berhak untuk disembah. Allah SWT berfirman, “Dan di antara tanda-
tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari
maupun bulan, tetapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika Dialah yang kamu
sembah.” (QS. Fushshilat: 37)
4. Sebagai permisalan terhadap hal yang akan terjadi pada hari kiamat, dan bahwa hal itu
mudah bagi Allah Azza wa Jalla.
5. Menunjukkan kuasanya Allah menimpakan hukuman kepada orang-orang yang kufur dan
durhaka kepada-Nya.
6. Dan mungkin masih banyak hikmah-hikmah yang lain yang bisa dipetik atas peristiwa
gerhana.

Jamaah shalat gerhana yang berbahagia

Rasulullah Saw bersabda,

“Sungguh, tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan terkait kematian atau lahirnya seseorang,
melainkan, keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Apabila kalian melihatnya, maka
laksanakanlah shalat.” (HR. Bukhari)

Gerhana merupakan tanda kekuasaan Allah sebagaimana peristiwa alam yang lain: gempa bumi,
angin kencang, halilintar, hujan deras dan yang lainnya. Itu semua adalah peringatan bagi manusia
agar manusia kembali kepada Allah Swt.

Oleh karena itu, saat terjadi gerhana Rasulullah Saw memerintahkan orang-orang ketika itu untuk
melaksanakan shalat, berdoa, berdzikr, beristighfar, bersedekah, dan melakukan amal saleh lainnya.

Jamaah shalat gerhana yang berbahagia

Ketika terjadi gerhana ada beberapa sikap yang perlu dilakukan, di antaranya adalah:

1. Memiliki rasa takut kepada Allah Ta’ala.


2. Memikirkan siksaan Allah kepada orang-orang yang berbuat maksiat.

Dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Nabi Saw dalam khutbahnya seusai shalat
kusuf bersabda,
 

“Tidak ada satu pun yang belum pernah aku lihat kecuali sekarang aku melihatnya, di tempatku ini,
sampai surga dan neraka. Telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan diuji ketika di kubur… dst.”
(HR. Bukhari)

Pada saat itu diperlihatkan kepada Beliau surga dan neraka. Beliau juga diperlihatkan siksaan yang
menimpa penghuni neraka, dilihatnya seorang wanita yang disiksa karena mengurung seekor kucing
tanpa memberinya makan dan minum, dilihatnya ‘Amr bin Malik bin Luhay menarik ususnya di
neraka, dimana dia adalah orang pertama yang merubah agama Nabi Ibrahim as, dia yang membawa
berhala kepada orang-orang Arab sehingga mereka menyembahnya.

Beliau juga bersabda:

“Demi Allah, kalau sekiranya kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa
dan banyak menangis.”

3. Melakukan shalat Gerhana.


4. Bersegera untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, bertakbir, melakukan berbagai amal saleh,
melakukan shalat, dan berlindung dari azab kubur dan azab neraka.
Rasulullah Saw bersabda

“Apabila kalian melihat gerhana, maka segeralah dzikrullah, bertakbir, shalat dan bersedekah.” (HR.
Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i)

Demikianlah adab-adab yang diajarkan Nabi kita Muhammad Saw ketika terjadi gerhana. Dengan ini,
mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang diberi petunjuk dan
perlindungan oleh Allah Swt di dunia maupun di akhirat.
Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullaah

Takutlah dengan fenomena alami ini. Sikap yang tepat ketika fenomena gerhana ini adalah
menghadirkan perasaan takut, khawatir akan terjadi hari kiamat. Bukan kebiasaan orang sekarang
yang hanya ingin menyaksikan peristiwa gerhana dengan mengabadikan fenomena tersebut atau
sekedar mengkaji dari sisi ilmiah saja, tanpa mau mengindahkan tuntunan dan ajakan Nabi
Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam ketika itu. Siapa tahu peristiwa ini adalah tanda datangnya
bencana atau adzab, atau tanda semakin dekatnya hari kiamat.

Lihatlah yang dilakukan oleh Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam:

Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari
kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan shalat dengan berdiri,
ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,”Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kekuasaan
Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya
seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian
melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan memohon
ampun kepada Allah.” (HR. Muslim, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah).

Marilah saat-saat ini kita perbanyak dzikir, istighfar, do’a dan amal shaleh lainnya. Semoga kita yang
hadir di majelis yang mulia ini, termasuk golongan yang akan mendapat penjagaan dari Allah
Subhanahu Wata’ala. Mudah-mudahan Allah meridhoi kita.

Anda mungkin juga menyukai