Anda di halaman 1dari 3

15 Syawal 1442 H

MASJID AGUNG BAUBAU GELAR SHALAT GERHANA BULAN

Buton Pos (26/5)


Semalam kita melihat fenomena alam berupa Gerhana Bulan.
Gerhana adalah salah satu bukti kebesaran Allah. Nabi Muhammad
memerintahkan kepada kita, bila terjadi gerhana agar kita berdo’a
kepada Allah, mendirikan shalat sunnah gerhana, bertakbir, dan
bersedekah. Hal ini pulalah yang dilakukan oleh warga masyarakat
Baubau, khususnya jama’ah Ijtihad Qur’ani Kota Baubau dan jama’ah
Masjid Agung Kota Baubau.9

Bertempat di Masjid Agung Kota Baubau, semalam bertepatan


dengan tanggal 15 Hijiriyah atau tanggal 26 Mei 2021 telah digelar
shalat Sunnah Gerhana Bulan. Gelaran shalat sunnah Gerhana Bulan ini,
dilaksanakan ba’da shalat maghrib, atau sekira pukul 18. 20 Wita, yang
diikuti oleh ratusan jama’ah yang datang dari berbagai penjuru kota.
Turut hadir pula Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Baubau,
Bapak H. RAHMAN NGKAALI, S.Ag. M.Pd. serta jajaran Pengurus Ijtihad
Qur’ani Kota Baubau.

Dalam shalat sunnah Gerhana Bulan kali ini, bertindak sebagai


pengantar tuntunan shalat JAMAL, S.Ag., bertindak sebagai Imam
Shalat Ustadz Al Hafiz Lalu Suharja Hambali, S.PdI, M.pd. dan bertindak
sebagai Khatib Shalat Sunnah Gerhana, Bapak K.H. Abd. Rasyid Sabirin,
Lc. MA.

Berdasarkan amatan media ini, sebelum shalat gerhana


dimulai, terlebih dahulu diawali dengan tuntunan shalat, kemudian
tambahan penjelasan tentang niat dan tata cara shalat sunnah Gerhana
Bulan yang disampaikan oleh Imam, Lalu Suharja Hambali. Dilanjutkan
dengan shalat sunnah 2 raka’at tetapi berbeda dengan shalat sunnat
lainnya, ini dilakukan dengan empat kali ruku’, setelah salam
dilanjutkan dengan penyampaian khutbah shalat sunnah Gerhana
Bulan.

Dalam khutbahnya, K.H. Abd. Rasyid Sabirin, Lc. MA,


mengungkapkan, bahwa malam ini kita menyaksikan salah satu
kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang terpampang di semesta alam
jagat ini, yaitu gerhana bulan atau Khusyuf al – Qamar. Memang ini
adalah peristiwa alam, akan tetapi alam ini adalah ciptaan Allah ‘Azza
wa jalla yang tunduk pada titah - Nya pula. Difirmankan dalam Q.S. Al
Isra’ ayat 44, yang artinya :

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih
kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan
memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”
Kemudian, lanjutnya bahwa gerhana bulan yang terjadi malam ini,
merupakan salah satu tanda atau ayat Allah. Patut disyukuri bahwa
pada saat ini kita menyaksikan gerhana ini dari sudut ilmu pengetahuan
yang lebih baik dibandingkan dengan nenek moyang atau orang tua
zaman dahulu. Mereka melihat peristiwa ini penuh dengan mitos yang
tidak benar dan tidak sesuai dengan aqidah Islam. Hal ini kita ketahui
dari hadis ‘Aisyah Radhyallahu ‘anha bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda :

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda diantara tanda –


tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian
seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka
berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan
bersedekahlah.” ( H.R. Al – Bukhari )
Pada bagian lain khotbahnya, K.H. Abd. Rasyid Sabirin, Lc. MA. yang
juga Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Baubau ini, menyampaikan ,
bahwa bagi kita kaum muslimin, tentulah peristiwa ini patut menjadi
renungan kita semua. Betapa lemahnya manusia. Kita menjadi makhluk
yang sangat tergantung, terlebih ditengah pandemic corona virus 19
saat ini. Ketergantungan kita di sini harusnya berlanjut menjadi
ketergantungan kepada Allah SWT. Allohush shomad, Allah tempat
bergantung makhluk – Nya. Lalu pelajaran apa yang dapat kita petik dari
peristiwa gerhana ini ?

Pertama, selalu memandang peristiwa yang terjadi di alam semesta ini


dengan kacamata iman;

Kedua, kedepankan berpikir yang benar sehingga dapat melahirkan


ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia; dan
Ketiga, menyadari kelemahan diri di hadapan Allah SWT, demikian
pungkasnya.

Sementara itu, usai prosesi shalat gerhana bulan, salah


seorang jama‘ah Ijtihad Qur’ani Kota Baubau, Drs. JUNAIDIN,
mengungkapkan rasa haru dan syukurnya, bahwa satu lagi peristiwa
alam yang terjadi dalam hidup kita, dan kita sambut dengan taqarub
ilallah, mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat sunnah gerhana
bulan secara berja’maah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
demikian ungkapnya.

Anda mungkin juga menyukai