Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL KEGIATAN HARI GIZI NASIONAL TAHUN 2018

I. Pendahuluan
Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Permasalahan gizi yang
dimaksud antara lain kegagalan pertumbuhan pada awal kehidupan seperti berat
badan lahir rendah, pendek, kurus dan gemuk, yang akan berdampak pada
pertumbuhan selanjutnya. Anak yang kekurangan gizi nantinya bisa mengalami
hambatan kognitif dan kegagalan pendidikan, sehingga berdampak pada
rendahnya produktivitas di masa dewasa.
Kurang gizi yang dialami pada awal kehidupan juga berdampak pada
peningkatan risiko gangguan metabolik yang berujung pada kejadian penyakit
tidak menular pada usia dewasa, seperti Diabetes type Il, Stroke, Penyakit
Jantung dan lainnya. Salah satu kebijakan nasional dalam upaya perbaikan gizi
masyarakat tertuang dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009, bahwa
upaya perbaikan gizi ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perorangan dan
masyarakat.
Dalam rangka percepatan perbaikan gizi, pemerintah telah
mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang fokus pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK). Gerakan ini mengedepankan upaya bersama antara
pemerintah dan masyarakat, melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian
pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi balita
stunting dan kurus masih tinggi, yaitu balita stunting sebanyak 37,2% dan balita
kurus 12,1%, selain itu prevalensi Ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis
(KEK) juga masih tinggi (24,2%).
Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016 menunjukkan
prevalensi balita pendek 29.0%, balita gizi kurang 17.8% dan balita kurus
11.1%, sedangkan ibu hamil dengan risiko KEK sebesar 16.2%.
Dalam rangka mengatasi permasalahan gizi tersebut diatas, maka salah
satu prioritas pembangunan kesehatan Indonesia dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 adalah perbaikan gizi
khususnya stunting.
Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh
kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan kegagalan
pertumbuhan, kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal, mudah sakit
dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan. Periode
1000 HPK yang dimulai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 2
tahun adalah masa kritis yang menentukan masa depan seorang anak. Dampak
buruk kekurangan gizi pada periode 1000 HPK akan sangat sulit diperbaiki.
Dalam rangka menurunkan angka stunting di Indonesia, maka
masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi dan kesehatan bagi
ibu hamil dan anak balita untuk mencegah terjadinya stunting. Oleh karena itu
saat ini pemerintah dan seluruh masyarakat diharapkan dapat bekerja bersama
secara terintegrasi untuk mencegah stunting, dengan fokus pada 1000 HPK.
Pesan Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo yang
disampaikan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 28 Februari
2017.
“GIZI INVESTASI BANGSA”
‘Jangan sampai ada lagi yang namanya gizi buruk. Tidak ada anak yang
sepantasnya kekurangan gizi di negara berpendapatan menengah seperti
sekarang ini”
Sejalan dengan upaya tersebut, Hari Gizi Nasional (HGN) yang
diperingati setiap tanggal 25 Januari merupakan bagian penting dalam
menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk
bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi melalui kemandirian
keluarga.

II. Latar Belakang


Kegiatan ini sejalan dengan upaya peningkatan status gizi masyarakat dalam
rangka membangun SDM berkualitas yang siap melaksanakan pembangunan.
Status gizi masyarakat merupakan salah satu penentu keberhasilan memperoleh
SDM berkualitas di masa datang,sementara saat ini perkembangan masalah gizi
(stunting, gizi kurang dan gizi lebih) belum menggembirakan. Prevalensi
kekurangan gizi khususnya stunting dan kekurangan gizi mikro lainnya masih
tinggi sementara gizi lebih telah mulai meningkat.
Faktor kekurangan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, pengetahuan,
pola asuh dan ekonomi merupakan faktor utama penyebab stunting dan masalah
gizi lainnya. PERSAGI sebagai organisasi profesi gizi bersama Jejaring Organisasi
profesi medis dan kesehatan merasa terpanggil untuk berpartispasi mencegah dan
mengatasi masalah gizi. Peringatan HGN yang diperingati setiap tanggal 25 Januari
merupakan momentum untuk mewujudkan niat mulia anggota PERSAGI bersama
jejaring Organisasi profesi medis dan kesehatan dalam pengabdian kepada
masyarakat.
Pekan konseling dan edukasi nasional adalah pembelajaran yang sistematis
secara nasional di seluruh Indonesia kepada ibu yang memiliki masalah gizi secara
serempak oleh tenaga gizi. Kegiatan anggota PERSAGI bersama jejaring
Organisasi profesi medis dan kesehatan berupa edukasi dan konseling gizi kepada
ibu hamil, ibu dengan bayi dan anak 0-24 bulan, terutama yang mengalami masalah.
Kegiatan dilaksanakan oleh DPP PERSAGI, DPD PERSAGI, Institusi Pendidikan
Gizi bersama perwakilan jejaring di daerah dan mitra lainnya.

III. Tujuan Kegiatan


Memberikan pelayanan edukasi dan konseling gizi kepada 100.000 orang
ibu hamil dan ibu dengan anak usia 0 -24 bulan terutama yang mengalami masalah
gizi serta masyarakat yang mengalami masalah gizi lain pada 34 provinsi di seluruh
Indonesia

IV. Tema Kegiatan


Tema : “Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi”
Sub Tema : “Mewujudkan Kemandirian Keluarga dalam 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) untuk Pencegahan Stunting”.
Slogan : ”Bersama Keluarga Kita Jaga 1000
V. Peserta Pekan Konseling Gizi Nasional:
1. Anak yang diidentifikasi pendek atau kurus berdasarkan data Pemantauan
Status Gizi Kemenkes;
2. Ibu hamil dan ibu yang mempunyai anak 0-24 bulan, data diambil dari
posyandu;
3. Pekerja wanita di daerah industri sekitar lokasi konseling;
4. Masyarakat yang mengalami masalah gizi lain.

VI. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari dan tanggal :Sabtu, 27 Januari 2018
Tempat : Desa Kumpai Batu Atas
Waktu : 07.30 s/d Selesai

VII. Susunan Panitia

SUSUNAN PANITIA HARI GIZI NASIONAL 2018


Penanggung Jawab : I Ketut Djabal Wahjunirahman, SKM, M.Si
( Ketua DPC PERSAGI Kab. Kotawaringin Barat)

Ketua : Novy Cahyani, S.ST

Wakil Ketua : Mamad Sayhruni, S.P

Sekretaris : Marini Astrianoor, AMG

Bendahara : Evi Tresnowati, AMG

Sie Acara : Rosyana, S.Gz

: Rohani, SKM

: Septin Saktia Ningrum, AMG

: Sayekti Dwi Lestari, AMG

: Agustina Dewi, AMG

Sie Humas : M. Fajar Effendi, AMG

: Anggie, S.Gz

: Abdul Majid, AMG

: Kuniarti, AMG

: Merryana Berlin, AMG


Sie Konseling : Galuh Eny Suryani, AMG

: Kholidah, AMG

: Emma Arisbe Gurning, AMG

: Rusida Murni, Amd. Gz

: Wahyu Sofyana S, S.Gz

Sie Perlengkapan : Rahmadi

: Zainuddin

: Syarif Mustofa

: Saipullah

Sie Konsumsi : Maria, AMG

: Eka Abdiarini, AMG

: Kurnia Fitriani, AMG

: Mariati AMG

: Nurita Butar-Butar, AMG

VIII. Biaya

Rincian Biaya :
Belanja Buah : Rp. 1.000.000,00
Konsumsi 150 x Rp. @ 10.000 : Rp. 1.500.000,00
Sound System : Rp. 500.000,00
Spanduk 2

IX. penutup

Anda mungkin juga menyukai