RINGKASAN EKSEKUTIF
Dokumen Rencana Bisnis Strategis ini disusun berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh selama kurun waktu 3 (tiga) tahun ke belakang. Analisis yang digunakan dalam
memproyeksikan adalah dengan analisis deret data berkala (analisis trend) dengan asumsi
perhitungan secara statistik dengan mengabaikan variabel-variabel lain.
Kedudukan UPTD Puskesmas DTP Cigalontang saat ini berdasarkan analisa SWOT,
posisi bisnisnya berada pada kuadran Kanan Atas atau pada posisi Agresif untuk proyeksi 5
(lima) tahun kedepan, strategi dan asumsi yang harus diambil oleh pihak manajemen
meliputi :
1. Memperkuat sisi pelayanan dan efisiensi dari unit-unit penghasil yang telah
berkembang, termasuk didalamnya melakukan interusi pasar pada segmen perbatasan
menengah atas.
3. Melakukan pemberdayaan dan optimalisasi atas sumber daya manusia dan sarana
pelayanan yang tersedia agar segera dapat dihasilkan penerimaan yang didukung
dengan kajian atas tarif yang akan diberlakukan kedepan mengikuti kemampuan
membayar dan kemauan membayar (ability to pay & wilingness to pay) dari segmen
masyarakat tertentu.
Semua upaya yang ditetapkan diatas merupakan kebijakan yang harus ditempuh
secara sungguh-sungguh dan konsisten oleh para pihak yang terkait internal maupun
eksternal UPTD Puskesmas DTP Cigalontang, guna mencapai tingkat kinerja yang dapat
memberikan sumbangsih penambahan penerimaan asli daerah sendiri yang berasal dari
peningkatan kinerja dan akuntabilitas pengelolaan UPTD Puskesmas DTP Cigalontang
menggunakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
A. ROFIL PUSKESMAS
UPTD Puskesmas DTP Cigalontang terletak di Jln. Perkantoran No.38 Desa
Jayapura Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya, berdiri sekitar tahun 1970
dengan status Poliklinik. Baru sekitar Tahun 1976 berganti status menjadi Puskesmas
Cigalontang sampai dengan Tahun 2009. Pada 1 Desember Tahun 2009 berganti status
kembali menjadi UPTD Puskesmas DTP Cigalontang sampai dengan sekarang dengan
ketetapan BUPATI Kabupaten Tasikmalaya H.T.FARHANUL HAKIM dengan Surat
Keputusan Nomor: 440/Kep.199 A –Diskes/2009.
Riwayat Berdirinya UPTD Puskesmas DTP Cigalontang telah terjadi beberapa kali
pergantian kepemimpinan sebagai berikut :
1. Pada Tahun 1970 s/d 1976, Status Bangunan Poliklinik, Kepala : Bapak Sarya.
2. Pada Tahun 1976 s/d 1982, Status Bangunan Berganti dari Poliklinik menjadi
Puskesmas, terjadi 3 kali pergantian kepemimpinan Pertama Bapak Sarja, Kedua Dr.
Ayep dan yang ketiga Dr. Herman.
3. Pada Tahun 1982 s/d 1983 di pimpin oleh : Dadang Bsc.
4. Pada Tahun 1983 s/d 1988 di pimpin oleh : H. Aam Nursalam
5. Pada Tahun 1988 s/d 1992 di pimpin oleh : dr.H Cecep Z.K
6. Pada Tahun 1992 s/d 2011 di pimpin oleh : H. Aam Nursalam.SKM
Era Kepemimpinan H. Aam Nursalam bersamaan dengan bergantinya Status
Puskesmas menjadi Puskesmas DTP pada Tahun 2009.
7. Pada Tahun 2011 s/d 2012 di pimpin oleh : PLT Tuti Suartini
8. Pada Tahun 2012 s/d 2013 di pimpin oleh : Asep Rudi Irawan,SKM
9. Pada Tahun 2013 s/d 29-11-2013 di pimpin Oleh : Asep Hermawan,SKM
10. Pada Tahun 2013 s/d Sekarang di pimpin Oleh : Iwan Setiawan.S.Kep
UPTD Puskesmas Cigalontang terletak di Blok Kaum Persil No.246 A Luas Tanah
225 meter persegi (12,5 mx 18 m) dengan status kepemilikan tanah milik Desa Jayapura,
sampai sekarang tanah tersebut di pakai gedung/bangunan medis berdasarkan prinsif
kesepakatan atas nama masyarakat Kecamatan Cigalontang tidak berkeberatan digunakan
sebagai bangunan medis dengan Surat Keterangan Nomor: 590/378/Des./X/2009, diketahui
oleh Camat Cigalontang dan Kepala Desa Jayapura pada Tanggal 27 Oktober 2009.
Sejak berdiri tahun 1970 s/d 2009 UPTD Puskesmas DTP Cigalontang merupakan
puskesmas non rawat inap, yang hanya memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan. Baru
setelah Tahun 2009 berubah status menjadi UPTD Puskesmas DTP Cigalontang sampai
dengan sekarang merupakan puskesmas dengan keperawatan yang menyediakan pelayanan
kesehatan Rawat jalan dan Rawat Inap selama 24 jam tiap hari.
B. LANDASAN HUKUM
Beberapa dasar hukum terkait dengan operasionalisasi UPTD Puskesmas DTP
Cigalontang, adalah sebagai berikut :
C. GAMBARAN BISNIS
Program kesehatan merupakan urusan wajib Pemerintah Daerah yang telah
dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan baik dari aspek kualitas maupun
kuantitas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berkaitan dengan hal
tersebut, Puskesmas yang memberikan pelayanan publik dituntun menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, meratakan disetiap wilayah, berkeadilan di setiap
strata sosial ekonomi masyarakat.
D. VISI
“Menuju UPTD Puskesmas DTP Cigalontang Sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar
yang bermutu dan mandiri agar tercapai Masyarakat Cigalontang Sehat yang Mandiri”
E. MISI
F. TUJUAN
1. Meningkatnya keterjangkauan pelayanan kesehatan dasar
2. Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, balita, anak usia sekolah dasar,
dan lansia.
3. Meningkatnya status Gizi masyarakat
4. Meningkatnya kemandirian keluarga dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat.
5. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang sehat
6. Meningkatnya akses pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
7. Meningkatnya penyediaan data dan informasi kesehatan yang akurat.
Tabel 3.4
Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Leuwisari
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
NO MATA PENCAHARIAN JUMLAH
1 PNS/POLRI/TNI 663
2 Karyawan 1.617
3 Buruh 7.159
4 Petani/pekebun 3.860
5 Peternak 331
6 Nelayan/perikanan -
7 Wiraswasta 3.219
8 Pelajar/mahasiswa 8.080
9 Belum/tidak bekerja 5.183
10 Lainnya 6.677
Sumber : Data Penduduk Kecamatan Leuwisari 2014
Bila dibandingkan data BPS Kabupaten Tasikmalaya hasil PPLS tahun 2008,
maka terdapat peningkatan jumlah penduduk miskin yang mendapatkan kartu
Jaminan Kesehatan Nasional, yaitu dari sebanyak 8.722 orang menjadi 11.860 orang
atau meningkat sebanyak 35,97% yang artinya, makin banyak masyarakat miskin
yang kebutuhan pelayanan kesehatannya dijamin oleh pemerintah.
2. Peta Persaingan.
Di wilayah Kecamatan Leuwisari terdapat fasilitas pelayanan kesehatan lain
selain puskesmas dan puskesmas pembantu, yaitu 3 (tiga) tempat praktek dokter
umum swasta, dan beberapa praktek tenaga medis lainnya. Hal ini menunujukkan
bahwa bisnis jasa pelayanan kesehatan di wilayah ini cukup kompetitif. Hal ini akan
mempengaruhi pangsa pasar puskesmas karena pandangan masyarakat terhadap
fasilitas kesehatan milik pemerintah masih kurang baik dibandingkan terhadap
fasilitas kesehatan swasta.
3. Kebijakan
a. Visi Depkes : “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”
b. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
c. Lahirnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara beserta peraturan pelaksanaannya membuka koridor baru dalam
pengelolaan keuangan pada puskesmas yang ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum.
d. Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis PPK BLUD.
% Pendapatan % % %
Data di atas merupakan Standar Minimal untuk Puskesmas Non Rawat Inap di Kawasan
Pedesaan. Data tersebut belum termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa.
Tabel 3.7
Data Kepegawaian Puskesmas Pembantu Cigadog
Tahun 2014
Jenis
No Pendidikan Masa Kerja Jabatan Jumlah
Ketenagaan
1 Perawat S1 >10 th Kepala Pustu 1
2 Perawat DIII Keperawatan Sukwan Staf 1
3 Administrasi DIII Sukwan Staf 1
2. Operasional
a. Infrastruktur Puskesmas
- Ketersediaan Bangunan
Tabel 3.8
Data Inventaris Tanah dan Bangunan
Di UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2014
Ditinjau dari kondisi fisik bangunan relatif masih baru dan terawat
baik. Kontur lahan dalam kondisi datar, tidak ada kemiringan, Letak bangunan
berada di pinggir jalan utama dgn 1/3 bangunan berada pada sempadan jalan.
sedangkan dari sisi luas bangunan dan lahan dinilai terlalu kecil dan sempit
karena berdasarkan standar Kementrian Kesehatan bahwa luas bangunan
minimal Puskesmas dengan program wajib adalah 250 M2.
- Ketersediaan Ruangan
Tabel 3.9
Tata Ruang UPTD Pukesmas Leuwisari Tahun 2014
NO NAMA RUANG LUAS (M2) STANDAR MINIMAL(M2)
6 Laboratorium 5,76 12
7 Ruang Vaksin 0 12
8 Apotek 4,95 12
10 Konseling 4,41 12
12 IGD 4,32 16
15 WC Pasen 2,25 4
16 WC Karyawan 2,25 4
17 Ruang Rapat 0 20
18 Gudang 0 3
19 Pantry 2,88 4
21 Parkir 30 100
22 Garasi Ambulance 0 18
23 Program Gizi 0 12
24 Program Promkes 0 12
25 Program Kesling 0 12
26 Program P2M 0 12
27 Program KIA 0 12
Bangunan dibagi menjadi dua area yaitu area pelayanan kesehatan/rawat jalan
(area public) dan area pendukung pelayanan/administrasi (area non public). Di
kedua area tersebut dibagi menjadi beberapa ruangan seperti yang terlihat dalam
table diatas, dari segi ukuran, hampir semua kondisi ruangan tidak memenuhi
Standar Minimal Pedoman Tata Ruang Bangunan Puskesmas Kementrian
Kesehatan, bahkan puskesmas tidak mempunyai ruangan untuk program-program
wajib.
Kondisi bangunan tersebut tidak memadai dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang prima kepada masyarakat, sehingga dalam anggaran semester II
tahun 2015 akan dilaksanakan rehab pembangunan puskesmas dengan penambahan
luas bangunan menjadi 350m2.
b. SOP
Puskesmas sudah mempunyai Standar Pelayanan Kesehatan untuk mendukung
pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat, namun belum dilaksanakan
sepenuhnya.
3. Keuangan
Tabel 3.10
Anggaran Bantuan Pemerintah
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2012 – 2014
SUMBER TAHUN
2012 2013 2014
ANGGARAN
DAU 94.252.400 201.146.950 198.691.000
APBD - - -
BOK 62.085.000 67.120.000 68.579.000
JAMKESMAS 86.695.000 77.715.000 -
JKN - - 643.084.000
JUMLAH 243.032.000 345.981.950 910.354.000
Tabel 3.11
Pendapatan Fungsional
Tabel 3.12
Pendapatan Fungsional dan Belanja Langsung
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2012 – 2014
PENDAPATAN BELANJA CAKUPAN
TAHUN CRR
(Rp) (Rp) (%)
4. Pemasaran
a. Obat-obatan
Sumber anggaran untuk obat-obatan berasal dari DAU yang
dibelanjakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dan dari Dana
Operasional JKN. Kelengkapan jenis dan kualitas obat untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan pengobatan dasar telah memadai, namun
ketersediaan/stok nya sering kali tidak mencukupi sehingga dapat
mengurangi kualitas pelayanan kepada masyarakat.
b. Lokasi
c. Tarif.
Tarif retribusi di puskesmas berdasarkan Peraturan Bupati
Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Bupati Tasikmalaya Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pemungutan
Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Tasikmalaya. Tarif berdasarkan peraturan Bupati tersebut masih jauh lebih
ringan dibandingkan dengan tarif sarana kesehatan lain (swasta). Tarif
tersebut relatif terjangkau oleh masyarakat, bahkan untuk masyarakat miskin
yang tidak mempunyai fasilitas Jaminan Kesehatan.
5. Kinerja Pelayanan
Kunjungan
Tabel 3.13
Jumlah Kunjunagn Rawat Jalan UPTD Puskesmas Leuwisari
Tahun 2012 – 2014
JENIS TAHUN
KUNJUNGAN 2012 2013 2014
UMUM 3.573 5.855 5.058
ASKES 481 778 -
JAMKESMAS 11.800 8565 -
JAMKESDA - 860 620
BPJS - - 9.962
JUMLAH 15.854 16.058 15.340
Tabel 3.14
Estimasi Jumlah Kunjungan UPTD Puskesmas Leuwisari
Tahun 2012 – 2019
Grafik 3.1
Estimasi Perbandingan Jenis Kunjungan Berdasarkan Cara Bayar
UPTD Puskesmas Leuwisari
Tahun 2012 - 2019
Grafik 3. 2
Estimasi Jumlah Kunjungan
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2012 – 2019
Tabel 3.16
Jumlah Kunjungan Pasen Lama
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2012 – 2014
Grafik 3.4.
Kunjungan Pasien Baru
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2012 – 2014
Tabel 3.17
Estimasi Jumlah Kunjungan Berdasarkan Jenis Pelayanan
Tahun 2014 – 2019
Grafik 3.6.
Estimasi Kunjungan Berdasarkan Jenis Pelayanan
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2014 – 2019
Penilaian Kinerja
Berdasarkan dokumen PKP (Penilaian Kerja Puskesmas)
Tabel 3.18
Penilaian Kerja Berdasarkan PKP
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2012 – 2014
Strengths Weaknesses
(atributes of the environment)External origin (atributes of the system)Internal origin
Opportunities Threats
Daya beli masyarakat Perkembangan harga obat
Sarana transportasi Persentase anggaran pemerintah untuk
Dukungan Pemda kesehatan
Tingkat pendidikan/ kesadaran masyarakat Perilaku dan pola pikir masyarakat
Sarana kesehatan dibandingkan jml terhadap sarana pelayanan milik
penduduk pemerintah
Sarana Informasi Kesehatan Perundang-undangan dan perlindungan
Rancana Strategi Bisnis UPTD Puskesmas DTP Cigalontang Page 24 bagi sarana dan tenaga kesehatan
hukum
Peta persaingan
C. Strategic Alternatives For Space Quadrant
Strenght
Related
Status Quo
Diversification
Market
Unrelated Development
Agresif
Diversification
( Posisi UPTD Produc
Concervative Puskesmas
Development
Harvesting Leuwisari )
Vertical
Threats Integration
Defensive Competitive Opportunity
Penetration
Divestiture
Enchacment
Produc Development
Liquidation
Weakness
Development
Isu strategis UPTD Puskesmas Leuwisari, berdasarkan analisis faktor internal dan
eksternal (Analisis SWOT) adalah sebagai berikut :
Kendala utama dari strategi ini adalah bisanya membutuhkan dana atau berbiaya
tinggi.oleh karena itu, dengan mempertimbangkan variable faktor internal dan
eksternal, maka ada beberapa alternatif strategi yang berkaitan dengan
pengembangan produk ,yaitu dengan memaksimalkan kondisi puskesmas yang
mempunyai 7 jenis tenaga kesehatan dari berbagai profesi diantaranya dokter, dokter
gigi, perawat, perawat gigi, bidan, tenaga gizi dan tenaga sanitarian.
Konsultasi Gizi untuk pasien maupun masyarakat umum, seperti konsultasi pola
makan pada penderita hipertensi, diabetes, dislipidemia, bayi dan balita dan
masalah kegemukan (klinik diet).
Klub Prolanis, bekerja sama dengan BPJS, membentuk beberapa klub prolanis
untuk masyarakat yang menderita penyakit-penyakit kronis seperti hipertensi dan
diabetes, dengan melakukan kegiatan konsultasi, pemeriksaan gula darah,
penyuluhan dan olah raga bersama. Puskesmas juga dapat mengembangkan klub
ini bukan hanya untuk peserta BPJS, juga untuk masyarakat umum.
Klinik Lansia, klinik yang diperuntukan masyarakat usia lanjut, baik yang sakit
maupun yang sehat, dengan melakukan kegiatan konsultasi, pemeriksaan
kesehatan, penyuluhan dan olah raga lansia.
E. ASUMSI-ASUMSI
BAB IV
RENCANA PEMASARAN
Misi 1 :
Target Jangka
No Sasaran Indikator Kinerja Menengah
( 2019 )
B. STRATEGI PEMASARAN
1. Kebijakan Tarif Pelayanan
Tarif pelayanan yang diberlakukan UPTD Puskesmas Leuwisari untuk
melayani pasien umum non jaminan mengacu pada Peraturan Bupati Tasikmalaya
Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor
22 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.
Puskesmas Leuwisari bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yang
memberlakukan sistem tarif berupa kapitasi untuk pelayanan rawat jalan berdasarkan
jumlah peserta yang menjadi tanggungjawab puskesmas. Besaran kapitasi ditentukan
berdasarkan jumlah dokter/dokter gigi yang melayani di Puskesmas dan jenis
layanan yang dapat diberikan. Selain sistem tarif, BPJS Kesehatan juga membayar
klaim pelayanan persalinan dan pemeriksaan lainnya sesuai peraturan yang berlaku.
BAB V
Grafik 5.2.
Proyeksi kebutuhan SDM UPTD Puskesmas Leuwisari
Tahun 2015 – 2019
BAB VI
Pengrekrutan :
Pengadaan SDM
Tenaga Analis dan Farmasi
RENCANA KEUANGAN
Tabel 7.1
Pendapatan UPTD Puskesmas Leuwisari saat ini bersumber dari Retribusi Karcis,
Keuring Umum, Keuring Haji, Pemeriksaan Laboratorium BTA, Biaya Tindakan dari BBP Gigi
dan UGD, dan Kapitasi JKN.
Grafik 7.1
Proyeksi Pendapatan Fungsional
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2015-2019
Grafik 7.2
Proyeksi Pendapatan Retribusi Karcis Umum
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2015 -2019
Grafik 7.4
Proyeksi Pendapatan Tindakan IGD
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2015 – 2019
Grafik 7.6
Proyeksi Pendapatan Keuring Umum UPTD Puskesmas Leuwisari
Tahun 2014 - 2018
Grafik 7.7
Proyeksi Pendapatan Pelayanan Ambulance
2) Proyeksi Belanja
Proyeksi belanja dihitung dari kebutuhan belanja untuk Kegiatan Opersional dan
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari belanja pegawai, belanja
barang dan jasa dan belanja modal. Proyeksi belanja ini dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 7.2
Realisasi Belanja Pelayanan Kesehatan
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2012 –2014
Grafik 7.8
Proyeksi Realisasi Belanja Pelayanan Kesehatan
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2015 - 2019
Grafik 7.9
Proyeksi Belanja Langsung
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2015 - 2019
Proyeksi Belanja di UPTD Puskesmas Leuwisari dibagi menjadi dua kegiatan yaitu untuk
Operasional Puskesmas dan Peningkatan Mutu Pelayanan.
Grafik 7.10
Perbandingan antara Belanja Pegawai, Belanja KOP
UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2014 – 2018
Dilihat dari grafik diatas bahwa, proyeksi Belanja KOP lebih besar daripada
Belanja Pegawai. Data di atas sesuai dengan rencana pengembangan pelayanan
puskesmas, yang akan banyak memerlukan sarana operasional berupa barang yang
harus dipenuhi, agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
PE N UTU P