Anda di halaman 1dari 4

Critical Review

Oleh:
Annisa Ulfa (21040115120007)
Rafi Faishal Azzam (21040115120057)
Purwoningsih Dhanita Setyawati (21040115130109)

Pendahuluan

Artikel berjudul The Rise, Fall and Rise Again of Industrial Location Theory yang ditulis oleh Mccan,
Phillip, dan Sheppard. Artikel ini membahas mengenai teori – teori lokasi dan permasalahn teori lokasi
di era modern ini. Selain membahas mengenai teori lokasi, artikel ini juga membahas mengenai
fenomena aglomerasi, biaya pasar, dan sebagainya.

Rangkuman

Akhir-akhir ini banyak terobosan atau inovasi mengenai analisis perilaku lokasi industri. Namun,
pembahasan detail pada penelitian lebih menitikberatkan kaitannya terhadap faktor ekonomi. Adanya
pembaruan terkait lokasi industri memicu pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, informasi,
pertumbuhan perekonomian yang baik, serta menimbulkan istilah – istilah baru seperti pemusatan
industri atau aglomerasi. Anaslisis perilaku lokasi industri tentu erat kaitannya terhadap teori lokasi.
Beberapa teori lokasi tersebut, yaitu :

1. Teori klasik dan neoklasik (analisis pendekatan yang berhubungan dengan lokasi pasar dan
harga pasar).
2. Teori non klasik (teori lokasi yang membantu mengatasi permasalahan kekakuan
mikroekonomi, yaitu membantu mengesplisit pendapat yang menggarisbawahi perbedaan
gambaran teori tentang cluster industri dan pengelompokkan ruang).

Seperti yang sudah diketahui, model klasik dan neoklasik menimbulkan masalah-masalah mendasar
yang sebagian besar un-addresed oleh literatur pengelompokan dan aglomerasi modern. Adanya
pengenalan istilah aglomerasi berdampak pada munculnya berbagai macam tipe pengelompokkan
perusahaan. Ketiga macam tipe pengelompokkan perusahaan dibedakan dalam hal sifat perusahaan
di klaster, sifat dalam hubungan, dan transaksi yang terjadi dalam klaster.

1. Pure Agglomeration, dimana perusahaan bebas berhubungan dengan satu sama lain, tidak
ada aliansi atau hubungan erat, tidak ada keuntungan yang diambil dan kekuatan terletak
pada kenaikan harga sewa lahan.
2. Industrial Complex, mencirikan perusahaan yang berhubungan erat dan mendapatkan
keuntungan berdasarkan hubungan tersebut, akses untuk perusahaan baru terbatas, ada
investasi jangka panjang. Tidak ada sewa lahan.
3. Social Network, mencirikan pengelompokkan yang fokus pada hubungan antar perusahaan,
tanpa ada oportunisme sehingga tiap perusahaan dapat merasa aman berhubungan.

Pembangunan kawasan-kawasan industri tersebut memerlukan paduan, pertimbangan, dan arahan


yang tepat agar mencapai tujuan perekonomian industri tersebut. Arah di mana teori lokasi masa
depan harus mempertimbangkan 3 hal, yaitu :

1. Harus mempertimbangkan faktor transaksi-biaya dan hubungan antar perusahaan dengan


model pengelompokan industri.
2. Review dan bukti yang tersedia pada biaya transaki menunjukan bahwa sementara dalam
beberapa hal biaya transaksi spasial telah gagal.
3. Isu mengenai lingkungan harus lebih terintegrasi dalam teori lokasi.

Analisis dan Tanggapan

Artikel yang berjudul The Rise, Fall and Rise Again of Industrial Location Theory ini merupakan
artikel yang sangat memberikan informasi terhadap pembaca. Mccann, Phillip, dan Sheppard
menjelaskan infromasi mengenai perkembangan teori – teori lokasi. Saat ini mahasiswa khususnya
mahasiswa perencanaan memerlukan pengetahuan mengenai teori lokasi dan artikel ini membantu
dalam memahami teori – teori lokasi. Dengan informasi yang tercantum dalam artikel ini akan
membantu dalam menganalisis pemilihan lokasi yang tepat.

Artikel ini menjelaskan bahwa dalam teori lokasi harus mencakup 3 hal, yaitu tentang mikro
ekonomi dan hubungan organisasi, pertimbangan akan konteks biaya transaksi spasial pada era
modern, dan model-model lokasi dalam mengintegrasikan dengan aspek lingkungan. Dilanjutkan
dengan penjelasan dengan jelas mengenai teori lokasi klasik dan neo-klasik serta Industrial Clustering.
Dalam penjelasannya, penyampaian informasi dirinci sehingga memungkinkan untuk memahami
secara mendalam

Penulis menyampaikan infromasinya secara jelas dan mudah dipahami. Dengan didukung oleh
sub-bab yang khusus lebih memudahkan pembaca dalam memahami bacaan. Dalam bagian
kesimpulan juga disampaikan secara singkat namun menyeluruh yaitu berupa poin – poin dan kalimat
pendukung. Selain terdapat kesimpulan yang jelas, artikel ini juga dilengkapi dengan catatan-catatan
yang disertai dengan argumen penulis.
Kesimpulan

Artikel The Rise, Fall and Rise Again of Industrial Location Theory memiliki manfaat untuk
pembacanya. Penulis membuat pembaca memahami artikel secara tersusun dan runtut. Mulai dari
pendahuluan yang sudah dilengkapi dengan penjelasan outline penulisan dan penulisan yang
dijelaskan dengan singkat dan rinci. Meskipun artikel sudah termasuk bagus, namun dalam
pemaparannya tidak terdapat grafik atau ilustrasi gambar di mana hal tersebut akan semakin
membantu pembaca memahami pemaparan penulis.

Contoh Kasus:

Kawasan Industri Cikarang (Industrial Clustering)

peta kawasan indutri


Industrial Clustering ini memiliki karakteristik ideal. Dalam hal ini, kawasan industri Cikarang
termasuk Model Industri Kompleks (Industrial Complex Model) atau dapat dikatakan juga Model
Jaringan Sosial (Social Network Model). Hal ini terlihat dari kawasan industri Cikarang yang merupakan
salah satu pusat industri nasional dimana nilai ekspornya mampu bersaing dengan Batam. Kawasan
Industri di Cikarang merupakan kawasan industri yang potensial mengingat sekitar 2.125 unit pabrik
yang berasal dari 25 negara berlokasi di kawasan tersebut. Industri dominan yang ada dikawasan
tersebut ialah industri yang bersifat menghasilkan material setengah jadi, baik plastik, besi, dan lain-
lain. Namun, jumlah dominansi tidak begitu terlihat dengan banyaknya jenis industri yang ada di
kawasan ini. Kawasan tersebut mampu menyumbang sebesar 34,46 % PMA Nasional, serta 22-45 %
volume ekspor nasional. Pada tahun 2008 omset kawasan industri ini mencapai $35 milyar dan 70%
diantaranya untuk pasar ekspor.
Karena besarnya nilai dan volume ekspor dari kawasan ini telah muncul wacana pembangunan
bandara baru di sekitar Cikarang untuk mengakomodasi arus cargo barang. Akses jalan tol dari
Cikarang ke Bandara Sukarno-Hatta sudah terlalu padat sehingga mengganggu kelancaran cargo
akibat seringnya terjadi kemacetan. Selain itu Pemda Kabupaten Bekasi juga sudah mulai melakukan
studi kelayakan pembangunan pelabuhan di Bekasi Utara, Babelan. Pelabuhan Internasional Bekasi
dirancang untuk bisa disandari kapal besar (mother vessel) dengan panjang hingga 300 meter.

Anda mungkin juga menyukai