2015-1-00130-MN Bab2001
2015-1-00130-MN Bab2001
BAB 2
LANDASAN TEORI
Menurut Heizer dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono (2009:5), ada
3 alasan utama dalam mempelajari manajemen operasi yaitu :
13
2.3.1 Proyek
Menurut Gray dan Larson (2006) yang dialih-bahasakan oleh Prabantini
(2007:4), menyatakan bahwa proyek merupakan “usaha kompleks, tidak rutin, yang
dibatasi oleh waktu, anggaran, sumber daya dan spesifikasi kinerja yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan”,
Sedangkan menurut Husen (2011:5), mendefinisikan proyek sebagai
“gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia, material, peralatan dan
modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk
mencapai sasaran dan tujuan.
Dengan beberapa definisi tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
proyek merupakan suatu kompleks, tidak terus-menerus, yang dibatasi oleh waktu,
14
anggaran, sumber daya dan spesifikasi kerja serta menggabungkan sumber daya
seperti manusia untuk mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.
tugas utama yang ada pada proyek. Di sisi lain, Project Management Institut (PMI)
dalam Mingus, Nancy (2002), yang dialih-bahasakan oleh Tri Wibowo B. S.
(2006:12), yang mengakui 5 (lima) kategori aktivitas proyek yang sering disebut
sebagai “proses proyek”, yakni:
1. Memulai proyek:
Mencakup kegiatan memulai proyek dan memulai fase-fase lain di dalam
proyek.
2. Perencanaan:
Aktivitas perencanaan mencakup penyusunan rencana proyek, struktur
perincian kerja dan menyusun jadwal. Proses perencanaan mungkin unsur
terpenting di dalam sebuah proyek, karena perencanaan yang tepat dapat
menghemat waktu dalam pelaksanaan proses.
3. Pelaksanaan:
Merupakan aktivitas pelaksanaan kerja aktual. Dalam sistem informasi, ini
mungkin berupa analisis, desain, pengembangan dan pengujian dengan
menggunakan software. Sedangkan dalam konstruksi, ini mungkin berupa
kegiatan pembangunan pondasi, membangun dinding dan meng-install
perlengkapan.
4. Pengendalian atau kontrol:
Mengukur dan memonitor pelaksanaan aktivitas serta membantu manajer
proyek dalam mengevaluasi kemajuan proyek dari segi waktu, biaya dan
mutu.
5. Penyelesaian:
Aktivitas penyelesaian atau penutupan mencakup pengakhiran fase dan
proyek serta mengambil pelajaran penting, yang membantu meningkatkan
efektivitas proyek di masa mendatang.
penjadwalan CPM terdiri dari beberapa jenis kegiatan yang saling berkaitan antara
satu dengan yang lainnya. Bila terjadi keterlambatan pada salah satu kegiatan, sering
kali juga menyebabkan keterlambatan durasi project secara keseluruhan. Contoh
CPM :
4. Selesai Paling Lambat (Latest Finish-LF) yaitu waktu terakhir suatu aktivitas
dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan
proyek.
Proses yang digunakan untuk menentukan jadwal waktu setiap aktivitas
adalah two-pass yang terdiri dari forward pass (ES dan EF) dan backward pass (LS
dan LF). Forward pass dan backward pass menggunakan notasi untuk menunjukkan
jadwal-jadwal aktivitas pada jaringan proyek dengan jelas ditunjukkan pada gambar
2.3
Gambar 2.3 Notasi Pada Titik untuk Forward dan Backward Pass
Sumber: Heizer dan Render, Operations Management, (2011:93)
Aturan Waktu Mulai Paling Awal adalah sebelum suatu aktivitas dapat dimulai,
semua pendahulu langsungnya harus diselesaikan. Jika suatu aktivitas hanya
mempunyai satu pendahulu langsung maka ES-nya sama dengan EF dari
pendahulunya. Jika suatu aktivitas mempunyai beberapa pendahulu langsung maka
ES-nya adalah nilai maksimum dari semua EF pendahulunya, yaitu:
ES = Max {EF semua pendahulu langsung}
Aturan Waktu Selesai Paling Awal adalah waktu selesai paling awal (EF) dari
suatu aktivitas jumlah dari waktu mulai paling awal (ES) dan waktu aktivitas itu
sendiri, yaitu:
EF = ES + Waktu aktivitas
Aturan Waktu Selesai Paling Lambat adalah sebelum suatu aktivitas dapat
dimulai, semua pendahulu langsungnya harus diselesaikan. Jika suatu aktivitas hanya
pendahulu langsung dari satu aktivitas maka LF-nya sama dengan LS dari aktivitas
20
yang secara langsung mengikutinya. Jika suatu aktivitas adalah pendahulu langsung
dari lebih dari satu aktivitas maka LF adalah nilai minimum dari seluruh nilai LS dari
aktivitas-aktivitas yang secara langsung mengikutinya, yaitu:
LF = Min {LS dari seluruh aktivitas yang langsung mengikutinya}
Aturan Waktu Mulai Paling Lambat adalah waktu mulai paling lambat (LS)
dari suatu aktivitas adalah selisih dari waktu selesai paling lambat (LF) dan waktu
aktivitasnya, yaitu:
LS = LF – Waktu aktivitas
Setelah menghitung waktu paling awal dan waktu paling lambat dari semua
aktivitas, maka menemukan jumlah waktu longgar (slack time) atau waktu bebas
yang dimiliki setiap aktivitas menjadi mudah. Slack adalah waktu luang yang
dimiliki oleh sebuah aktivitas untuk dapat diundur pelaksanaannya tanpa
menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut:
Slack = LS – ES atau LF – EF
Aktivitas dengan slack = 0 disebut sebagai aktivitas kritis (critical activity)
dan berada pada jalur kritis. Dalam mengenali semua waktu paling awal dan paling
lambat serta jalur kritis terkait, waktu penyelesaian suatu aktivitas memiliki variasi
yang banyak dan bergantung pada faktor-faktor tertentu. Hal ini berarti kita tidak
dapat mengabaikan pengaruh variabilitas waktu aktivitas saat melakukan
penjadwalan proyek, maka kita dapat mengatasinya dengan PERT.
Menurut Heizer dan Render (2011:95), PERT memakai pendekatan yang
menganggap bahwa kurun waktu aktivitas tergantung pada banyak faktor dan variasi,
sehingga lebih baik perkiraan diberi rentang (range). PERT memakai 24 distribusi
probabilitas berdasarkan tiga perkiraan waktu (three times estimates) untuk masing-
masing aktivitas, yaitu:
a = waktu optimistis (optimistic time)
Waktu tersingkat untuk menyelesaikan aktivitas bila segala sesuatunya
berjalan mulus sesuai rencana. Waktu demikian diungguli hanya sekali dalam seratus
kali bila aktivitas tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir
sama.
m = waktu realistis (most likely time)
Waktu yang paling sering terjadi atau realistis dibanding dengan yang lain
bila aktivitas dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.
21
P(x ≤ actual )
waktu
x
3. Jika kegiatan G dan H harus dimulai sebelum kegiatan I dan J maka dapat
di lihat pada gambar 2.8
4. Jika kegiatan Kdan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai, tetapi
N sudah dapat dimulai bila kegiatan L sudah selesai, maka dapat di lihat pada
gambar 2.9
24
5. Jika kegiatan P, Q, dan R mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang
sama, maka kita tidak boleh menggambarkan seperti pada gambar 2.10
Gambar 2.10 Gambar yang Salah Hilangkan Kegiatan P, Q, dan R Mulai dan
Selesai Pada Kejadian yang Sama
Sumber: Nugroho (2007:76)
Atau
25
Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi
(slack time) yaitu sejumlah waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa
menunda penyelesaian proyek secara keseluruhan.
5. Update Diagram CPM.
Pada saat proyek berlangsung, waktu penyelesaian kegiatan dapat diperbarui
sesuai dengan diperolehnya informasi dan asumsi baru. Sebuah jalur kritis
baru mungkin akan muncul, dan perubahan bentuk jaringan sangat mungkin
harus dilakukan.
Keterbatasan CPM adalah digunakannya satu angka perkiraan waktu
penyelesaian bagi setiap kegiatan. Jika memang dibutuhkan perencanaan proyek
yang lebih kompleks, metode PERT dengan tiga varian waktu perkiraan akan dapat
memberikan aternatif perkiraan waktu penyelesaian proyek yang lebih terbuka.
Pertimbangan suatu pekerjaan dilakukan pengurutan adalah karena berbagai
kegiatan tidak dapat dimulai sebelum kegiatan-kegiatan lain diselesaikan, dan
mungkin ada kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan secara bersamaan dan atau
tidak saling bergantung. Konsep waktu dalam jaringan kerja dapat didefinisikan
sebagai berikut :
1. ES (Earliest Start Time) adalah waktu paling awal (tercepat) suatukegiatan
dapat dimulai dengan memperhatikan waktu kegiatan yangdiharapkan dan
persyaratan urutan pengerjaan.
2. LS (Latest Start Time) adalah waktu yang paling lambat untuk dapat
memenuhi suatu kegiatan tanpa penundaan keseluruhan proyek.
3. EF (Earliest Finish Time) adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat
diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu kegiatan yang diharapkan.
4. LF (Latest Finish Time) adalah waktu paling lambat untuk dapat
menyelesaikan suatu kegiatan tanpa menunda dan penyelesaian proyek secara
Keseluruhan, atau sama dengan LS + waktu kegiatan yang diharapkan.
Diagram jaringan kerja node (lingkaran) yang merupakan lambang dari suatu event
dibagi atas tiga bagian dengan fungsi masing-masing.
kritis mempunyai tiga ciri khusus, ketiga ciri-ciri tersebut bisa dijadikan acuan untuk
mengetahui jaringan kerja. Berikut ini adalah ciri-ciri dari jalus kritis :
1. Jalur yang memakan waktu terpanjang dalam suatu proses
2. Jalur dengan tegangan waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan
dengan mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.
3. Tidak adanya tegangan waktu tersebut yang merupakan sifat kritis darijalur
kritis.
Dummy adalah aktivitas yang tidak mempunyai waktu pelaksanaan dan hanya
diperlukan untuk menunjukan kegiatan dengan aktivitas pendahulu. Dummy
diperlukan untuk menggambarkan adannya hubungan diantara kegiatan. Mengingat
dummy merupakan kegiatan semu maka lama kegiatan dummy adalah nol. Dummy
terdiri dari dua macam yaitu:
1. Gramatical Dummy
Gramatica dummy diperlukan untuk menghindari kekacauan penyebutan
suatu kegiatan apabila terdapat dua atau lebih kegiatan yang berasal dari
peristiwa yang sama (misalnya i) dan berakhir pada suatu peristiwa yang
sama pula (misalnya j). Gramatical dummy akan memudahkan komputer
untuk membedakan kegiatan satu dengan yang lain.
2. Logical Dummy
Logical dummy digunakan untuk memperjelaskan hubungan antara kegiatan.
2.6 Optimalisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata optimalisasi diambil dari kata
optimal yang berarti terbaik, tertinggi. Sedangkan pengoptimalan berarti proses, cara,
perbuatan pengoptimalan (menjadikan paling baik atau paling tinggi). Jadi
optimalisasi adalah sistem atau upaya menjadikan paling baik atau paling tinggi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa optimalisasi adalah suatu proses
untuk mencari alternatif yang menghasilkan hasil terbaik (minimum atau maksimum)
dari upaya yang diberikan.
2.7 Maksimalisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata maksimalisasi diambil dari
kata maksimal yang berarti sebanyak-banyaknya, setinggi-tingginya, tertinggi.
Sedangkan memaksimalkan menjadikan maksimal, menjadikan sebanyak-
banyaknya. Jadi maksimalisasi adalaah sistem atau upaya untuk menjadikan paling
banyak atau paling tinggi.
30
distribusi eksklusif, margin laba yang terbaik, pelatihan produk dan dukungan
promosi.
2.9 Transportasi
Menurut Heizer dan Render (2006:631), Transportasi merupakan suatu
teknik/metode yang digunakan untuk mencari cara yang termurah untuk mengirim
barang dari berbagai sumber ke beberapa tujuan. Titik asal (sumber) dapat berupa
pabrik, gudang, agen penyewaan mobil, atau titik lain dari barang-barang dikirimkan.
Tujuannya adalah titik–titik yang menerima barang. Untuk menggunakan model
transportasi, kita harus mengetahui hal-hal berikut:
1. Titik asal dan kapasitas atau pasokan pada setiap periode.
2. Titik tujuan dan permintaan pada setiap periode.
3. Biaya pengiriman suatu unit dari setiap titik asal ke setiap titik tujuan.
Menurut Mulyono (2007:111), Metode Transportasi diartikan sebagai
distribusi suatu produk tunggal dari berbagai sumber, dengan penawaran terbatas,
menuju beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, pada biaya transport minimum.
33
barang dari sumber ke tujuan mulai dari sel yang memiliki biaya distribusi
kecil.
Kelebihan:
a. Mencari dan memenuhi yang biayanya terkecil dulu. Lebih efisien
dibanding metode NWC.
b. Lebih mudah dipahami sehingga lebih disukai oleh orang awam.
Kelemahan:
a. Pada kasus tertentu, ada kemungkinan diperolehnya solusi dengan
biaya yang ekstra mahal.
b. Pada metode Least Cost terletak pada penentuan alokasi produk ke
dalam sel atau kotak yang memiliki biaya terendah, dimana biaya
tersebut mempunyai lebih dari satu sel atau kotak.
Kelebihan:
a. Metode yang lebih mudah dan lebih cepat untuk mengatur alokasi
(dalam hal ini adalah biaya transportasi) dari berbaai sumber ke
daerah tujuan.
b. Hasil analisa dari metode ini sudah sangat optimal dibandingkan
dengan metode – metode lainnya.
Kelemahan:
a. Proses iterasi lebih rumit
b. Pada metode VAM adalah setelah semua produk telah dialokasikan,
harus menguji sel bukan basis-nya apakah sudah memiliki nilai = 0.
Hal tersebut dilakukan untuk menjamin bahwa total biaya benar –
benar minimum.
c. VAM
Ketiga metode di atas masing – masing berfungsi untuk menentukan alokasi
distribusi awal yang akan membuat seluruh kapasitas sumber, teralokasi ke
seluruh tujuan.
4. Keempat, setelah penyusunan tabel awal selesai maka sebagai langkah
selanjutnya adalah pengujian optimalitas tabel untuk mengetahui apakah
biaya distribusi total telah minimum. Secara matematis, pengujian ini
dilakukan untuk menjamin bahwa nilai fungsi tujuan minimum telah tercapai.
Ada dua macam pengujian optimalitas algortima transportasi.
a. Metode Stepping Stone
b. MODI (Modified Distribution Method)
5. Kelima, atau langkah terakhir adalah revisi tabel bila dalam langkah keempat
terbukti bahwa tabel belum optimal atau biaya distribusi total masih mungkin
diturunkan lagi. Dengan demikian, jelas sekali bahwa langkah kelima ini
tidak akan dilakukan apabila pada langkah keempat telah membuktikan
bahwa tabel telah optimal.
tanda (-) pada jalur terdekat menunjukkan jumlaj penugasan pada sel kosong
yang akan masuk kedalam pemecahan. Jumlah ini ditambah pada semua sel
tanda (+) yang terdekat dan kurangkan pada sel yang bertanda (-).
6. Mengulangi langkah 3 sampai 5 hingga semua nilai indeks perbaikan lebih
besar atau sama dengan nol.
Menurut Dwi dan Enda (2004), metode MODI merupakan metode penguji
keoptimalan yang dikembangkan dari metode stepping stone. Kelebihan metode ini
dibandingkan dengan metode pendahulunya adalah penentuan sel kososng yang bisa
menghemat biaya dapat dilakukan dengan prosedur yang lebih pasti dan tepat.
Menurut Siswanto (2006), syarat tes optimalitas menggunakan Stepping
Stone dan Modified Distribution Method baru bisa dilakukan bila jumlah sel yang
terkena alokasi distribusi pada tabel awal adalah m + n – 1, dimana m merupakan
jumlah baris dan n merupakan jumlah kolom. Dua kemungkinan yang akan muncul
sebagai konsekuensi logis dari syarat tes tersebut yaitu:
1. Degenerasi
Dalam masalah transportasi telah diketahui bahwa penyusunan
program awal (solusi dasar) perlu diperhatikan syarat yang harus dipenuhi
yaitu persyaratan tepi dan persyaratan jumlah sel terisi. Variabel basis harus
memenuhi jumlah m + n – 1. Artinya sebanyak m + n – 1 sel harus terisis,
jadi satu kurang dari jumlah banyaknya baris dan kolom.
Jika banyaknya sel terisi kurang dari m + n – 1 maka perustiwa ini
disebut masalah kemerosotan (degenerasi). Kemerosotan dalam masalah
transportasi ditangani oleh dua cara.
Pertama, masalah mengalami kemerosotan pada waktu program awal
disusun melalui salah satu metode pada langkah pertama. Untuk mengatasi
masalah kemerosotan semacam ini, kita dapat memberi alokasi suatu jumlah
barang yang sangat kecil (mendekati nol) terhadap salah satu atau lebih dari
sel kosong sehingga jumlah sel terisi menjadi m + n – 1. Barang sejumlah
kecil tersebut disebut ε (epsilon) dan sel yang kita beri alokasi sebesar ε
(epsilon) ini menjadi sel terisi. Jumlah barang sebesar ε (epsilon) ini
sedemikian kecilnya sehingga pengurangan atau penambahan terhadap suatu
jumlah barang tidak mengubah bilangannya. Misalnya 50 + ε dan 50 – ε = 50
serta ε – ε = 0
41
PT. Wellgrow
Indopersada
Menganalisa Keterlambatan
Pengiriman & Biaya Transportasi
Transportasi
Manajemen Proyek menggunakan NWC,
menggunakan CPM Least cost & VAM
Optimalisasi Penjadwalan
dan Pengiriman Barang
Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil perhitungan waktu dan biaya yang
optimal maka peneliti menggunakan Manajemen Proyek dan Transportasi. Untuk
Manajemen Proyek peneliti memilih menggunakan metode CPM (Critical Path
Method) untuk mengatur penjadwalan kegiatan pengiriman barang. Setelah
melakukan perhitungan waktu dengan metode CPM (Critical Path Method), maka
akan didapatkan hasil perhitungan waktu yang lebih optimal.
Sedangkan untuk Transportasi, peneliti menggunakan metode North West
Corner ()NWC), Least Cost, dan Vogel’s Approximation Method (VAM) sebagai
solusi awal serta Stepping Stone dan Modified Distribution Method (MODI) sebagai
solusi akhir untuk minimalisasi biaya transportasi. Setelah melakukan perhitungan
dengan metode tersebut maka akan didapatkan hasil perhitungan biaya yang optimal
dengan membandingkan hasil biaya dari masing-masing metode yang digunakan
oleh peneliti. Sehingga, dapat diketahui metode mana yang lebih optimal dalam
melakukan perhitungan. Setelah mendapatkan hasil dari masing-masing metode,
maka akan didapatkan hasil perhitungan waktu dan biaya yang lebih optimal
sehingga perusahaan dapat melaksanakan kegiatannya secara lebih efektif dan
efisien. Menurut Sondang dalam Othenk (2008:4), Efektivitas adalah pemanfaatan
sumber daya, sarana, dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar
ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya. Menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Efisiensi yaitu tepat
atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-
buang waktu, tenaga, dan biaya).
44