Anda di halaman 1dari 13

13.1.

Sistem Informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya
meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi.
Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir
setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya
porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja
di bidang Teknologi Informasi.

Implementasi sistem informasi berbasis komputer merupakan aktivitas yang berskala luas yang
melibatkan orang dan fasilitas yang banyak, uang dan peralatan dalam jumlah yang besar, dan
waktu yang panjang.
Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer juga mempunyai manfaat, yaitu:

 Memberikan dasar pengontrolan.


 Mendefinisikan lingkup proyek;
 Mengatur urutan tugas;
 Mengetahui bidang masalah yang potensial;

Fase Perencanaan

Menunjukan setiap langkah yang harus dilakukan dan mengidentifikasi tanggung jawab
manajer dan spesialis informasi dalam hal ini adalah analis system. Fase ini dimulai dengan
mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini
sistem analis memimpin studi yang mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada
manajer.

1. Pengertian Analisis Sistem (system analis)

Penguraian dari suatu system informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya
dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Tahan Analisa Sistem ini dilakukan setelah Tahap Perencanaan system (system planning) dan
sebelum tahap desain system (system design).Tahan Analisis juga m erupakan tahapan yang
kritis dan pentin, Jadi jika ada kesalahan di tahapan ini akan menyebabkan kesalahan di tahap
selanjutnya.
1. B. Langkah-langkah di Analisis

Langkah-langkah pada tahapan ini sama pada tahapn perencanaan sistem. Perbedaannya terletak
pada ruang lingkup,yaitu: Penelitian yang dilakukan oleh analisis system merupakan penelitian
(terperinci),sedang di perencanaan system sifatnya hanya penelitian pendahuluan.

Langkah-langkah dasar analisis sisitem

1. Identify: mengidentifikasikan masalah


2. Understand: memahami kerja dari system yang ada
3. Analyze: mengaanalisa system
4. Report: membuat laporan hasil analisis

1. C. Pengertian Desain Sistem

Tahapan desain system ini memikirkan bagaimana menggambarkan sistem dari mendapatkan
gambaran pada tahap analisis sistem.

DESAIN SISTEM Dibagi menjadi dua bagian:

1. Desain Sistem Scr. Umum/ General Systems Design, atau disebut conceptual design.
2. Desain Sistem Terinci, atau disebut physical design.

Yaitu: Memperhatikan peralatan yang dibutuhkan.

Arti Desain

1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.


2. Pendefinisian dari kebutuhan fungsional.
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5. Dapat berupa penggambaran, perencanaan & pembuatan sketsa/pengaturan dari beberapa
elemen yg terpisah ke dlm satu kesatuan yg utuh & berfungsi.
6. Termasuk menyangkut mengkonfirmasi komponen-komponen perangkat lunak &
perangkat system keras dari suatu sistem

1. D. Tujuan Desain
2. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem
3. Untuk memberikan gambaran yg jelas & rancang bangun yg lengkap kpd pemrogram
komputer & ahli-ahli teknik yg lain, yg terlibat

Atau

Desain sistem dapat diartikan sebagai berikut ini :


1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu system

Tahap desain sistem mempunyai 2 tujuan utama yaitu :


1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum
kepada user tentang sistem yang baru. Desain system secara umum merupakan persiapan dari
desain secara terinci. Desain secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistim
informasi yang akan didesain secara rinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemrogram
computer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem. Tahap desain sistem
secara umum dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui
oleh manajemen. Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sistem informasi
dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasi kepada user bukan untuk pemrogram. Komponen
sistem informasi yang didesain adalah model, output, input, database, teknologi dan kontrol.

13.2 teering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) merupakan istilah yang sering kita
temukan pada saat ada event atau kegiatan besar yang diselenggarakan oleh organisasi ataupun
event organizer. Kedua istilah tersebut biasanya digunakan untuk struktur kepanitiaan event yang
dilangsungkan.

Jika dilihat dari sisi tugas, Steering Committee lebih banyak bertugas sebagai pengarah,
penasihat, atau pengawas dalam sebuah kegiatan

1. Steering Commite/SC (Panitia Pengarah)

Ini adalah bagian atau unit dalam kepanitiaan yang bertanggung jawab dan mengendalikan
proses dari awal sampai akhir kegiatan (Ret-ret; Rekoleksi; Kaderisasi; Temu Moderator; dll).
Maka yang ditunjuk sebagai Ketua SC adalah orang sudah ahli di bidangnya, semisal kegiatan
kaderisasi maka yang menjadi Ketua SC adalah Imam atau awam yang sudah paham metode
kaderisasi bahkan bisa dikatakan yang sudah master di bidang ini, yang pasti bukan orang yang
setingkat dengan Organizing Commite atau kebiasaan asal tunjuk karena pemilihan Ketua SC
sangat berpengaruh pada kualitas kegiatan.

Jumlah Steering Commite memang tidak memiliki patokan tapi yang penting dalam komposisi
SC adalah terpenuhinya komponen Gereja dalam hal ini adalah Imam yang menjamin
terpenuhinya kebutuhan secara imani seperti ekaristi, profesional di bidangan semisal teologi,
kaderisasi atau psikolog tergantung pada topik yang ingin diangkat. Komponen ini perlu
dipenuhi agar terlaksananya

Tugas-tugas Steering Commite:

1. Menentukan tujuan, sasaran, kemasan kegiatan secara jelas.

2. Menentukan kreteria narasumber atau pemateri yang sesuai dengan tujuan kegiatan.

3. Memimpin dan mengarahkan teknis kerja di lapangan.

4. Membuat evaluasi khusus yang ditujukan pada perbaikan kinerja OC.

Peranan konsultan manajemen bagi perusahaan-perusahaan di tanah air

Beberapa bidang bisnis yang selayaknya menggunakan jasa konsultan untuk mengembangkan
perusahaannya seperti misalnya pemasaran, produksi dan operasi, keuangan dan akuntansi,
sumber daya manusia, pajak, teknologi informasi, dan hukum. Dan lain sebagainya. Di tanah air
prospek profesi sebagai konsultan manajemen ini cukup cerah karena terbukti di masa krisis
beberapa tahun yang lalu banyak perusahaan rela mengeluarkan dana besar untuk memperoleh
saran dari konsultan untuk menyelamatkan bisnis mereka. Kebanyakan perusahaan yang
mempekerjakan seorang konsultan memang merupakan perusahaan berskala besar.

Perusahaan-perusahaan kecil atau menengah (UKM) sayangnya hingga saat ini masih ada yang
menjalankan bisnisnya hanya berdasarkan naluri atau kemampuan yang diwarisi secara turun-
temurun dari pendahulunya sejak bertahun-tahun yang lalu. Padahal untuk mengembangkan
bisnis sangat penting dilakukan riset dan pengembangan pasar secara optimal. Hal ini
dikarenakan adanya anggapan bahwa dibutuhkan dana yang besar terkait dengan konsultan
manajemen untuk memberikan value added yang baik. Padahal bila dipertimbangkan lebih jauh
dana untuk membayar jasa konsultan sesungguhnya adalah investasi demi kemajuan perusahaan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam memilih perusahaan konsultan
adalah:

 Perusahaan yang hendak menggunakan jasa konsultan harus mengetahui secara spesifik
kebutuhan perusahaan sehingga membutuhkan konsultan.
 Pertimbangkan kesiapan dana sebelum menjatuhkan pilihan terhadap perusahaan
konsultan tertentu.
 Melakukan monitoring untuk mengukur kinerja konsultan karena hal ini tak dapat
dilakukan dalam waktu singkat. Pengawasan secara berkesinambungan ini berguna untuk
mengetahui apakah kebutuhan perusahaan dan solusi yang ditawarkan konsultan sudah
cukup sinkron.

Bagi Anda yang ingin berprofesi sebagai seorang konsultan manajemen beberapa hal berikut ini
akan membantu Anda memperoleh gambaran apa yang membuat perusahaan tertarik
menggunakan jasa Anda.
13.4. ANALISI KELAYAKAN SISTEM

Analisis kelayakan merupakan proses yang mempelajari atau menganalisapermasalahan yang


telah ditentukan sesuai dengan tujuan akhir yang akan dicapai. Analisiskelayakan digunakan
untuk menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan.Tahapan ini berguna untuk
memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat tercapai dengan sumber daya dan
dengan memperhatikan kendala yang terdapat padapermasalahan serta dampak terhadap
lingkungan sekeliling.

Analisis kelayakan sistem digunakan untuk mempelajari apakah usulan-usulankebutuhan


sistem baru layak (feasible) untuk diteruskan menjadi sistem informasi
Kelayakan pengembangan sistem informasi adalah proses mempelajari dan menganalisis sistem
informasi yang digunakan untuk mendukung evaluasi pelayanan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
Tipe-Tipe Kelayakan system:
Kelayakan Ekonomi, Kelayakan Hukum, Kelayakan Jadwal, Kelayakan Operasional, Kelayakan
Teknis
A.Kelayakan Teknis mengenai kelayakan perangkat keras dan perangkat lunak.
Analisiskelayakan teknis untuk sistem informasi adalah sebagai berikut. Kelayakan
teknismenyoroti kebutuhan system yang telah disusun dari aspek teknologi yang akandigunakan.
Jika teknologi yang dikehendaki untuk pengembangan system merupakanteknologi yang mudah
di dapat,murah tingkat pemakaiannya mudah, maka secara teknisusulan kebutuhan system bisa
dinyatakan layak.

B.Kelayakan Hukum mengenai


bentuk badan hukum/badan usaha, jaminan terhadappinjaman, surat-surat legal: akta, sertifikat, izin, yang
diperlukan.

C.Kelayakan Ekonomi mengenai apakah ada keuntungan atau kerugian, efisiensi


biayaoperasional organisasi. motivasi pengembangan system informasi pada perusahaan
atauorganisasi adalah motif keuntungan. Sehingga aspek untung rugi jadi pertimbanganutama
dalam pengembangan system. Kelayakan ekonomi berhubungan dengan
return oninvestment
atau berapa lama biaya investasi dapat kembali. Analisis kelayakan ekonomijuga akan
mempertimbangkan apakah bermanfaat melakukan investasi ke proyek ini ataukita harus
melakukan sesuatu yang lain.

D.Kelayakan Operasi berhubungan dengan prosedur operasi dan orang yang


menjalankanorganisasi. Kelayakan operasional menyangkut beberapa aspek. Untuk disebut
layak secara operasional, usulan kebutuhan system harus benar-benar bisa
menyelesaikanmasalah yang ada di sisi pemesan sistem informasi, di samping itu informasi
yangdihasilkan oleh sistem harus merupakan informasi yang benar-benar dibutuhkan olehpengguna tepat
pada saat pengguna menginginkannya.

Atau

tahap Evaluasi
Evaluasi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pengembangan sistem sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu, biaya maupun secara teknis. Eavluasi
yang dimaksudkan disini adalah evaluasi yang dilakukan oleh user / manajemen, sedangkan
evaluasi yang dilakukan tim koordinasi / analis bersifat lebih teknis dan sering disebut dengan
walkthrough. Evaluasi (inspeksi) yang dilakukan pada oleh user / manajemen dimulai saat
pengembangan sistem, saat penyerahan dan saat pengoperasian. Penjelasannya adalah sebagai
berikut:
 Saat Pengembangan, Pada saat pengembangan sistem informasi perlu dievaluasi apakah sesuai
dengan rencana, jadwal dan sebagainya. Dengan demikian setiap penyimpangan dapat diatasi
sedini mungkin.
 Saat Penyerahan, sistem yang telah selesai dikembangkan, perlu dites ( testing penerimaan )
apakah dapat berfungsi sebagai
mana yang diharapkan seperti efisiensi sistem baru, waktu, respon, kelengkapan informasi yang
disajikan dan sebagainya. Setelah semua di evaluasi, dan system tersebut dinyatakan dapat
diterima sebegai bukti telah selesainya pengembangan sistem tersebut.
 Saat Pengoperasian, Dalam pengoperasian sistem tersebut masih perlu dievaluasi, tetapi tidak
perlu seintensif pada saat pengembangan ataupun pada saat penyerahan. Evaluasi dapat
dilakukan setengah tahun, satu tahun atau sesuai dengan kebutuhan. Hasil dari proses evaluasi ini
menjadi masukkan bagi manajemen dalam menentukan apakah sistem yang berjalan harus
dipertahankan, diperbaiki (upgrade) atau diganti dengan yang baru.

13.6. Apa itu prototyping? Dalam keadaan apa harus prototyping digunakan? Dalam keadaan apa
sebaiknya tidak digunakan?

Prototype adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengijinkan pengguna
memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototype
memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses
pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang akan
di buat.
Proto type adalah suatu proses yang memungkinkan developer membuat sebuah model
software,metode ini baik digunakan apabila client tidak bisa memberikan informasi yang
maksimal mengenai kebutuhan yang diinginkannya. Seringkali seorang customer sulit
menentukan input yang lebih terinci, proses yang diinginkan dan output yang diharapkan hal
tersebut menyebabkan developer tidak yakin dengan efisiensi alogoritma yang di buatnya,
sehingga sulit dalam menyesuaikan sistem operasi, serta interaksi manusia dan mesin yang harus
diambil. Dalam hal seperti ini, pendekatan prototype untuk software engineering merupakan
langkah yang terbaik.

Secara ideal prototype berfungsi sebagai subuah mekanisme untuk mengidentivikasi kebutuhan
software, bila prototype yang sedang bekerja dibangun pengembangannya harus
menggunakan fragmen-fragmen program yang ada atau mengaplikasikan alat-alat bantu
(contohnya : report generator, window manager dll) dimana memungkinkan program yang
bekerja untuk dimunculkan secara cepat. Prototype dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Paper Prototype, menggambarkan interaksi manusia dan mesin dalam sebuah bentuk
yang memungkinkan user mengerti bagaimana interaksi itu terjadi.
2. Working Prototype, adalah prototype yang mengimplementasikan beberapa bagian dari
fungsi software yang diinginkan seperti pada pendekatan pengembangan software. Model
ini dimulai dengan :

 Pengumpulan kebutuhan developer dan customer


 Menentukan semua tujuan software

Tujuan Prototype

Prototyping model sendiri mempunyai tujuan yaitu mengembangkan model awal software
menjadi sebuah sistem yang final.

13-8 Saat menerapkan sistem komputer baru, dua aktivitas yang dibutuhkan adalah (1)
menetapkan kontrol dan (2) mengonversi file data. Apa alasan untuk melakukan aktivitas 1
sebelum aktivitas 2?

Aktivitas Pengendalian (Control Activites)


Adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan
yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi.

Aktivitas pengendalian dikelompok dalam kategori;


1. Pengendalian komputer (computer control).
2. Pengendalian fisik (phisycal control).
7. Pengendalian Komputer (Computer Control)
Terbagi atas dua kelompok umum yaitu;
Pengendalian umum (general control); berkaitan dengan perhatian pada keseluruhan perusahaan,

seperti pengendalian atas pusat data, basis data perusahaan, pengembangan sistem, dan
pemeliharaan program.

Pengendalian aplikasi (application control); memastikan integritas sistem tertentu seperti


aplikasi pemrosesan pesanan penjualan, utang usaha, dan aplikasi penggunaan.

8. Pengendalian Fisik (Physical Control)


Aktivitas ini dilakukan secara manual, seperti penjagaan aktiva secara fisik, atau dapat
melibatkan penggunaan komputer untuk mencatat berbagai transaksi atau pembaruan akun.

Pengendalian fisik tidak berkaitan dengan logika komputer yang sesungguhnya melakukan
pekerjaan akuntansi ini.

Enam kategori aktivitas pengendalian fisik;


1. Otorisasi transaksi.
2. Pemisahan fungsi.
3. Supervisi.
4. Pencatatan akuntansi.
5. Pengendalian akses.
6. Verifikasi independen.

13.9. Tiga metode untuk menerapkan sistem baru dalam suatu organisasi adalah konversi
langsung, konversi paralel, dan konversi modular. Diskusikan kelebihan dan kekurangan
penggunaan masing-masing tiga metode implementasi sistem ini.

Konversi Langsung (Direct Conversion)

Konversi ini dilakukan dengan cara menghentikan sistem lama dan menggantikannya dengan
sistem baru. Cara ini merupakan yang paling berisiko, tetapi murah. Konversi langsung adalah
pengimplementasian sistem baru dan pemutusan jembatan sistem lama, yang kadang-kadang
disebut pendekatan cold turì<ey. Apabila konversi telah dilakukan, maka tak ada cara untuk
balik ke sistem lama.

Pendekatan atau cara konversi ini akan bermanfaat apabila :

1. Sistem tersebut tidak mengganti sistem lain.


2. Sistem yang lama sepenuhnya tidak bernilai.
3. Sistem yang barn bersifat kecil atau sederhana atau keduanya.
4. Rancangan sistem baru sangat berbeda dari sistem lama, dan perbandingan antara sistem
– sistem tersebut tidak berarti.
Kelebihan :

Relatif tidak mahal.

Kelemahan :

Mempunyai risiko kegagalan yang tinggi.

Apabila konversi langsung akan digunakan, aktivitas-aktivitas pengujian dan pelatihan yang
dibahas sebelumnya akan mengambil peran yang sangat penting.

Gambar 1. Konversi Langsung

■ Konversi Paralel (Parallel Conversion)

Pada konversi ini, sistem baru dan sistem lama sama-sama dijalankan. Setelah melalui masa
tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sistem lama, maka sistem lama
segera dihentikan. Cara seperti ini merupakan pendekatan yang paling aman, tetapi merupakan
cara yang paling mahal, karena pemakai harus menjalankan dua system sekaligus. Konversi
Paralel adalah suatu pendekatan dimana baik sistem lama dan baru beroperasi secara serentak
untuk beberapa période waktu dan kebalikan dari konversi langsung. Dalam mode konversi
paralel, output dari masing-masing system tersebut dibandingkan, dan perbedaannya
direkonsiliasi.

Kelebihan :

Memberikan derajad proteksi yang tinggi kepada organisasi dari kegagalan sistem baru.

Kelemahan :

Besarnya biaya untuk penduplikasian fasilitas-fasilitas dan biaya personel yang memelihara
sistem rangkap tersebut.

Ketika proses konversi suatu sistem baru melibatkan operasi paralel, maka orang-orang
pengembangan sistem harus merencanakan untuk melakukan peninjauan berkala dengan
personel operasi dan pemakai.

Gambar 2. Konversi Paralel

■ Konversi Bertahap/ modular (Phase-In Conversion)


Konversi ditakukan dengan menggantikan suatu bagian dari system lama dengan sistem baru.
Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut akan diganti kembali dengan yang lama. Jika tak
terjadi masalah, modul-modul baru akan dipasangkan lagi untuk mengganti modul-modul lama
yang lain. Dengan pendekatan seperti ini, akhirnya semua sistem lama akan tergantikan oleh
sistem baru. Cara seperti ini lebih aman daripada konversi langsung. Dengan metode Konversi
Phase-in, sistem baru diimplementasikan

beberapa kali, yang secara sedikit demi sedikit mengganti yang lama. la menghindarkan dari
risiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang banyak kepada
pemakai untuk mengasimilasi perubahan. Untuk menggunakan metode phase-in, sistem harus
disegmentasi.

Kelebihan :

Kecepatan perubahan dalam organisasi tertentu bisa diminimasi, dan sumber-sumber pemrosesan
data dapat diperoleh sedikit demi sedikit selama période waktu yang luas.

Kelemahan :

Keperluan biaya yang harus diadakan untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem
lama, daya terapnya terbatas, dan terjadi kemunduran semangat di organisasi, sebab orang-orang
tidak pernah merasa menyelesaikan sistem.

Gambar 3. Konversi Bertahap

 Sistem baru diimplementasi beberapa kali, sedikit demi sedikit untuk menggantikan
sistem yang lama
 Sistem harus disegmentasi
 Perlu biaya tambahan untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem lama.
 Daya terapnya terbatas, proses implementasi membutuhkan waktu yang panjang

■ Konversi Pilot (Pilot Conversion)

Pendekatan ini dilakukan dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu yang
diperlakukan sebagai pelopor. Jika konversi ini dianggap berhasil, maka akan diperluas ke
tempat-tempat yang lain. Ini merupakan pendekatan dengan biaya dan risiko yang rendah.
Dengan metode Konversi Pilot, hanya sebagian dari organisasilah yang mencoba
mengembangkan sistem baru. Kalau metode phase-in mensegmentasi sistem, sedangkan metode
pilot mensegmentasi organisasi.
13.13. Apa perbedaan antara proses bisnis outsourcing (BPO) dan knowledge process
outsourcing (KPO)? Mengapa perusahaan melakukan outsourcing fungsi TI mereka?

Apakah business process outsourcing (BPO)? BPO adalah proses mempekerjakan perusahaan
lain untuk menangani kegiatan usaha untuk Anda.

BPO berbeda dari teknologi informasi (IT) outsourcing, yang berfokus pada menyewa sebuah
perusahaan pihak ketiga atau penyedia layanan untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
IT, seperti manajemen aplikasi dan pengembangan aplikasi, operasi pusat data, atau pengujian
dan jaminan kualitas.

Pada hari-hari awal, BPO biasanya terdiri dari outsourcing proses seperti penggajian. Kemudian
tumbuh dengan menyertakan karyawan manajemen imbalan. Sekarang mencakup beberapa
fungsi yang dianggap "non-core" untuk strategi bisnis utama.

Sekarang adalah umum bagi organisasi untuk outsourcing keuangan dan administrasi (F & A)
proses, sumber daya manusia (SDM) fungsi, call center dan kegiatan layanan pelanggan dan
akuntansi dan penggajian.

Transaksi ini outsourcing sering melibatkan kontrak multi-tahun yang dapat menjalankan
menjadi ratusan juta dolar. Sering kali, orang-orang melakukan pekerjaan secara internal untuk
perusahaan klien dipindahkan dan menjadi karyawan untuk penyedia layanan. penyedia layanan
outsourcing dominan di bidang BPO (beberapa di antaranya juga mendominasi bisnis TI
outsourcing) termasuk perusahaan-perusahaan AS IBM, Accenture, dan Hewitt Associates, serta
perusahaan-perusahaan Eropa dan Asia Capgemini, Genpact, TCS, Wipro dan Infosys.

Banyak dari upaya business process outsourcing melibatkan offshoring - menyewa sebuah
perusahaan yang berbasis di negara lain - untuk melakukan pekerjaan. India adalah lokasi yang
populer untuk kegiatan BPO.

Sering, BPO juga disebut sebagai ITES - informasi teknologi memungkinkan layanan. Karena
proses bisnis yang paling mencakup beberapa bentuk otomatisasi, IT "memungkinkan" layanan
ini yang akan dilakukan.

Sebuah cabang dari BPO adalah KPO - pengetahuan proses outsourcing. Dianggap oleh
beberapa orang untuk menjadi bagian dari BPO, KPO termasuk aktivitas-aktivitas yang
membutuhkan keahlian yang lebih besar, pengetahuan, pendidikan dan keahlian untuk
menangani. Sebagai contoh, sedangkan perusahaan asuransi mungkin outsource data entry
bentuknya klaim sebagai bagian dari inisiatif BPO, juga dapat memilih untuk menggunakan
penyedia layanan KPO untuk mengevaluasi aplikasi asuransi baru berdasarkan seperangkat
kriteria atau peraturan bisnis; pekerjaan ini akan membutuhkan upaya yang lebih luas satu set
pekerja dari entri data akan. Definisi saat KPO meliputi R & D, pengembangan produk dan e
penemuan-hukum, serta sejumlah fungsi bisnis yang lain.

Juga masuk ke pakai adalah istilah BTO - transformasi bisnis outsourcing. Hal ini mengacu pada
gagasan memiliki penyedia layanan memberikan kontribusi terhadap upaya transformasi bisnis
menjadi operasi lebih ramping, lebih dinamis, lincah dan fleksibel.

Secara umum outsourcing diartikan sebagai pemindahan atau pendelegasian beberapa proses
bisnis kepada suatu badan penyelia jasa. Dimana badan penyelia jasa tersebut melakukan proses
administrasi dan manajemen berdasarkan definisi serta criteria yang telah disepakati.
Outsourcing hadir karena adanya keinginan dari perusahaan (perusahaan pengguna / pemesan –
user/principal) untuk menyerahkan sebagian kegiatan perusahaan kepada pihak lain (perusahaan
outsourcing) agar ia dapat berkonsentrasi penuh pada proses bisnis perusahaan (core business)
Biar lebih kompetitif tujuannya. Karena itu, pekerjaan yang di-outsourcing-kan bukanlah
pekerjaan yang berhubungan langsung dengan inti bisnis perusahaan, melainkan pekerjaan
penunjang (staff level ke bawah), meski terkadang ada juga posisi manajerial yang di-
outsourcing-kan, namun tetap saja hanya untuk pekerjaan dalam tenggat waktu tertentu seperti
proyek.

Pada saat ini kesadaran seseorang atau perusahaan akan pentingnya perlindungan terhadap
keamanan seperti jiwa, harta benda, atau karya cipta sudah semakin tinggi. Tingginya kejahatan
yang memanfaatkan TI dan resiko keamanan semakin membuat seseorang memprioritaskan
keamanan dalam sebuah perusahaan. Apalagi jurus yang dilakukan ”para penjahat” TI pun kian
canggih.
Penjelasan diatas hanya satu dari banyak alasan perkembangan Sistem informasi di seluruh
dunia. Seringkali perusahaan enggan untuk melakukan outsourcing, insourcing, atau multi-
sourcing teknologi keamanan. Outsourcing harus dipandang secara jangka panjang, karena
perusahaan pasti akan mengeluarkan dana lebih sebagai management fee perusahaan
outsourcing, memikirkan mengenai pengembangan karir karyawan, efisiensi dalam bidang
tenaga kerja, organisasi, benefit dan lainnya.

Adapun beberapa alasan mengapa kita memerlukan outsourcing adalah sebagai berikut:

 Meningkatkan fokus perusahaan.


o Memanfaatkan kemampuan kelas dunia.
o Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari proses re-engineering.
o Membagi resiko.
o Sumber daya sendiri dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain
o Memungkinkan tersedianya dana kapital
o Menciptakan dana segar.
o Mengurangi dan mengendalikan biaya operasi.
o Memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki sendiri.
o Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau diolah.

Dengan melihat alasan menggunakan outsourcing, faktor-faktor pemilihan perusahaan penyedia


jasa outsourcing, serta kepuasan perusahaan terhadap tenaga outsource, sebanyak 68.2%
menyatakan bahwa penggunaan tenaga outsource dinilai efektif dan akan terus menggunakan
outsourcing dalam kegiatan operasionalnya. Untuk dapat lebih efektif maka disarankan adanya:

 Komunikasi dua arah antara perusahaan dengan provider jasa outsource dengan bekerja
sama, perubahan, atau permasalahan yang terjadi
 Tenaga outsource telah ditraining terlebih dahulu agar memiliki kemampuan/ketrampilan
 Memperhatikan hak dan kewajiban baik pengguna outsource maupun tenaga kerja yang
ditulis secara detail dan menginformasikan apa yang menjadi hak-haknya

Dengan ‘membagi tugas’ kepada perusahaan lain itu, perusahaan pengguna outsourcing merasa
mendapatkan keuntungan dari ‘kerjasama’ tersebut, karena ia tidak perlu pusing-pusing
memikirkan dan mengurus pekerjaan-pekerjaan penunjang sehingga bisa fokus dalam bisnis
operasional perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai