5864,001.001 - Layanan Teknologi Untuk Mobil Listrik PDF
5864,001.001 - Layanan Teknologi Untuk Mobil Listrik PDF
5864,001.001 - Layanan Teknologi Untuk Mobil Listrik PDF
Kode Kode
Kode Kode
Program Kode Kegiatan Prioritas
Lembaga Output
01/02/06 PN/PB/PL
LAPORAN AKHIR
PROGRAM:
(081.01.06)
PROGRAM PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEGIATAN:
(5864)
LAYANAN TEKNOLOGI BATERAI UNTUK MOBIL LISTRIK
SUB KEGIATAN
(5864.01.01)
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI BATERAI
UNTUK MOBIL LISTRIK
Judul Program
(Lanjutan)
Drs. Adjat Sudrajat, MSc Ir. Nur Aryanto Aryono Dr.-Ing.Oo Abdul Rosyid, MSc
Hal.
Abstrak………………………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi……………………………………………………………………………………… 3
Daftar Gambar………………………………………………….................................... 4
Daftar Tabel …………………………………………………....................................... 5
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………. 6
1.1 Inti Kegiatan, Keunikan, dan Keunggulan Teknologi…………………………. 6
1.2 Keterikatan Urgensi Kegiatan…………………………………………………………. 7
1.3 Keterikatan Kegiatan dengan Renstra BPPT 2015-2019…………………….. 7
1.4 Deskripsi Teknologi yang Digunakan…………………………………………………….. 8
Disamping itu masa pengisian ulang yang lama menyebabkan mobil listrik
belum dapat menyamai popularitas mobil bermotor bakar. Hal ini pula yang
menyebabkan banyak hasil penelitian mobil listrik yang dilakukan lembaga riset
maupun universitas di Indonesia kurang dapat berkembang. Performansi
keseluruhan dari mobil listrik sangat dipengaruhi oleh berat kendaraan tersebut,
sehingga mobil listrik yang berat akibat menggunakan banyak baterai terbukti boros
energi listrik, kecepatan dan torsi tidak memuaskan, sehingga mengurangi animo
masyarakat untuk memilih mobil listrik sebagai sarana transportasi. Berdasarkan hal
tersebut diperlukan suatu jenis baterai yang mempunyai densitas energi yang tinggi,
ringan, dan dapat di isi ulang dalam waktu singkat.
Penerapan baterai untuk aplikasi mobil listrik perlu didukung dengan stasiun
pengisian ulang baterai yang memadai dan handal. Karena itu dalam studi ini akan
dilakukan kajian terhadap teknologi baterai lithium dan stasiun pengisian ulang
baterai dengan teknologi hybrid dan fast charging. Melalui pendekatan tersebut
diatas diharapkan akan dapat diketahui secara komprehensip, seberapa besar
tingkat kelayakan teknis apabila suatu stasiun pengisian ulang baterai kendaraan
listrik dengan menggunakan teknologi ini, dijadikan sebagai pendukung penyediaan
energi bagi kendaraan listrik.
1.1 TUJUAN
Untuk mengetahui kelayakan teknis baterai Lithium yang digunakan pada
mobil listrik dan atau PLTS, serta
Konsep perancangan suatu hybrid battery charging station, dengan berbasis
energy terbarukan, khususnya energi surya PV.
1.2 SASARAN
Pengujian kinerja baterai Lithium untuk aplikasi mobil listrik/PLTS.
Diperolehnya karakteristik baterai lithium LiFe PO4 untuk digunakan pada pada
mobil listrik dan atau PLTS.
Perancangan stasiun pengisian baterai mobil listrik dengan teknologi hybrid.
Diperolehnya fakta komprehensif tentang kelayakan stasiun pengisian baterai
mobil listrik menggunakan energi surya fotovoltaik.
Jabatan
Nama NIP Peran Unit Kerja Deputi
Fungsional
0 1 2 6 8 10 11
1 Dr. Ing- Oo Abdul Rosyid, MSc 19650625 199103 1 002 GL Perakayasa Madya B2TKE TIEM
2 Ir. Nur Aryanto Aryono 196310031991031003 PM Perekayasa Utama Muda B2TKE TIEM
4 Nelly Malik Lande, ST., MT 198211302008012011 L-1 Perakayasa Pertama B2TKE TIEM
5 Fariz Maulana Rizanulhaq, ST 19881023 201212 1 001 ES-11 Perekayasa Pertama B2TKE TIEM
6 Setya Sunarna, A.Md 19750821 200901 1 005 ES-12 Teknisi Litkayasa B2TKE TIEM
Teknisi Litkayasa
7 Edi Prabowo 19611023 198510 1 001 ES-13 B2TKE TIEM
Penyelia
8 Drs. Adjat Sudradjat, MSc 19561221 198402 1 002 L-2 Perekayasa Madya B2TKE TIEM
9 Lily Sapinah, SE 19770602 200910 2 001 ES-21 Perekayasa Pertama B2TKE TIEM
Teknisi Litkayasa
10 Nuraida Tarigan, A.Md 196807281999032001 ES-22 B2TKE TIEM
Penyelia
11 Andrianshah Priyadi, ST 198406252009011001 ES-22 Perekayasa Muda B2TKE TIEM
12 Anita Faradilla, ST 19890303 201212 2 002 L-3 Perekayasa Pertama B2TKE TIEM
Teknisi Litkayasa
13 Ichwan Subagio 196501041984111001 ES-31 B2TKE TIEM
Penyelia
Teknisi Litkayasa
14 Rohi Adu Wenyi, ST 19630626 198503 1 004 ES-32 B2TKE TIEM
Penyelia
15 Ir. Mohamad Youvial, MSChe 196102081985121001 ES-33 Fungsional Umum B2TKE TIEM
GROUP LEADER
Dr. – Ing. Oo Abdul Rosyid, MSc
PROGRAM MANAGER
Ir. Nur Aryanto Aryono
WP 01 WP 02 WP 03
Penerapan Baterai Mobil
Pengembangan Hybrid Listrik/PLTS Pengujian Baterai Lithium
Battery Charging Station
Leader
Leader Leader
Anita Faradilla, ST
Nelly Malik Lande, ST, MT Drs. Adjat Sudrajat, MSc
Stasiun pengisian pertama DC fast charging milik Tesla Motor, yang berada diantara
San Fransisco dan Los Angeles akan dapat menambahkan jarak sejauh 150 mil,
dengan melakukan pengisian baterai selama 30 menit. Umumnya untuk menambah
jarak tempuh 150 mil, diperlukan waktu pengisian beberapa jam atau sampai
dengan satu hari penuh tergantung kapasitas baterai dan apakah pengisian biasa
atau dengan tegangan tinggi yang dipakai. Tetapi stasiun pengisian cepat seperti
tersebut diatas mempunyai keterbatasan harga investasi yang masih cukup mahal, dan
faktanya pengisian listrik cepat masih lebih lama dibandingkan dengan pengisian bahan
bakar minyak pada mobil konvensional. Umumnya pemilik mobil listrik tidak memerlukan
pengisian cepat, mereka melakukan pengisian baterai di rumah masing-masing selama
malam hari, atau di tempat pekerjaan selama mereka bekerja.
Kebanyakan mobil listrik tidak memerlukan peralatan khusus pengisian baterai,
dikarenakan peraatan pengisian tersebut sudah tersedia didalam mobil listrik, dan
hanya dibutuhkan converter daya AC 220 volt yang tersedia di rumah atau di tempat
kerja menjadi daya DC untuk kebutuhan baterai. Dengan pengisian dari 220 Volt AC
sangat lambat membutuhkan hampir satu hari penuh, atau 3 hari untuk menempuh
jarak kurang lebih 300 mil. Sebagian pemilik mobil listrik memasang konektor khusus
240 AC untuk memenekan waktu pengisian menjadi beberapa jam, dan umumnya
stasiun pengisian baterai umum memakai konektor 240 Volt.
Pengisian cepat merubah AC menjadi DC memberikan arus listrik yang cukup
besar harus dilengkapi dengan peralatan manajemen pengisian untuk mengontrol
besarnya arus pengisian untuk melindungi baterai dari kerusakan. Contohnya sistem
pengisian akan mengurangi arus pengisian bila temperatur baterai menjadi tinggi
dan pengisian akan berhenti pada kapasitas baterai sudah mencapai 80 % dari
kapasitas.
Bidir
ectional
inverter
WebBox
SWITCH BOX
HUB
Battery Backup
INTERNET
Prinsip kerjanya adalah memaksimumkan pengisian baterai mobil listrik dari energi
surya, dengan sumber listrik PLN sebagai cadangan. Sistem PLTS ini mensimulasikan sebuah
mobil listrik dengan konsumsi energi untuk suatu mobil listrik 30 kWh/hari, dan dengan
waktu pengisian 5 jam.
Berdasarkan hasil simulasi, maka sistem pengisian baterai mobil listrik berbasis tenaga
surya hybrid ini membutuhkan biaya investasi sebesar US$52,500, dengan rincian PV array
US$ 24,000 (45.7%), Battery US$24,000 (45.7%), dan inverter US$4,500 (8.6%), dan
diperlihatkan pada Gambar 4.8. Harga energi listrik (LCOE) dari sistem ini sebesar US$
0.30/kWh.
Tabel 4-2 Produksi dan konsumsi energi listrik
Energy urchased Energy Sold Net Purchases Peak Demand Energy Demand
Month
(kWh) (kWh) (kWh) (kW) Charge ($) Charge ($)
January 928 761 167 10 17 0
February 817 694 123 10 12 0
March 936 872 64 9 6 0
April 897 875 22 10 2 0
May 913 908 4 10 0 0
June 883 871 12 10 1 0
July 921 939 -18 10 -1 0
August 940 994 -54 9 -3 0
September 901 990 -89 9 -4 0
October 882 956 -74 9 -4 0
November 897 815 82 10 8 0
December 908 800 108 10 11 0
Annual 10,822 10,474 348 10 47 0
Gambar 4.5 Komposisi total biaya sistem PLTS berdasarkan jenis komponen
Gambar 4.6 Komposisi total biaya sistem PLTS berdasarkan jenis biaya
Sesuai perencanaan Battery charging station, dapat dianalisa perhitungan kebutuhan charging
dan baterai mobil listrik. Dengan asumsi persyaratan charging baterai di hybrid dengan listrik PLN
dimana tariff listrik PLN Rp. 1500/Kwh, effisiensi pengisian sekitar 90% dan charging current untuk
baterai sebesar 20A sesuai spesifikasi.
1. Perhitungan pengisian baterai.
Dengan effisiensi pengisian sekitar 90% , maka total pengisian baterai yang dibutuhkan
sebesar 44.4 Kwh
Waktu yang dibutuhkan untuk pengisian selama 10-11 Jam dimana arus pengisian sebesar
20A dan dengan tegangan 220VAC.
2. Perhitungan jarak tempuh.
Dengan jarak tempuh mobil listrik sekitar 50 Km dan menggunakan baterai LifePo4
Jika kita mengasumsi diasumsikan harga pertamax sekitar Rp. 8500 maka dapat digunakan
untuk sejauh ±10Km, untuk di pengisian baterai ini jika mengasumsikan dengan
menggunakan jarak 10Km maka akan membutuhkan biaya sebesar Rp.13.330.
Dibalik kekurangan diatas, terdapat juga kelebihan yang ada yaitu dari sisi teknis dimana mobil listrik
ini “Zero Emissions” dan tidak berisik dalam beroperasi.
Rencana awal dari system Charging ini menggunakan gabungan antara Modul Fotovoltaik dan
Grid PLN. Energi output Fotovoltaik akan diserap habis dan kekuranganya diambil dari PLN. Oleh
karena itu dalam hal ini digubakan tariff PLN. Dalam hal ini diambil kapasitas PV sebesar 1 KWp,
selebihnya kekurangan daya disuplai oleh grid PLN. Inovasi di Battery Li-ion mencakup pengisian
cepat dan kinerja yang lebih aman. Meskipun kapasitas kecil Li-ion (polimer) Baterai lithium cobalt
oxide yang mengandung (LiCoO2) menawarkan yang terbaik kepadatan energi massa dan energi
Volume kepadatan yang tersedia, kobalt oksida lithium (LiCoO2) sangat mahal dan tidak aman untuk
Baterai Li-ion skala besar. Baru-baru ini lithium besi fosfat (LiFePO4) telah menjadi pilihan yang baik
untuk bahan dalam komersial Li-ion (dan polimer) baterai untuk kapasitas besar dan aplikasi daya
tinggi, seperti laptop, alat-alat listrik, kursi roda, e-sepeda, e-mobil dan e-bus.The LiFePO4 baterai
memiliki karakter hybrid yaitu sebagai timbal-asam baterai dan sekuat baterai lithium ion. Selama
lithium ion untuk proses pengisian konvensional, Li-ion Battery besi yang mengandung lithium fosfat
konvensional (LiFePO4) membutuhkan 2 langkah yang harus terisi penuh :
Langkah 1 menggunakan arus konstan (CC) mencapai sekitar 60% dari State of Charge
(SOC);
Langkah 2 terjadi ketika tegangan muatan mencapai 3.65V per sel, yang merupakan batas
atas tegangan pengisian efektif. Beralih dari arus konstan (CC) tegangan konstan (CV) berarti
bahwa muatan saat ini dibatasi dengan apa baterai akan menerima pada tegangan itu,
Gambar 4.22 Kinerja Baterai Lithium-ion 12V/20Ah utntuk I1, I5, dan I10
Baterai lithium-ion secara umum dapat dipisahkan menjadi dua kelompok: lithium
ferro phosphate (LFP, LiFePO4) dan oksida logam (NCM, NCA, Cobalt, Mangan).
Tabel 4-1 menampilkan perbedaan antara dua kelas kimia pada tingkat sel. Nilai-nilai
dalam tabel mencerminkan nilai-nilai rata-rata karena ada variasi dalam masing-
masing kelas.
Semua sel lithium-ion siklus dalam (deep cycle) memiliki kemampuan untuk diisi
dan dikosongkan secara penuh. Umur dari baterai secara signifikan akan meningkat
jika kedalaman masing-masing pengosongan dibatasi hingga 80% dari lnilai
kapasitasnya.
Lithium-ion secara signifikan memiliki siklus hidup lebih tinggi dari asam timbal
(lead-acid) dalam aplikasi pengosongan yang dalam. Perbedaan ini lebih meningkat
denngan peningkatan suhu ambien.Siklus hidup dari masing-masing baterai ini dapat
ditingkatkan dengan membatasi kedalaman pengosongan (DoD), kecepatan
Pada iklim panas di mana suhu rata-rata adalah 92°F, perbedaan antara
lithium-ion dan asam timbal lebih buruk lagi. Siklus asam timbal (jenis Flooded dan
VRLA) turun hingga 50% dari rating pada iklim moderat, sedangkan lithium-ion akan
tetap stabil sampai suhu secara rutin melebihi 120°F. Gambar 4.6 menggambarkan
perbedaan tersebut.
f. Perbandingan Tegangan
Ketika mengevaluasi, jika lithium-ion dan asam timbal dapat dipertukarkan dalam
sistem listrik diberikan, faktor yang paling penting adalah rentang tegangan dari
masing-masing baterai. Gambar 10 menunjukkan perbandingan tiga kemasan
baterai 24V. Tegangan nominal baterai LiNMC secara teknis adalah 25.9V dan LFP
(LiFePO4) adalah 25.6V. Hasil akhir dari angka itu yang lithium-ion memiliki
kesesuaian yang baik dengan sistem asam timbal untuk mayoritas rentang
tegangan, tetapi setiap sistem listrik harus dapat mengakomodasi lebih tinggi
tegangan pengisian baterai lithium-ion untuk mendapatkan kinerja yang optimal.
Kebanyakan control pengisian baterai dan inverter pengosongan pada sistem energi
terbarukan dapat disesuaikan antara asam timbal dan lithium-ion perusahaan dapat
membantu dalam memastikan kompatibilitas sistem.
4. Low Speed Electric Vehicle (LSEV) - pada permukaan datar yang beraspal,
kendaraan (Mobil) Listrik Kecepatan Rendah, yang ditenagai oleh listrik dapat
melaju hingga 40 km/jam. Semua kendaraan listrik kecepatan rendah berjalan
dengan roda empat dan umumnya mempunyai bobot kurang dari 1361 kg.
Kendaraan-kendaraan listrik didesain untuk khusus digunakan di jalan dimana
kendaraan dengan kelas lainnya, dikendalikan melalui suatu peraturan, karena
kendaraan jenis tersebut tidak memenuhi standar keamanan seperti yang
diberlakukan pada kendaraan bermotor yang lebih besar
Daya tarik Li-ion—dibandingkan dengan yang lainnya, seperti NiMH (Nickel Metal
Hydride) dan NiCad (Nickel Cadmium) serta timah hitam (lead)—bisa diisi ulang
dengan cepat, densitas penyimpanan lebih banyak, dan juga lebih daya. Daya tarik
paling besar adalah perbandingan berat dan energi yang dihasilkannya, Li-ion juga
unggul. Di samping itu, ia tidak punya efek memori. Sifat terakhir memungkinkan Li-
ion bisa diisi kapan saja. Keunggulan baterai Lithium-Ion adalah :
a. Baterai ini paling energetic di antara batereai-baterai rechargeable lainnya.
b. Baterai ini mempunyai efisiensi yang cukup tinggi
c. Baterai ini dapat melewati ratusan bahkan ribuan siklus charge-discharge
(a) Mitsubishi pada iMiEV 2011 (b) Nissan Leaf Battery Picture
Gambar 4.30 Contoh baterai litium pada mobil listrik
Daya tarik Li-ion—dibandingkan dengan yang lainnya, seperti NiMH (Nickel Metal
Hydride) dan NiCad (Nickel Cadmium) serta timah hitam (lead)—bisa diisi ulang
dengan cepat, densitas penyimpanan lebih banyak, dan juga lebih daya. Daya tarik
paling besar adalah perbandingan berat dan energi yang dihasilkannya, Li-ion juga
unggul. Di samping itu, ia tidak punya efek memori. Sifat terakhir memungkinkan Li-
ion bisa diisi kapan saja. Sebenarnya, Li-Ion tidak hanya digunakan pada mobil listrik
atau hibrida, tetapi sudah digunakan pada perlengkapan elektronik yang akrab kita
gunakan sehari-hari, antara lain laptop, iPod, HP, MP3 player, PDA, dan Black Berry.
Selain Li-ion, ada juga baterai yang disebut lithium. Jenis terakhir tersebut
adalah baterai yang umumnya tidak bisa diisi ulang atau hanya sekali pakai habis,
sedangkan Li-ion justru sebaliknya. Perbedaan lain dari kedua baterai yang sama-
sama disebut lithium awalnya itu adalah materi dasarnya. Lithium menggunakan
logam murni, sedangkan Li-ion campuran lithium yang jauh lebih stabil dan dapat
diisi ulang beberapa ratus kali. Keunggulan lain dari Li-ion adalah kemampuannya
(a) (b)
Gambar 4.31. Baterai jenis lead-acid (deep-cycle), tipe flooded (a) dan VRLA (b)
Selain itu terdapat beberapa jenis baterai yang saat ini digunakan dalam sistem PLTS,
diantaranya: baterai jenis alir (VRB) lithium, dll. Vanadium Redox Battery (VRB) merupakan
jenis baterai alir (flow battery) yang dapat diisi-ulang (rechargeable) yang menggunakan
ion-ion vanadium dalam beberapa keadaan oksidasi yang berbeda untuk menyimpan
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik Hal - 36
energy kimia. Baterai jienis VRB ini dibutuhkan sebagai Buffer untuk menjaga kestabilan
Sistem (Jaringan) akibat efek fluktuatif dari Daya yang dihasilkan oleh Photovoltaic. Pada
grid terbatas dengan genset (PLTD), jika energi dari Photovoltaic tiba-tiba berkurang
secara drastis, Sistem Penyimpanan ini harus dapat mengisi kekurangan daya tersebut,
membantu PLTD mensuplai daya kepada konsumen. Selain itu Sistem penyimpanan juga
berfungsi untuk mensupport Pembangkit Konvensional (PLTD) apabila terjadi defisit
pembangkitan.
Baterai lithium-ion sudah lama digunakan pada mobile phone. Seiring dengan
perkembangan waktu baterai ini terus mengalami inovasi dan penyempurnaan baik dari segi
fitur, kualitas maupun kapasitasnya. Dengan demikian, saat ini baterai lithium sudah
digunakan baik pada sistem PLTS maupun pada kendaraan listrik. Baterai lithium-ion
menggunakan elektroda positif berupa cobalt lithium oksida, lithium besi fosfat atau lithium
mangan oksida. Sedangkan elektroda negatifnya berupa grafit, dan elektrolit yang
digunakan adalah etilen karbonat dan diethyl carbonat. Elektrolit tersebut disimpan dalam
pelarut organic diantara elektroda dan seluruh baterai terkait erat oleh bungkusnya. Baterai
ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya memiliki kepadatan energi yang tinggi, memiliki
masa simpan yang panjang.
Beberapa sistem PLTS yang menggunakan baterai lithium umumnya untuk aplikasi
sistem PLTS jenis off-grid skala kecil, misalnya penerangan jalan umum (PJU-PLTS) maupun
lampu jenis Sehen. B2TKE memiliki kompetensi dan fasilitas pengujian sistem PLTS jenis ini.
Baterai:
Kapasitas: 3.2V/120 Ah
Tipe: LiFePO4
Lampu:
Tipe : LED 5VDC
Daya : 35 watt
5.1 KESIMPULAN
1 Baterai lithium, khususnya LiFePO4 cocok digunakan dalam pengembangan
mobil listrik nasional maupun aplikasi sistem PLTS (PV). Hal ini disebabkan
karena baterai lithium memiliki kelebihan dibandingkan dengan baterai jenos
lead-acid, diantaranya: lebih ringan, densitas energi tinggi, self discharge
rendah, tidak memiliki memory effect, siklus hidup panjang, dan aman.
2 Penerapan baterai lithium pada mobil listrik belum berkembang sesuai harapan.
Namun demikian, penerapan pada sistem PLTS mengalami peningkatan yang
cukup pesat, sejalan dengan pesatnya penggunaan lampu jenis LED, terutama
untuk aplikasi PLTS terpadu, seperti lampu SEHEN, sistem penerangan jalan
umum (PJU-PLTS), dll.
3 Pengembangan baterai lithium dapat diproduksi oleh industri local, diantaranya
PT Nipress dan DSBC (Solo). Disamping itu, beberapa universitas dan lembaga
penelitian telah memiliki fasilitas pengujian dan pengembangan baterai lithium,
dianataranya B2TKE-BPPT, LIPI, UNS, ITS, dll.
4 Dengan adanya fasilitas uji baterai di B2TKE, saat ini sudah mampu melayani
jasa pengujian baterai baik jenis lead-acid maupun lithium. Namun, dengan
keterbatasan kapasitas alat, maka jumlah layanan uji baterai masih kurang.
5 Penerapan kendaraan listrik, seperti mobil listrik memerlukan infrastruktur
Stasiun Pengisian Baterai Mobil listrik yang cukup, handal, berkelanjutan, dan
ramah lingkungan. Hal ini dapat dikembangkan baik di perumahan (malam
hari, slow charging), tempat parkir (pengisian relative cepat), maupun statiun
pengisian umum (fast charging).
6 Sistem pengisian baterai berbasis energi surya (PV) sangat potensial
dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan karena
Indonesia memiliki potensi energi surya yang melimpah dan penurunan harga
teknologi fotovoltaik dewasa ini. Stasiun Pengisian Baterai Mobil listrik dapat
diimplementasikan dengan sistem PLTS yang di-hybrid dengan jaringan listrik
PLN (sebagai cadangan)
PHLN
INTI KEGIATAN
Baterai merupakan komponen utama pada mobil listrik maupun sistem PLTS. Baterai
berfungsi untuk menyimpan energi yang diproduksi dari PLTS mapun sumber lain, untuk
digunakan pada saat diperlukan. Baterai lithium telah digunakan pada teknologi hand
phone, saat ini dikembangkan untuk aplikasi mobill listirk maupun sistem PLTS. Hal ini
disebabkan baterai lithium memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan baterai jenis
lead-acid, diantaranya kepadatan energi yang lebih tinggi, umur yang lebih panjang, dll.
Namun demikian baterai lithium memiliki mutu produk yang bervariasi dan harga masih
relative mahal. Untuk mengetahui karakteristik dan mutu baterai lithium untuk aplikasi
mobil listrik maupun sistem PLTS, maka dalam studi ini dilakukan kajian dan pengujian
terhadap teknologi baterai lithium. Disamping itu, penelitian ini melakukan pengembangan
disain stasiun pengisian ulang baterai berbasis energi surya hybrid. Diharapkan hasil
penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan teknis pengujian baterai lithium di B2TKE-
BPPT khususnya, dan dapat menunjang pengembangan penerapan mobil listrik maupun
Stasiun Pengisian Mobil Listrik Diagram Blok Hybrid Charging Station sistem PLTS di Indonesia.
TUJUAN PROGRAM
Untuk mendapatkan karakteristik baterai lithium untuk aplikasi mobil listrik maupun sistem
PLTS. Disamping itu, penelitian ini diharapkan untuk pengembangan disain statiun
pengisian baterai hybrid berbasis energi surya.