id
1 Mengidentifikasi gangguan
- Sensitif
Mampu merasakan gangguan sekecil apapun
- Andal
Akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan tidak akan bekerja
bila tidak diperlukan (security)
- Selektif
Mampu memisahkan daerah/jaringan yang terganggu saja
- Cepat
Mampu bekerja secepat-cepatnya
Sumber + + +
PMT
CT Sistem DC
Relai
Sistem
Alarm
Sistem
AC
_
Relai TC PMT
bantu
_
Beban
Daerah Daerah
Proteksi BusBar Proteksi BusBar
Daerah
Proteksi Daerah
Generator Proteksi SUTT
150 kV
150 kV
20 kV
GARDU INDUK
Daerah
GARDU INDUK Proteksi Penyulang 20 kV
- I setting relay = 1.2 x I nominal peralatan terkecil
Sistem DC
Daerah
Proteksi BusBar
150 kV
Daerah
Proteksi SUTT/SKTT
Daerah
Proteksi Trafo Daya
GARDU INDUK
si Penyulang 20 kV
PROTEKSI KOPEL 150 KV
BUS-I
BUS-2
AMP AMP
OCR/GFR
OCR/GFR OCR/GFR
AMP
BUSPRO-1
BUSPRO-2
DIST DIST
Pht-1 Pht-2
20 kV CT 3
150 kV CT 1
CT 2
BEBAN
No. Nama
DAERAH KERJA RELE
Rele Rele
1 OCR/GFR 20 kV PENY.
2 OCR/GFR INC.
3 OCR/GFR 150 kV
4 REF sisi 20 kV
5 DIFFERENTIAL
6 REF sisi 150 kV
rele utama
trafo
Zone-3
Zone-2
Zone 1
GI A GI B GI C GI D
CT CT
F1 F2 F3
PT PT
F3 : Gangguan dibelakang
OCR ARAH KERJA OCR CT distance, misal di
GFR DIST DIST GFR
RELE busbar, klo ada buspro
buspro bekerja
Zone 1
*untuk saat ini gangguan fasa tanah harus reclose
Zone-2
Zone-3
F2 Rele Jarak di GI B arah GI C Zone 2 Ph……., tkerja 0,4 dt (t2) Tanpa Teleproteksi
Rele Jarak di GI C arah GI B Zone 1 Ph……., tkerja inst Tanpa Teleproteksi
Zone-2
Zone 1
GI A GI B GI C GI D
CT CT
F2
PT PT
PLC PLC
Zone-2
21Z
51G 87T
50/51-
50/51G
51 32 21 40 27 59 81
87GT
RELAI BUSBAR
Relai Differential adalah Relai proteksi yang merupakan pengaman utama yang
dipasang pada :
1 . Generator
2 . Trafo Daya
3 . Generator dan Trafo Daya
4 . Saluran Kabel Tegangan Tinggi atau Jaringan SUTT yang pendek.
5 . Motor-motor yang berkapasitas besar.
6 . Busbar
SUMBER BEBAN
I1 I2
OBYEK
Y CT1 CT2 Y
YY
Y
Y ACT2
ACT1 D
D
diff relay
Agar syarat tersebut terpenuhi, dapat dipergunakan trafo arus bantu (Auxiliary CT)
yang berfungsi fungsi untuk :
SUMBER
I1 I2
BEBAN
CT1 CT2
i1 diff relay id i2
Relai Differential adalah relai proteksi yang berfungsi untuk mendeteksi gangguan
hubung singkat yang terjadi pada trafo daya diantara CT1 dan CT2.
A. Kondisi Normal atau gangguan di luar CT1 dan CT2, maka kondisi arus yang
mengalir di relai differential adalah sbb :
Id = i1 - i2 dan i1 = i2 sehingga Id = I diff = 0,
maka relai differential tidak akan bekerja
SUMBER
I1 I2
BEBAN
CT1 CT2
i1 diff relay id i2
B. Kondisi gangguan diantara CT1 dan CT2, maka kondisi arus di relai differential
adalah sbb :
Id = i1 - i2 dan i2 = 0 sehingga id = idiff = i1,
maka relai differential akan bekerja.
C. Untuk trafo, bila rele differential kerja, dan dinormalkan trus normal s/d beban 30 % m
SUMBER
I1 I2
CT1 CT2
i1 diff relay id i2
BEBAN
a arah yang
(Auxiliary CT)
asing sisi
BEBAN
eteksi gangguan
BEBAN
elai differential
mal s/d beban 30 % maka kemungkinan adalah polaritas CT terbalik atau salah wiring
BEBAN
Y Y
Y Y
ACT2
ACT 1
D
D DIFFERENTIAL RELAY
I1 I2
TRAFO DAYA
SUMBER CT CT
DIFFERENTIAL RELAY
I1
TRAFO DAYA
BEBAN
R
S F2
T
Y Y
CTN Iof
ACT2
BEBAN
R
S
T
I2
BEBAN
CT
R
S
T
F1
If
REF
ke Rly Differential
akan muncul arus If dan Iof (terjadi If-Iof = 0, tidak terjadi selisih arus)
hanya akan muncul arus Iof saja (terjadi Iof >0 atau > nilai setting
RECLOSER (PENUTUP BALIK) (79)
Recloser (Penutup Balik) adalah alat yang fungsinya untuk keandalan sistem, yaitu akan memasukan
PMT (Pemutus Tenaga) secara automatis apabila terjadi gangguan yang bersifat temporer pada SUTT
SUTET.
Gangguan yang bersifat temporer adalah gangguan hubung tanah dan sering terjadi, maka untuk mem
pelayanan energi listrik secara kontinyu maka perlu adanya pemasangan Penutup Balik
SUMBER
CT PMT
TC CC
PT
_ _
_
RELAI C
S
_
DT
_
BT
RECLOSER
+
1. DT (Timer Dead Time) akan bekerja dan selang beberapa waktu anak kontak DT menutup dan me
untuk masuk kembali serta mengerjakan (me energized) BT (Timer Blocking Time) juga mengerj
Recloser.
2. Timer BT bekerja selang beberapa waktu maka anak kontak BT akan membuka sehingga Positip
CC (Closing Coil) terbuka/terputus.
3. Setelah setting waktu BT terlampaui maka anak kontak BT akan kembali posisi semula (reset).
ON ON
DT
BT
ON ON
TRIP TRIP
DT
Gangguan Permanen
BT
ON ON ON
TRIP TRIP
DT DT
BT BT
BEBAN
CCP a Relai CCP (Circulating Current Protection) adalah relai yang mempunyai
(A) prinsip kerja sama dengan relai Differential, yaitu membandingkan arus
yang masuk dengan yang keluar harus sama dengan Nol.
CT CT
Relai CCP mendapat inputan arus dari dua CT
CCP b Relai CCP akan bekerja bila terjadi gangguan di antara dua CT tersebut
(A) dan selanjutnya melepas PMT-PMT yang tersambung di diameter diantara
dua CT tersebut.
Relai CCP tidak boleh bekerja bila terjadi gangguan di luar CT inputan
relai CCP tersebut.
CT
CCP a
(B)
CT CT
CCP b
(B)
B
DTT Prinsip Kerja CBF :
CBF (Circuit Breaker Failure) bekerja apabila terjadi gangguan di SUTET
1 2 3 Relai Jarak (Distance Relay Main 1 & Main 2) bekerja, tetapi PMT (CB)
A
tidak bekerja (PMT masih menutup), maka selang beberapa detik (< 2 dt)
CBF akan bekerja melepas PMT-PMT yang satu Bus dengan PMT yang
CBF/
SZP tidak trip dan melepas PMT AB (satu diameter), serta mengirim direct trip
CT CT CT ke PMT di GITET lawan.
Relai CBF :
Mendapat inputan CT (Arus)
CBF/
SZP
CT
CT CT
CT CT CT
CBF/
SZP
DTT
1 2 Relai BusBar adalah relai yang mempunyai prinsip kerja sama dengan
relai Differential, yaitu membandingkan arus yang masuk dengan yang
A keluar harus sama dengan Nol.
7AB1
7B1
BB a
CT CT
BB b
B
Zone-2
Zone 1
GI A GI B GI C
CT CT
F2
PT PT
DIST-A DIST-A
DEF DEF
ARAH KERJA
RELE
DIST-B DIST-B
DEF DEF
TELEPROTEKSI
KIRIM-TERIMA SIGNAL TRIP
Zone 1
Zone-2
GI C GI D
LINE LINE
BUSBAR BUSBAR
CCP a BB a BB a CCP b
CCP b CCP a
BB b BB b
CBF/SZP
CBF/SZP CBF/SZP
A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1 A2
core 1
A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1
core 2
B1 B2 TRF 1 TRF 2 C1
High impedance : semua ratio CT sama di Bay , kopel, dll harus sama
Low impedance : Ratio CT boleh beda, malah bisa cuman satu CT saja
BUSPRO sebaiknya tidak di off saat manuver pindah bus, kecuali pek buspro sendiri
BUS 1
BUS 2
A1 A2 A1 A2
87BC
KOPEL
A2 A1 A2
87B1 87B2
Zone 2
Zone 1
87B1 87B2
A1 A2
87BC
Relai Synchro chek yang secara umum disebut relai sinkron berfungsi untuk memasukan PMT, yaitu
menghubungkan dua sistem tegangan yaitu tegangan Line dengan tegangan Bus atau tegangan Generat
dengan tegangan Line.
BUS
PMT
Line
Line PMT PT
25
PT
Proses synchronisasi dua sistem tegangan ini harus memenuhi syarat sbb :
- Tegangan fasanya sama
- Frekuensinya sama
- Fasanya sama
Proses pemasukan PMT dari Panel Kontrol GI dan RCC harus melalui persyaratan
sinkron (via sinkro cek)
masukan PMT, yaitu
atau tegangan Generator