Anda di halaman 1dari 37

SISTEM PROTEKSI gulung@pln-jawa-bali.co.

id

FUNGSI PERALATAN PROTEKSI :

1 Mengidentifikasi gangguan

2 Memisahkan bagian jaringan/daerah yang terganggu dengan


daerah/jaringan lain yang sehat

3 Mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sistem proteksi :

- Sensitif
Mampu merasakan gangguan sekecil apapun

- Andal
Akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan tidak akan bekerja
bila tidak diperlukan (security)

- Selektif
Mampu memisahkan daerah/jaringan yang terganggu saja

- Cepat
Mampu bekerja secepat-cepatnya

PERANGKAT PROTEKSI terdiri dari :


- PMT
- CT dan atau PT
- Relai Proteksi dan Relai Bantu
- Wiring/Pengawatan
- Catu daya DC 110 Volt

Sumber + + +

PMT
CT Sistem DC
Relai

Sistem
Alarm
Sistem
AC
_
Relai TC PMT
bantu
_
Beban

KEGAGALAN PROTEKSI adalah sbb :

- Relai Proteksi Rusak


- Kesalahan setting
- CT Jenuh
- Rangkaian ke trip putus
- Relai bantu rusak
- Trip coil PMT rusak
- PMT macet/kelainan PMT
- Catu Daya DC hilang

Daerah Daerah
Proteksi BusBar Proteksi BusBar

Daerah
Proteksi Daerah
Generator Proteksi SUTT
150 kV
150 kV

20 kV
GARDU INDUK
Daerah
GARDU INDUK Proteksi Penyulang 20 kV
- I setting relay = 1.2 x I nominal peralatan terkecil
Sistem DC

Daerah
Proteksi BusBar

150 kV
Daerah
Proteksi SUTT/SKTT

Daerah
Proteksi Trafo Daya

GARDU INDUK
si Penyulang 20 kV
PROTEKSI KOPEL 150 KV

BUS-I

BUS-2

AMP AMP
OCR/GFR

OCR/GFR OCR/GFR

AMP

BUSPRO-1
BUSPRO-2

DIST DIST

Pht-1 Pht-2

OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.


DAERAH KERJA RELE PROTEKSI TRAFO

20 kV CT 3
150 kV CT 1
CT 2

BEBAN

rele elektris trafo, 1


kemungkinan trafo
selamat masih besar, CTN 1
karena kemungkinan 3 6 4 2
gangg masih ada diluar CTN 2
body trafo

No. Nama
DAERAH KERJA RELE
Rele Rele

1 OCR/GFR 20 kV PENY.
2 OCR/GFR INC.
3 OCR/GFR 150 kV
4 REF sisi 20 kV
5 DIFFERENTIAL
6 REF sisi 150 kV

rele utama
trafo
Zone-3

Zone-2

Zone 1
GI A GI B GI C GI D

CT CT

F1 F2 F3
PT PT

F3 : Gangguan dibelakang
OCR ARAH KERJA OCR CT distance, misal di
GFR DIST DIST GFR
RELE busbar, klo ada buspro
buspro bekerja
Zone 1
*untuk saat ini gangguan fasa tanah harus reclose

Zone-2

Zone-3

GGN RELE YANG KERJA INDIKATOR RELE YANG KERJA KETERANGAN


F1 Rele Jarak di GI B arah GI C Zone 1 Ph……., tkerja inst Tanpa Teleproteksi
Rele Jarak di GI C arah GI B Zone 1 Ph……., tkerja inst Tanpa Teleproteksi

F2 Rele Jarak di GI B arah GI C Zone 2 Ph……., tkerja 0,4 dt (t2) Tanpa Teleproteksi
Rele Jarak di GI C arah GI B Zone 1 Ph……., tkerja inst Tanpa Teleproteksi

F3 Rele Jarak di GI C arah GI D Zone 1 Ph……., tkerja inst Tanpa Teleproteksi


Rele Jarak di GI D arah GI C Zone 2 Ph……., tkerja 0,4 dt (t2) Tanpa Teleproteksi

Zone-2

Zone 1
GI A GI B GI C GI D

CT CT
F2
PT PT

OCR ARAH KERJA OCR


GFR DIST DIST GFR
RELE

PLC PLC

TELEPROTEKSI Supaya tidak ada jeda antara


KIRIM-TERIMA SIGNAL TRIP pembukaan 2 Pmt di GI berhadapan
jika terjadi salah stu Z1 salah satu Z2,
Zone 1 pengirimnya adalah pembaca Z1

Zone-2

GGN RELE YANG KERJA INDIKATOR RELE YANG KERJA KETERANGAN

Ph…, tkerja inst + Indikasi Terima signal Trip


F2 Rele Jarak di GI B arah GI C (aided/receive) Teleproteksi Aktip
Rele Jarak di GI C arah GI B Zone 1 Ph……., tkerja inst Teleproteksi Aktip
TRAFO UTAMA
PMT
G

21Z
51G 87T
50/51-
50/51G

51 32 21 40 27 59 81

87GT
RELAI BUSBAR

51G RELAI GFR Untuk mendeteksi adanya gangguan tanah


### RELAI REVERSE POWER (DAYA BALIK) Untuk mendeteksi adanya gangguan daya balik
### RELAI JARAK (DISTENCE RELAY) Untuk mendeteksi adanya gangguan low impedance
### RELAI TEGANGAN KURANG (UVR) Untuk mendeteksi adanya gangguan tegangan kurang
### RELAI TEGANGAN LEBIH (OVR) Untuk mendeteksi adanya gangguan tegangan lebih
### RELAI FREKUENSI Untuk mendeteksi adanya gangguan frekuensi
87T RELAI DIFFERENTIAL TRAFO Untuk mendeteksi adanya gangguan yang terjadi di antara CT yang mengapit Generator
87GT RELAI DIFFERENTIAL TRAFO & GENERATOR Untuk mendeteksi adanya gangguan yang terjadi di antara CT yang mengapit Generator & Trafo
RELAI DIFFERENTIAL

Relai Differential adalah Relai proteksi yang merupakan pengaman utama yang
dipasang pada :

1 . Generator
2 . Trafo Daya
3 . Generator dan Trafo Daya
4 . Saluran Kabel Tegangan Tinggi atau Jaringan SUTT yang pendek.
5 . Motor-motor yang berkapasitas besar.
6 . Busbar

SUMBER BEBAN
I1 I2

OBYEK
Y CT1 CT2 Y
YY

Y
Y ACT2
ACT1 D
D

diff relay

Syarat suatu proteksi Differential adalah

1 . Besarnya nilai arus yang masuk ke relai differential harus sama.


2 . Arus phasa yang masuk ke relai differential harus sama dan punya arah yang
yang berlawanan.

Agar syarat tersebut terpenuhi, dapat dipergunakan trafo arus bantu (Auxiliary CT)
yang berfungsi fungsi untuk :

1 . Mencocokan arus yang masuk ke relai differential dari masing-masing sisi


(disebut penyesuaian arus).
2 . Mencocokan pergeseran phasa dari arus-arus yang akan masuk ke ralai
differential (disebut penyesuai phasa).

SUMBER
I1 I2
BEBAN

CT1 CT2

i1 diff relay id i2

Relai Differential adalah relai proteksi yang berfungsi untuk mendeteksi gangguan
hubung singkat yang terjadi pada trafo daya diantara CT1 dan CT2.

A. Kondisi Normal atau gangguan di luar CT1 dan CT2, maka kondisi arus yang
mengalir di relai differential adalah sbb :
Id = i1 - i2 dan i1 = i2 sehingga Id = I diff = 0,
maka relai differential tidak akan bekerja

SUMBER
I1 I2
BEBAN

CT1 CT2
i1 diff relay id i2

B. Kondisi gangguan diantara CT1 dan CT2, maka kondisi arus di relai differential
adalah sbb :
Id = i1 - i2 dan i2 = 0 sehingga id = idiff = i1,
maka relai differential akan bekerja.

C. Untuk trafo, bila rele differential kerja, dan dinormalkan trus normal s/d beban 30 % m

SUMBER
I1 I2

CT1 CT2

i1 diff relay id i2

apabila hal ini terjadi maka diperlukan stability test


ama yang

BEBAN

a arah yang

(Auxiliary CT)

asing sisi
BEBAN

eteksi gangguan

isi arus yang

BEBAN
elai differential

mal s/d beban 30 % maka kemungkinan adalah polaritas CT terbalik atau salah wiring

BEBAN

untuk beban lebih dari 30 % maka


Id = i1 - i2 dan i2 = -i1 sehingga id = idiff = i1+i2
I1 I2
TRAFO DAYA
SUMBER CT CT

Y Y

Y Y
ACT2
ACT 1
D
D DIFFERENTIAL RELAY

I1 I2
TRAFO DAYA
SUMBER CT CT
DIFFERENTIAL RELAY
I1
TRAFO DAYA
BEBAN
R

S F2

T
Y Y

CTN Iof

ACT2

Bila gangguan di F1, maka akan muncul arus If dan Iof


maka rele REF tidak bekerja

Bila gangguan di F2, maka hanya akan muncul arus Io


REF), maka rele REF akan bekerja.

BEBAN
R
S
T
I2
BEBAN
CT
R

S
T

F1

If
REF

ke Rly Differential

akan muncul arus If dan Iof (terjadi If-Iof = 0, tidak terjadi selisih arus)

hanya akan muncul arus Iof saja (terjadi Iof >0 atau > nilai setting
RECLOSER (PENUTUP BALIK) (79)

Recloser (Penutup Balik) adalah alat yang fungsinya untuk keandalan sistem, yaitu akan memasukan
PMT (Pemutus Tenaga) secara automatis apabila terjadi gangguan yang bersifat temporer pada SUTT
SUTET.
Gangguan yang bersifat temporer adalah gangguan hubung tanah dan sering terjadi, maka untuk mem
pelayanan energi listrik secara kontinyu maka perlu adanya pemasangan Penutup Balik

SUMBER

CT PMT

TC CC

PT
_ _

_
RELAI C
S

_
DT
_
BT

RECLOSER
+

PRINSIP KERJANYA BILA TERJADI GANGGUAN ADALAH SBB :


Kondisi normal Switsh S Recloser menutup, bila terjadi gangguan temporer maka relai akan bekerja d
perintah trip ke PMT pada saat itu juga Recloser bekerja saat mendapat tegangan positip dari relai, m
Recloser adalah sbb :

1. DT (Timer Dead Time) akan bekerja dan selang beberapa waktu anak kontak DT menutup dan me
untuk masuk kembali serta mengerjakan (me energized) BT (Timer Blocking Time) juga mengerj
Recloser.

2. Timer BT bekerja selang beberapa waktu maka anak kontak BT akan membuka sehingga Positip
CC (Closing Coil) terbuka/terputus.
3. Setelah setting waktu BT terlampaui maka anak kontak BT akan kembali posisi semula (reset).

ON ON

TRIP Gangguan Temporer

DT
BT

ON ON

TRIP TRIP

DT
Gangguan Permanen
BT

ON ON ON

TRIP TRIP
DT DT
BT BT

Gangguan Temporer terjadi 2 x

Setting Timer DT secara umum 1 detik dan Timer BT 40 detik


yaitu akan memasukan
at temporer pada SUTT/

erjadi, maka untuk memenuhi

BEBAN

aka relai akan bekerja dan memberikan


an positip dari relai, maka proses kerja

ak DT menutup dan mengerjakan PMT


ng Time) juga mengerjakan counter

buka sehingga Positip DC menuju


posisi semula (reset).
A

CCP a Relai CCP (Circulating Current Protection) adalah relai yang mempunyai
(A) prinsip kerja sama dengan relai Differential, yaitu membandingkan arus
yang masuk dengan yang keluar harus sama dengan Nol.
CT CT
Relai CCP mendapat inputan arus dari dua CT
CCP b Relai CCP akan bekerja bila terjadi gangguan di antara dua CT tersebut
(A) dan selanjutnya melepas PMT-PMT yang tersambung di diameter diantara
dua CT tersebut.
Relai CCP tidak boleh bekerja bila terjadi gangguan di luar CT inputan
relai CCP tersebut.

CT

CCP a
(B)

CT CT
CCP b
(B)

B
DTT Prinsip Kerja CBF :
CBF (Circuit Breaker Failure) bekerja apabila terjadi gangguan di SUTET
1 2 3 Relai Jarak (Distance Relay Main 1 & Main 2) bekerja, tetapi PMT (CB)
A
tidak bekerja (PMT masih menutup), maka selang beberapa detik (< 2 dt)
CBF akan bekerja melepas PMT-PMT yang satu Bus dengan PMT yang
CBF/
SZP tidak trip dan melepas PMT AB (satu diameter), serta mengirim direct trip
CT CT CT ke PMT di GITET lawan.

Relai CBF :
Mendapat inputan CT (Arus)
CBF/
SZP
CT
CT CT

CT CT CT
CBF/
SZP

DTT
1 2 Relai BusBar adalah relai yang mempunyai prinsip kerja sama dengan
relai Differential, yaitu membandingkan arus yang masuk dengan yang
A keluar harus sama dengan Nol.

Relai BusBar mendapat inputan arus dari dua CT


BB a Relai BusBar akan bekerja bila terjadi gangguan di antara dua CT tersebut
(BusBar) dan selanjutnya melepas PMT-PMT yang tersambung di BusBar
CT CT tersebut.
Relai BusBar tidak boleh bekerja bila terjadi gangguan di luar CT inputan
BB b
relai BusBar tersebut.
7A1

7AB1

7B1
BB a

CT CT

BB b

B
Zone-2

Zone 1
GI A GI B GI C

CT CT

F2
PT PT

DIST-A DIST-A
DEF DEF
ARAH KERJA
RELE
DIST-B DIST-B
DEF DEF

PLC PLC DEF


distan
PLC PLC

TELEPROTEKSI
KIRIM-TERIMA SIGNAL TRIP

Zone 1

Zone-2
GI C GI D

DEF : Directional earth fault : untuk menggantikan fungsi


distance karena gangguan mempunyai impedance tinggi
DAERAH KERJA PROTEKSI DIAMETER, LINE & BUSBAR 500 kV

FR - LPb - DEF FR - LPb - DEF

SCADA LPa - DEF LPa - DEF SCADA

LINE LINE

daerah daerah daerah


daerah daerah
CCP CBF BUSBAR
BUSBAR CBF daerah
CCP

BUSBAR BUSBAR

CCP a BB a BB a CCP b

CCP b CCP a
BB b BB b
CBF/SZP
CBF/SZP CBF/SZP
A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1 A2

core 1
A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1

core 2

B1 B2 TRF 1 TRF 2 C1

High impedance : semua ratio CT sama di Bay , kopel, dll harus sama
Low impedance : Ratio CT boleh beda, malah bisa cuman satu CT saja

BUSPRO sebaiknya tidak di off saat manuver pindah bus, kecuali pek buspro sendiri
BUS 1

BUS 2

A1 A2 A1 A2

87BC
KOPEL

A2 A1 A2
87B1 87B2

Zone 2
Zone 1
87B1 87B2

A1 A2
87BC

86F Relai u/Trip


C2
RELAI SYNCHRO CEK (25)

Relai Synchro chek yang secara umum disebut relai sinkron berfungsi untuk memasukan PMT, yaitu
menghubungkan dua sistem tegangan yaitu tegangan Line dengan tegangan Bus atau tegangan Generat
dengan tegangan Line.

BUS
PMT

Line

Line PMT PT

25

PT

Proses synchronisasi dua sistem tegangan ini harus memenuhi syarat sbb :
- Tegangan fasanya sama
- Frekuensinya sama
- Fasanya sama

Proses pemasukan PMT dapat dilakukan sbb :

- Dari Panel Lokal PMT


- Dari Panel Marshailing Kiosh (MK)
- Dari Panel Kontrol GI
- Dari RCC(Region Control Center)

Proses pemasukan PMT dari Panel Kontrol GI dan RCC harus melalui persyaratan
sinkron (via sinkro cek)
masukan PMT, yaitu
atau tegangan Generator

Anda mungkin juga menyukai