Anda di halaman 1dari 10

CONTOH KHOTBAH EKSPOSITORI

CONTOH KHOTBAH EKSPORISTORY (SISTIM


OKNUM-OKNUM)
DAMBAKAN MASA DEPAN YANG BERARTI
(Oleh: Pdt. Salmon Pah, STh, M.Div.)*

PENDAHULUAN
Yakub adalah orang yang telah melakuan kesalahan sehingga ia
harus menerima akibat dari perbuatannya. Yakub adalah orang yang gagal
dalam hidupnya, Ia telah menipu saudaranya sehingga kini ia harus pergi
jauh ke rumah Laban (Omnya). Dia harus meninggalkan saudaranya dan
orang tuanya dan memulai suatu babak kehidupan yang baru. Dalam
perjalanan inilah ia menerima sebuah mimpi khusus dan membuat dia
terhentak untuk harus membuat sebuah keputusan penting dalam
hidupnya sebelum ia akan tiba di rumah Laban. Keputusan ini akan
menentukan keberhasilan masa depannya kelak. Yakub merindukan tiga
pergumulan terjawab di masa depannya yaitu: Penyertaan Tuhan,
perlindungan Tuhan serta pemeliharaan Tuhan. Dan selama empat
belas tahun ia harus bekerja di rumah Laban. Pada akhirnya semua yang
dirindukan terkabul juga sesuai dengan harapannya. Karena itu Yakub
membuat janji/nazar yang ditujukan untuk dirinya sendiri dihadapan Tuhan
berkaitan dengan masa depannya.
Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini,
memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah
ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah.
Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." (Kej.
28:20-22)
Rindukah kita memandang masa depan yang lebih baik, sekalipun kita
telah gagal? Ingat rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan. Jadi tidak ada istilah terlambat. Setiap orang
yang ingin bangkit dari kegagalan pasti ada jalan keluar. Kegagalan bukan
akhir segalanya, selagi hidup inilah kesempagtan emas untuk meraih
keberhasilan. Dengan menerapkan tiga nazar Yakub dalam nats ini
maka kitapun akan memandang masa depan dengan penuh harapan

I. Yakub mau MENEMPATKAN TUHAN MENJADI


ALLAHNYA (ayat 21b)
Yakub dengan komitmen ingin menempatkan Tuhan sebagai
AllahNya. Konsep Tuhan bagi Yakub adalah kepercayaan kepada suatu
Pribadi yang berkuasa yang sanggup menolong di waktu susah atau saat
seseorang berada di tengah ancaman dan sepertinya tidak ada jalan
keluar.
Sedangkan konsep Allah bagi Yakub adalah suatu pribadi yang Maha
Tinggi diatas segala Allah dan tidak ada lagi yang sanggup melebihiNya.
Dia bukan saja Tuhan tetapi sekaligus adalah Allah sendiri. Tidak ada
Tuhan selain Allah. Pengakuan ini sekaligus merupakan sebuah titik balik
bagi Yakub. Ia telah melakukan kesalahan dengan menipu kakaknya Esau.
Dia berada dalam ancaman. Tidak ada jalan keluar dan tidak ada
seorangpun yang sanggup menyelamatkan Yakub. Ini adalah momen
terakhir yang paling menentukan bagi Yakub. Karena itu dalam perjalanan
pulang hatinya penuh kegelisahan, dia menghadapi sebuah dilema (mati
atau hidup), karena itu ayat-ayat sebelumnya Yakub sungguh-sungguh
bergumul dalam doa.
Kita harus menyadari bahwa sebagai manusia biasa kita berada
dalam keterbatasan, itulah sebabnya bila diperhadapkan pada situasi-
situasi yang sulit dimana kita tidak lagi sanggup untuk mengatasinya maka
jalan satu-satunya adalah berserah penuh di bawah kekuasaan Tuhan
sebagai Allah kita yang hidup. Yakub telah melakukan hal ini. Hal yang
menarik adalah Yakub telah membuat sebuah komitmen sebelum melihat
jawaban itu nyata. Ini adalah komitmen iman. Nazar merupakan sebuah
komitmen iman yang harus dipatuhi oleh diri sendiri di hadapan Tuhan dan
bersedia menanggung semua resiko karena nazar tersebut.
II. Yakub berjanji BERSEDIA MENDIRIKAN RUMAH
ALLAH (Ayat 22a)
Konsep Bait Allah dalam perjanjian Lama sangat penting karena Bait Allah
diindentikkan dengan kehadiran Allah secara dasyat. Dia hadir di tengah
umatNya dan berkenan unrtuk mendengar segala Doa umatNya.
Kehadiran Allah juga mencerminkan kekudusan . oleh sebab itu setiap
orang harus menjaga kekudusan Bait Allah.Sikap orang terhadap Bait Allah
mencerminkan sikap orang terhadap Tuhan.
Apa alasan bagi Yakub dalam bernasar untuk mendirikan bait Allah? Ada
tiga nilai penting yang menjadi pertimbangan Yakub antara lain:
Pertama, Lakukan sesuatu yang sifatnya memiliki nilai hisroris,
Yakub ingin melakukan sesuatu yang bermakna yang tidak hanya diingat
seketika melaikan diingat untuk selamanya,
Kedua, lakuan sesuatu yang bernilai teologis, Yakub ingin bahwa
mendirikan rumah Tuhan itu adalah sombol kehadiran Tuhan.
kedadiranNya harus dihormati, dihargai karena Dia layak menerima segala
pujian dan hormat. Di dalam rumah Tuhan setiap orang beroleh kekuatan,
jamahan, penghiburan dan damai sejahtera
Ketiga, lakukan sesuatu dengan nilai edukatif. Rumah Tuhan sebagai
tempat dimana setiap orang menerima Firman Tuhan yang bersifat
pengajaran dan bimbingan hidup agar hidupnya tetap berkenan pada
Tuhan. Dengan membangun Rumah Tuhan, hal itu menjadi teladan bagi
generasi penerus bahwa rumah Tuhan penting untuk di perhatikan jangan
hanya membangun rumah sendiri.
III. Yakub berjanji SETIA MEMBERIKAN
SEPERSEPULUH (Ayat 22b)
Mempersembahkan persepuluhan menjadi sebuah keharusan dihadapan
Allah sebagai sang pemelihara kehidupan. Sikap ini di mulai dari Abraham
dan seterusnya menjadi sebuah kewajiban baik bagi individu maupun
keluarga dan di dalam berjemaat (sebagai sebuah umat). Persepuluhan
menjadi sebuah konsep penting dalam mempertahanhan hubungan
dengan Allah karena beberapa alasan berikut ini:
1) Sebagai sebuah pengakuan bahwa kita bersedia mengikat
hubungan yang erat dengan Allah sumber kehidupan dan tetap berjalan
bersama Dia.
2) sebagai wujud rasa syukur yang tak terucapkan atas pertolongan Tuhan
dalam menghadapi suatu masalah yang berat yang dihadapi dalam hidup
ini
3) sebagai sebuah pengakuan bahwa semua berkat yang diterima berasal
dari Tuhan bukan dari kekuatan sendiri atau dari setan
4) sebagai sebuah kesaksian bagi orang lain bahwa Allah yang kita sembah
itu hidup dan berkuasa yang memelihara hidup kita sampai pada hari ini,
minggu ini, bulan ini atau Tahun ini.
5) sebagai suatu pengakuan atas kepemilikan Tuhan bahwa kita ini hanya
sebagai pengelolah milik Tuhan. Dia sang investor kita hanya Manejer saja.
6) sebagai wujud ketaatan pada perintah Tuhan bahwa persepuluhan
adalah milik Tuhan yang harus dikembalikan
7) sebagai wujud dukungan kita secara penuh bagi pekerjaan Tuhan
yang dikelolah dalam rumah perbendaharaan Tuhan.
8) Sebagai kesempatan untuk melatih karakter baru kita yang semakin
menyerupai Kristus. Jika suka memberi dan tidak serakah, maka hal itu
sebagai gaya hidup baru bagi setiap orang yang ada dalam Kristus
9) Sebagai wujud rasa hormat kita kepada Dia yang Maha Mulia, dan maha
segala sesuatu
10) Sebagai suatu penempatan skala prioritas penting dalam hidup kita
bahwa kita selalu mengutamakan Tuhan sebelum diri kita, keluarga kita
dan orang lain.

KESIMPULAN: Yakub bernazar/berjanji untuk menenpatkan Tuhan


sebagai Allahnya, mau membangun rumah Tuhan dan berjanji setia
memberikan persepuluhan, bagaimana dengan anda”? Belajarlah dari
Yakub, buatkan komitmen sekalipun belum ada jawaban untuk pergumulan
yang sedang dihadapi. Apakah anda telah memiliki komitmen iman/Nazar
yang benar? Apakah anda pernah bernazar pada Tuhan? Apakah anda
sudah menepati nazar anda?
Datanglah pada Tuhan dalam doa yang sungguh-sungguh karena
ditenggah krisis yang berat kita selalu berada dalam
kebimbangan/ketakutan. Jangan lari pada kekuatan lain. Berapa kali anda
berdoa/ berapa lama anda berdoa? Apakah anda sedang berada dalam
sebuah krisis seperti Yakub? Sudahkah anda membawa segala
kekuatianmu kepada Tuhan sebab Ia yang memeliharamu (I Petrus 5:7-8)
Percaya bahwa Tuhan pasti menolong dan ada jalan keluar tepat pada
waktunya. Ia yang berjanji adalah setia. Dia mengatakan bahwa Ia tetap
menyertai kita dalam situasi apapun, Ia turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28) A M I N.

Contoh Khotbah Ekspository


(Dengan Sistim Kebenaran Kekal)

HADAPILAH SETIAP PERGUMULAN


DALAM RENCANA ALLAH
(Oleh Pdt. Salmon Pah, STh, M.Div.*)

PENDAHULUAN
Puji Tuhan, bahwa oleh anugerah Tuhan kita diberikan kehidupan untuk
menikmati segala berkat sukacita dan damai sejahtera yang asalnya dari Tuhan kita
Yesus Kristus, bahkan segala keperluan kita dipenuhi olehNya. Mari kita beri
kesempatan pada Tuhan, kita ingin berkomunikasi dengan Tuhan karena Tuhanpun
ingin berkomunikasi dengan kita.
Sekalipun kita harus berhadapan dengan persoalan-persoalan kehidupan namun
kita dapat katakan bahwa segala perkaran dapat kutanggung didalam Dia yang
memberi kekuatan kepadaku (Pilipi 4:13). Persoalan seberat apapun harus kita
tanggung, firman Allah mengatakan bahwa persoalan-persoalan/pencobaan-pencobaan
yang kita hadapi adalah pencobaan yang biasa bukan luar biasa, karena itu Allah
berjanji akan beri jalan keluar asalkan kita dapat menghadapinya (I Kor.10:13). Sebagai
anak-anak Tuhan jangan menjadikan persoalan yang biasa menjadi luar bisa.
Saat kita memasuki minggu-minggu sengsara Tuhan kita Yesus Kristus yang
klimaksnya pada Jumat Agung, kita tentu akan mengingat betapa beratnya pergumulan
yang harus dialami/diperhadapkan kepada Tuhan kita Yesus Kristus dan hal ini akan
menjadi pelajaran yang berharga bagi kita dikala kitapun diperhadapkan dengan
berbagai pergumulan yang berat.
Karena itu mari kita dekatkan diri kita dengan teks dalam Injil Markus Ps.14:32-42
bunyinya:
“ 32 Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada
murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." 33 Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes
serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, 34 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati
rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah." 35 Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya,
sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. 36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu,
ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."
37 Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Simon,
sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? 38 Berjaga-jagalah dan berdoalah,
supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah." 39 Lalu Ia pergi lagi
dan mengucapkan doa yang itu juga. 40 Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata
mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya. 41 Kemudian Ia
kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya
sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. 42 Bangunlah, marilah kita pergi. Dia
yang menyerahkan Aku sudah dekat."
Thema yang akan kita bahas yaitu: HADAPILAH SETIAP PERGUMULAN
DALAM RENCANA ALLAH. Dalam hidup ini ada tiga macam pergumulan yang harus
kita hadapi antara lain : Pertama, ada pergumulan yang diperhadapkan kepada kita
sebagai akibat dari dosa dan kesalahan kita sendiri; kedua, ada pergumulan yang
harus kita tanggung yang disebabkan oleh perbuatan orang lain dan yang ketiga,
adalah pergumulan yang bukan disebabkan karena dosa dan salah kita atau karena
oleh orang lain namun ada pergumulan-pergumulan harus ditanggung karena rencana
Allah. Kalau demikian maka yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana cara kita
menyikapi pergumulan-pergumulan tersebut? Melalui pengalaman Tuhan Yesus di
Taman Getsemani saya mencatat ada tiga cara bagaimana menyikapi setiap
pergumulan yang diperhadapkan kepada kita; karena itu dengan menerapkan tiga
cara Tuhan Yesus, kitapun akan menang dalam menghadapi setiap pergumulan
dalam rencana Allah.
CARA YANG PERTAMA ADALAH, AJAKLAH ORANG-ORANG DEKAT DI SEKITAR
ANDA MASUK DALAM PERGUMULAN ITU.
Ajaklah “orang dekat”, inilah pinsip yang perlu kita kembangkan di dalam
menyikapi pergumulan yang berat , Tuhan Yesus mengajak orang-orang dekat yang
berada di sekitarnya untuk ikut dalam menghadapi pergumulannya yaitu murid-
muridNya sendiri. Mungkin kita bertanya siapakah yang termasuk orang dekat? Apakah
semua orang dekat dapat kita ajak? Karena tidak semua orang dekat adalah orang
yang dapat menolong kita dalam menghapi setiap pergumulan hidup. Kita
membutuhkan kriteria “orang dekat’, Kalau demikian apa kriterianya? Ada beberapa
kriteria untuk menentukan “orang dekat”:
1. Orang dekat adalah orang selalu bersama-sama dengan kita yang selalu atau pernah
menolong kita baik secara materil maupun secara moril.
2. Orang yang punya kapasitas kerohanian yang dapat dipertanggung jawabkan yaitu
orang yang punya hubungan dekat dengan Tuhan sehingga dapat menyimpan rahasia
dan tidak memanipulasi pergumulan kita demi kepentingan sendiri.
3. Orang yang dapat memberi suport rohani/ bimbingan dan arahan yang tepat, termasuk
seorang konselor yaitu orang yang dapat dipercayai dan dapat memberikan jalan keluar
secara rohani.
4. Orang yang rela berkorban bagi orang lain yang mau mengambil bagian dalam
pergumulan orang lain.
5. Orang yang setia dengan kita baik dalam suka maupun dalam duka.
Tuhan Yesus pada saat menghadapi pergumulan yang berat Dia mengajak Murid-
muridNya pergi ke suatu tempat khusus dan dia mulai sharingkan pergumulanNya;
Tuhan Yesus tidak mengajak ahli-ahli Taurat Dia tidak pergi ke Herodes atau Pilatus
untuk meminta nasihat atau jalan keluar atau keringanan hukuman yang akan
ditanggungnya, melainkan Ia mengajak Murid-murid sebagai orang dekat. Dia yang
telah memanggil mereka bahkan membentuk/mempersiapkan menjadi murid-murid
yang setia. secara khusus Tuhan Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes: ketiga
orang inilah yang sering diajak untuk hal-hal yang khusus, ingat pengalaman doa
mereka di sebuah gunung yang tinggi (Markus 9:2-13). Karena itu milikilah orang dekat
yang dapat berdoa bersama anda dan jangan salah menentukan orang dekat karena
hal itu akan menentukan keberhasilan anda dalam menghadapi setiap masalah.
Siapakah orang dekat bagi anda? Mungkin anda dapat menentukan dari tiga
lingkungan berikut ini:
1. Lingkungan keluarga anda (suami, istri, anak-anak, saudara, orang tua);
2. Lingkungan pekerjaan anda (rekan sekerja, atasan atau bawahan);
3. Lingkungan pelayanan anda (Pendeta, Majelis, sesama anggota jemaat).
Anda dapat menentukan secara bebas asalkan memenuhi kelima kriteria diatas. Hati-
hati! Jangan mengajak Yudas, maksudnya jangan salah menentukan orang dekat bagi
anda. Setelah Tuhan Yesus menentukan murid-muridNya sebagai orang dekat maka Ia
mulai ceriterakan secara detail sejauh mana pergumulan yang sedang dihadapiNya.
Dalam Markus 14:33-34, menggambarkan betapa beratnya pergumulan Tuhan
Yesus, Penulis mengatakan bahwa: Ia sangat Takut dan gentar, “kataNya kepada
mereka: Hatiku sangat sedih dan mau mati rasanya”. Tinggallah di sini dan berjaga-
jagalah. Tuhan Yesus membagikan apa yang menjadi pergumulanNya. Kesedihan yang
dimaksudkan disini adalah suatu gambaran keadaan pikiran dan emosi yang dilanda
suatu beban yang begitu berat. Ada kemungkinan Tuhan Yesus mengungkapkan
pergumulanNya di depan ketiga muridNya itu dengan meneteskan air mata dan dengan
nada yang lamban serta ucapan yang terputus-putus yang tidak seharusnya Ia katakan
kepada Muruid-muridNya, namun secara manusia ia merasa seolah tak kuasa untuk
menghadapi beban hidup yang berat seperti ini sekalipun Dia seorang Guru. Apakah ini
sebuah keluhan tanpa iman ataukah sebuah ungkapan dari seorang yang telah putus
asa dalam menghadapi hidup ini? Tidak ini ungkapan dari suatu pribadi yang lahir
sebagai manusia yang harus berhadapan dengan pergumulan yang berat dan punya
harapan akan memenangkan pergumulan seberat apapun. Ini adalah sebuah
pengakuan yang sejujurnya yang mengharapkan pertolongan secara rohani yang
datangnya dari atas, dari Bapa Sorgawi. Orang-orang dekat kita perlu memahami
sejauh mana pergumulan kita agar mereka siap untuk memberi dukungan yang bersifat
membangun, menghibur dan menolong guna penyelesaian yang berdampak pada
ketengangan dan kedamaian di hati. Karena itu carilah dan milikilah “orang dekat” dan
jangan mau hidup sendiri, karena untuk itulah kita dipanggil. Ketika kita belum
mengenal Tuhan kita selalu mengandalkan kekuatan diri sendiri namun setelah kira
mengenal Tuhan kita lebih mengandalkan Tuhan melalui kehadiran saudara seiman
yang dapat menolong kita. Sudahkan anda memiliki orang dekat seperti Tuhan Yesus?
Tuhan ingin menempatkan disamping anda orang-orang dekat yang siap menolong
anda, karena itu berdoalah untuk hal itu.
CARA YANG KEDUA ADALAH, CARILAH TEMPAT YANG TEPAT UNTUK
MENGUNGKAPKAN PERSOALAN ANDA
Perhatihan teks kita baik-baik, dimanakah tempat yang tepat bagi Tuhan Yesus
beserta Murid-muridNya? Kapankah waktu yang tepat bagi Tuhan Yesus untuk
berbicara dengan mereka? Di sebuah taman yaitu Taman Getsemani. Mengapa di
taman Getsemani dan bukan di sebuah Hotel atau sebuah restauran atau café
sehingga mereka dapat bertukar pikiran sambil menikmati hidangan dengan santai.
Tuhan Yesus memilih taman Getsemani dengan beberapa pertimbangan:
1. Inilah tempat dimana Ia dan Murid-muridNya pernah/sering berdoa.
2. Inilah tempat yang sunyi di waktu tidak banyak orang mengunjungi taman itu.
3. Inilah tempat untuk berdoa dengan doa syafaat yang panjang tanpa terganggu oleh
apapun juga.
4. Inilah tempat yang menunjang komunikasi yang lancar dengan Bapa di Sorga.
Sebagai anak-anak Tuhan, saat kita diperhadapkan dengan berbagai pergumulan
dimanakah tempat yang tepat untuk mengungkapkan segala pergumulan kita? Banyak
orang salah menentukan tempat bagi mereka, ada yang memilih tempat-tempat hiburan
malam, atau meja-judi, kemabukan, tempat pelacuran, atau tempat-tempat hiburan
lainnya, namun ketahuilah bahwa semua tempat itu sekalipun dapat mengalihkan
persoalan saudara namun hanyalah bersifat sementara. Dan setelah kembali kerumah
masalah itu akan datang kembali dan menghancurkan hidup anda. Getsamani bagi kita
adalah tempat di mana kita bisa berdoa kepada Bapa di Sorga. Anda dapat memilih
beberapa tempat berikut ini dan dijadikan Getsemani buat saudara di kala menghadapi
pergumulan yang berat:
1. Gereja sebagai rumah doa bagimu, anda dapat bergabung dengan saudara- saudara
seiman di sebuah Gereja lokal.
2. Persekutuan-persekutuan Doa, hadirilah acara-acara doa baik yang dilaksanakan oleh
gereja sendiri atau oleh gereja lain.
3. Tempat-tempat retreat/ bukit-bukit Doa di sana anda dapat berdoa dengan tenang.
4. Carilah ruangan khusus atau taman atau lapangan yang tidak dilalui orang agar anda
tidak terganggu.
5. Carilah tempat yang tepat untuk memulikan stamina rohani anda sekaligus dapatkan
kekuatan rohani untuk menyatakan kesiapan menghadapi setiap masalah.
Sadarilah bahwa kesibukan dalam tugas dan tanggung jawab sering menjadi
kendala bagi kita untuk dapat meluangkan waktu bersama Tuhan untuk memecahkan
berbagai masalah yang sedang kita hadapi namun coba belajarlah dari Daniel dalam
Alkitab. Daniel adalah sebuah sosok pribadi yang sangat sibuk dengan berbagai tugas
dan tanggung jawab khususnya dalam menjalankan roda pemerintahan bangsa yang
tidak percaya kepada Allahnya Daniel. Dia Hidup dan berkarya di tengah-tengah orang-
orang yang tidak seiman dengan dia. Namun Alkitab mencatat bahwa Daniel adalah
orang yang memiliki kedisiplinan dalam hal berdoa. Dia berdoa tiga kali dalam sehari
dengan menggunakan tempat yang tepat yaitu di tempat pekerjaannya. Ada
kemungkinan bahwa Daniel selalu berdoa pada pagi hari yaitu pada jam-jam awal
sebelum ia bekerja, sebelum ada karyawan yang datang kemudian ia juga berdoa
pada siang hari saat beristirahat yaitu pada jam makan siang dan pada sore hari
setelah bekerja, sebelun ia pulang ke rumah. Ia berdoa untuk semua bawahan dan
atasannya, Ia berdoa untuk setiap persoalan pekerjaan yang sedang di hadapinya.
Karena itu ketika ia di buang ke dalam gua singa, ia tidak takut sedikitpun dan mujizat
terjadi baginya, dia keluar dari gua singa tanpa cacat sedikitpun. Kemenangan atas
setiap persoalan di tentukan oleh seberapa jauh hubungan kita dengan Tuhan
sebelumnya dan bukan pada saat masalah itu tiba.

CARA YANG KETIGA ADALAH, MILIKILAH PEMAHAMAN YANG BENAR


TENTANG DOA
Setelah kita melakukan cara pertama dan kedua dalam menjikapi setiap
pergumulan yang berat maka kini kita melangkah lagi dengan cara yang ketiga yaitu
kita harus memiliki konsep pemahanan tentang doa yang benar. Pemahaman tentang
doa sangatlah penting, mengapa? Agar kita tidak salah berdoa atau tidak mengalami
jawaban doa. Cara pertama dan kedua bertujuan agar kita dapat berdoa. Bagaimana
cara berdoa yang benar? Belajar dari cara Tuhan Yesus yang di dasari pemahaman
yang benar tentang doa maka kitapun dapat melakukannya dalam menghadapi setiap
pergumulan yang berat.
1. Doa adalah komunikasi dengan Bapa
Jalinlah hubungan kedekatan dengan Bapa di Sorga. Dalam doa Tuhan Yesus
berseru: “Ya abba, ya Bapa”. Sapaan kepada Allah sebagai Bapa, sekalipun Ia adalah
Allah yang maha Agung dan maha Mulia dan yang maha Dasyat. Allah ditempatkan
seperti hubungan seorang ayah dengan anaknya yaitu hubungan kedekatan yang erat.
Sebelum kita mengungkapkan segala beban dan perumulan yang berat, kita harus
mengkondisikan hati dan pikiran kita terlebih dahulu dimana kita mengalami kedekatan
dengan Bapa kita di Sorga. Bagaimana cara mengkondisikannya? Sembahlah Dia
mungkin melalui nyanyian yang mengandung pengharapan dan sanjungan kepada
Allah hingga hati dan pikiran kita menjadi tenang terlebih dahulu. Pastikan bahwa kita
layak memanggil Allah sebagai Bapa kita. Dalam pengalaman, kebanyakan anak Tuhan
merasa jauh dari Bapa karena ada dosa yang menjadi pemisah. Bahkan ada yang
mengalami seperti anak yang terhilang yang merasa jauh dari bapanya. Doa adalah
hubungan kedekatan dengan Bapa Surgawi yang berdampak pada kedamaian dan
ketenangan.
2. Doa harus dilandasi iman yang besar
Tuhan Yesus berseru kepada BapaNya dengan berkata: “Aku tahu ya Bapa
bahwa tidak ada yang mustahil bagiMu” Suatu pernyataan iman yang besar yaitu
percaya bahwa Allah lebih besar dari segala persoalan yang kita hadapi, sikap ini
mengawali pergumulan doa Tuhan Yesus. Keyakinan iman seseorang akan
menentukan kemenangannya atas setiap pergumulan hidup. Ketika kita masuk dalam
doa ciptakanlah dalam pikiran dan hati kita bahwa Allah lebih besar dari segala
persoalan dan bukan persoalan yang lebih besar dari Allah. Konsep pemahaman ini
akan menolong setiap kita yang mengalami pergumulan hidup yang berat. Kita harus
katakan berkali-kali kepada diri kita sendiri kata-kata ini: “Allah itu besar; Allah itu Ajaib;
Tidak ada yang mustahil bagi Allah kita; Allah itu sanggup menolong saya”.
3. Doa bukan pemaksaan kehendak
Ketika Tuhan Yesus berdoa , Ia tidak memaksakan kehendakNya karena itu Ia
berkata: “Ya Bapa sekiranya mungkin cawan ini berlalu dari hadapanku tetapi
janganlah kehendakku melaindan kehendakMu jadilah”. Kalau Tuhan Yesus saja tidak
memaksakan kehendakNya, mengapa kita harus memaksakan kehendak kita? Mari
kita mau belajar berdoa seperti Tuhan Yesus. Belajarlah berdoa juga seperti Sadrak,
Mesak dan Abednego; ketika mereka hendak dibuang kedalam dapur api oleh
Nebukadnesar sebagai akibat karena mereka tidak mau menyembah patung
Nebukadnesar, mereka katakan bahwa sekalipun Allah tidak melepaskan mereka dari
dapur perapian namun mereka tetap tidak mau menyembah patung tersebut.
4. Doa mampu mengalahkan keinginan daging
Tuhan Yesus berkata kepada Murid-muridNya bahwa sebaiknya mereka harus
banyak berdoa sebab roh memang penurut tetapi daging lemah. Sebagai anak-anak
Tuhan kita masih memiliki manusia daging, yaitu kehidupan jasmaniah kita yang lemah
karena itu latihlah roh kita agar selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu dalam bersekutu
dengan Allah. Hidup kita jangan dikuasai oleh kedagingan agar jangan kita binasa.
Pergumulan jangan dihadapi dengan kedagingan tetapi dihadapi dengan berdoa pada
Bapa di Sorga..

KESIMPULAN
Apakah bapak, ibu, saudara/I sekalian sedang menghadapi persoalah? Apapun
persoalan itu percayalah ada solusinya seperti yang dihadapi oleh TUHAN kita Yesus
Kristus. Milikilah orang-orang dekat yang mampu member solusi;tentukanlah tempat
yang tepat untuk curahkan isi hatimu pada Bapa di Surga dan milikilah pemahaman
yang benar tentang doa
Apabila kita telah menyikapi setiap pergumulan dengan cara yang benar seperti
Tuhan Yesus maka hasil yang akan kita petik adalah sbb:
1. Dalam hubungan dengan orang lain : Tuhan Yesus datang pada Murid dan mengatakan
bahwa marilah kita pergi saatnya sudah tiba. Dia menenangkan mereka. Kitapun dapat
menyatakan sikap hati kita didepan orang lain bahwa kita telah siap menghadapi setiap
pergumulan.
2. Dalam hubungan dengan diri sendiri: Tuhan Yesus tidak gelisah lagi melainkan dengan
sikap tenang karena telah menyerahkan pergumulan itu kepada BapaNya.
3. Dalam hubungan dengan Allah: Allah di tempatkan sebagai Allah, Dialah Bapa, Allah
yang mampu menyelesaikan bagi kita segala persoalan kita. Dia harus ditinggikan dan
diagungkan serta dimuliakan.
4. Dalam hubungan dengan persoalan: Pandanglah persoalan itu kecil di mata Allah.
Kitalah yang harus menang atas segala persoalan dan bukan persoalan yang
mengalahkan kita.
Hadapilah setiap persoalan dengan iman yang besar dan kalahkan persoalan
dengan kuasa doa dan katakan bahwa segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
yang memberi kekuatan kepadaku. AMIN!!!
---------------------
*) Pdt. Salmon Pah STh.MDiv. adalah dosen di Sekolah Tinggi Alkitab Nusantara Malang, dosen
Filsafat Agama , Etika Profesi di Universitas Kristen Petra Surabaya; Sekum Sinode GKIN dan Gembala
Sidang di Gereja Kristen Injili Nusantara (GKIN) Jemaat “Torsina” Surabaya serta ketua II Persekutuan
Gereja dan Lembaga Injili Jawa Timur. Alamat Jl.Siwalan Kerto Utara I/2Tilp. 031-8420335 Hp.081-
55289374. E-mail : salmonpah@yahoo.com.sg

Diposkan oleh ilmu berkhotbah di 08.11


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
 ▼ 2012 (2)
o ▼ Maret (2)
 CONTOH KHOTBAH EKSPOSITORI

 JADILAH PENGKHOTBAH PROFESIONAL

Mengenai Saya

ilmu berkhotbah
Lihat profil lengkapku

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai