Daftar isi
[sembunyikan]
1 Pendahuluan
o 8.3 Kesimpulan
o 8.5 Kesimpulan:
Pendahuluan
Ilmu berkhotbah, sering disebut Homiletika, adalah sebuah pelajaran yang memadukan
antara seni dan metode untuk menyampaikan firman Allah secara baik dan benar. Homiletika dari dua
kata Yunani homilia (pidato, khotbah) dan tekne (teknik, keterampilan). Berkhotbah adalah suatu
karunia rohani dari Roh Kudus. Namun, bisa dipelajari dan bisa dilatih.
Bentuk Khotbah Ekspositori
Khotbah Ekspositori adalah bentuk khotbah yang mengupas nas Alkitab berdasarkan konteksnya.
Yang dimaksud konteks adalah nas sebelum atau sesudah dari nas yang akan dikhotbahkan, atau
latar belakang dari nas sampai kitab tersebut. Berikut tujuh langkah dalam menyusun khotbah
ekspositori:
Sebelum persiapan membuat khotbah, yang sangat penting adalah menentukan nas Alkitab yang
akan dikhotbahkan. Memilih dan menentukan nas yang tepat akan menjadi "menu" makanan rohani
relevan.
2. Jangan hanya biasa dengan kitab Perjanjian Baru atau Injil-injil, pelajarilah Perjanjian
Lama.
3. Jangan memilih karena ada "pesan sponsor" atau karena motif khusus.
Pilihlah lima nas yang memiliki satu kesatuan logis (satu kesatuan pikiran) dan praktis (bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari). Berilah alasan mengapa nas tersebut dipilih.
Setelah memilih nas, bacalah nas berulang-ulang kali, kemudian ringkaslah nas tersebut menjadi
satu kalimat. Kalimat hasil ringkasan nas ini disebut tema khotbah. Satu nas bisa muncul menjadi
beberapa tema, tetapi pilihlah salah satu tema yang sangat dominan, di mana tema tersebut adalah
hasil dari ringkasan nas, dan tema tersebut akan menjelaskan nas.
Pilihlah tiga nas Alkitab, masing-masing nas buatlah tiga tema khotbah. Kemudian pilihlah satu
Kalimat peralihan adalah sebuah kalimat yang akan menjembatani atau menjabarkan tema
khotbah ke dalam nas Alkitab. Dalam kalimat peralihan terdiri dari: tema khotbah + kata bantu +
Memakai kalimat peralihan harus mempersiapkan jawabannya dari kata kunci tersebut di dalam
nas. Jika kata kunci syarat-syarat, pastikanlah Ialam nas berisi syarat-syarat. Jika kata kunci langkah-
langkah, pastikanlah bahwa dalam nas ada langkah-langkah. Kemudian pakailah kata tanya. Dan,
lainnya.
Dalam membuat kata tanya, pastikanlah Anda sudah memikirkan jawabannya di dalam nas yang
akan dikhotbahkan. Ada enam kata tanya. Dan, dalam satu khotbah hanya menggunakan satu kata
tanya. Contoh penggunaan kata tanya, dan kaitannya dengan kata kunci.
Pokok besar adalah ide-ide dari bagian-bagian nas yang akan dibuat dalam bentuk ringkasan
yang disesuaikan dengan tema khotbah dan kata kunci (jamak). Pokok besar ini juga menjadi
1. Satu kata atau kalimat yang sejajar sesuai kata kunci. Jika kata kuncinya
3. Pilihlah yang unik (contoh: kesamaan huruf, bunyi), mudah diingat, relevan.
5. Setiap pokok besar harus dicantumkan asal ide, atau kutipan ayat dari nas.
Ingat! Kata kunci harus jamak, harus diulang-ulang saat transisi dari pokok besar satu ke pokok
besar lainnya.
"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa
hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).
"Duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan
berdoa" (Nehemia 1:4). Juga, "Dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel
Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan
mendapat belas kasihan dari orang ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia
1:11)
Contoh membuat pokok-pokok besar (2)
Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11
Tema khotbah : Keluarga yang Diberkati Tuhan
Kalimat peralihan : Keluarga yang diberkati dengan mengikuti langkah-langkah dalam Yohanes
2:1-11. Apa langkah-langkahnya?
1. Mengundang Yesus
3. Memanfaatkan potensi
"Di situ ada enam tempayan ..." (Yohanes 2:6).
"Kata Yesus kepada mereka, 'Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pernimpin
(Yohanes 2:8).
Latihan membuat pokok besar
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah pokok-pokok besar.
Buatlah mulai dari langkah pertama sampai langkah keempat (tema, kalimat peralihan, pokok besar).
Langkah V: Membuat Pokok Kecil
Maksud membuat pokok-pokok kecil adalah menjelaskan pokok-pokok besar dengan dukungan
Pokok kecil menjelaskan pokok besar dengan ide-ide nas yang didapat dari "kata",
"frasa", atau "ayat". Jika ada kata yang memerlukan arti atau definisi, harus dijelaskan
2. Menguraikan
Pokok kecil menguraikan pokok besar dengan dukungan ayat terdekat, konteks
3. Menggambarkan (ilustrasi)
Pokok kecil menggambarkan pokok besar dalam bentuk nyata, riil. Dalam hal ini bisa
Dalam pokok kecil harus diberi contoh penerapan yang bisa dipraktikkan dalam
1. Sumber ilustrasi: Kisah dari tokoh Alkitab, majalah, koran, tayangan televisi, alam
pengamatan, data-data statistik, dramatisasi, riwayat lagu, karya sastra, karya seni,
dan lain-lain (ilustrasi khotbah sebaiknya bersifat ilmiah dengan mencantumkan data
atau sumbernya).
Mengumpulkan berdasarkan: abjad atau tema; Membuat filling card (memotong dalam
ukuran amplop dibuat seperti menyusun katalog); Mengumpulkan benda, alat peraga:
1. Ilustrasi untuk menjelaskan kebenaran pokok besar atau tema, bukan sebaliknya.
2. Ilustrasi untuk sarana menjelaskan pokok atau tema khotbah, bukan tujuan
khotbah.
3. Ilustrasi sebaiknya bersifat riil atau ilmiah, bukan dongeng, atau fiksi.
pribadi.
sensasional, menyita waktu, yang pada akhirnya akan merusak alur logika atau
"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa
hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).
1. Menjelaskan
Nehemia orang buangan yang terhormat menjadi juru minuman raja (1:11, 2:1).
Ia mendengar dari Hanani (seorang dari Yehuda yang terluput dari penawanan),
2. Menguraikan
Sebagai orang sukses, Nehemia bisa berpikir egois. Tetapi, Nehemia adalah orang
sangat serius, sangat terbeban, sehingga kesedihannya terbaca dalam sikap dan
ditanya oleh sang raja, apa keinginannya, Nehemia tidak langsung menjawab
atau meminta kepada raja, tetapi kembali berdoa. "Lalu kata raja kepadaku:
'Jadi, apa yang kauinginkan?' Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit"
(Nehemia 2:4).
(Tidak perlu ilustrasi, karena kisah Nehemia yang terbeban sudah jelas.)
4. Menerapkan
Doa akan mengubah keadaan, jika kita memiliki sikap hati yang terbeban secara
pribadi. Tanpa rasa terbeban, tdak akan ada doa yang serius.
Memukul dada, menyiram abu di atas kepala, berjalan dengan kaki telanjang, menarik
1. Menguraikan
berdoa secara pribadi. tetapi melibatkan orang-orang lain juga (1:11). Nehemia
memohon pengampunan atas dosa-dosa, baik dosa secara pribadi maupun dosa
bangsanya (1:6).
(Tidak perlu ilustrasi, karena kisah Nehemia dalam merendahkan diri sudah
jelas.)
3. Menerapkan
Jauhkan kesombongan, tidak ada faedahnya menyalahkan siapa pun, tidak baik
menyesali kegagalan dan masalah di sekitar kita. Marilah saatnya kita berdoa
"'Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-
Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan
mendapat belas kasihan dari orang ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia
1:11).
1. Menjelaskan
Nehemia mengharapkan satu hal: berhasil. Untuk berhasil, diperlukan doa dan
usaha. Dalam rangka berusaha, Nehemia menggunakan potensi dan strategi yang
didukung doa.
2. Menguraikan
"Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia 1:11). Kedudukan, jabatan
adalah sebuah potensi yang bisa digunakan untuk akses hubungan yang lebih
luas.
memohon surat rekomendasi atau surat jalan agar bupati-bupati yang wilayahnya
tangan yang lembut, melainkan tangan kasar yang berotot besar. Sebuah tangan
yang berdoa, tetapi juga sebuah tangan yang bekerja keras. Latar belakang
historis lukisan tersebut dimulai dari keinginan Albrecht untuk sekolah seni rupa.
Namun, karena Albrecht miskin, maka ia mencari kawan untuk bekerja sama.
untuk membiayai. Kawan Albrecht adalah seorang yang rajin berdoa dan bekerja
keras sebagai buruh kasar. Beberapa tahun kemudian Albrecht lulus, ia ingin
sedang berdoa, dengan tangan kasar yang berotot besar, "Oh Tuhan, tanganku
sudah menjadi kaku dan kasar. Sudah tidak bisa untuk melukis lagi. Biarlah
Albrecht saja yang menjadi pelukis." Seorang yang rela berdoa dan bekerja keras
bukan bagi dirinya sendiri, melainkan bagi orang lain ini telah mengubah hidup
Albrecht dan diabadikan dalam lukisan tangan berdoa karya Albrecht Durer
dalam sejarah dunia dengan tiga ribu penemuannya. Pada usia enam tahun, ia
ilmiah, buku sejarah, ensiklopedia. Dan, setiap kali membaca, ia juga mencoba
Ia mulai belajar telegraf, dan akhirnya memproduksi alat sendiri, serta menekuni
eksperimen listrik. Dan, menemukan: stasiun tenaga listrik, lampu listrik, sistem
pendistribusian listrik, dan lain-lain. Energi listrik yang membuat terang, yang
menjadi daya bagi seluruh komponen elektronik. Yang kita nikmati sekarang
4. Menerapkan
Untuk mengubah keadaan diperlukan doa dan usaha. Tuhan adalah sumber
mukjizat, tetapi tidak berarti kita pasif. Kita harus berusaha sesuai dengan
panggilan kita: usaha bekerja lebih keras, melayani lebih baik, mengampuni
dengan tulus, mengasihi tanpa pamrih, dan lain sebagainya. Suatu tindakan
keliru, bahkan mencobai Tuhan jika kita hanya berdoa tanpa mau berusaha.
Latihan membuat pokok kecil
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah pokok-pokok kecil. Buatlah
mulai dari langkah pertama sampai langkah kelima (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok
kecil).
Langkah VI: Membuat Kesimpulan atau Penutup Khotbah
Kesimpulan atau penutup khotbah adalah rangkuman dari seluruh khotbah yang telah
disampaikan. Isi kesimpulan meliputi: tema, kata kunci, dan pokok-pokok besar.
2. Jika sudah berada dalam tal-yap kesimpulan atau penutup, jangan memasukkan ide
barn yang akan membuat antiklimaks.
terbeban atas keadaan bangsanya, disertai sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan berusaha
menggunakan potensi serta strategi secara maksimal. Pada akhirnya, segala cita-citanya berhasil. Doa
Tuhan memiliki perhatian khusus bagi keluarga. Tuhan merindukan adanya pemulihan dalam
keluarga. Keluarga kita akan dipulihkan dan diberkati Tuhan, jika kita mengundang Tuhan dalam
keluarga kita, jika kita menaati firman-Nya, jika kita menyadari dan menggunakan potensi kita, dan
jika kita melangkah dengan iman bahwa kuasa-Nya lebih besar dari segala masalah kita!
sampai langkah kelima (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok kecil). Kemudian buatlah
kesimpulan.
Langkah VII: Membuat Pendahuluan Khotbah
Pendahuluan adalah cara memperkenalkan apa yang akan dikhotbahkan. Sifat pendahuluan
seharusnya: singkat, menarik, memberi minat tuk mendengar, sederhana (seperti iklan, seperti
Sekalipun pendahuluan dalam urutan kerangka khotbah adalah urutan pertama, dalam langkah
membuatnya adalah urutan terakhir, sebab pendahuluan menjadi sarana memperkenalkan isi
Pendahuluan harus singkat, memiliki hubungan langsung dengan tema khotbah atau nas. Dan,
memiliki hubungan langsung dengan pendengar. Hindarilah sikap atau kesan kurang siap, tidak
percaya diri, kurang simpatik, kurang menguasai bahan. Atau, hindarilah sikap yang berlebih-lebihan
Banyak masalah, yang ada di sekitar kita yang tidak mampu kita ubah baik melalui strategi,
metode, kemampuan, maupun potensi kita. Bahkan, keberhasilan dan pengalaman masa lalu juga
tidak bisa mengubah masalah masa kini, baik itu masalah ekonomi, keamanan, kesehatan, keluarga,
dan lain-lain. Apakah ada peluang kita mengubah keadaan? Kita akan belajar dari firman Tuhan
Keluarga adalah lembaga Ilahi yang dibentuk oleh Allah. Kepedulian Yesus menghadiri
pernikahan di Kana dengan melakukan mukjizat pertama-Nya, memberikan bukti bahwa Allah yang
membentuk keluarga juga berkenan memberkati keluarga. Keluarga kita juga akan diberkati oleh
Allah. Langkah-langkah apa saja yang perlu kita lakukan agar keluarga kita diberkati?
pertama sampai langkah keenam (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok kecil, penutup).
Buatlah dua kerangka khotbah secara lengkap, satu dari Perjanjian Lama dan satu dari Perjanjian
Baru, dengan menerapkan tujuh langkah membuat khotbah ekspositori. Setelah menyelesaikan
ketujuh langkah membuat khobtah ekspositori, untuk mempersiapkan teks khotbah, bisa ditulis dalam
bentuk garis besar, juga sangat baik ditulis dalam bentuk naskah lengkap siap baca.
Diambil dari:
PENGKHOTBAH DAN
PERSIAPANNYA
1. PERSIAPAN HATI DAN MENTAL
Semakin banyak berdoa dan bersaat teduh dengan Tuhan menolong untuk semakin tenang, persiapan yang cukup
menolong untuk semakin mantap. Latihan-latihan menolong untuk semakin terampil sehingga memiliki keberanian
untuk tampil di depan umum.
Siapkan beberapa terjemahan Alkitab, lexikon, konkordansi, kamus Alkitab, tafsiran-tafsiran, koran, majalah,
artikel, baik cetak maupun elektronik (tv, internet, dll), ohp, alat ilustrasi, dan lain sebagainya.
3. PERSIAPAN BAHAN
Ketahuilah latar belakang, arti dan makna Firman yang dipelajari, struktur, rangkaian kalimat, karakter orang-orang
yang ditulis, dan sebagainya.
Ingatlah dua hal ini; Pengkhotbah yang kurang persiapan akan terlihat di mimbar. Pengkhotbah yang hidupnya
kurang dipersiapkan dengan baik akan terlihat dalam perbuatannya. Plato berkata, “Jika seorang mau mengenal
kebenaran maka ia harus terus belajar, jika seorang mau mengabarkan kebenaran maka ia harus belajar dua kali
lipat.”
Apakah itu jenis khotbah tekstual, topikal, ekspositori, atau biografi. Pilihan ini tergantung dari suasana di mana
khotbah itu akan disampaikan dan juga kebutuhan pendengar. Seorang pengkhotbah hendaknya menggunakan
semua jenis khotbah secara bervariasi dalam khotbah-khotbahnya.
Bagaimanapun hebatnya eksposisi sebuah khotbah atau bahan-bahan khotbah jika tidak memiliki tujuan sama
seperti orang yang berkendaraan dengan mobil mewah tanpa mengetahui arah yang pasti, yang pasti hanya buang-
buang waktu. Tujuan menyatakan apa yang pengkhotbah harapkan terjadi pada pendengar sebagai suatu hasil dari
apa yang dikhotbahkannya. Tujuan tersebut bisa berupa pengetahuan yang harus dimiliki oleh pendengar dan atau
sikap yang harus diambil oleh pendengar. Namun yang penting diingat adalah tujuan yang dirumuskan janganlah
menyimpang dari tujuan Alkitab yang hendak dibahas, walaupun tentu tujuan Alkitab harus dikontekstualisasikan
dengan benar. Dengan memiliki tujuan yang jelas maka naskah khotbah dapat dikembangkan dengan baik dan
terarah.
Perhatikanlah latar belakang penulisan, konteks penulisan, alamat penulisan, tujuan penulisan, pribadi-pribadi yang
muncul, dan arti dari kata-kata penting dalam bagian Alkitab tersebut. (poin no. 2 dan 3 bisa dibolak-balik
tergantung dari jenis khotbah yang dipilih). Dari penggalian yang baik temukanlah tema atau judul khotbah (kecuali
jenis khotbah topikal/tema yang sudah ditentukan di muka)
Perhatikanlah susunannya, apakah sudah sistematis, logis, kesatuan struktur, serta apakah itu sesuai dengan
keutuhan dan tujuan khotbah. Naskah khotbah yang baik pasti mempunyai struktur yang baik.
Jika semuanya digunakan secara tepat dan dibawakan dengan penghayatan yang dalam maka poin ini adalah sesuatu
bahan untuk mempertajam isi khotbah/ide pikiran yang hendak disampaikan.
Pendahuluan adalah jendela yang baik agar orang dapat melihat ke dalam isi khotbah. Penutup membuat orang ingat
apa yang sudah didengarnya dan bagaimana bersikap sesuai dengan khotbah yang baru didengarnya.
Tuliskanlah kembali semua yang sudah dibuat dalam satu kesatuan dari pendahuluan sampai penutup khotbah. Hal
ini akan membantu untuk melihat apakah semuanya sudah punya hubungan, dan akan terlihat apa yang masih
kurang dan apa yang kelebihan sehingga masih sempat mengurangi atau menambahkan di mana perlu. Hal ini juga
akan membantu pengkhotbah menghafal naskah khotbahnya dan memperkirakan berapa lama khotbah ini akan
disampaikan, untuk kemudian dibuat penyesuaiannya.
1. Jika kita sudah berdoa dan menggumuli khotbah kita di hadapan Tuhan, kita seharusnya yakin bahwa Tuhan
mau menyertai kita dalam berkhotbah.
2. Jika kita sudah mempersiapkan naskah khotbah secara maksimal dan mencoba menguasainya, maka kita akan
menjadi tenang untuk memulai berkhotbah. Setelah berdoa dan persiapan yang baik, kita akan menjadi
antusias untuk berkhotbah.
3. Makanlah yang cukup sebelum berkhotbah, supaya kita memiliki kekuatan yang memadai dalam berkhotbah.
Tetapi jangan makan kekenyangan karena akan membuat tubuh kita lemah dan akan sulit konsentrasi.
4. 4. Jika kita diundang untuk berkhotbah jam lima atau jam enam pagi (banyak gereja memiliki jam-jam ibadah
tersebut) makanlah sebuah kue dan minum air hangat atau teh manis hangat.
5. Jika kita masih gugup sewaktu akan mulai berkhotbah minumlah segelas air (coba pikirkan mengapa orang
kaget harus minum air putih terlebih dahulu). Jika hari tersebut kita berkhotbah sampai lima kali, maka baik
jika kita minum sedikit air manis (sirup /teh) untuk membuat suara kita tidak gampang serak.
6. Pergilah ke toilet sebelum berkhotbah. Hal ini nampaknya remeh tetapi dapat mengganggu apabila di tengah-
tengah khotbah kita harus terdesak untuk buang air (baik kecil maupun besar)
7. Pergilah menghadap cermin untuk memeriksa kembali penampilan kita secara utuh. Hal ini akan menolong
kita untuk bebas dalam berkhotbah. Misalnya kita sedang berkhotbah lalu ada kancing baju kita yang terlepas,
hal ini dapat mengganggu konsentrasi orang untuk mendengarkan khotbah kita.
8. Datanglah lebih awal dan rilekslah. Seorang pengkhotbah yang datang agak terlambat biasanya akan gugup
sedikit. Kalau ia tidak gugup paling tidak sudah membuat calon pendengar merasa was-was.
9. Jika kita akan berkhotbah beberapa kali dalam satu hari, ambillah kesempatan untuk istirahat dan tidak
disibukkan dengan pembicaraan dengan orang lain. Kita harus melatih diri untuk tidak sungkan mengambil
waktu istirahat. Semua ini agar khotbah tetap disampaikan dengan semangat dan antusias dan dengan
konsentrasi yang tinggi. Jika kita berkhotbah sampai empat-lima kali, maka jika kita tidak beristirahat,
khotbah yang keempat dan kelima tersebut sudah sangat berkurang penyajiannya.
PEMBAGIAN KHOTBAH
KHOTBAH MENURUT GUNANYA
1. Khotbah biasa; hari minggu, persekutuan, kebaktian rumah tangga, dll.
2. Khotbah istimewa; kaum bapak, kaum ibu, pernikahan, kematian, dll.
3. Khotbah yang memakai satu tema khusus; Mazmur, Habakuk, atau sebagai preventif terhadap ajaran sesat
seperti Saksi Yehovah, Ajaran Pluralisme, dll. Di sini kita harus membeberkan kebenaran Alkitab.
KHOTBAH MENURUT ISINYA
1. Pertobatan (misal: tema; Lahir Kembali, nats; Yoh 3:16)
2. Penghiburan (tema: Allah mengerti, Rom 8:28)
3. Pemupukan Rohani (sifatnya teguran)
4. Penguraian Alkitab (Eksposisi)
5. Tokoh-tokoh Alkitab (Musa, Paulus, dll.)
6. Dogmatika (Doktrin Keselamatan)
7. Penghidupan (Keluarga, uang, sosial masyarakat, pendidikan, etika, dll.)
8. Kebangunan Rohani/Penyegaran Rohani
9. Natal, Paskah, dll.
KHOTBAH MENURUT STRUKTUR
1. Topikal yaitu khotbah yang punya tema, tema dipilih dahulu kemudian menerangkannya bagian demi bagian.
Biasanya berkisar pada sebuah pokok yang diambil dari dalam atau luar Alkitab, misal; dosa, sorga, kelaparan,
pemilu, hutang/kredit, soal-soal etika, dan sebagainya.
2. Tekstual yaitu khotbah yang berdasarkan nats. Mengambil dua ayat atau lebih dan kemudian menerangkannya
dengan jelas. Tema, kalimat kunci, pokok-pokok pikiran diambil dari dua ayat ini saja.
3. Ekspositori yaitu didasarkan pada nats Alkitab yang dan pokok-pokok besar serta pokok-pokok kecilnya
diambil dari nats tersebut.
4. Biografi biasanya lebih dari dua ayat. Tema, kalimat kunci, yaitu khotbah tokoh-tokoh yang ada dalam
Alkitab.
5. Seminar yaitu khotbah yang mengambil satu tema khusus dan menguraikannya secara ilmiah dan diikuti
dengan tanya jawab.
Menurut Haddon W. Robinson semua khotbah ini bisa disebut khotbah ekspositori. Khotbah ekspositori menurutnya
merupakan komunikasi atas suatu konsep Alkitab yang diperoleh dan disampaikan melalui studi historis, gramatikal,
dan kesusasteraan atau suatu perikop sesuai dengan konteksnya, yang pertama-tama diterapkan oleh Roh Kudus
kepada pribadi dan pengalaman pengkhotbahnya, kemudian melaluinya baru kepada pendengarnya. Jadi apapun
bentuk khotbah; apakah itu tekstual, topikal, ekpositori dalam arti perikop/pasal/kitab, semuanya bisa disebut
khotbah ekspositori selama itu bersumber dari Alkitab, ditafsirkan dengan memperhatikan kaidah hermeneutis yang
alkitabiah dan diekposisi dengan benar.
1. Tokoh-tokoh Alkitab
2. Hari Besar Gereja (Natal, Paskah, Pentakosta, dll)
3. Konteks hidup sehari-hari (keluarga, bangsa, pemilu, krismon, dll)
4. Masalah-masalah etika (abortus, perselingkuhan, pajak, suap, dll).
Contoh
Pasif-Dilahirkan Kembali
Aktif-Setia sampai Mati; Hanya Pandang Yesus; dll
Bersifat 5 w + H-Who, What, Where, When, Why, How
Tekstual-Matius 2:1-12 -Persembahan Orang Majus; 4 Macam Manusia (Herodes, imam, orang majus, orang
Yahudi)
Pertanyaan-Siapakah Yesus Itu?; Apakah Merokok itu Dosa?
Bersifat Argumen-Hanya Satu Jalan
Perbandingan-Sombong dan Rendah Hati
Kalimat tegas-Hai Maut di mana Sengatmu!; Selamatkan Jiwa yang Tersesat!; Engkau Harus Menyembah
Tuhanmu!; dll.
PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian yang mempengaruhi dalam khotbah. Pendahuluan menyiapkan pendengar untuk
mendengar. Jika gagal di pendahulan, khotbah sudah separuh gagal. Tugas bagian pendahuluan khotbah pertama-
tama ialah menciptakan keserasian pemikiran antara pembicara dan pendengar, dan menghantar pendengar masuk
ke dalam masalah atau bahan yang akan dijelaskan.
1. Singkat
2. Jika pendahuluan singkat tetapi berkesan, maka orang akan bersemangat, tetapi jika panjang dan bertele-tele
maka akan menciptakan kebosanan.
3. Jelas
4. Menarik (pikiran, perasaan, kehendak)
5. Tidak terlalu lembut berbicara
6. Tidak minta maaf
7. Terlalu menyatakan apa yang akan dibahas
8. Tidak memulai dengan ‘kalau’,’andaikan’.
2. BEBERAPA PETUNJUK UNTUK MEMULAI KHOTBAH
ILUSTRASI
1. ILUSTRASI ADALAH JENDELA KHOTBAH
Rumah tanpa jendela bukanlah rumah yang baik dan ideal, apakah itu dari segi estetika maupun dari segi kesehatan.
Demikian juga dengan ilustrasi, ia adalah bagian kecil dari sebuah khotbah, namun dapat membuat khotbah lebih
indah dan menarik, lebih mengesankan, bahkan dapat membuat khotbah lebih mengena kepada pendengar.
Bahan-bahan Ilustrasi
Ilustrasi dapat berupa ceritera, analogi, kata-kata bijaksana, contoh- contoh kehidupan, puisi, lagu, alat-alat peraga,
dan sebagainya yang dapat diambil dari media audio visual, surat kabar, majalah, buku, dan pengalaman-
pengalaman yang terjadi dalam hidup ini.
2. FUNGSI ILUSTRASI
STRUKTUR KHOTBAH
Struktur khotbah adalah garis besar khotbah yang dapat menjelaskan isi khotbah.
c. Terdiri dari statement atau poin yang dapat mewakili isi yang hendak disampaikan.
3. MODEL-MODEL STRUKTUR
Pendahuluan
Isi
Penutup.
b. Struktur Lima Kalimat
PENERAPAN
MEMBUAT KHOTBAH MENJADI RELEVAN
1. Tujuan khotbah bukan sekedar membagi pengetahuan tetapi kehidupan yang serupa dengan Yesus.
2. Pengkhotbah harus membuat penerapan karena biasanya pendengar tidak membuat penerapan bagi diri
sendiri.
3. Penerapan tidak harus dalam penutup khotbah tapi bisa di sampaikan pada setiap akhir bagian khotbah.
Ada Dua Aspek yang harus diperhatikan dalam Membuat Penerapan:
1. Apa yang harus dilakukan
Pendengar seringkali harus diberitahu tentang apa yang harus dilakukan setelah mendengarkan khotbah.
Seorang pengkhotbah jangan senang jika orang berkata khotbah tersebut baik (mungkin pikiran, perasaan
mereka puas dan disegarkan), tanpa mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Alasan utama adalah karena
khotbah harus sampai pada perubahan dan peneguhan sikap dari pendengarnya.
2. Bagaimana melakukannya
Selain pendengar perlu diberitahu tentang apa yang harus dilakukan, mereka juga perlu diberitahu bagaimana
mereka melakukannya. Misalnya mereka dikhotbahkan tentang pentingnya doa dan pembacaan Firman Allah.
Kemudian mereka diberitahu bahwa respon yang tepat untuk itu adalah Saat Teduh. Jika hanya berhenti
sampai di situ pendengar seringkali menjadi frustasi, sebab di sisi lain mereka ingin bersaat teduh, tapi di sisi
lain mereka tidak tahu bagaimana melakukan saat teduh. Mereka perlu diberitahu berapa lama saat teduh,
kapan menggunakan saat teduh, bagaimana melakukan saat teduh yang baik, dan sebagainya.