Anda di halaman 1dari 22

Tujuh Langkah Membuat Khotbah Ekspositori

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Pendahuluan

 2 Bentuk Khotbah Ekspositori

 3 Langkah I: Memilih Nas Khotbah

o 3.1 Cara memilih nas Alkitab:

o 3.2 Hal yang perlu diwaspadai dalam memilih nas:

o 3.3 Contoh memilih nas khotbah

o 3.4 Latihan memilih nas khotbah

 4 Langkah II: Membuat Tema Khotbah

o 4.1 Contoh membuat tema khotbah

o 4.2 Latihan membuat tema khotbah

 5 Langkah III: Membuat Kalimat Peralihan

o 5.1 Contoh membuat kalimat peralihan (1)

o 5.2 Contoh membuat kalimat peralihan (2)

o 5.3 Latihan membuat kalimat peralihan

 6 Langkah IV: Membuat Pokok Besar

o 6.1 Contoh membuat pokok-pokok besar (1)

o 6.2 Contoh membuat pokok-pokok besar (2)

o 6.3 Latihan membuat pokok besar

 7 Langkah V: Membuat Pokok Kecil

o 7.1 Pokok kecil biasanya terdiri empat bagian:

o 7.2 Cara membuat ilustrasi khotbah

o 7.3 Contoh membuat pokok kecil

o 7.4 Latihan membuat pokok kecil

 8 Langkah VI: Membuat Kesimpulan atau Penutup Khotbah

o 8.1 Saran dalam memberi kesimpulan

o 8.2 Contoh membuat kesimpulan khotbah (1)

o 8.3 Kesimpulan

o 8.4 Contoh membuat kesimpulan khotbah (2)

o 8.5 Kesimpulan:

o 8.6 Latihan membuat kesimpulan

 9 Langkah VII: Membuat Pendahuluan Khotbah


o 9.1 Contoh membuat pendahuluan khotbah (1):

o 9.2 Contoh membuat pendahuluan khotbah (2):

o 9.3 Latihan membuat pendahuluan khotbah:

o 9.4 Latihan membuat khotbah ekspositori secara lengkap

Pendahuluan
Ilmu berkhotbah, sering disebut Homiletika, adalah sebuah pelajaran yang memadukan

antara seni dan metode untuk menyampaikan firman Allah secara baik dan benar. Homiletika dari dua

kata Yunani homilia (pidato, khotbah) dan tekne (teknik, keterampilan). Berkhotbah adalah suatu

karunia rohani dari Roh Kudus. Namun, bisa dipelajari dan bisa dilatih.
Bentuk Khotbah Ekspositori

Khotbah Ekspositori adalah bentuk khotbah yang mengupas nas Alkitab berdasarkan konteksnya.

Yang dimaksud konteks adalah nas sebelum atau sesudah dari nas yang akan dikhotbahkan, atau

latar belakang dari nas sampai kitab tersebut. Berikut tujuh langkah dalam menyusun khotbah

ekspositori:

Langkah I: Memilih Nas Khotbah

Sebelum persiapan membuat khotbah, yang sangat penting adalah menentukan nas Alkitab yang

akan dikhotbahkan. Memilih dan menentukan nas yang tepat akan menjadi "menu" makanan rohani

yang mudah dimasak dan lezat untuk dihidangkan.

Cara memilih nas Alkitab:


1. Dengan berdoa memohon pimpinan Roh Kudus.

Hubungan pengkhotbah dengan Tuhan akan menemukan kepekaan kehendak-Nya.

2. Dengan menyelidiki nas yang sudah memberkati.

Hubungan pengkhotbah dengan pengalaman akan menghidupkan pemberitaannya.

3. Dengan menyesuaikan kebutuhan pendengar.

Hubungan pengkhotbah dengan sesama akan menjadikan khotbah mem-"bumi".

4. Dengan mencari sesuai tema yang diminta.

Hubungan pengkhotbah dengan perkembangan zaman khotbahnya akan akurat.

5. Dengan mempertimbangkan kemampuan pengkhotbah.

Hubungan pengkhotbah dengan proses pembelajaran akan menjadi khotbah yang

relevan.

6. Dengan satu kesatuan nas yang logis dan praktis.


 Khotbah adalah mengomunikasikan hubungan pengkhotbah dengan Alkitab.

 Perhatikan nas dalam konteks dekat dan konteks jauh.

 Perhatikan latar belakang sejarah kitab.

 Gunakan metode penafsiran induktif bukan deduktif.

Hal yang perlu diwaspadai dalam memilih nas:

1. Jangan memilih hanya nas-nas yang sudah terkenal.

2. Jangan hanya biasa dengan kitab Perjanjian Baru atau Injil-injil, pelajarilah Perjanjian

Lama.

3. Jangan memilih karena ada "pesan sponsor" atau karena motif khusus.

4. Jangan memilih karena nas yang hanya menjadi kesukaan pribadi.

5. Jangan menentukan nas hanya karena pengalaman pribadi.

Contoh memilih nas khotbah


Nas Alasan memilih nas tersebut
Lukas 5:1-11 Karena nas ini sudah memberkati secara pribadi.
Yohanes 2:1-11 Karena sesuai kebutuhan pendengar.
Mazmur 90 Karena sesuai tema untuk khotbah akhir tahun.
Mazmur 133 Karena terpanggil untuk menyampaikan.
Nehemia 1 Karena tertark dengan biografi tokoh doa.
Latihan memilih nas khotbah

Pilihlah lima nas yang memiliki satu kesatuan logis (satu kesatuan pikiran) dan praktis (bisa

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari). Berilah alasan mengapa nas tersebut dipilih.

Langkah II: Membuat Tema Khotbah

Setelah memilih nas, bacalah nas berulang-ulang kali, kemudian ringkaslah nas tersebut menjadi

satu kalimat. Kalimat hasil ringkasan nas ini disebut tema khotbah. Satu nas bisa muncul menjadi

beberapa tema, tetapi pilihlah salah satu tema yang sangat dominan, di mana tema tersebut adalah

hasil dari ringkasan nas, dan tema tersebut akan menjelaskan nas.

Contoh membuat tema khotbah


Nas Kemungkinan tema khotbah yang bisa dipilih
Mukjizat Itu Nyata
Lukas 5:1-11 Berkat yang Melimpah-melimpah
Menjadi Orang yang Istimewa di Hadapan Tuhan
Menghadirkan Yesus dalam Keluarga
Yohanes 2:1-11 Keluarga yang Diberkati
Tuhan Memberi yang Terbaik
Mazmur 90 Memanfaatkan Waktu dengan Bijaksana
Mazmur 133 Rukun itu Indah
Nehemia 1 Doa yang Mengubah Keadaan
Latihan membuat tema khotbah

Pilihlah tiga nas Alkitab, masing-masing nas buatlah tiga tema khotbah. Kemudian pilihlah satu

tema saja, dan berilah alasan mengapa tema tersebut dipilih.

Langkah III: Membuat Kalimat Peralihan

Kalimat peralihan adalah sebuah kalimat yang akan menjembatani atau menjabarkan tema

khotbah ke dalam nas Alkitab. Dalam kalimat peralihan terdiri dari: tema khotbah + kata bantu +

kata kunci + kata tanya.

Memakai kalimat peralihan harus mempersiapkan jawabannya dari kata kunci tersebut di dalam

nas. Jika kata kunci syarat-syarat, pastikanlah Ialam nas berisi syarat-syarat. Jika kata kunci langkah-

langkah, pastikanlah bahwa dalam nas ada langkah-langkah. Kemudian pakailah kata tanya. Dan,

pastikanlah jawabannya ada di dalam nas.

Contoh membuat kalimat peralihan (1)

Contoh membuat kalimat peralihan (2)


Kata kunci selalu jamak, untuk diulang-ulang saat transisi dari pokok besar satu ke pokok besar

lainnya.

DAFTAR KATA KUNCI


Alasan-alasan Kebenaran-kebenaran Peraturan-peraturan
Bukti-bukti Keputusan-keputusan Prioritas-prioritas
Bahaya-bahaya Keuntungan-keuntungan Pelajaran-pelajaran
Berkat-berkat Kekurangan-kekurangan Peringatan-peringatan
Cara-cara Kesan-kesan Perintah-perintah
Ciri-ciri Kebutuhan-kebutuhan Syarat-syarat
Dosa-dosa Kesalahan-kesalahan Sikap-sikap
Faedah-faedah Langkah-langkah Tugas-tugas
Faktor-faktor Masalah-masalah Teguran-teguran
Janji-janji Nasihat-nasihat Unsur-unsur
Daftar kata kunci bisa ditambahkan sesuai kebutuhan

Dalam membuat kata tanya, pastikanlah Anda sudah memikirkan jawabannya di dalam nas yang

akan dikhotbahkan. Ada enam kata tanya. Dan, dalam satu khotbah hanya menggunakan satu kata

tanya. Contoh penggunaan kata tanya, dan kaitannya dengan kata kunci.

Kata tanya Jawaban


Apakah langkah-langkahnya? Langkah-langkahnya: 1,2,3, dst.
Bagaimana cara menerapkan prinsip-prinsip? Prinsip-prinsipnya: 1,2,3, dst.
Mengapa rukun itu indah? Karena berkat-berkat: 1,2,3, dst.
Siapakah yang bijaksana? Yang memiliki nilai-nilai: 1,2,3, dst.
Di mana Gembala menjaga domba-Nya? Tempat-tempat: 1,2,3, dst.
Kapan Tuhan mengatur kita? Dalam waktu-waktu: 1,2,3, dst.
Latihan membuat kalimat peralihan
Pilihlah tiga nas, misalnya dari Lukas 5:1-11, Yohanes 2:1-11, dan Mazmur 90. Buatlah tema

khotbah, dengan kalimat peralihan. Dan juga persiapkan kata tanyanya.


Langkah IV: Membuat Pokok Besar

Pokok besar adalah ide-ide dari bagian-bagian nas yang akan dibuat dalam bentuk ringkasan

yang disesuaikan dengan tema khotbah dan kata kunci (jamak). Pokok besar ini juga menjadi

jawaban dari kata tanya dalam langkah 3.

Pokok besar yang baik akan memperhatikan unsur-unsur:

1. Satu kata atau kalimat yang sejajar sesuai kata kunci. Jika kata kuncinya

perintah, pokok besarnya berisi perintah-perintah. Jika kata kuncinya


langkah, pokok besarnya berisi langkah-langkah.

2. Satu kata atau kalimat yang mudah dimengerti dan relevan.

3. Pilihlah yang unik (contoh: kesamaan huruf, bunyi), mudah diingat, relevan.

4. Kreatif dan bersumber dari bagian-bagian nas.

5. Setiap pokok besar harus dicantumkan asal ide, atau kutipan ayat dari nas.

Ingat! Kata kunci harus jamak, harus diulang-ulang saat transisi dari pokok besar satu ke pokok

besar lainnya.

Contoh membuat pokok-pokok besar (1)


Nas Alkitab : Nehemia 1
Tema khotbah : Doa yang Mengubah Keadaan
Kalimat peralihan : Doa yang mengubah keadaan dengan mengikuti langkah-langkah
dalam Nehemia 1:1-11. Apa langkah-langkahnya?
1. Doa dengan terbeban

"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa

hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).

2. Doa dengan merendahkan diri

"Duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan

berdoa" (Nehemia 1:4). Juga, "Dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel

telah lakukan" (Nehemia 1:6).

3. Doa dengan berusaha


"'Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-

Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan
mendapat belas kasihan dari orang ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia

1:11)
Contoh membuat pokok-pokok besar (2)
Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11
Tema khotbah : Keluarga yang Diberkati Tuhan
Kalimat peralihan : Keluarga yang diberkati dengan mengikuti langkah-langkah dalam Yohanes
2:1-11. Apa langkah-langkahnya?
1. Mengundang Yesus

"Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu" (Yohanes 2:2).

2. Menaati firman Tuhan

"Apa yang dikatakan kepadamu, lakukanlah [taatilah] itu" (Yohanes 2:5).

3. Memanfaatkan potensi
"Di situ ada enam tempayan ..." (Yohanes 2:6).

4. Melangkah dengan iman

"Kata Yesus kepada mereka, 'Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pernimpin

pesta.' Lalu mereka pun membawanya"

(Yohanes 2:8).
Latihan membuat pokok besar
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah pokok-pokok besar.

Buatlah mulai dari langkah pertama sampai langkah keempat (tema, kalimat peralihan, pokok besar).
Langkah V: Membuat Pokok Kecil

Maksud membuat pokok-pokok kecil adalah menjelaskan pokok-pokok besar dengan dukungan

nas dan uraian-uraian sesuai tema khotbah.

Pokok kecil biasanya terdiri empat bagian:


1. Menjelaskan

Pokok kecil menjelaskan pokok besar dengan ide-ide nas yang didapat dari "kata",

"frasa", atau "ayat". Jika ada kata yang memerlukan arti atau definisi, harus dijelaskan

menurut kamus atau Ensiklopedia.

2. Menguraikan

Pokok kecil menguraikan pokok besar dengan dukungan ayat terdekat, konteks

terdekat. Bisa dipakai Buku Tafsiran Alkitab.

3. Menggambarkan (ilustrasi)

Pokok kecil menggambarkan pokok besar dalam bentuk nyata, riil. Dalam hal ini bisa

dipakai ilustrasi (cara membuat ilustrasi akan dijelaskan lebih lanjut).


4. Menerapkan

Dalam pokok kecil harus diberi contoh penerapan yang bisa dipraktikkan dalam

kehidupan sehari-hari. Penerapan hares bersifat spesifik, praktis, riil, relevan.


Cara membuat ilustrasi khotbah

1. Sumber ilustrasi: Kisah dari tokoh Alkitab, majalah, koran, tayangan televisi, alam

sekitar, benda-benda sekitar, biografi tokoh, kata-kata bijak, pengalaman riribadi,

pengamatan, data-data statistik, dramatisasi, riwayat lagu, karya sastra, karya seni,

dan lain-lain (ilustrasi khotbah sebaiknya bersifat ilmiah dengan mencantumkan data

atau sumbernya).

2. Cara mengoleksi ilustrasi: Membuat kliping dari potongan koran, majalah;

Mengumpulkan berdasarkan: abjad atau tema; Membuat filling card (memotong dalam

ukuran amplop dibuat seperti menyusun katalog); Mengumpulkan benda, alat peraga:

tali, lilin, roti, dan lain-lain.

3. Pedoman penggunaan ilustrasi:

1. Ilustrasi untuk menjelaskan kebenaran pokok besar atau tema, bukan sebaliknya.

2. Ilustrasi untuk sarana menjelaskan pokok atau tema khotbah, bukan tujuan

khotbah.

3. Ilustrasi sebaiknya bersifat riil atau ilmiah, bukan dongeng, atau fiksi.

4. Jangan sering menggunakan ilustrasi dari pengalaman pribadi. cerita keluarga,

untuk menghindari "motif negatif dan ekses pendengar".

5. Ilustrasi bersifat membangun, bukan pelecehan, diskriminasi, kesombongan

pribadi.

6. Satu ilustrasi sebaiknya dipakai untuk menjelaskan hanya satu kebenaran.

7. Waspadalah! Jangan menggunakan ilustrasi yang menarik perhatian, lucu, konyol,

sensasional, menyita waktu, yang pada akhirnya akan merusak alur logika atau

struktur khotbah. Dan, tidak membantu menjelaskan nas.

Contoh membuat pokok kecil


Nas Alkitab : Nehemia 1:1-11
Tema khotbah : Doa yang Mengubah Keadaan
Kalimat peralihan : Doa yang mengubah keadaan dengan mengikuti langkah-langkah
dalam Nehemia 1:1-11. Apa langkah-langkahnya?
1. Doa dengan terbeban

"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa

hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).

1. Menjelaskan

Nehemia orang buangan yang terhormat menjadi juru minuman raja (1:11, 2:1).

Ia mendengar dari Hanani (seorang dari Yehuda yang terluput dari penawanan),

bahwa kondisi Yerusalem sangat menyedihkan. Orang-orang menderita,

temboknya terbongkar, pintu-pintunya terbakar (1:3). Mendengar ini Nehemia

"menangis ... berkabung..." (1:4). Nehemia sangat "terbeban" atas penderitaan

bangsanya, keruntuhan kota, bahkan rusaknya kota Yerusalem.

2. Menguraikan

Sebagai orang sukses, Nehemia bisa berpikir egois. Tetapi, Nehemia adalah orang

yang peduli terhadap penderitaan umat Allah. Ia memikirkan masalah bangsanya

sangat serius, sangat terbeban, sehingga kesedihannya terbaca dalam sikap dan

raut mukanya oleh Raja Artahsasta (2:2). Nehemia terpanggil membangun

Yerusalem, karena terbeban, karena terpanggil. Tanpa pamrih.

Nehemia mengungkapkan sikap terbeban dengan doa. Dan, pada saat

ditanya oleh sang raja, apa keinginannya, Nehemia tidak langsung menjawab

atau meminta kepada raja, tetapi kembali berdoa. "Lalu kata raja kepadaku:

'Jadi, apa yang kauinginkan?' Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit"

(Nehemia 2:4).

3. Menggambarkan atau ilustrasi

(Tidak perlu ilustrasi, karena kisah Nehemia yang terbeban sudah jelas.)

4. Menerapkan

Doa akan mengubah keadaan, jika kita memiliki sikap hati yang terbeban secara

pribadi. Tanpa rasa terbeban, tdak akan ada doa yang serius.

2. Doa dengan merendahkan diri

Memukul dada, menyiram abu di atas kepala, berjalan dengan kaki telanjang, menarik

dan menggunting rambut, menyakiti dada (Kejadian 37:29-34; 2 Samuel

13:19; Imamat 10:6.). Inilah cara merendahkan diri dengan berkabung.

1. Menguraikan

Doa permohonan Nehemia sungguh-sungguh digumuli dengan merendahkan diri


di hadapan Tuhan. Ia berdoa "siang dan malam" (1:6). Nehemia tidak hanya

berdoa secara pribadi. tetapi melibatkan orang-orang lain juga (1:11). Nehemia

sebenarnya layak sombong, karena di negeri orang lain, ia bisa berprestasi.

Namun, semua prestasi dan kejayaannya harus ditanggalkan tatkala ia

berhadapan dengan Allah. Nehemia merendahkan diri. Dalam doanya, ia

memohon pengampunan atas dosa-dosa, baik dosa secara pribadi maupun dosa

bangsanya (1:6).

2. Menggambarkan atau ilustrasi

(Tidak perlu ilustrasi, karena kisah Nehemia dalam merendahkan diri sudah

jelas.)

3. Menerapkan

Jauhkan kesombongan, tidak ada faedahnya menyalahkan siapa pun, tidak baik

menyesali kegagalan dan masalah di sekitar kita. Marilah saatnya kita berdoa

dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan.

3. Doa dengan berusaha

"'Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-

Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan

mendapat belas kasihan dari orang ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia

1:11).

1. Menjelaskan

Nehemia mengharapkan satu hal: berhasil. Untuk berhasil, diperlukan doa dan

usaha. Dalam rangka berusaha, Nehemia menggunakan potensi dan strategi yang

didukung doa.

2. Menguraikan

Berusaha memanfaatkan potensi:

"Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia 1:11). Kedudukan, jabatan

adalah sebuah potensi yang bisa digunakan untuk akses hubungan yang lebih

luas.

Berusaha menggunakan strategi:

Setelah raja memberi kesempatan kepada Nehemia, ia memakai strategi

memohon surat rekomendasi atau surat jalan agar bupati-bupati yang wilayahnya

akan dilewati memperlancar tujuannya (2:7,8).

Berusaha dengan kerja keras:


Nehemia menghadapi banyak tantangan. Dari Sanbalat yang menolak Yerusalem

dibangun kembali (2:10,19; 6:1-19). Nehemia mengandalkan doa (4:9). Dan,

siap berperang (4:1-23). Inilah berdoa dengan berusaha. Akhirnya, pekerjaan

selesai (6:15), dan seluruh cita-cita berhasil (7:1).

3. Menggambarkan atau ilustrasi

Lukisan "tangan berdoa". Perhatikanlah lukisan kedua tangan tersebut bukan

tangan yang lembut, melainkan tangan kasar yang berotot besar. Sebuah tangan

yang berdoa, tetapi juga sebuah tangan yang bekerja keras. Latar belakang

historis lukisan tersebut dimulai dari keinginan Albrecht untuk sekolah seni rupa.

Namun, karena Albrecht miskin, maka ia mencari kawan untuk bekerja sama.

Akhirnya, disepakati Albrecht sekolah dulu, sedangkan kawannya yang bekerja

untuk membiayai. Kawan Albrecht adalah seorang yang rajin berdoa dan bekerja

keras sebagai buruh kasar. Beberapa tahun kemudian Albrecht lulus, ia ingin

kawannya bergantian sekolah. Saat ia mengunjungi rumah kawannya, kawannya

sedang berdoa, dengan tangan kasar yang berotot besar, "Oh Tuhan, tanganku

sudah menjadi kaku dan kasar. Sudah tidak bisa untuk melukis lagi. Biarlah

Albrecht saja yang menjadi pelukis." Seorang yang rela berdoa dan bekerja keras

bukan bagi dirinya sendiri, melainkan bagi orang lain ini telah mengubah hidup

Albrecht dan diabadikan dalam lukisan tangan berdoa karya Albrecht Durer

(1471-1528), yang mengilhami motto ora et labora.

Thomas Alva Edison (1847-1931), seorang pekerja keras, penemu terbesar

dalam sejarah dunia dengan tiga ribu penemuannya. Pada usia enam tahun, ia

bereksperimen mengerami telur ayam. Usia tujuh tahun, ia dikeluarkan dari


sekolah karena dianggap terlalu bodoh, maka Nancy Elliot, sang ibu,

mengajarkannya membaca. Setelah bisa membaca, ia membaca buku-buku

ilmiah, buku sejarah, ensiklopedia. Dan, setiap kali membaca, ia juga mencoba

bereksperimen. Saat remaja pendengarannya rusak karena ditampar kondektur.

Ia mulai belajar telegraf, dan akhirnya memproduksi alat sendiri, serta menekuni

eksperimen listrik. Dan, menemukan: stasiun tenaga listrik, lampu listrik, sistem

pendistribusian listrik, dan lain-lain. Energi listrik yang membuat terang, yang

menjadi daya bagi seluruh komponen elektronik. Yang kita nikmati sekarang

adalah hasil penemuan keda kerasnya.

4. Menerapkan

Untuk mengubah keadaan diperlukan doa dan usaha. Tuhan adalah sumber

mukjizat, tetapi tidak berarti kita pasif. Kita harus berusaha sesuai dengan

panggilan kita: usaha bekerja lebih keras, melayani lebih baik, mengampuni

dengan tulus, mengasihi tanpa pamrih, dan lain sebagainya. Suatu tindakan

keliru, bahkan mencobai Tuhan jika kita hanya berdoa tanpa mau berusaha.
Latihan membuat pokok kecil
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah pokok-pokok kecil. Buatlah

mulai dari langkah pertama sampai langkah kelima (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok

kecil).
Langkah VI: Membuat Kesimpulan atau Penutup Khotbah

Kesimpulan atau penutup khotbah adalah rangkuman dari seluruh khotbah yang telah

disampaikan. Isi kesimpulan meliputi: tema, kata kunci, dan pokok-pokok besar.

Saran dalam memberi kesimpulan


1. Kesimpulan bisa diisi dengan kutipan ayat emas, ilustrasi singkat, tantangan, pujian.

2. Jika sudah berada dalam tal-yap kesimpulan atau penutup, jangan memasukkan ide
barn yang akan membuat antiklimaks.

3. Kalimat kesimpulan sebaiknya dikonsep sesingkat mungkin, untuk menghindari sikap


mengambang, seperti pesawat yang berputar-putar tidak mampu mendarat.
Contoh membuat kesimpulan khotbah (1)
Nas Alkitab : Nehemia 1
Tema khotbah : doa yang mengubah keadaan
Kesimpulan
Doa dapat mengubah keadaan, sudah terbukti dalam kesaksian Nehemia. Ia berdoa dengan

terbeban atas keadaan bangsanya, disertai sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan berusaha

menggunakan potensi serta strategi secara maksimal. Pada akhirnya, segala cita-citanya berhasil. Doa

kita juga dapat mengubah keadaan.

Contoh membuat kesimpulan khotbah (2)


Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11
Tema khotbah : Keluarga yang diberkati Tuhan
Kesimpulan:

Tuhan memiliki perhatian khusus bagi keluarga. Tuhan merindukan adanya pemulihan dalam

keluarga. Keluarga kita akan dipulihkan dan diberkati Tuhan, jika kita mengundang Tuhan dalam

keluarga kita, jika kita menaati firman-Nya, jika kita menyadari dan menggunakan potensi kita, dan

jika kita melangkah dengan iman bahwa kuasa-Nya lebih besar dari segala masalah kita!

Latihan membuat kesimpulan


Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah dari langkah pertama

sampai langkah kelima (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok kecil). Kemudian buatlah

kesimpulan.
Langkah VII: Membuat Pendahuluan Khotbah

Pendahuluan adalah cara memperkenalkan apa yang akan dikhotbahkan. Sifat pendahuluan

seharusnya: singkat, menarik, memberi minat tuk mendengar, sederhana (seperti iklan, seperti

etalase toko, yang membuat orang tertarik).

Sekalipun pendahuluan dalam urutan kerangka khotbah adalah urutan pertama, dalam langkah

membuatnya adalah urutan terakhir, sebab pendahuluan menjadi sarana memperkenalkan isi

khotbah. Karena isi khotbah harus dibuat lebih dahulu.

Pendahuluan harus singkat, memiliki hubungan langsung dengan tema khotbah atau nas. Dan,

memiliki hubungan langsung dengan pendengar. Hindarilah sikap atau kesan kurang siap, tidak

percaya diri, kurang simpatik, kurang menguasai bahan. Atau, hindarilah sikap yang berlebih-lebihan

dengan banyak janji.

Contoh membuat pendahuluan khotbah (1):


Pendahuluan

Banyak masalah, yang ada di sekitar kita yang tidak mampu kita ubah baik melalui strategi,

metode, kemampuan, maupun potensi kita. Bahkan, keberhasilan dan pengalaman masa lalu juga
tidak bisa mengubah masalah masa kini, baik itu masalah ekonomi, keamanan, kesehatan, keluarga,

dan lain-lain. Apakah ada peluang kita mengubah keadaan? Kita akan belajar dari firman Tuhan

dengan tema khotbah: Doa yang Mengubah Keadaan. Bagaimana langkah-langkahnya?

Nas Alkitab : Nehemia 1


Tema khotbah : Doa Yang Mengubah Keadaan
Contoh membuat pendahuluan khotbah (2):
Pendahuluan

Keluarga adalah lembaga Ilahi yang dibentuk oleh Allah. Kepedulian Yesus menghadiri

pernikahan di Kana dengan melakukan mukjizat pertama-Nya, memberikan bukti bahwa Allah yang

membentuk keluarga juga berkenan memberkati keluarga. Keluarga kita juga akan diberkati oleh

Allah. Langkah-langkah apa saja yang perlu kita lakukan agar keluarga kita diberkati?

Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11


Tema khotbah : Keluarga Yang Diberkati Tuhan
Latihan membuat pendahuluan khotbah:
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Setelah menyelesaikan langkah

pertama sampai langkah keenam (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok kecil, penutup).

Kemudian buatlah pendahuluan khotbah.


Latihan membuat khotbah ekspositori secara lengkap

Buatlah dua kerangka khotbah secara lengkap, satu dari Perjanjian Lama dan satu dari Perjanjian

Baru, dengan menerapkan tujuh langkah membuat khotbah ekspositori. Setelah menyelesaikan

ketujuh langkah membuat khobtah ekspositori, untuk mempersiapkan teks khotbah, bisa ditulis dalam

bentuk garis besar, juga sangat baik ditulis dalam bentuk naskah lengkap siap baca.

Diambil dari:

Judul buku : "Khotbah itu Indah Khotbah itu Mudah"


Penulis : Thomas Eny Marsudi
Penerbit : Gloria Grafika, 2010
259-277
Halaman :
DASAR – DASAR HOMILETIKA
(BAGIAN 2 – SELESAI)
15
Jul

PENGKHOTBAH DAN
PERSIAPANNYA
1. PERSIAPAN HATI DAN MENTAL

Semakin banyak berdoa dan bersaat teduh dengan Tuhan menolong untuk semakin tenang, persiapan yang cukup
menolong untuk semakin mantap. Latihan-latihan menolong untuk semakin terampil sehingga memiliki keberanian
untuk tampil di depan umum.

2. PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA

Siapkan beberapa terjemahan Alkitab, lexikon, konkordansi, kamus Alkitab, tafsiran-tafsiran, koran, majalah,
artikel, baik cetak maupun elektronik (tv, internet, dll), ohp, alat ilustrasi, dan lain sebagainya.

3. PERSIAPAN BAHAN

Ketahuilah latar belakang, arti dan makna Firman yang dipelajari, struktur, rangkaian kalimat, karakter orang-orang
yang ditulis, dan sebagainya.

4. PERSIAPAN GAYA DAN PENAMPILAN


Perhatikan kerapian dan keserasian pakaian dan rambut atau apapun asesoris yang dikenakan. Adalah baik untuk
bercermin dahulu sebelum berkhotbah untuk membenahi apa yang perlu. Kemudian harus selalu memikirkan gaya
yang cocok dengan situasi pendengar (jika perlu dilatih; latihlah!). Semua itu untuk mendukung berita yang hendak
disampaikan dan untuk menambah kepercayaan diri untuk tampil di muka umum.

Ingatlah dua hal ini; Pengkhotbah yang kurang persiapan akan terlihat di mimbar. Pengkhotbah yang hidupnya
kurang dipersiapkan dengan baik akan terlihat dalam perbuatannya. Plato berkata, “Jika seorang mau mengenal
kebenaran maka ia harus terus belajar, jika seorang mau mengabarkan kebenaran maka ia harus belajar dua kali
lipat.”

LANGKAH DALAM PERSIAPAN NASKAH KHOTBAH


1. TENTUKAN JENIS KHOTBAH YANG BAGAIMANA YANG AKAN DIBAWAKAN

Apakah itu jenis khotbah tekstual, topikal, ekspositori, atau biografi. Pilihan ini tergantung dari suasana di mana
khotbah itu akan disampaikan dan juga kebutuhan pendengar. Seorang pengkhotbah hendaknya menggunakan
semua jenis khotbah secara bervariasi dalam khotbah-khotbahnya.

2. TENTUKAN DAN RUMUSKAN TUJUAN

Bagaimanapun hebatnya eksposisi sebuah khotbah atau bahan-bahan khotbah jika tidak memiliki tujuan sama
seperti orang yang berkendaraan dengan mobil mewah tanpa mengetahui arah yang pasti, yang pasti hanya buang-
buang waktu. Tujuan menyatakan apa yang pengkhotbah harapkan terjadi pada pendengar sebagai suatu hasil dari
apa yang dikhotbahkannya. Tujuan tersebut bisa berupa pengetahuan yang harus dimiliki oleh pendengar dan atau
sikap yang harus diambil oleh pendengar. Namun yang penting diingat adalah tujuan yang dirumuskan janganlah
menyimpang dari tujuan Alkitab yang hendak dibahas, walaupun tentu tujuan Alkitab harus dikontekstualisasikan
dengan benar. Dengan memiliki tujuan yang jelas maka naskah khotbah dapat dikembangkan dengan baik dan
terarah.

3. PILIH DAN GALILAH BAGIAN ALKITAB YANG AKAN DISAMPAIKAN

Perhatikanlah latar belakang penulisan, konteks penulisan, alamat penulisan, tujuan penulisan, pribadi-pribadi yang
muncul, dan arti dari kata-kata penting dalam bagian Alkitab tersebut. (poin no. 2 dan 3 bisa dibolak-balik
tergantung dari jenis khotbah yang dipilih). Dari penggalian yang baik temukanlah tema atau judul khotbah (kecuali
jenis khotbah topikal/tema yang sudah ditentukan di muka)

4. BUATLAH GARIS BESAR/STRUKTUR KHOTBAH

Perhatikanlah susunannya, apakah sudah sistematis, logis, kesatuan struktur, serta apakah itu sesuai dengan
keutuhan dan tujuan khotbah. Naskah khotbah yang baik pasti mempunyai struktur yang baik.

5. CARILAH ILUSTRASI, DATA-DATA, ANALOGI, CONTOH-CONTOH KEHIDUPAN YANG TEPAT

Jika semuanya digunakan secara tepat dan dibawakan dengan penghayatan yang dalam maka poin ini adalah sesuatu
bahan untuk mempertajam isi khotbah/ide pikiran yang hendak disampaikan.

6. BUATLAH PENDAHULUAN YANG MENARIK DAN PENUTUP YANG MENGESANKAN

Pendahuluan adalah jendela yang baik agar orang dapat melihat ke dalam isi khotbah. Penutup membuat orang ingat
apa yang sudah didengarnya dan bagaimana bersikap sesuai dengan khotbah yang baru didengarnya.

7. RANGKAILAH SEMUA DALAM SATU KESATUAN

Tuliskanlah kembali semua yang sudah dibuat dalam satu kesatuan dari pendahuluan sampai penutup khotbah. Hal
ini akan membantu untuk melihat apakah semuanya sudah punya hubungan, dan akan terlihat apa yang masih
kurang dan apa yang kelebihan sehingga masih sempat mengurangi atau menambahkan di mana perlu. Hal ini juga
akan membantu pengkhotbah menghafal naskah khotbahnya dan memperkirakan berapa lama khotbah ini akan
disampaikan, untuk kemudian dibuat penyesuaiannya.

PERSIAPAN FISIK DAN PSIKIS


Di bawah ini akan dijelaskan beberapa anjuran untuk mempersiapkan fisik dan psikis sebelum tampil untuk
membawakan khotbah. Anjuran ini dapat dipergunakan di mana perlu.

1. Jika kita sudah berdoa dan menggumuli khotbah kita di hadapan Tuhan, kita seharusnya yakin bahwa Tuhan
mau menyertai kita dalam berkhotbah.
2. Jika kita sudah mempersiapkan naskah khotbah secara maksimal dan mencoba menguasainya, maka kita akan
menjadi tenang untuk memulai berkhotbah. Setelah berdoa dan persiapan yang baik, kita akan menjadi
antusias untuk berkhotbah.
3. Makanlah yang cukup sebelum berkhotbah, supaya kita memiliki kekuatan yang memadai dalam berkhotbah.
Tetapi jangan makan kekenyangan karena akan membuat tubuh kita lemah dan akan sulit konsentrasi.
4. 4. Jika kita diundang untuk berkhotbah jam lima atau jam enam pagi (banyak gereja memiliki jam-jam ibadah
tersebut) makanlah sebuah kue dan minum air hangat atau teh manis hangat.
5. Jika kita masih gugup sewaktu akan mulai berkhotbah minumlah segelas air (coba pikirkan mengapa orang
kaget harus minum air putih terlebih dahulu). Jika hari tersebut kita berkhotbah sampai lima kali, maka baik
jika kita minum sedikit air manis (sirup /teh) untuk membuat suara kita tidak gampang serak.
6. Pergilah ke toilet sebelum berkhotbah. Hal ini nampaknya remeh tetapi dapat mengganggu apabila di tengah-
tengah khotbah kita harus terdesak untuk buang air (baik kecil maupun besar)
7. Pergilah menghadap cermin untuk memeriksa kembali penampilan kita secara utuh. Hal ini akan menolong
kita untuk bebas dalam berkhotbah. Misalnya kita sedang berkhotbah lalu ada kancing baju kita yang terlepas,
hal ini dapat mengganggu konsentrasi orang untuk mendengarkan khotbah kita.
8. Datanglah lebih awal dan rilekslah. Seorang pengkhotbah yang datang agak terlambat biasanya akan gugup
sedikit. Kalau ia tidak gugup paling tidak sudah membuat calon pendengar merasa was-was.
9. Jika kita akan berkhotbah beberapa kali dalam satu hari, ambillah kesempatan untuk istirahat dan tidak
disibukkan dengan pembicaraan dengan orang lain. Kita harus melatih diri untuk tidak sungkan mengambil
waktu istirahat. Semua ini agar khotbah tetap disampaikan dengan semangat dan antusias dan dengan
konsentrasi yang tinggi. Jika kita berkhotbah sampai empat-lima kali, maka jika kita tidak beristirahat,
khotbah yang keempat dan kelima tersebut sudah sangat berkurang penyajiannya.
PEMBAGIAN KHOTBAH
KHOTBAH MENURUT GUNANYA
1. Khotbah biasa; hari minggu, persekutuan, kebaktian rumah tangga, dll.
2. Khotbah istimewa; kaum bapak, kaum ibu, pernikahan, kematian, dll.
3. Khotbah yang memakai satu tema khusus; Mazmur, Habakuk, atau sebagai preventif terhadap ajaran sesat
seperti Saksi Yehovah, Ajaran Pluralisme, dll. Di sini kita harus membeberkan kebenaran Alkitab.
KHOTBAH MENURUT ISINYA
1. Pertobatan (misal: tema; Lahir Kembali, nats; Yoh 3:16)
2. Penghiburan (tema: Allah mengerti, Rom 8:28)
3. Pemupukan Rohani (sifatnya teguran)
4. Penguraian Alkitab (Eksposisi)
5. Tokoh-tokoh Alkitab (Musa, Paulus, dll.)
6. Dogmatika (Doktrin Keselamatan)
7. Penghidupan (Keluarga, uang, sosial masyarakat, pendidikan, etika, dll.)
8. Kebangunan Rohani/Penyegaran Rohani
9. Natal, Paskah, dll.
KHOTBAH MENURUT STRUKTUR
1. Topikal yaitu khotbah yang punya tema, tema dipilih dahulu kemudian menerangkannya bagian demi bagian.
Biasanya berkisar pada sebuah pokok yang diambil dari dalam atau luar Alkitab, misal; dosa, sorga, kelaparan,
pemilu, hutang/kredit, soal-soal etika, dan sebagainya.
2. Tekstual yaitu khotbah yang berdasarkan nats. Mengambil dua ayat atau lebih dan kemudian menerangkannya
dengan jelas. Tema, kalimat kunci, pokok-pokok pikiran diambil dari dua ayat ini saja.
3. Ekspositori yaitu didasarkan pada nats Alkitab yang dan pokok-pokok besar serta pokok-pokok kecilnya
diambil dari nats tersebut.
4. Biografi biasanya lebih dari dua ayat. Tema, kalimat kunci, yaitu khotbah tokoh-tokoh yang ada dalam
Alkitab.
5. Seminar yaitu khotbah yang mengambil satu tema khusus dan menguraikannya secara ilmiah dan diikuti
dengan tanya jawab.
Menurut Haddon W. Robinson semua khotbah ini bisa disebut khotbah ekspositori. Khotbah ekspositori menurutnya
merupakan komunikasi atas suatu konsep Alkitab yang diperoleh dan disampaikan melalui studi historis, gramatikal,
dan kesusasteraan atau suatu perikop sesuai dengan konteksnya, yang pertama-tama diterapkan oleh Roh Kudus
kepada pribadi dan pengalaman pengkhotbahnya, kemudian melaluinya baru kepada pendengarnya. Jadi apapun
bentuk khotbah; apakah itu tekstual, topikal, ekpositori dalam arti perikop/pasal/kitab, semuanya bisa disebut
khotbah ekspositori selama itu bersumber dari Alkitab, ditafsirkan dengan memperhatikan kaidah hermeneutis yang
alkitabiah dan diekposisi dengan benar.

TEMA ATAU POKOK KHOTBAH


Pengkhotbah harus punya tema khotbah untuk dapat menyusun khotbahnya dengan baik. Tema juga diperlukan oleh
pendengar, karena jika tidak ada tema maka mereka akan membuat tema sendiri, dan itu bisa membuat kefatalan.

1. PRINSIP PILIH TEMA

1. Dapat Menarik Perhatian


2. Harus jelas
3. Pendek tapi baik
4. Indah
5. Tepat (harus sesuai dengan isi)
6. Suasana Kristen
7. Persoalan-persoalan yang harus segera dijawab.
2. HAL YANG HARUS DICEGAH DALAM MEMILIH TEMA

1. Artinya tidak jelas


2. Aneh-aneh (misal: Di sini bingung di sana bingung)
3. Tidak Sopan (misal: Orang Pincang)
4. Bersifat menyerang dan atau menyindir seseorang.
3. SUMBER TEMA DARI ALKITAB

1. Tokoh-tokoh Alkitab
2. Hari Besar Gereja (Natal, Paskah, Pentakosta, dll)
3. Konteks hidup sehari-hari (keluarga, bangsa, pemilu, krismon, dll)
4. Masalah-masalah etika (abortus, perselingkuhan, pajak, suap, dll).
Contoh

 Pasif-Dilahirkan Kembali
 Aktif-Setia sampai Mati; Hanya Pandang Yesus; dll
 Bersifat 5 w + H-Who, What, Where, When, Why, How
 Tekstual-Matius 2:1-12 -Persembahan Orang Majus; 4 Macam Manusia (Herodes, imam, orang majus, orang
Yahudi)
 Pertanyaan-Siapakah Yesus Itu?; Apakah Merokok itu Dosa?
 Bersifat Argumen-Hanya Satu Jalan
 Perbandingan-Sombong dan Rendah Hati
 Kalimat tegas-Hai Maut di mana Sengatmu!; Selamatkan Jiwa yang Tersesat!; Engkau Harus Menyembah
Tuhanmu!; dll.
PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian yang mempengaruhi dalam khotbah. Pendahuluan menyiapkan pendengar untuk
mendengar. Jika gagal di pendahulan, khotbah sudah separuh gagal. Tugas bagian pendahuluan khotbah pertama-
tama ialah menciptakan keserasian pemikiran antara pembicara dan pendengar, dan menghantar pendengar masuk
ke dalam masalah atau bahan yang akan dijelaskan.

1. TUJUAN DARI PENDAHULUAN


1. Pendahuluan menarik perhatian pendengar untuk berminat terhadap isi khotbah.
2. Pendahuluan mempersiapkan pendengar untuk dapat menerima pesan khotbah itu sendiri. Karena itu lebih
baik jika menyentuh keperluan-keperluan manusia, membangkitkan motivasi dan semangat.
2. TEKNIK MENJADIKAN PENDAHULUAN EFEKTIF

 Merangsang Perhatian Pendengar


Pada umumnya orang lebih suka berbicara daripada mendengarkan. Apabila tidak ada pendahuluan yang baik dan
menarik serta menantang biasanya pendengar sudah bosan dahulu. Karena itu merangsang pendengar untuk mau
mendengarkan khotbah perlu dirancang secara baik. Rancanglah pendahuluan yang efektif dengan ceritera
lucu/humor, dengan ceritera yang menyentuh hati, dengan fakta-fakta yang sedang terjadi, dengan pertanyaan-
pertanyaan yang menantang pendengar untuk mau tahu persoalan yang sedang dibicarakan, dengan pernyataan-
pernyataan yang argumentatif yang membuat pendengar berpikir, semua itu akan membangkitkan keinginan
pendengar untuk mengikuti khotbah lebih lanjut. Intinya, buatlah pendahuluan yang merangsang akal pendengar,
yang menyentuh perasaan pendengar, yang membangkitkan kehendak pendengar. Pendahuluan khotbah harus
menyebabkan pendengar senang sehingga mereka suka mendengar khotbah selanjutnya.

 Memancing pemandangan pendengar


Untuk membuat pendahuluan menarik bisa digunakan metode-metode yang dipandang agak lain oleh pendengar,
tapi tetap memperhatikan prinsip bahwa pendahuluan harus menarik. Kita bisa menggunakan alat peraga atau
penjelasan melalui layar ohp sebagai pendahuluan. Waktu saya kuliah semester pertama di sekolah alkitab, pada
suatu kebaktian minggu, dosen kami membawa pot bunga yang setinggi lutut dan sudah dicat sehingga menarik dan
bagus. Ketika ia di mimbar, ia mengangkat pot tersebut lalu dibantingkan di lantai, dan pot itupun pecah berantakan.
Ia berkata bahwa seperti pot yang sudah hancur tersebut demikianlah manusia yang jatuh di dalam dosa.
Keadaannya berantakan, tidak tertolong, rusak total. Pot tersebut tidak bisa diperbaiki kembali kecuali jika
pembuatnya melebur kembali dan kemudian membentuk kembali. Manusia tidak mungkin menjadi baik dan indah
lagi jika ia tidak kembali ke tangan penciptanya. Cara ini sangat menarik. Contoh lain, ada seorang pengkhotbah
yang maju ke mimbar seolah-olah terpeleset dan nampak jatuh kemudian ia bangun lagi sambil tersenyum (seolah-
olah karena memang ia sengaja) ketika menaiki anak-anak tangga menuju mimbar. Jemaat tertawa dan sebagian
prihatin. Lalu ia berkata, kita bisa terpeleset dan jatuh tapi tidak harus tergeletak. Mari kita merenungkan Firman
Tuhan dengan tema, “Jatuh tapi tidak tergeletak”. Cara inipun menarik. Intinya, selingilah khotbah kita dengan
peristiwa- peristiwa yang tidak biasanya namun dalam batas ketertiban. Atau gunakan alat peraga lainnya di mana
perlu.

1. SIFAT PENDAHULUAN YANG BAIK

1. Singkat
2. Jika pendahuluan singkat tetapi berkesan, maka orang akan bersemangat, tetapi jika panjang dan bertele-tele
maka akan menciptakan kebosanan.
3. Jelas
4. Menarik (pikiran, perasaan, kehendak)
5. Tidak terlalu lembut berbicara
6. Tidak minta maaf
7. Terlalu menyatakan apa yang akan dibahas
8. Tidak memulai dengan ‘kalau’,’andaikan’.
2. BEBERAPA PETUNJUK UNTUK MEMULAI KHOTBAH

1. Berdoalah dalam hati dan mulailah dengan tenang.


2. Pikirkanlah bahwa berita Firman Tuhan yang akan disampaikan penting untuk didengarkan.
3. Mulailah berkata-kata dengan tidak memandang naskah tetapi memandang pendengar.
4. Berusahalah untuk menarik perhatian pendengar.
5. Bervariasilah dalam setiap memulai khotbah.
6. Mulailah jika seluruh ruangan sudah tenang.
PENUTUP
1. Penutup menyiapkan pendengar untuk meresponi atau menanggapi khotbah.
2. Dari segi informatif, penutup menyimpulkan apa yang sudah dikhotbahkan. Dari segi persuasif, penutup
menantang pendengar untuk berpikir dan melakukan.
3. Penutup bisa menjadi bagian yang terpenting dalam khotbah, sebab kata-kata terakhir biasanya mendatangkan
kesan yang dalam.
4. Rencanakan bagaimana menutup khotbah agar tidak terbang ke mana-mana.
5. Kesimpulan dan aplikasi dari apa yang dikhotbahkan.
6. Tidak memberikan konsep baru.
7. Ada kesinambungan dengan pendahuluan dan isi khotbah.
8. Ada penerapan yang jitu, yang dapat dilakukan pendengar.
9. Menjawab pergumulan pendengar.
10. Meminta komitmen pendengar.
1. HAL-HAL YANG DAPAT DIPAKAI SEBAGAI PENUTUP

 Pengulangan, terutama poin-poin yang ditekankan


 kutipan
 baca puisi
 cerita/ilustrasi
 nasihat/tantangan yang sungguh-sungguh
 visualisasi (bagaimana kebenaran ini bekerja dalam kehidupan nyata)
 berdoa
 saran apa yang harus ditempuh
 pertanyaan retoris
 tantangan
 pernyataan-pernyataan yang mantap
2. HINDARILAH HAL-HAL INI
 Ketidaksinambungan dalam daya tarik.
 Kesimpulan yang panjang dan bertele-tele.
 Penutup yang mendadak.
 Memberikan impresi bahwa kita mau menyimpulkan tapi sebenarnya belum.
 Monoton.
 Lawakan/humor.
 Jangan menyatakan pendapat baru.
Jika sudah berkata, “akhirnya/yang terakhir” biarlah itu benar-benar menjadi yang terakhir dari khotbah.

ILUSTRASI
1. ILUSTRASI ADALAH JENDELA KHOTBAH

Rumah tanpa jendela bukanlah rumah yang baik dan ideal, apakah itu dari segi estetika maupun dari segi kesehatan.
Demikian juga dengan ilustrasi, ia adalah bagian kecil dari sebuah khotbah, namun dapat membuat khotbah lebih
indah dan menarik, lebih mengesankan, bahkan dapat membuat khotbah lebih mengena kepada pendengar.

Bahan-bahan Ilustrasi

Ilustrasi dapat berupa ceritera, analogi, kata-kata bijaksana, contoh- contoh kehidupan, puisi, lagu, alat-alat peraga,
dan sebagainya yang dapat diambil dari media audio visual, surat kabar, majalah, buku, dan pengalaman-
pengalaman yang terjadi dalam hidup ini.

2. FUNGSI ILUSTRASI

1. Membuat khotbah lebih jelas dan mudah dimengerti.


2. Membuat khotbah lebih indah dan mengesankan.
3. Membuat pesan khotbah lebih mudah untuk diterapkan dan dilakukan.
4. Menyatakan suatu contoh kebenaran yang hidup.
5. Sebagai penghubung antara ide khotbah dan penerapan.
6. Memberi saat “istirahat” supaya pendengar merasa senang dan tetap segar.
Ilustrasi bila disajikan dengan cara yang meyakinkan selalu menyegarkan.
3. SIFAT ILUSTRASI YANG BAIK

1. Jelas dan menarik.


2. Singkat dan tdak menghabiskan sebagian besar waktu khotbah.
3. Tepat dengan isi dan atau poin-poin khotbah.
4. Harus selalu ingat bahwa ilustrasi hanyalah “bumbu” khotbah.
(Yang utama adalah isi khotbah itu sendiri.)

STRUKTUR KHOTBAH
Struktur khotbah adalah garis besar khotbah yang dapat menjelaskan isi khotbah.

1. PENTINGNYA STRUKTUR KHOTBAH

a. Membantu pengkhotbah menyusun naskah khotbahnya dengan lebih baik.

b. Membantu untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk berkhotbah.

c. Membuat khotbah nampak lebih teratur, terencana, dan sistematis.

d. Membantu pendengar untuk mengikuti bahkan mengingat khotbah yang disampaikan.

2. STRUKTUR YANG BAIK

a. Tidak banyak pokok bahasan

b. Mudah diingat oleh pendengar.

c. Terdiri dari statement atau poin yang dapat mewakili isi yang hendak disampaikan.

d. Susunannya harus logis dan berkesinambungan.

3. MODEL-MODEL STRUKTUR

a. Struktur Tiga Bagian

 Pendahuluan
 Isi
 Penutup.
b. Struktur Lima Kalimat

 Mengemukakan kesulitan atau ide yang hendak dibahas (kebutuhan pendengar).


 Mengemukakan akibat-akibat dari kesulitan tersebut.
 Memberikan solusi atau jalan keluar atas kesulitan tersebut.
 Sampaikan konsekuensi logis dari solusi yang ditawarkan.
 Berikan tantangan atau dorongan untuk bertindak.
c. Struktur : What, Who, When, Where, How.

PENERAPAN
MEMBUAT KHOTBAH MENJADI RELEVAN

1. Tujuan khotbah bukan sekedar membagi pengetahuan tetapi kehidupan yang serupa dengan Yesus.
2. Pengkhotbah harus membuat penerapan karena biasanya pendengar tidak membuat penerapan bagi diri
sendiri.
3. Penerapan tidak harus dalam penutup khotbah tapi bisa di sampaikan pada setiap akhir bagian khotbah.
Ada Dua Aspek yang harus diperhatikan dalam Membuat Penerapan:
1. Apa yang harus dilakukan
Pendengar seringkali harus diberitahu tentang apa yang harus dilakukan setelah mendengarkan khotbah.
Seorang pengkhotbah jangan senang jika orang berkata khotbah tersebut baik (mungkin pikiran, perasaan
mereka puas dan disegarkan), tanpa mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Alasan utama adalah karena
khotbah harus sampai pada perubahan dan peneguhan sikap dari pendengarnya.
2. Bagaimana melakukannya
Selain pendengar perlu diberitahu tentang apa yang harus dilakukan, mereka juga perlu diberitahu bagaimana
mereka melakukannya. Misalnya mereka dikhotbahkan tentang pentingnya doa dan pembacaan Firman Allah.
Kemudian mereka diberitahu bahwa respon yang tepat untuk itu adalah Saat Teduh. Jika hanya berhenti
sampai di situ pendengar seringkali menjadi frustasi, sebab di sisi lain mereka ingin bersaat teduh, tapi di sisi
lain mereka tidak tahu bagaimana melakukan saat teduh. Mereka perlu diberitahu berapa lama saat teduh,
kapan menggunakan saat teduh, bagaimana melakukan saat teduh yang baik, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai