Anda di halaman 1dari 28

i

d isusn
E husbagaa

PARTNERSHIP
SUSTAI NI NG K elem 015
K 2

M E D I A I N F O R M A S I K E R J A S A M A P E M E R I N TA H D E N G A N B A D A N U S A H A

Lintas Unit Kerja Tangani KPBU


ISSN 20 8 8 -9 1 9 4
di Sektor Transportasi
LKPP Siap Menjadi
9 772088 919408

Lembaga Pengadaan
Mitra Usaha Pemerintah

Penguatan Kelembagaan
Kunci Keberhasilan KPBU
Editorial & redaksi

Editorial
Kelembagaan untuk Akselerasi Infrastruktur

I
nfrastruktur memegang peran penting sebagai salah satu roda penggerak
Susunan Redaksi pertumbuhan ekonomi untuk mempercepat pembangunan nasional. Upaya
efektivitas pembiayaan dan penciptaan nilai tambah proyek menjadi
penanggung jawab landasan dalam mengoptimalkan ketersediaan pendanaan pembangunan
Plt. Direktur Pengembangan infrastruktur di Indonesia. Selain itu, beberapa kunci sukses pembangunan
­Kerjasama Pemerintah dan Swasta, infrastruktur diantaranya terletak pada perencanaan pembangunan yang
Bappenas matang, manjemen kelembagaan yang tepat, dan kerjasama yang efektif.

PEMIMPIN REDAKSI Perencanaan proyek merupakan salah satu peran sentral dalam kesuksesan
Jusuf Arbi pembangunan infrastruktur untuk dapat menghasilkan manfaat yang optimal
bagi pihak-pihak yang terlibat. Manfaat optimal diperoleh dalam bentuk
dewan redaksi
keberhasilan pemerintah sebagai penyelenggara negara dalam menyediakan
Delthy Sugriady Simatupang
infrastruktur publik, tidak terbebaninya masyarakat dalam mengakses
Gunsairi
infrastruktur, dan memberikan keuntungan bagi pihak swasta yang terlibat.
Rachmat Mardiana
Novie Andriani
Dalam rangka pengembangan kerangka kelembagaan, Pemerintah telah
Dodi Sulistio
Ahmad Yudistira berupaya melakukan berbagai langkah terobosan guna mendukung
Eka Masropah pelaksanaan kerjasama pemerintah dengan badan usaha. Salah satunya
­Christiaan R. Rudolph adalah Perpres baru pengganti Perpres 67, yaitu Peraturan Presiden Nomor
Ajeng P. Anggita 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
Elisabeth Ria dalam Penyediaan Infrastruktur.

redaktur pelaksana Terkait dengan implementasi Perpres tentang KPBU dalam penyediaan
R Indra infrastruktur maka dibentuklah lembaga-lembaga yang dapat meningkatkan
akselerasi KPBU, seperti Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan
redaktur Infrastruktur (KKPPI) yang telah direvitalisasi dengan Peraturan
Thomas P Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2011. Kemudian diperbaharui melalui
Kandi penetapan Perpres Nomor 75 Tahun 2014, menjadi Komite Percepatan
Agus S Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Sementara itu, PT Sarana
Multi Infrastruktur (SMI), PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dan PT
Reporter Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) juga telah beroperasi secara penuh
Elmy Diah Lestari masing-masing sebagai instrumen pembiayaan dan penjaminan pembangunan
Dewi Sulistiawaty infrastruktur melalui skema KPBU.
Andi Nur Azisa
Untuk menghindari ego sektoral, muncul pemikiran perlunya payung hukum
Fotografer setingkat undang-undang tentang KPBU sehingga optimalisasi KPBU
Ponco bisa lebih ditingkatkan lagi. Di samping itu, realisasi proyek skema KPBU
dalam penyediaan infrastrukur di Indonesia harus terus diperbaiki dengan
desain grafis meningkatkan kapasitas lembaga dan penguatan sumber daya manusia (SDM)
Afandi A, Dica H
yang menangani KPBU.
alamat redaksi
Pemerintah perlu terus berupaya mendorong pembentukan simpul-simpul
Infrastructure Reform Sector KPBU atau unit kerja di kementerian/lembaga maupun di daerah. Diharapkan
­Development Program (IRSDP) dengan tersedianya kelembagaan yang tepat dapat muncul sinergi dan memicu
BAPPENAS terjadinya akselerasi dalam pembangunan infrastruktur. Semoga percepatan
Jl. Jambu No.35, Jakarta 10310 pembangunan infrastruktur di Indonesia dapat terwujud. (*)
website: www.irsdp.org
Telp. (62-21) 31925392
Fax. (62-21) 31926438

2 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


22
Daftar Isi
Reportase
Sukses PPP di Korsel
4
Laporan Utama
Bermula dari PIMAC Kelembagaan dalam Kerjasama Pemerintah
Public and Private Infrastructure dengan Badan Usaha (KPBU)
Investment Management Center (PIMAC)
ialah lembaga dengan fungsi teknis yang Mengingat pentingnya peran badan usaha dalam pembangunan infrastruktur,
melaksanakan Public Private Partnership Pemerintah telah menyediakan sarana bagi badan usaha agar dapat ikut
(PPP) di Korea Selatan (Korsel). Melalui berperan serta dalam pembangunan infrastruktur melalui skema Kerjasama
PIMAC, Korsel sukses menerapkan PPP. Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

24 10
Edukasi Laporan Utama
Butuh Kelembagaan untuk Lintas Unit Kerja Urus KPBU
Pastikan Proyek KPBU di Sektor Transportasi
Dijalankan Daerah Skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di sektor
Keberadaan kebijakan mengenai Kerjasama perhubungan bukanlah hal baru. Kementerian Perhubungan sejak 10 tahun
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) lalu sudah mulai mencoba skema KPBU untuk pembangunan pelabuhan dan
yang diatur dalam Peraturan Presiden bandara.
Nomor 38 tahun 2015 telah membantu

18
penyediaan infrastruktur bagi publik.

Reportase
Kelembagaan TPPAS Nambo Pastikan
Sinergitas Empat Pemerintahan
Tempat Pembuangan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Nambo,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), merupakan salah satu dari tiga TPPAS
yang ada di wilayah regional Jabar.

26
sosok
Menyempurnakan Sistem
Pengadaan dalam Skema
KPBU
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
menjadi kunci suksesnya pelaksanaan
program Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha.

Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 3


Berita Utama

Kelembagaan dalam
Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha (KPBU)

M
e n g i n g a t an KPBU menggunakan sumber perundang-undangan. Menteri/
­pen­­tingnya per- daya Badan Usaha dengan Kepala Lembaga yang dimaksud
an Badan Usaha memperhatikan pembagian risiko adalah pimpinan kementerian/
­dalam pem­bangun­ ­antara para pihak. kepala lembaga atau pihak yang
an i­ nfrastruktur, Pemerintah didelegasikan untuk bertindak
telah menyediakan sarana Salah satu aspek dalam mewakili kementerian/lembaga
bagi Badan Usaha agar dapat mendukung keberhasilan berdasarkan peraturan perundang-
ikut berperan serta ­ dalam pelaksanaan proyek KPBU undangan, yang ruang lingkup,
pembangunan infrastruktur secara keseluruhan yaitu terkait tugas, dan tanggung jawabnya
melalui skema KPBU. KPBU organisasi kelembagaan KPBU. meliputi sektor infrastruktur
menjadi pilihan ­
alternatif Organisasi kelembagaan yang yang diatur dalam Perpres 38
pendanaan mengingat kebutuh­ kuat akan tercapai jika para Tahun 2015. Kepala Daerah
an dana investasi yang terus pihak telah melaksanakan peran sebagai PJPK yaitu gubernur
mening­kat selaras dengan upaya dan kewajibannya. Dalam hal ini atau bupati/walikota atau pihak
Peme­ rintah untuk mendorong dapat dipahami bahwa organisasi yang didelegasikan berdasarkan
pertumbuhan ekonomi. Salah kelembagaan sebagai sebuah peraturan perundang-undangan
satu upaya yang dilakukan sistem seperangkat unsur-unsur untuk mewakili kepala daerah
Pemerintah ­ untuk mempercepat yang saling berkaitan, saling bersangkutan.
dan mendorong penyediaan berinteraksi satu dengan yang
­infrastruktur me­lalui skema lainnya dalam upaya untuk Apabila proyek KPBU merupakan
KPBU adalah dengan melakukan mencapai keberhasilan proyek gabungan dari dua atau lebih
penyempurnaan regulasi yaitu KPBU. Organisasi kelembagaan jenis Infrastruktur, Menteri/
dengan menerbitkan Peraturan dalam tahapan pelaksanaan Kepala Lembaga/Kepala Daerah
Presiden Nomor 38 Tahun 2015
­ KPBU terdiri dari Penanggung yang memiliki kewenangan
tentang Kerjasama Pemerintah Jawab Proyek Kerjasama pada sektor infrastruktur yang
Dengan Badan Usaha dalam (PJPK), Simpul KPBU, Tim akan dikerjasamakan dapat
Penyediaan Infrastruktur. Dalam KPBU dan Panitia Pengadaan. bertindak bersama-sama sebagai
Perpres tersebut dijelaskan Masing-masing organisasi PJPK dengan menandatangani
pengertian
­ KPBU yaitu tersebut memiliki peran dan nota kesepahaman mengenai
­kerjasama antara Pemerintah dan tanggungjawab yang saling PJPK. Sepanjang diatur dalam
Badan U ­ saha dalam Penyediaan berkaitan. peraturan perundang-undangan
Infrastruktur untuk kepentingan sektor, BUMN atau BUMD dapat
umum yang me­ ngacu kepada PJPK adalah Menteri/Kepala juga bertindak sebagai PJPK.
­ketentuan yang telah ditetapkan Lembaga/Kepala Daerah, atau Dalam hal ini KPBU dilaksanakan
oleh Menteri/Kepala Lembaga/­ BUMN/BUMD sebagai penyedia melalui perjanjian dengan Badan
Kepala Daerah/BUMN/BUMD. atau penyelenggara infrastruktur Usaha Pelaksana yaitu Perseroan
Sebagian atau seluruh pelaksana­ berdasarkan peraturan Terbatas yang didirikan oleh

4 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


Berita Utama
Organisasi Dalam Pelaksanaan Tahapan KPBU tertentu. Tarif ditetapkan
berdasarkan tingkat kemampuan
pengguna.
Menteri/Kepala lembaga/Kepala Dalam hal pengembalian investasi
Daerah dalam bentuk pembayaran
atas ketersediaan layanan,
PJPK menganggarkan dana
pembayaran ketersediaan layanan
PJPK untuk penyediaan infrastruktur
yang dilakukan oleh Badan Usaha
Pelaksana pada masa operasi
selama jangka waktu yang diatur

Simpul KPBU bertugas melakukan perumusan kebijakan


Simpul KPBU dan/atau sinkronisasi dan/atau koordinasi dan/atau
pengawasan, dan/atau evaluasi terhadap kegiatan KPBU

TIM KPBU Panitia Pengadaan dalam Perjanjian Kerja Sama.


Pembayaran ketersediaan layanan
dilakukan apabila infrastruktur
yang dikerjasamakan telah
dibangun dan dinyatakan siap
Tim KPBU mempunyai peran dan tanggung jawab:
a. Melakukan kegiatan penyiapan kajian awal Panitia Pengadaan mempunyai peran dan beroperasi. Disamping itu juga,
Prastudi Kelayakan dan kajian akhir Prastudi tanggung jawab untuk mempersiapkan
infrastruktur yang telah dibangun
Kelayakan melaksanakan proses Pengadaan Badan
b. Memastikan kegiatan tahap penyiapan dan Usaha setelah menyelesaikan Dokumen tersebut juga harus memenuhi
transaksi KPBU setelah penetapan Badan Prastudi Kelayakan, mulai dari proses kriteria yang disepakati dalam
Usaha Peaksanaan hingga diperolehnya prakualifikasi, pengadaan, penyiapan perjanjian kerjasama.
Pemenuhan Pembiayaan (Financial Close); dan dan pemasukan penawaran, evaluasi dan
c. Menyampaikan pelaporan kepada PJPK secara penetapan pemenang, serta finalisasi Menteri/Kepala Lembaga/
berkala melalui Simpu KPBU; dan pengadaan dengan ditandatanganinya Kepala Daerah sebagai PJPK
d. Melakukan koordinasi dengan Sumpil KPBU perjanjian KPBU dalam melaksanakan kegiatan
dalam pelaksanaan tugasnya.
KPBU membentuk simpul KPBU
Koordinasi Pembentukan yang melekat pada unit kerja
yang sudah ada di lingkungan
Badan Usaha pemenang lelang investasi tersebut dapat berbentuk Kementerian/Lembaga/Daerah
atau yang ditunjuk langsung. tarif, pembayaran ketersediaan atau unit kerja baru yang dibentuk
layanan atau bentuk lain yang dalam lingkungan Kementerian/
PJPK memiliki peran dalam tidak bertentangan dengan Lembaga/Daerah. Tujuan
hal pengembalian investasi peraturan perundang-undangan. pembentukan simpul KPBU yaitu
badan usaha yaitu menetapkan Dalam hal pengembalian investasi melakukan perumusan kebijakan,
bentuk pengembalian investasi berbentuk tarif, PJPK berperan sinkronisasi, koordinasi pada
yang meliputi penutupan biaya dalam menetapkan tarif awal tahap perencanaan dan penyiapan
modal, biaya operasional, dan atas penyediaan infrastruktur kegiatan KPBU, serta pengawasan
keuntungan Badan Usaha untuk memastikan pengembalian dan evaluasi kegiatan KPBU
Pelaksana. Pengembalian investasi dalam kurun waktu pada tahap penyiapan dan tahap

Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 5


Berita Utama
transaksi, termasuk manajemen layanan sesuai dengan perjanjian
pelaksanaan KPBU. KPBU. Menjelang masa
berakhirnya perjanjian KPBU,
Simpul KPBU berperan jika bentuk KPBU menggunakan Tim KPBU dalam
penting pada tahap manajemen opsi pengalihan, simpul KPBU
pelaksanaan tugas-
Pelaksanaan Perjanjian KPBU. mempertimbangkan pengalihan
Simpul KPBU membantu kembali aset kepada PJPK. tugasnya memiliki
PJPK untuk mengawasi Simpul KPBU melakukan peran dan tanggung
jalannya pelaksanaan KPBU penilaian aset semua komponen jawab untuk
sesuai dengan hal hal yang sarana yang termasuk dalam melakukan koordinasi
disepakati dalam perjanjian perjanjian KPBU. Dalam
dan menyampaikan
KPBU. Manajemen pelaksanaan pelaksanaan tugasnya, simpul
perjanjian KPBU dilakukan pada KPBU dibantu oleh tim KPBU pelaporan kepada
masa prakonstruksi, konstruksi, dan panitia pengadaan. PJPK secara berkala
operasi komersial dan masa melalui Simpul KPBU.
berakhirnya perjanjian KPBU. Tim KPBU dibentuk oleh PJPK
Pada masa prakonstruksi, untuk membantu Simpul KPBU
simpul KPBU melaksanakan dalam melaksanakan kegiatan
pengawasan pelaksanaan pada tahap penyiapan dan tahap kegiatan pengadaan Badan Usaha
perjanjian KPBU dan pemenuhan transaksi KPBU, termasuk Pelaksana. Panitia Pengadaan
pembiayaan (financial close). setelah penetapan Badan Usaha memiliki peran dan tanggung
Pada masa konstruksi, simpul Pelaksana hingga diperolehnya jawab untuk mempersiapkan
KPBU melaksanakan manajemen pemenuhan pembiayaan dan melaksanakan proses
pelaksanaan rancangan fasilitas (financial close). Tim KPBU Pengadaan Badan Usaha
baru, maupun penggabungan dalam pelaksanaan tugas- Pelaksana pada tahap transaksi
fasilitas baru dengan fasilitas tugasnya memiliki peran dan KPBU, setelah menyelesaikan
yang telah ada. Simpul KPBU tanggung jawab untuk melakukan Dokumen Prastudi Kelayakan,
dapat melaporkan kepada PJPK koordinasi dan menyampaikan mulai dari proses prakualifikasi,
apabila terdapat permasalahan pelaporan kepada PJPK secara pengadaan, penyiapan dan
terkait dengan kegagalan dan berkala melalui Simpul KPBU. pemasukan penawaran, evaluasi
ketidakmampuan Badan Usaha Tim KPBU melakukan kegiatan dan penetapan pemenang, serta
Pelaksana untuk memenuhi pada tahap penyiapan KPBU finalisasi pengadaan dengan
perjanjian KPBU, permasalahan yang meliputi kajian awal ditandatanganinya perjanjian
mengenai tenaga kerja dan Prastudi Kelayakan dan kajian KPBU.
risiko yang ditanggung oleh akhir Prastudi Kelayakan.
PJPK. Simpul KPBU memantau Tim KPBU juga melakukan Pada dasarnya, tanggungjawab
jadwal konstruksi, variasi disain kegiatan tahap transaksi KPBU pembangunan infrastruktur
konstruksi, kesiapan pekerjaan, hingga tercapainya pemenuhan pada akhirnya tetap ditangan
kesesuaian perencanaan teknik pembiayaan (financial close), Pemerintah. Sistem kelembagaan
dengan pelaksanaan konstruksi. kecuali kegiatan pengadaan dan mekanisme pengawasan yang
Pada masa operasi simpul KPBU Badan Usaha Pelaksana. efektif harus diterapkan untuk
melaksanakan manajemen memastikan bahwa penyediaan
pelaksanaan terhadap Panitia Pengadaan dibentuk oleh layanan publik yang dibangun
pelaksanaan perjanjian KPBU PJPK untuk membantu Simpul pihak swasta tersebut layak
dan pemantauan standar kinerja KPBU dalam melaksanakan dengan kualitas yang dapat

6 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


Berita Utama
SUBYEK DALAM KPBU (PERPRES 38/2015)

Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) Badan Usaha

MENTERI/KEPALA KEPALA BUMN/BUMD Badan Usaha Milik Badan Usaha Milik


LEMBAGA DAERAH Negara, Daerah,

Pimpinan
Badan usaha swasta
kementerian/ Gubernur/Bupati/ Badan hukum
kepala lembaga; Walikota; atau berbentuk Perseroan
atau asing, Terbatas (PT),
BUMN/D dapat
bertindak
sebagai PJPK
Pihak yang sepanjang diatur
didelegasikan Pihak yang dalam peraturan
untuk bertindak didelegasikan perundang- Koperasi
mewakili berdsrkan UU undangan sektor
kementerian/ untuk mewakili
lembaga kepala daerah
berdasarkan UU

diterima, dan biaya yang efisien. ANALISIS KELEMBAGAAN


Oleh karena itu, peran analisis
kelembagaan sebagaimana memastikan kewenangan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Direksi
BUMN/BUMD sebagai PJPK dalam melaksanakan KPBU termasuk penentuan
tercantum pada bagan disamping
PJPK dalam proyek multi infrastuktur;
sangatlah penting pada tahap
penyiapan KPBU. Penyiapan
KPBU sendiri bertujuan
untuk mengkaji kelayakan melakukan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholders mapping) dengan
KPBU. Analisis kelembagaan menentukan peran dan tanggung jawab lembaga-lembaga yang berkaitan
tersebut merupakan bagian dalam pelaksanaan KPBU;
dari pelaksanaan kajian hukum
dan kelembagaan pada tahap
penyiapan kajian Prastudi
menentukan peran dan tanggung jawab Tim KPBU berkaitan dengan kegiatan
Kelayakan. Diharapkan melalui penyiapan kajian awal Prastudi Kelayakan, dan penyelesaian kajian akhir Prastudi
analisis kelembagaan dapat Kelayakan, serta menentukan sistem pelaporan Tim KPBU kepada PJPK;
memastikan kewenangan PJPK
termasuk penentuan PJPK
pada proyek multi infrastruktur.
Selain itu, penentuan tanggung menentukan dan menyiapkan perangkat regulasi kelembagaan; dan
jawab lembaga-lembaga dalam
pelaksanaan KPBU dan
penyiapan perangkat regulasi
kelembagaan juga merupakan menentukan kerangka acuan pengambilan keputusan.
bagian dari pelaksanaan analisis
kelembagaan. (*)

Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 7


Berita Utama

Penguatan Kelembagaan KPBU


di Bidang Pekerjaan Umum
Penguatan kelembagaan merupakan salah satu tantangan yang perlu dibenahi agar
skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam penyediaan infrastrukur lebih efektif.
Untuk itu, pemerintah terus mendorong pembentukan unit kerja sebagai simpul KPBU
di Kementerian/Lembaga maupun daerah.

K
ementerian Pekerjaan Bina Investasi Infrastruktur (DBII) Jawab Proyek Kerjasama (PJPK),
Umum dan Perumahan sebagai simpul KPBU Kementerian baik di tingkat pemerintah pusat
Rakyat (PUPR) selaku PUPR. “Usulan kami didasari pada (Kementerian/Lembaga) maupun
instansi penyelenggara kenyataan bahwa tugas dan fungsi pemerintah daerah. Hal yang perlu
urusan pemerintahan di bidang masing-masing sub direktorat di ditingkatkan ke depan adalah
PUPR menyadari pentingnya bawah DBII adalah cerminan dari sinergi dan koordinasi dari setiap
unit kerja untuk mengefektifkan simpul KPBU yang termaktub kelembagaan KPBU.
skema KPBU sebagai alternatif dalam Peraturan Presiden (Perpres)
pembiayaan infrastruktur. Oleh Nomor 38/2015. Kami berharap Untuk memperkuat kelembagaan
karena itu, Kementerian PUPR dengan terbentuknya simpul KPBU KPBU di bidang PUPR, beberapa
berkomitmen segera membentuk Kementerian PUPR, dapat lebih hal yang diupayakan DBII antara
simpul KPBU untuk lebih mendorong penyelenggaraan KPBU lain memperkuat koordinasi dengan
mendorong pelaksanaan KPBU di di lingkungan Kementerian PUPR,” mitra kerja yang terkait KPBU, baik
bidang PUPR. ujar Dudi Suryobintoro kepada instansi pemerintah maupun non
Majalah Partnership, pertengahan pemerintah dalam hal penyiapan
Direktur Bina Investasi November 2015. kebijakan investas iinfrastruktur.
Infrastruktur, Direktorat Jenderal Misalnya, dengan Kementerian
Bina Konstruksi, Kementerian Menurut Dudi, pelaksana dan Keuangan, Kementerian PPN/
PUPR, Dudi Suryobintoro, penanggung jawab proyek KPBU Bappenas, PT Sarana Multi
mengatakan, saat ini simpul KPBU di bidang PUPR sebenarnya sudah Infrastruktur (SMI), dan PT
di bidang PUPR masih dalam proses cukup jelas. Perpres Nomor 38/2015 Penjaminan Infrastruktur Indonesia
pembentukan. Pihaknya akan telah mengamanatkan dengan (PII). Selain itu, DBII menjalin
segera mengusulkan kepada Menteri jelas mengenai siapa yang dapat kerjasama dengan semua pemangku
PUPR agar menunjuk Direktorat bertindak selaku Penanggung kepentingan KPBU, khususnya di

8 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


Berita Utama

tataran pemerintah pusat dalam hal infrastruktur khususnya dengan Pembentukan simpul KPBU di
penyelenggaraan dan penyelesaian skema KPBU. Kedua, melakukan daerah juga tidak kalah penting
permasalahan KPBU. Misalnya, pendampingan dan fasilitasi mengingat proyek-proyek
setiap ada isu strategis baru tentang penanganan permasalahan dalam infrastruktur umumnya berada
KPBU, DBII akan berkoordinasi penyelenggaraan KPBU. Ketiga, di daerah. Oleh karena itu, sudah
dengan instansi terkait untuk mengembangkan suatu sistem seharusnya simpul KPBU juga
dapat segera menyelesaikannya informasi penyelenggaraan KPBU. dibentuk di tiap daerah.
bersama. Langkah selanjutnya Misalnya terkait risiko kegagalan
yang akan dilakukan DBII dalam proyek, maka mewajibkan setiap Menurut Asisten Deputi Perumahan,
rangka memperkuat kelembagaan pemangku kepentingan KPBU, Pertanahan dan Pembiayaan
KPBU adalah membangun sistem khususnya aparatur pemerintah, Infrastruktur, Kementerian
informasi mitigasi risiko dengan untuk selalu mengisi dan Koordinator Perekonomian, Bastary
melibatkan semua pemangku memperbarui (update) data dalam Pandji Indra, hingga kini simpul
kepentingan dalam KPBU, termasuk sistem informasi tersebut. KPBU baru terbentuk di beberapa
Badan Usaha Pelaksana (BUP). kementerian. Padahal, simpul
Dudi menilai, skema KPBU sangat KPBU tidak hanya diperlukan di
Tiga Langkah Meningkatkan mendukung target pemerintah tingkat pusat tetapi juga di daerah.
Kapasitas Aparatur
dalam penyediaan infrastruktur. Pemerintah sudah mencanangkan
Dari sisi pemahaman terkait KPBU, Melalui skema KPBU, selain kelembagaan KPBU dalam lima
Dudi melihat, masih terdapat gap beban anggaran pemerintah tahun ke depan paling tidak
yang sangat besar, khususnya antara dalam penyediaan infrastruktur terbentuk satu simpul di setiap
pemerintah pusat dan daerah. dapat direduksi, partisipasi badan provinsi.
Contohnya, pemerintah daerah usaha dalam pembangunan
masih banyak yang mengandalkan di Indonesia juga dapat lebih Keinginan pemerintah agar setiap
dana dekonsentrasi APBN atau ditingkatkan. Akan tetapi, masih daerah membentuk simpul KPBU
APBD dalam pembangunan ada sejumlah tantangan lain yang mendapat respons positif dari
infrastruktur. Sementara di pusat, perlu dibenahi agar skema KPBU pemerintah daerah. Setidaknya,
banyak Kementerian/Lembaga yang berjalan optimal. Tantangan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung
saat ini tidak lagi cenderung pada tersebut antara lain, penyusunan sudah memiliki komitmen untuk
proyek-proyek infrastruktur yang dokumen perencanaan yang kurang membentuk simpul KPBU di
dananya bersumber dari APBN, tapi memadai; sistem evaluasi kinerja daerahnya. Wali Kota Bandung,
melalui creative financing. Padahal, investasi infrastruktur yang Ridwan Kamil, sudah meminta
pemerintah daerah juga memiliki belum dirumuskan; koordinasi pembentukan satu unit kerja yang
kesempatan untuk mengembangkan antarinstansi pemerintah pemangku khusus menangani KPBU. Unit kerja
creative financing, seperti dengan kepentingan KPBU masih kurang KPBU yang ditargetkan terbentuk
skema KPBU. optimal; dan KPBU bagi sebagian mulai 2016 nantinya berada di
pihak dianggap sebagai privatisasi. Badan Perencanaan Pembangunan
Langkah-langkah yang dapat “Penyelesaian permasalahan- Daerah (Bappeda) Kota Bandung.
diupayakan dalam rangka permasalahan tersebut akan kami “Kami sudah diminta oleh Pak Wali
meningkatkan kapasitas aparatur fasilitasi,” ujarnya. Kota membentuk unit khusus KPBU
pemerintah terkait skema KPBU, untuk menangani proyek-proyek
yakni, pertama, mengadakan Satu Unit KPBU di Tiap Provinsi KPBU sehingga lebih fokus,” ujar
kegiatan pendidikan dan pelatihan Keberhasilan skema KPBU tentu Kepala Bappeda Kota Bandung,
(training) termasuk bagi aparatur tidak cukup hanya memperkuat Kamalia Purbani, kepada Majalah
pemerintah terkait penyelenggaraan simpul di Kementerian/Lembaga. Partnerhsip, awal November 2015. (*)

Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 9


Berita Utama

Lintas Unit Kerja Ketiga, memantau pelaksanaan


tugas pelaksana dan memberikan

Tangani KPBU
petunjuk dalam mengatasi setiap
hambatan dan permasalahan
dalam pelaksanaan KPBU sector
di Sektor Transportasi transportasi di lingkungan
menterian Perhubungan. Keempat,
Ke-

Skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di mengkoordinasikan pelaksanaan
sektor transportasi bukanlah hal baru. Kementerian Perhubungan KPBU infrastruktur sector trans-
sejak 10 tahun lalu sudah mulai menerapkan skema KPBU portasi di lingkungan Kementerian
untuk pembangunan pelabuhan dan bandara. Agar pelaksanaan Perhubung­an dengan Kementerian/
penyediaan infrastruktur di sector perhubungan dengan skema Lembaga maupun pihak lain yang
KPBU lebih terarah, Menteri Perhubungan sejak 2010 lalu telah
bersifat lintas bidang/sektoral.
membentuk simpul KPBU Kementerian Perhubungan.

S
Dalam melaksanakan tugasnya,
impul KPBU ini Perhubungan, Sandi Mahendra, Pengarah dibantu oleh Pelaksana
dibentuk dengan dasar mengatakan, meskipun peraturan dengan ketua harian Kepala
hukum Peraturan tentang KPBU sudah mengalami Pusat Kajian Kemitraan dan
Menteri Perhubungan beberapa kali pembaharuan, hingga Pelayanan Jasa Transportasi. Dalam
(Permenhub) Nomor PM 90/2010 kini simpul KPBU Kementerian organisasi Pelaksana terdapat
tentang Pembentukan Simpul Perhubungan masih mengacu pada koordinator proyek kerjasama,
KPBU Kementerian Perhubungan. Permenhub Nomor PM 90/2010. koordinator prastudi kelayakan
Simpul KPBU Kementerian proyek kerjasama, koordinator
Perhubungan merupakan unit kerja Sesuai Permenhub Nomor PM transaksi proyek kerjasama,
fungsional yang bertanggung jawab 90/2010, simpul KPBU Kementerian dan koordinator manajemen
kepada Menteri. Simpul KPBU Perhubungan terdiri atas Pengarah pelaksana. Dalam melaksanakan
ini merupakan pemberdayaan dan Pelaksana. Pengarah diketuai tugasnya, Pelaksana mempunyai
organisasi unit kerja di lingkungan oleh Menteri Perhubungan dengan tugas mengkoordinasikan dan
Kementerian Perhubungan sesuai anggota para direktur jenderal teknis. memonitor pelaksanaan KPBU
tugas dan fungsinya masing- Pengarah memiliki tugas, yaitu: sektor transportasi di lingkungan
masing dalam penyediaan dan pertama, memberikan petunjuk dan Kementerian Perhubungan;
pembangunan infrastruktur. Simpul pengarahan kebijakan yang terkait menyiap­
kan perumusan kebijakan
KPBU Kementerian Perhubungan langsung maupun tidak langsung pelaksanaan KPBU untuk ditetap-
mempunyai tugas untuk menyiapkan dengan substansi program dan kan oleh Pengarah; membantu Pen-
perumusan kebijakan, sinkronisasi, pelaksanaan pembangunan KPBU anggung Jawab Proyek Kerjasama
koordinasi, pengawasan dan evaluasi sektor transportasi di lingkungan (PJPK) dalam penyiapan dan pelak-
pembangunan proyek-proyek Kementerian Perhubungan kepada sanaan kebijakan KPBU; serta mem-
infrastruktur dengan skema KPBU. Pelaksana dalam rangka efektivitas bantu Pengarah dalam koordinasi
pelaksanaan tugas. Kedua, dengan Kementerian/Lembaga dan
Kepala Sub Bidang Kajian memutuskan dan menetapkan pihak-­pihak lain yang berkepenting­
Kemitraan Transportasi Laut kebijakan dan isu-isu strategis an berkaitan dengan hal-hal yang si-
dan Manajemen Transportasi terkait pelaksanaan KPBU fatnya lintas sektoral/bidang.
Multimoda, Pusat Kajian Kemitraan sector transportasi di lingkungan
dan Pelayanan Jasa Transportasi Kementerian Perhubungan yang Kepala PKKPJT yang bertindak
(PKKPJT), Kementerian dirumuskan oleh Pelaksana. sebagai Ketua Harian Pelaksana

10 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


Berita Utama

pengakhiran kerjasama, menjadi


tanggung jawab.

Dievaluasi Secara Berkala


Sesuai Kebutuhan

Simpul KPBU di Kementerian


Perhubungan bukanlah unit
permanen. Simpul ini akan
dievaluasi secara berkala dan
dibantu oleh Kepala Biro perencanaan, penyiapan prastudi disesuaikan dengan perkembangan
Perencanaan sebagai Wakil Ketua kelayakan, transaksi proyek dan lingkungan strategis yang terjadi.
I, dan Kepala Biro Hukum dan manajemen pelaksanaan perjanjian PKKPJT pada tahun 2013 lalu
Kerjasama Luar Negeri sebagai proyek kerjasama. Wakil Ketua I sebenarnya sudah melakukan studi
Wakil Ketua II. Untuk membantu bertugas membantu Ketua Harian terkait revisi Permenhub Nomor
tugas Pelaksana, terdapat empat mengkoordinasi proyek kerjasama PM 90/2010. Hasil studi tersebut
koordinator pada simpul KPBU pada tahap perencanaan dan sudah diserahkan PKKPJT kepada
Kementerian Perhubungan. manajemen pelaksanaan perjanjian. Biro Hukum. Namun sejauh ini
Keempat koordinator tersebut, Untuk urusan koordinasi proyek belum ada tindaklanjut, karena
yakni Kepala Biro Perencanaan kerjasama pada tahap transaksi, pada tahun 2014 Indonesia
sebagai koordinator perencanaan Ketua Harian akan dibantu oleh sedang menghadapi masa transisi
proyek kerjasama; Kepala Wakil Ketua II. kepemimpinan nasional.
PKKPJT sebagai koordinator
penyiapan prastudi kelayakan Sementara itu, Koordinator Perenca- Setelah pemerintah baru
proyek kerjasama; koordinator naan Proyek Kerjasa, bertang­
gung terbentuk dan terjadi sejumlah
transaksi proyek kerjasama yang jawab menyusun proses pe­rencanaan, perubahan struktur organisasi
terdiri atas transportasi darat, program dan anggaran, identifika- dan penganggaran di Kementerian
laut, udara, perkeretaapian, dan si, pemilihan, serta penetapan pri- Perhubungan, belum banyak yang
sarana/prasarana pengembangan oritas proyek kerjasama. Untuk dapat dilakukan dalam rangka
Sumber Daya Manusia (SDM) yang menyusun prastudi kelayak­
an, di- memperkuat kelembagaan KPBU
dikoordinir oleh sekretaris masing- tugaskan kepada Koordinator Peny- di Kementerian Perhubungan. “Ada
masing direktorat; serta koordinator iapan Prastudi Kelayakan Proyek kendala birokrasi penganggaran di
manajemen pelaksanaan perjanjian Kerjasama dengan menggandeng Kemenhub sehingga revisi terkait
kerjasama yang terdapat pada masing­
masing direktorat teknis. aturan yang baru belum bisa kami
transportasi darat, laut, udara, per­ Adapun tugas melakukan kegiatan lakukan. Paling cepat itu baru dapat
keretaapian, dan sarana/prasarana transaksi proyek kerjasama, mulai dilakukan pada tahun 2016,” kata
pengembangan SDM yang dikoor- dari perencanaan pengadaan Badan Mahendra.
dinir oleh masing-masing direktur. Usaha, pelaksanaan pengadaan
Badan Usaha, dan pengakhiran Mahendra menilai, dari sisi
Setiap pihak Pelaksana memiliki perjanjian kerjasama, menjadi kelembagaan KPBU sebenarnya
tugas masing-masing tetapi tanggung jawab Koordinator tidak banyak yang perlu dibenahi,
merupakan satu kesatuan yang tidak Transaksi Proyek Kerjasama. karena tidak ada perubahan yang
dapat dipisahkan. Ketua Harian Sedangkan Koordinator Manajemen signifikan antara peraturan KPBU
misalnya, memiliki tugas memimpin Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama, yang lama dengan peraturan KPBU
pelaksanaan koordinasi mekanisme bertugas menyiapkan prakonstruksi, yang baru, yakni Peraturan Presiden
pelaksanaan KPBU, meliputi tahap konstruksi, operasi komersial, dan (Perpres) Nomor 38/2015 tentang

Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 11


Berita Utama

Kerjasama Pemerintah dengan sosialisasi pemahaman KPBU kelayakan itu harus konsultan atau
Badan Usaha dalam Penyediaan kepada UPT. Namun, karena terlalu lembaga yang sudah punya reputasi
Infrastruktur, maupun aturan banyak jumlahnya, kami terkendala internasional. Tapikan itu mahal,
turunannya. dalam penganggaran. Belum lagi butuh anggaran besar,” ucapnya.
rotasi SDM yang begitu cepat
Demikian juga dari sisi regulasi, sehingga menyebabkan sosialisasi Untuk mengatasi kendala ini,
sudah mulai dilakukan harmonisasi menjadi tidak efektif,” ujarnya. Kementerian Perhubungan kini
di masing-masing Kementerian/ mendorong model unsolicited atau
Lembaga. Hal yang perlu dibenahi PKKPJT juga masih dihadapkan prakarsa Badan Usaha. Dalam
saat ini adalah kapasitas sumber dengan persoalan anggaran untuk proyek unsolicited studi kelayakan
daya manusia (SDM), baik di melakukan studi kelayakan proyek sepenuhnya menjadi tanggung
unit KPBU pusat maupun di unit yang dilaksanakan melalui skema jawab Badan Usaha pemrakarsa.
pelayanan teknis (UPT) sektor KPBU. Sebab, saatini belum ada Mahendra mengatakan, salah satu
perhubungan. payung hukum di Kementerian contoh proyek unsolicited di sektor
Perhubungan yang mengatur pos transportasi yang kini sedang
Menurut Mahendra, selama ini anggaran untuk pelaksanaan berjalan dan sudah penandatangan
fungsi kelembagaan KPBU di studi kelayakan proyek KPBU. konsesi, adalah pembangunan
sektor transportasi belum begitu Padahal, studi kelayakan proyek Pelabuhan Kuala Tanjung di
kuat karena masih ada perbedaan sangat penting untuk memberi Kabupaten Batubara, Sumatera
persepsi terkait tugas dan fungsi kepastian investasi kepada investor. Utara, yang diusulkan PT Pelindo I.
masing-masing unit kerja KPBU, Studi kelayakan tidak cukup jika
baik itu di lingkungan Kementerian hanya dilakukan oleh unit KPBU Ke depan, agar skema KPBU semakin
Perhubungan maupun Unit di Kementerian/Lembaga melalui kuat, Mahendra mengusulkan
Pelaksana Teknis (UPT). Misalnya, konsultan yang berstandar lokal. perlunya payung hukum setingkat
Kepala PKKPJT sudah ditugaskan Mahendra berpendapat, pihak undang-undang. Dengan adanya
sebagai koordinator penyiapan pra­ yang melakukan studi kelayakan undang-undang tentang KPBU, ego
studi kelayakan proyek kerjasama, proyek idealnya konsultan atau sektoral diharapkan tidak terjadi
pada kenyataannya masing-masing lembaga yang memiliki reputasi lagi. Tidak bisa dipungkiri, kurang
unit kerja KPBU melakukan pra­ internasional. Dengan begitu proyek optimalnya KPBU di Indonesia
studi sendiri-sendiri. Selain itu, yang ditawarkan punya nilai jual juga akibat banyaknya regulasi
masih banyak yang belum sepaham tinggi bagi investor, khususnya di Kementerian/Lembaga yang
dengan kebijakan KPBU. Di unit-unit investor asing. terkadang saling tumpang tindih.
tertentu masih ada yang cenderung Kini pemerintah sedang berupaya
mendorong proyek-proyek untuk “Investor selama ini hanya tertarik melakukan harmonisasi regulasi-
dilaksanakan dengan dana APBN. pada proyek yang ditawarkan,tapi regulasi yang tumpang tindih. Tapi
tidak berani untuk bergerak jauh. harmonisiasi akan sulit dilakukan
Oleh karena itu, agar skema Menurut identifikasi kami, itu jika tidak ada payung hukum yang
KPBU dapat menjadi salah satu kemungkinan dikarenakan studi kuat. “Menurut saya, ke depan
sumber pembiayaan infrastruktur kelayakannya tidak berbunyi diperlukan undang-undang untuk
transportasi, peningkatan kapasitas atau mereka masih meragukan. mengharmonisasikan aturan
SDM mutlak diperlukan. Akan Walaupun ada lembaga yang KPBU. Dengan demikian, KPBU ini
tetapi, PKKPJT hingga kini masih punya reputasi tinggi di Indonesia, bisa ­
difasilitasi dengan lebih baik.
dihadapkan dengan persoalan kan belum tentu di luar negeri itu Tidak ada lagi peraturan-peraturan
keterbatasan anggaran. “Kami dikenal investor. Jadi, menurut saya, tanding­an di masing-masing Kemen-
sudah berusaha melakukan mestinya yang melakukan studi terian/Lembaga,” pungkasnya. (*)

12 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


Berita Utama

LKPP Siap Menjadi Lembaga


Pengadaan Mitra Usaha Pemerintah
Melalui Perka LKPP Nomor 19/2015, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
telah mengatur tata cara pemilihan badan usaha pelaksana proyek infrastrukfur KPBU dengan
terperinci. Namun, hingga kini belum ada kementerian/lembaga (K/L) yang bertanggungjawab penuh
memonitoring pelaksanaannya. LKPP siap bertanggungjawab apabila diberi mandat oleh presiden.

Badan Penyiapan dan Tata


Cara Pengadaan Badan
Usaha Pelaksana Proyek
KPBU. Untuk itu, LKPP
telah mengundangkan
Perka LKPP Nomor
19/2015 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pengadaan
Badan Usaha KPBU dalam
Penyediaan Infrastruktur
sejak Agustus 2015 lalu.

LKPP juga telah


mensosialisasikan Perka

U
19/2015 ke 5 Kota Besar di
ntuk menjalankan telah memperbaharui regulasi Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya,
fungsinya sebagai tentang Kerjasama Pemerintah Medan, Makasar dan Batam. Saat
pelayan masyarakat, dengan Badan Usaha Dalam ini, LKPP sedang melaksanakan
sudah merupakan Penyediaan Infrastruktur dengan piloting project implementasi
kewajiban pemerintah untuk menerbitkan Peraturan Presiden Perka 19/2015 pada proyek KPBU
menyediakan infrastruktur dengan (Pepres) Nomor 38/2015 dan Pengelolaan Sampah Kota Batam
memanfaatkan dana Anggaran Peraturan Menteri Perencanaan yang dalam waktu dekat akan
Pendapatan dan Belanja Negara Pembangunan Nasional/ Kepala dilaksanakan proses pengadaan
(APBN) dan Anggaran Pendapatan Badan Perencanaan Pembangunan Badan Usahanya.
dan Belanja Daerah (APBD). Nasional (Permen PPN/Bappenas)
Namun sayangnya, dana dari Nomor 4/2015 tentang Tata Cara Menurut Kepala LKPP, Dr.Ir. Agus
APBN dan APBD tidak mencukupi Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Prabowo, M.Eng, dalam penerapan
untuk melakukan percepatan Dengan Badan Usaha   Dalam proyek Skema KPBU dalam
pembangunan infrastruktur. Dalam Penyediaan Infrastruktur. pembanguan infrastruktur ada 3
hal ini, pemerintah perlu melibatkan tahapan yang harus dilaksanakan
partisipasi badan usaha. Mengacu pada pasal 28 dan pasal yaitu perencanaan, penyiapan
40 Perpres 38 tahun 2015, tugas dan transaksi. Keputusan suatu
Untuk mendukung percepatan Lembaga Kebijakan Pengadaan proyek menggunakan skema
penyediaan infrastruktur Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) KPBU atau pengadaan barang dan
bagi masyarakat, Pemerintah adalah mengatur Tata Cara Seleksi jasa tradisional ada pada tahap

Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 13


Berita Utama

penyiapannya yang dilakukan Metode penunjukan langsung


dengan melakukan Feasibility merupakan metode baru yang
Study (FS). Apabila hasil FS diterapkan dalam pemilihan badan
menunjukkan bahwa pelaksanaan usaha pelaksana KPBU. Pemilihan
proyek lebih menguntungkan bagi dengan penunjukan langsung
pemerintah dengan skema KPBU dapat dilakukan sepanjang tidak
maka proyek dilaksanakan sesuai bertentangan dengan undang-
Perpres Nomor 38/2015. Prospek undang dan peraturan pemerintah
keuntungan yang dimaksud sudah sektor terkait.
mempertimbangkan alokasi resiko,
kemampuan teknis dan finansial. Penunjukan langsung dapat
dilakukan apabila peserta yang lolos
Dalam Perka LKPP Nomor 19/2015 dalam proses prakualifikasi hanya
Dr. Ir. Agus Prabowo, M.Eng diatur mengenai dua metode satu peserta dan KPBU dengan
pemilihan badan usaha pelaksana suatu kondisi tertentu. Maksud dari
Pendidikan penyediaan infrastruktur, yaitu kondidi tersebut adalah Pertama,
S1 di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jurusan Arsitektur
Pelelangan dan Penunjukan infrastruktur yang telah dibangun
(1977 – 1984)
Langsung. Pelelangan secara dan atau dioperasikan sebelumnya
S2 dan S3 di Hokkaido University, Jepang, Bidang Urban
and Regional Planning (1989-1995) teknis akan melibatkan sebanyak- oleh badan usaha pelaksana yang
Alumni Lemhannas PPRA-40 Tahun 2007 banyaknya peserta lelang sama; Kedua, pekerjaan pelaksanaan
selayaknya dalam proses pengadaan KPBU hanya dapat dilaksanakan
Pekerjaan/Jabatan barang/jasa pemerintah. Apabila dengan penggunaan teknologi baru
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
dalam proses prakualifikasi hanya dan penyedia jasa yang mampu
Pemerintah (LKPP)
dihasilkan satu peserta, proses mengaplikasikan hanya satu-
Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber
Daya Manusia LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan pelelangan tetap dilakukan untuk satunya; Ketiga, badan usaha telah
Barang/Jasa Pemerintah)/ Deputy Chairman for Human mempercepat proses pemilihan menguasai sebagian besar atau
Resources Development, National Public Procurement badan usaha. seluruh lahan yang diperlukan
Agency of Republic of Indonesia. dan untuk melaksanakan KPBU.
Plt. Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan
Proses pelelangan dapat dilakukan
Kebijakan LKPP
satu tahap atau dua tahap Selain mengatur tentang metode
Riwayat Pekerjaan disesuaikan dengan karateristik pemilihan badan usaha pelaksana
Dari 1984 s/d sekarang, antara lain: proyek KPBU. Pelelangan satu KPBU, dalam Perka LKPP Nomor
BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi); tahap dilakukan apabila spesifikasi 19/2015 juga mengatur proses
Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara penyediaan infrastruktur dapat pengadaan badan penyiapan
Direktur Utama PDAM Kabupaten Kendari
dirumuskan dengan jelas dan atau konsultan perencana proyek
Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia
tidak perlu melakukan diskusi infrastruktur. Lelang konsultan
Kementerian PPN/Bappenas (Direktur Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup; Direktur Evaluasi Kinerja optimalisasi teknis. Pelelangan ini dilakukan sebelum proyek
Pembangunan Daerah) dua tahap dilaksanakan apabila KPBU memasuki tahap penyiapan
Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan karateristik spesifikasi penyediaan dengan tujuan pengerjaan proyek
LKPP. (Deputy Chairman for Policies and Strategy infrastruktur dalam proyek KPBU tidak terhambat atau terhenti di
Development)
belum pasti karena adanya variasi tengah jalan. Selain Badan Usaha,
Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber
inovasi dan teknologi. Selain itu, perencanaan proyek infrastruktur
Daya Manusia LKPP .
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa juga masih memerlukan diskusi dapat dilaksanakan oleh Lembaga/
Pemerintah optimalisasi teknis untuk mencapai Institusi/Organisasi nasional atau
output yang optimal. internasional seperti JICA, ADB,

14 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


Berita Utama

IFC, Word Bank, PT. SMI, PT. IIF Menurutnya, mayoritas skema KPBU. “Apabila diberi tanggu-
atau lembaga perbankan. Tugasnya masyarakat Indonesia selalu ingin ng jawab oleh Presiden untuk me­
adalah membantu Penanggung mendapatkan pelayanan gratis, lakukan pengadaan pembangunan
Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) padahal untuk membangun dan infrastruktur dengan skema KPBU,
pada tahap penyiapan dan pada mengadakan pelayanan publik LKPP siap menjalankan. Amanat­nya
tahap transaksi KPBU. memerlukan biaya. “Masyarakat harus dari presiden langsung sehing-
kita maunya serba gratis padahal ga tidak terhambat dengan tatanan
Agus mengatakan bahwa untuk mendapatkan pelayanan birokrasi di K/L lain,” ujarnya.
pembangunan infrastruktur dengan yang bagus kita harus bersedia
skema KPBU merupakan hal yang membayar. Di dunia ini tidak ada Menurut Agus, LKPP siap menjadi
mendesak, mengingat terbatasnya yang gratis. Bahkan oksigen yang lembaga pelaksana yang menangani
dana yang dimiliki pemerintah kita anggap gratis saja kalau kita pengadaan pembangunan
dalam membangun infrastruktur. tidak mau menanam pohon dan infrastruktur dengan skema
“Pengadaan Skema KPBU harus memlihara hutan maka akan habis, KPBU karena secara historis cita-
segera diwujudkan mengingat begitu pula pelayanan yang tertib cita awal dibentuknya LKPP oleh
saat ini banyak infrastruktur yang dan bagus,”paparnya. Kementerian PPN/Bappenas adalah
sudah dibutuhkan masyarakat untuk melaksanakan pengadaan
tetapi dana dari pemerintah belum Hal lain yang kurang mendukung barang dan jasa serta pengadaan
ada,”ujarnya pelaksanaan skema KPBU adalah mitra pemerintah (swasta atau
tidak adanya lembaga khusus badan usaha).
Namun sayangnya dalam yang bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan skema KPBU memonitoring pelaksanaannya. Setelah LKPP terbentuk, tugas
masih ada beberapa hambatan. “Siapa yang bertanggung jawab pengadaan mitra pemerintah
Beberapa diantaranya adalah dalam melaksanakan KPBU?, tersebut belum dapat diwujudkan
lambatnya proses pembebasan jawabannya tidak ada. Silahkan ini karena LKPP masih berkonsentrasi
tanah, resiko politik dimana setiap ditanyakan ke semua Kementerian membenahi sistem sistem pengadaan
pergantian kepala negara atau atau Lembaga (K/L) yang ada, pasti barang dan jasa pemerintah. Kini
kepala daerah, maka berganti diam semua,” kata alumni Institut setelah sistem pengadaan barang
pula kebijakan pembangunan, Teknologi Bandung ini. dan jasa pemerintah telah teratur
masih rendahnya kapasitas PJPK rapi, maka sudah saatnya bagi
dalam pelaksanaan KPBU serta Untuk mengisi kekosongan ini, LKPP untuk membenahi sistem
masih adanya persepsi masyarakat LKPP bersedia diberi tanggung pengadaan mitra pemerintah untuk
yang menganggap penerapan jawab untuk menjadi lembaga pelak- melaksanakan pembangunan infra-
skema KPBU merupakan bentuk sana yang menangani pengadaan struktur dengann skema KPBU apa-
komersialisasi. pembangunan infrastruktur dengan bila diberi mandat oleh Presiden. (*)

Edisi
Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 15
Khusus KElembagaan
reportase

Peran Bappenas dalam Pelaksanaan


Public Private Partnership (PPP)

P
enerapan skema PPP
sebagai alternatif
p e m b i a y a a n
infrastruktur sudah
banyak diterapkan di berbagai
negara termasuk di Indonesia
dan Korea Selatan. Di Indonesia
sendiri, skema ini sudah mulai
diterapkan sejak tahun 1998
ketika krisis ekonomi melanda
Indonesia. Saat itu, Bappenas
sebagai lembaga perencanaan Novie Andriani, Perencana Muda
mencoba mencari solusi terkait
pemenuhan kebutuhan penyediaan PPP di Indonesia. Selain regulasi, perekonomian yang serupa dengan
infrastruktur meskipun kondisi Pemerintah juga telah menyiapkan Indonesia pada era 1960-an. Pada
perekonomian dan kondisi fiskal fasilitas-fasilitas lainnya untuk tahun 1960 Korea Selatan tergolong
sedang lesu. PPP dianggap mempercepat pelaksanaan PPP salah satu negara miskin dengan
sebagai salah satu solusi yang seperti pemberian Viability GDP per kapita US$80. Namun,
berpotensi untuk menarik minat Gap Fund (VGF), penjaminan lihatlah kondisi Korea Selatan
swasta untuk berpartisipasi dalam pemerintah, pembayaran atas saat ini, GDP per kapitanya
pembangunan infrastruktur. Maka, ketersediaan layanan dan lebih dari US$ 20.000. Sejak
pada tahun 1998, Pemerintah insentif perpajakan. Namun tahun 1995 hingga 2007, investasi
Indonesia menerbitkan Keputusan pertanyaannya, dengan sekian swasta melalui skema PPP terus
Presiden No 7 Tahun 1998 tentang banyak fasilitas yang diberikan meningkat. Pelajaran menarik
Kerjasama Pemerintah dan Badan oleh Pemerintah mengapa yang bisa kita tiru dari Korea
Usaha Swasta dalam Pembangunan hingga kini masih sedikit proyek Selatan dalam mengembangkan
dan atau Pengelolaan Infrastruktur infrastruktur yang menggunakan perekonomiannya adalah adanya
sebagai payung hukum awal untuk skema PPP. Meskipun ada proyek “unified framework” dalam
pelaksanaan PPP di Indonesia. infrastruktur yang menggunakan penentuan skema pendanaan untuk
Seiring dengan berjalannya skema PPP, perkembangannya proyek-proyek infrastrukturnya,
waktu, regulasi PPP mengalami cenderung lamban. Apa yang dimana semua proyek
perubahan-perubahan. Hingga membuat pelaksanaan PPP di infrastruktur diusulkan kepada
akhirnya pada tahun 2015 Indonesia tidak secemerlang Ministry of Strategy and Finance
ini, Pemerintah menerbitkan dibandingkan negara lain? Korea (MOSF) melalui Public and Private
Peraturan Presiden Nomor 38 Selatan contohnya. Investment Management (PIMAC).
Tahun 2015 tentang Kerjasama PIMAC-lah yang kemudian akan
Pemerintah dengan Badan Usaha Berkaca pada pengalaman Korea melakukan penilaian terhadap
Dalam Penyediaan Infrastruktur. Selatan dalam membangun studi kelayakan yang telah
Perpres 38/2015 ini diharapkan negaranya, Korea Selatan pun dilakukan oleh masing-masing
mampu mempercepat pelaksanaan sebetulnya berawal dari kondisi Competent Authority (kementerian/

16 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


reportase

pembangunan. MOSF sendiri


merupakan kementerian yang
tidak hanya memiliki fungsi
perencanaan, namun juga
fungsi penganggaran. MOSF
merupakan hasil merger antara
dua kementerian, yaitu Ministry
of Finance and Economy dan
Ministry of Planning and Budget.
Apabila dianalogikan dengan
Indonesia, Ministry of Finance
and Economy adalah Kementerian
Keuangan, sedangkan Ministry
of Planning and Budget adalah
Kementerian Perencanaan
Sumber: Hyeon Park, Training Program for Public Policy Development, 2015, South Korea. Pembangunan Nasional/Bappenas.
Sehingga, belajar dari pengalaman
lembaga). Berdasarkan hasil tank perencanaan pembangunan Korea Selatan, apabila kita ingin
penilaian PIMAC, selanjutnya Korea Selatan. Sehingga apabila mempercepat pembangunan di
ditentukan skema pendanaan dianalogikan dengan Indonesia, Indonesia dengan skema PPP,
yang tepat. Namun, apabila proyek fungsi KDI mirip dengan fungsi maka fungsi perencanaan dan
tersebut diusulkan sebagai proyek yang saat ini diemban Bappenas. penganggaran harus berada pada
PPP maka harus diuji satu tahap Hasil studi dari KDI dijadikan satu institusi. Pertanyaannya
lagi dengan Value for Money Test. sebagai rekomendasi MOSF adalah, siapkah kita dengan konsep
Berdasarkan hasil penilaian dan ketika membuat perencanaan unifikasi ini? (*)
rekomendasi dari PIMAC inilah,
suatu proyek infrastruktur dapat
dilelangkan oleh Competent
Authority. Melalui prosedur
penentuan sumber pendanaan
yang seperti ini, Pemerintah
Korea Selatan terbukti efektif
mempercepat pembangunan di
Korea Selatan. Dengan adanya
unified framework, maka
skema pendanaan ditentukan
berdasarkan hasil analisa yang
teruji dan kredibel.

PIMAC merupakan lembaga


yang bernaung dibawah Korea
Development Institute (KDI) yang
dibentuk oleh MOSF. KDI sendiri
merupakan institusi pemerintah
yang bertugas sebagai think Sumber: Korea Development Institute, 2015

Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 17


Reportase

Kelembagaan TPPAS Nambo Pastikan


Sinergitas Empat Pemerintahan

T
empat Pembuangan dan
Pengolahan Akhir Sampah
(TPPAS) Regional Nambo,
Kabupaten Bogor, Jawa
Barat, merupakan salah satu dari tiga
TPPAS yang ada di wilayah regional
Jabar. TPPAS yang sudah dirintis
sejak tahun 2002 ini mengantongi
Surat Persetujuan Menteri Kehutanan
untuk pinjam pakai kawasan hutan
Perum Perhutani tahun 2013.

Dalam surat persetujuan itu, TPPAS


Kolam B Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok, kini diurug tanah karena tak lagi
Regional Nambo akan menempati mampu menampung volume sampah.
40 hektare lahan hutan Perhutani.
Selain itu, TPPAS ini juga akan yang ditetapkan melalui Peraturan sebagai pelayanan sampah lintas
berada di area seluas 15 hektare milik Gubernur Nomor 113 Tahun 2009 kota/kabupaten,” kata Edi kepada
Pemerintah Kabupaten Bogor. TPPAS tentang Organisasi dan Tata Kerja Majalah Partnership.
Regional Nambo berlokasi di Desa Unit Pelaksana Teknis Dinas dan
Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Badan di Lingkungan Pemerintah TPPAS Regional Nambo digarap
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat. dengan skema Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU). Saat
Surat persetujuan tersebut Kepala BPSR Jabar Edi Bahtiar ini telah memasuki tahap evaluasi
merupakan salah satu izin yang menjelaskan, penyelenggaranaan proposal yang diajukan peserta lelang
melegalkan keberadaan TPPAS pengelolaan sampah lintas kabupaten/ setelah sebelumnya dilakukan tahap
Regional Nambo sebagai lokasi kota memang menjadi kewenangan prakualifikasi dan tahap pelelangan.
pengolahan sampah akhir bagi tiga pemprov sesuai amanat Undang- “Tantangan terbesar adalah menjalin
daerah yaitu Kabupaten Bogor, Kota Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang kerjasama antar daerah Provinsi
Bogor, dan Kota Depok. Pemerintahan Daerah. Namun Jabar dengan ketiga wilayah itu,”
dalam pelaksanaannya, kewenangan tutur Edi.
Pemerintah Provinsi Jawa Pemprov Jabar bersinggungan
Barat (Jabar) telah menetapkan dengan urusan pengelolaan sampah Untuk mengurai tantangan tersebut,
kelembagaan yang diberi tugas di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan BPSR telah mengkoordinasi
menjalankan pengelolaan sampah Kota Depok yang akan menggunakan pembagian hak dan kewajiban
regional, termasuk TPPAS Regional pelayanan TPPAS Regional Nambo. masing-masing pemerintahan. Dalam
Nambo, adalah Balai Pengelolaan konteks kelembagaan, BPSR bertugas
Sampah Regional (BPSR) Jabar. BPSR “BPSR merupakan bukti komitmen dalam penyiapan pembangunan dan
berfungsi sebagai Unit Pelaksana Pemprov Jabar untuk konsisten memastikan pelaksanaan proyek
teknis pada Dinas Permukiman menyiapkan pembangunan dan TPPAS Regional Nambo berjalan.
dan Perumahan Provinsi Jabar pengelolaan TPPAS Regional Nambo Sementara Kabupaten Bogor, Kota

18 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


Reportase

Bogor, dan Kota Depok berperan Kerjasama (PKS) yang ditandatangani dibentuk Badan Usaha Pelaksana
sebagai pengguna layanan TPPAS bersama antara Pemprov Jabar, Proyek (BUPP) sebagai badan usaha
Regional Nambo. Pemkot Bogor, Pemkab Bogor, dan yang dibentuk dari konsorsium
Pemkot Depok pada 18 Agustus 2014. pemenang dalam lelang.
Dari aspek teknologi, TPPAS Regional Dalam PKS itu disebutkan, Pemprov
Nambo akan menerapkan teknologi Jabar berkewajiban dalam penyediaan BUPP berkewajiban melakukan
pengelolaan untuk menjadikan lahan TPPAS, perencanaan teknis, pembangunan dan melaksanakan
sampah sebagai sumber daya. Dalam pembangunan jalan akses menuju pengelolaan TPPAS Regional Nambo.
pelaksanaannya, sampah di TPPAS ini TPPAS, pembangunan TPPAS, peng­ Sebagai kompensasinya akan
akan dikelola semaksimal mungkin operasian dan pemeliharaan, serta memperoleh pendapatan berupa
dan ditimbun seminimal mungkin. pengelolaan pasca operasi TPPAS. pembayaran jasa pengolahan sampah
(tipping fee) dari Pemprov Jabar
Untuk memenuhi realisasi konsep “Atas kewajiban itu, Pemprov Jabar sesuai tarif yang ditentukan dalam
tersebut, BPSR Jabar memastikan berhak menerima pembayaran PKS. “BUPP juga berhak memperoleh
kesiapan sumber daya manusia dan Kompensasi Jasa Pelayanan pendapatan dari hasil penjualan
pembiayaan yang memadai. BPSR (KJP) dari Pemerintah Kabupaten produk olahan sampah,” ujar Edi.
Jawa Barat telah mengumumkan Bogor, Pemerintah Kota Bogor dan
prakualifikasi proyek TPPAS Pemerintah Kota Depok, berdasarkan Dalam hal ini,lanjut Edi,Pemprov Jabar
Nambo pada 5 Februari 2015. tarif yang ditetapkan dalam juga memiliki kewajiban memastikan
Dalam pengumuman lelang TPPAS perjanjian kerjasama,” kata Edi. dan menjamin ketersediaan anggaran
Regional Nambo disebutkan, untuk membayar tipping fee. Atas
Pemprov Jabar merencanakan Sementara itu, Pemerintah kewajiban ini, Pemprov Jabar juga
membangun infrastruktur yang Kabupaten Bogor, Pemerintah Kota berhak mendapat kepastian terkait
dapat mengolah minimal 1.500 ton Bogor, dan Pemerintah Kota Depok kelangsungan pelayanan pengelolaan
sampah per hari dengan teknologi berkewajiban untuk mengangkut sampah di TPPAS yang ditargetkan
Mechanical Biological Treatment sampah dari wilayah pelayanan mulai beroperasi akhir tahun 2017
(MBT). Teknologi ini ditargetkan masing-masing ke TPPAS Regional tersebut.
menghasilkan Refused Derived Nambo dan membayar KJP kepada
Fuel (RDF) dengan nilai proyek Pemprov Jabar. Untuk memastikan proyek ini
diperkirakan lebih dari Rp600 miliar. dilaksanakan, BPSR Jabar juga
“Ketiga pemerintah kabupaten/ bersinergi dengan Kementerian
“Sesuai ketentuan dalam kerjasama kota itu juga diwajibkan membayar Pekerjaan Umum dan Perumahan
antar daerah Peraturan Menteri Kompensasi Dampak Negatif (KDN) Rakyat (PUPR), Badan Perencanaan
Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 kepada Pemerintah Kabupaten Bogor Pembangunan Nasional (Bappenas),
tentang Petunjuk Teknis dan Tata sebagai daerah yang ketempatan Kementerian Lingkungan Hidup
Cara Kerjasama Daerah, bahwa TPPAS Regional Nambo. Tarifnya dan Kehutanan (KLHK), serta
daerah yang menerima pelayanan diatur dalam PKS,” Edi menjelaskan. Kementerian Dalam Negeri.
berkewajiban membayar kompensasi
jasa tertentu kepada daerah yang Terkait skema KPBU yang “Bentuk sinergitasnya berupa
memberikan pelayanan,” ujar Edi. digunakan dalam penggarapan pengikatan kesepakatan bersama
proyek pembangunan TPPAS dan PKS sebagai bentuk komitmen
Pengaturan hak dan kewajiban setiap Regional Nambo, BPSR Jabar juga menjalankan kewajiban untuk
daerah yang menggunakan pelayanan telah menetapkan pola Build Own mewujudkan TPPAS Regional
TPPAS Regional Nambo, menurut Operation and Transfer (BOOT). Nambo. Sinergitas ini dilakukan
Edi, telah diatur dalam Perjanjian Dalam menjalankan pola ini, secara konsisten,” katanya. (*)

Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 19


Reportase

Inilah Peran Lembaga Pendukung


Skema KPBU di Indonesia
Seiring dengan good will pemerintah untuk mendorong Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
(KPBU) dalam pembangunan infrastruktur, lembaga pembiayaan maupun jaminan pun dibentuk.
Siapa dan apa saja peran dan misi mereka? Majalah Partnership membagi informasi ini untuk anda.

U
ntuk memacu pem- memfasilitasi pembiayaan sumber dana jangka panjang
bangunan infrastruk- infrastruktur dengan memberikan untuk memacu investasi dalam
tur dengan skema tenor pembiayaan jangka panjang proyek-proyek infrastruktur
KPBU, dibutuhkan serta suku bunga tetap. Hal di Indonesia. Pada beberapa
persiapan proyek yang memadai, ini dikarenakan proyek-proyek kesempatan, Direktur Utama PT
struktur pendanaan yang sesuai infrastruktur memerlukan tingkat Sarana Multi Infrastruktur (SMI)
dengan karakteristik ­ investasi pengembalian investasi dalam Emma Sri Martini mengatakan,
proyek ­ infrastruktur, juga duku- jangka waktu yang relatif panjang. peran lembaga pembiayaan
ngan ­ serta jaminan ­ pemerintah. Hingga kini, sumber-sumber infrastruktur sangat penting
Sebagai informasi, hingga kini
­ dana jangka panjang seperti sebab akan menjadi katalis
lembaga pembiayaan yang ada, Reksa Dana, Asuransi serta Dana yang menghubungkan sumber
seperti perbankan m
­aupun Pensiun masih diinvestasikan dana jangka panjang dengan
­lembaga keuang­an ­bukan bank, pada instrumen pasar modal yang investasi dalam proyek-proyek
belum maksimal memberikan tidak terkait langsung dengan infrastruktur di Indonesia.
kontribusinya ter­
hadap pen- pembiayaan infrastruktur.
danaan proyek-proyek infrastruk- Sebagai Badan Usaha Milik Negara
tur. Melalui lembaga pembiayaan (BUMN), PT SMI yang didirikan
yang khusus menangani pada 2009 memang memiliki
Oleh karena itu dibutuhkan pembiayaan infrastruktur, tugas khusus, yakni memacu
lembaga keuangan yang dapat diharapkan akan menggiring pembangunan infrastruktur di

20 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


Reportase

Bandara Radin Inten II yang tercantum dalam PPP Book 2015 sebagai proyek potensial.

Indonesia. Hal ini diperkuat dengan Selain PT SMI, Indonesia pun kepada swasta maupun kepada
izin usaha seperti tercantum memiliki Lembaga Keuangan pemerintah. Untuk jasa konsultan
dalam Keputusan Menteri Bukan Bank (LKBB) lain yang kepada pemerintah, PT IIF secara
Keuangan Republik Indonesia fokus pada pembiayaan infra- nyata sudah berperan dalam
Nomor 396/KMK.010/2009 struktur di Indonesia, khususnya pengembangan skema KPBU di
tanggal 12 Oktober 2009. Dalam ­dengan skema KPBU. PT Indone- Indonesia, baik dari sisi penyiapan
keputusan tersebut, disebutkan PT sia I­nfrastructure Finance (IIF) kebijakan maupun dari sisi
SMI sebagai Lembaga Keuangan merupakan LKBB yang didirikan pengembangan proyek-proyek
Bukan Bank (LKBB) yang fokus atas prakarsa dan inisiatif Pemer- KPBU itu sendiri.
pada pembiayaan infrastruktur intah Republik Indonesia melalui
di Indonesia. PT SMI pun harus Kementerian Keuangan Republik Sementara itu, sebagai respon
mempromosikan skema Public Indonesia bersama Bank Dunia pemerintah terhadap kebutuhan
Private Partnership (PPP) atau (World Bank), Bank Pembangunan akan adanya risiko politik yang
KPBU. Asia (ADB) dan lembaga multila­ melekat pada investasi di bidang
teral lainnya (termasuk PT SMI) infrastruktur, didirikanlah
Mengingat PT SMI adalah peru- berdasarkan Peraturan Menteri PT Penjaminan Infrastruktur
sahaan pembiayaan infrastruk- Keuangan No. 100/PMK.010/2009 Indonesia persero (PT PII)
tur, maka kegiatan operasional tentang Perusahaan Pembiayaan sendiri dikenal pula sebagai
PT SMI tunduk pada Peraturan Infrastruktur. Ijin usaha PT IIF Badan Usaha Penjaminan
Menteri Keuangan Nomor 100/ dikeluarkan oleh Menteri Keuang­ Infrastruktur (BUPI). Eksistensi
PMK.010/2009 yang diantara­nya an Republik Indonesia melalui PT PII sebagai BUPI diharapkan
mengatur lingkup objek pem- KMK No.439/KM.10/2010 tanggal akan mendorong partisipasi
biayaan yang terdiri dari infra- 6 Agustus 2010. badan usaha dalam pembiayaan
struktur pengairan, transporta- pembangunan infrastruktur
si, jalan, air minum, air limbah, PT IIF mempunyai tugas layaknya melalui peningkatan kelayakan
kete­nagalistrikan, minyak dan PT SMI yang fokus pada pembiayaan kredit (creditworthiness) proyek
gas bumi, telekomunikasi juga infrastruktur. Perusahaan swasta KPBU yang dapat berdampak
infrastruktur lain atas persetu-
­ nasional ini pun menyediakan pada penurunan cost of fund dari
juan Menteri Keuangan. jasa konsultan/advisory baik proyek-proyek infrastruktur. (*)

Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 21


Reportase

Sukses PPP di Korsel


Bermula dari PIMAC Jalur Rel Kereta Cepat Honam yang
melayani bagian selatan Korsel dan
diresmikan pada 2013.

Public and Private Infrastructure Investment Management Center (PIMAC) ialah lembaga dengan
fungsi teknis yang melaksanakan Public Private Partneship (PPP) di Korea Selatan (Korsel).
Melalui PIMAC, Korsel sukses menerapkan PPP.

P
IMAC merupakan akuntansi, hukum, teknik, ialah bertanggung jawab
penggabungan antara tata kota, dan lainnya. PIMAC mempersiapkan rancangan
dua badan yang ada melakukan beberapa kegiatan, anggaran yang baik untuk PPP.
di Korea Development diantaranya uji kelayakan dan MOSF juga sangat disiplin dalam
Institute (KDI) yakni Public tes Value For Money (VFM), kebijakan fiskal terkait skema PPP.
Investment Management menghitung RFP (Request for Bahkan, jika dirasa perlu, MOSF
Agency (PIMA) dengan Private Proposal), mengevaluasi proposal, mampu menunda atau memblokir
Infrastructure Investment Center of dan negosiasi. Disaat bersamaan anggaran yang merupakan bagian
Korea (PICKO) di Korea Research juga bertugas sebagai duta yang dari pengeluaran program PPP.
Institute for Human Settlements mempromosikan PPP Korsel
(KRIHS). Penggabungan ini kepada dunia internasional. Secara struktural, PIMAC memiliki
dilaksanakan setelah Korsel tiga divisi. Divisi pertama ialah
mengamandemen Undang- Selain itu PIMAC juga memberikan Divisi Evaluasi Investasi Publik
Undang Public Private Partnership saran kebijakan kepada MOSF yang melaksanakan eksekusi dan
(UU PPP) pada Januari 2005. (Ministry of Strategy and Finance). manajemen proyek infrastruktur
MOSF adalah kementerian yang yang dibiayai pemerintah. Divisi
PIMAC berfungsi sebagai lembaga tugasnya memberikan kebijakan kedua ialah PPP, dimana divisi
pendukung profesional dan riset terkait PPP di Korsel. Kementerian ini menyediakan dukungan
dalam proyek PPP. Lembaga ini ini selalu bekerjasama dengan admisnistratif dan teknis dalam
terdiri dari berbagai kalangan PIMAC untuk suksesnya PPP. persiapan proyek PPP serta
ahli baik ekonomi, keuangan, Diantara tugas MOSF lainnya implementasinya. Adapun

22 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


Reportase

divisi terakhir ialah Penelitian di Korsel, nyatanya PIMAC tetap


dan Kebijakan. Tugasnya terbuka terhadap pengalaman
melakukan penelitian secara PPP negara lain. Seperti
independen terkait pelaksanaan dikemukakan Direktur Eksekutif
proyek yang hasilnya sebagai PIMAC, Kim Kangsoo, “Harapan Harapan saya, PIMAC
pedoman bagi pemerintah. Divisi saya, PIMAC terus belajar dan terus belajar dan berbagi
ini pun bertanggung jawab berbagi pengalaman dengan pengalaman dengan
untuk manajemen database, negara-negara dan organisasi- negara-negara dan
pembangunan kapasitas dan organisasi lainnya. Sebagai bagian organisasi-organisasi
pelatihan serta kerjasama dari upaya tersebut , PIMAC lainnya. Sebagai bagian
internasional. mempromosikan kerjasama dari upaya tersebut ,
internasional melalui seminar PIMAC mempromosikan
Dengan tugas dan struktur seperti dan konferensi dengan organisasi kerjasama internasional
itu, proses screening PPP di Korsel internasional termasuk Bank melalui seminar dan
lebih efisien. Skema kerjasamanya Dunia dan Asian Development konferensi dengan
pun tersiapkan dengan baik, mulai Bank.” organisasi internasional
dari proses birokrasi, perizinan termasuk Bank Dunia dan
hingga implementasinya. Dengan Selain PIMAC, lembaga yang Asian Development Bank.
begitu, tak ada istilah proyek yang berfungsi sebagai lembaga
ditawarkan justru membebani teknis dalam pelaksanaan PPP
pemerintah Korsel. dan dibentuk berdasarkan UU
PPP Korsel adalah Korean sebagai lembaga penjamin
Meski dunia mengakui PIMAC Infrastructure Credit Guarantee pinjaman kepada pemegang
sebagai lembaga PPP terkemuka Fund (KICGF). KICGF berfungsi izin proyek yang memperoleh
pinjaman dari bank. Penjaminan
juga diberikan kepada pemegang
izin yang menerbitkan obligasi
infrastruktur dalam proyek PPP.
KICGF mulai beroperasi pada
tahun 1995 berdasarkan Undang-
Undang Private Participation
Infrastructure (UU PPI). UU
PPI berpatokan pada Korea
Credit Guarantee Act (KCG Act)
yang diundangkan pada 1974.
KCG Act merupakan kebijakan
yang dikeluarkan Korea Credit
Guarantee Fund (KCGF).
Bersama Korea Development
Bank dan Korea Technology
Credit Guarantee Fund, KCGF
kemudian disebut KODIT. Nah,
ketiga lembaga yang bernaung
dalam KODIT inilah yang
Salah satu sisi Pelabuhan Gwangyang yang terletak di Teluk Gwangyang, Korsel. mengoperasikan KICGF. (*)

Edisi
Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 23
Khusus KElembagaan
Edukasi

Pelaksanaan Proyek KPBU di Daerah


Butuh Kepastian Kelembagaan

Bappenas bersama Bappeda Kota Surakarta melakukan sosialisasi Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur
fasilitas perkotaan di Kompleks Balaikota Surakarta, 28 September 2015.

K
eberadaan kebijakan Dosen Teknik Sipil ­ Universitas BUMN, swasta, dan APBD
mengenai Kerjasama Andalas Yossyafra menyata- sebesar Rp1.040,59 triliun. Pada
Pemerintah dengan kan, KPBU telah berperan tahun 2014 saja, untuk mencapai
Badan Usaha (KPBU) ­penting ­dalam pembangunan target pertumbuhan ekonomi saat
yang diatur dalam Peraturan infrastruktur di Indonesia. itu, terdapat gap pembiayaan
Presiden Nomor 38 tahun 2015 Yossyafra menyebutkan, kebu-
­ yang sangat besar. Sehingga
telah membantu penyediaan tuhan ­pembiayaan infrastruktur diharapkan peran pemerintah dan
infrastruktur bagi publik. Skema berdasarkan minimum 5 persen swasta perlu ditingkatkan,” tutur
yang saling menguntungkan dari pendapatan domestik bruto Yossyafra saat berbincang dengan
bagi pemerintah, swasta, dan (PDB) tahun 2010-2014 mencapai Partnership pada pertengahan
masyarakat itu dianggap menjadi Rp1.923,7 triliun, dengan kemam- November 2015.
salah satu solusi dalam mendanai puan pemerintah hanya sebesar
proyek-proyek infrastruktur yang Rp559,54 triliun sudah termasuk Menurut Yossyafra, ada empat hal
membutuhkan anggaran ribuan dana alokasi khusus (DAK). yang harus dilakukan pemerintah
triliun setiap tahun. untuk mendorong ketertarikan
“Potensi pendanaan lain yaitu badan usaha swasta terlibat

24 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


Edukasi

pada proyek infrastruktur. Bagi


Yossyafra, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda)
belum bisa mengambil peran
tersebut.

“Swasta harus menghubungi siapa


di daerah untuk bekerja sama,
ini belum jelas. Maka harus ada
kelembagaan di daerah yang
mengurus administrasi dan izin.
Silakan badan itu yang mengurus.
Jadi swasta tinggal mengurus ke
lembaga itu. Bappeda hanya bicara
pada tataran kebijakan, tidak bisa
dalam proyek infrastruktur. Peraih gelar doktor dari memutuskan bahwa perusahaan
Keempat hal tersebut yaitu Universitas of New South Wales, swasta itu boleh bekerja sama pada
regulasi untuk kemudahan Australia, ini menekankan proyek infrastruktur tertentu,”
dan percepatan pelaksanaan pentingnya aspek kelembagaan jelas Yossyafra.
proyek; kelembagaan yang jelas di daerah. Pernyataan ini
tidak hanya pada tingkat pusat disampaikan karena Yossyafra Yossyafra menyebut, kelembagaan
tetapi juga hingga ke daerah; menilai belum ada badan hukum yang dia maksud telah ada di
sumber daya manusia yang yang jelas terkait pelaksanaan Provinsi Jawa Barat namun belum
mampu membuat dokumen proyek infrastruktur berskema ada di daerah lain, termasuk
terkait proyek apa saja yang KPBU, mulai dari persiapan Sumatra Barat, yaitu Badan
bisa dikerjasamakan; serta hingga tahap operasi. “Harus jelas Penanaman Modal dan Perizinan
sosialisasi dan diseminasi proyek badan hukumnya. Misal di pusat Terpadu. “Yang pasti harus ada
infrastruktur. sudah ada PII (PT Penjaminan task force yang menciptakan dan
Infrastruktur Indonesia) dan SMI menghubungkan swasta dengan
“Keterlibatan swasta akan (PT Sarana Multi Infrastruktur), pemerintah untuk membahas
mempercepat pembangunan tetapi di daerah belum tersedia. dan menyepakati proyek
dan mendukung pertumbuhan Kelembagaan di daerah harus infrastruktur di daerah yang bisa
ekonomi Indonesia. Bagi swasta, sama. Karena belum ada dikerjasamakan,” ujarnya.
kepastian regulasi menjadi kelembagaan yang firm, akan
salah satu pertimbangan mereka menyulitkan bagi swasta,” ujar Badan Penanaman Modal dan
sebelum terlibat,” kata Yossyafra. Yossyafra. Perizinan Terpadu (BPMPT)
Perpres Nomor 38 tahun 2015 Provinsi Jawa Barat pada Mei
memang belum bisa dikatakan Secara lebih teknis, Yossyafra 2015 melansir, nilai investasi
ideal sebagai payung hukum yang juga menjadi pengamat di provinsi itu paling besar di
dalam menjalankan proyek infrastruktur transportasi ini Indonesia mencapai Rp90 triliun
infrastruktur dengan skema menyebutkan, tantangan terbesar hingga Rp96,3 triliun. Hal ini
KPBU. Namun untuk saat ini, di daerah saat ini adalah, siapa terjadi karena Jabar memperkuat
peraturan tersebut sudah cukup yang harus dihubungi pihak empat gerai pelayanan perizinan
mengakomodir kebutuhan swasta jika swasta tersebut di Bogor, Cirebon, Garut, dan
standar. tertarik menanamkan investasi Purwakarta. (*)

Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 25


Sosok

Dorong Penggabungan
Unit Kerja KPBU dan Unit PBJ
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi kunci suksesnya
pelaksanaan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Untuk itu, diperlukan penggabungan antara unit kerja KPBU dengan unit
pengadaan barang dan jasa dalam penyediaan infrastruktur.

KPBU di Tanah Air stagnan. Dari dengan skema KPBU, dibutuhkan


sisi penguatan kelembagaan dan PJPK yang memiliki kemampuan
sistem misalnya, Robin Asad menyusun proyek yang layak secara
melihat sudah ada kemauan yang ekonomi dan finansial. Namun,
kuat dari sejumlah Kementerian/ kemampuan PJPK di tiap instansi
Drs. Robin Asad Suryo M.A, Ph.D Lembaga. Hal ini dibuktikan dengan pemerintah terkait pelaksanaan
Deputi Bidang Pengembangan dan Strategi
Kebijakan Khusus Lembaga Kebijakan dibentuknya lembaga-lembaga KPBU dalam pembangunan infra-
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) pendukung pelaksanaan KPBU struktur tidak seragam dan secara

S
di bidang infrastruktur, seperti umum masih kurang mumpuni.
ebagai sosok yang hampir Sarana Multi Infrastruktur (SMI)
20 tahun menekuni bidang dan Penjaminan Infrastruktur Hal tersebut dapat dipahami
Kerjasama Pemerintah Indonesia (PII). mengingat proses penyiapan
dengan Badan Usaha proyek KPBU memang sangat
(KPBU), Drs. Robin Asad Suryo Menurut Robin Asad, ada beberapa kompleks. Berbeda dengan
M.A, Ph.D sudah merasakan alasan belum optimalnya proyek- perjanjian kontrak pengadaan
banyak asam garam pelaksanaan proyek KPBU di Indonesia. Pertama, barang dan jasa (PBJ) biasa,
proyek pembangunan infrastruktur kerangka regulasi yang masih dimana setelah pembangunan
dengan skema KPBU. Robin Asad banyak tumpang tindih sehingga selesai dana diberikan kepada
juga telah menghadiri berbagai menyebabkan investor kurang kontraktor dan pengelolaannya
diskusi dan sosialisasi skala nyaman. ”Kelemahan kita regulasi dikembalikan kepada pemerintah.
nasional dan internasional tentang banyak yang tumpang tindih, tidak Sementara untuk proyek KPBU
KPBU, sehingga wawasannya hanya di KPBU. Tapi kita tidak umumnya berlangsung cukup
terkait KPBU tidak diragukan lagi. boleh menyerah. Artinya dengan lama, bisa sampai 20-30 tahun,
kondisi keterbatasan tersebut, kita tergantung model kontrak yang
Pria yang menjabat Deputi Bidang harus memaksimalkan regulasi diterapkan. Oleh karena itu, PJPK
Pengembangan dan Strategi dan kelembagan yang ada untuk harus melakukan sebuah pra
Kebijakan Khusus Lembaga membangun target infrastruktur,” studi kelayakan (feasibility study/
Kebijakan Pengadaan Barang katanya. FS). FS mencakup di antaranya
dan Jasa Pemerintah (LKPP) ini memprediksi tingkat pertumbuhan
mengaku masih prihatin dengan Permasalahan kedua, kapasitas penduduk, peningkatan pendapatan
perkembangan KPBU di Indonesia, Penanggung Jawab Proyek masyarakat sampai pada kebijakan
terutama terkait efektivitas Kerjasama (PJPK) di instansi pemerintah dapat mempengaruhi
dari regulasi yang telah dibuat, pemerintah terkait pembangunan tingkat kelayakan atau tingkat
hasilnya belum maksimal. Meski infrastruktur. Untuk menyiapkan profitabilitas dari proyek KPBU.
begitu, bukan berarti pelaksanaan proyek yang akan dikerjasamakan Selain itu, dalam FS juga harus

26 | Sustaining Partnership Edisi Khusus Kelembagaan | 2015


Sosok

mencamtumkan jumlah dan skema dalam unit kerja tetap di sebuah Selama ini, penugasan PJPK untuk
penjaminan yang harus diberikan intansi pemerintahan, maka tata menyiapakan proyek KPBU di K/L
pemerintah untuk menjamin resiko laksana kelembagaannya akan maupun daerah, keberadaannya
yang mungkin muncul selama lebih efektif dan efisien. Saat ini, hanya bersifat temporer atau
kerjasama berlangsung. di daerah sudah terdapat Unit sementara saat ada kegiatan atau
Pelaksana Pengadaan (ULP) yang proyek. Bisa saja, setelah terlaksana
Kendala ketiga adalah bertanggung jawab melaksanakan atau bahkan kegiatannya belum
kelembagaan di instansi yang PBJ yang kompetensinya secara terlaksana, SDM PJPK yang
ditugaskan melakukan penyediaan umum hampir sama dengan ditugaskan sudah kembali ke
infrastruktur belum kuat atau pengadaan infrastruktur dengan unit kerjanya semula. Akibatnya
masih ada yang sama sekali skema KPBU. Di tingkat pusat muncul persoalan, karena ketika
belum terbentuk. Lemahnya juga sudah ada Lembaga Kebijakan ada PJPK baru yang ditugaskan
kelembagaan ini menyebabkan Pengadaan Barang dan Jasa untuk menyiapkan proyek KPBU,
proses perencanaan, penyiapan, dan Pemerintah (LKPP) yang bertugas tidak ada proses transfer ilmu atau
pelaksanaan proyek KPBU menjadi melaksanakan PBJ. Selain itu, LKPP pengalaman dari PJPK lama. Hal ini
tidak terukur, sehingga sering tidak juga menyelenggarakan fungsi dikarenakan tidak ada kewajiban
berjalan secara mulus. Lemahnya pemberian advokasi dan bimbingan yang mengharuskan PJPK
sistem kelembagaan tersebut juga teknis kepada badan usaha maupun membagi ilmu dan pengalamannya
menyebabkan kapasitas SDM yang lembaga penyelenggara KPBU. kepada PJPK yang baru.
berkecimpung di bidang KPBU
menjadi tidak berkembang. “Selain lebih mengefisienkan Atau ketika ada SDM yang sudah
tata laksana kelembagaan di dilatih untuk menyiapkan KPBU,
Dalam rangka menguatkan bidang pengadaan, pengabungan begitu selesai pelatihan tidak
lembaga KPBU dan meningkatkan pengadaan infrastruktur dengan dapat menularkan ilmu kepada
kapasitas SDM, Robin mengusulkan skema KPBU dan lembaga PBJ rekannya karena berbeda unit.
penggabungan (merger) unit kerja dalam satu unit, juga bermanfaat Kondisi ini juga dapat membuat
KPBU yang ada di Kementerian/ untuk melakukan percepatan kompetensi SDM KPBU sulit
Lembaga maupun pemerintahan peningkatan kompetensi SDM berkembang. Dengan adanya
daerah, dengan unit Pengadaan penanggung jawab proyek lembaga atau unit tetap tersebut,
Barang dan Jasa (PBJ) yang sudah kerjasama KPBU,” katanya. diharapkan transfer ilmu dapat
ada. Alasannya, prinsip-prinsip berjalan.
dasar dan metode yang digunakan Mantan Kepala Sub Direktorat
untuk pemilihan badan usaha Kelembagaan, Informasi dan “Selama ini kompetensi SDM
pelakasana KPBU, tidak jauh Kelembagaan Direktorat Pengem- yang paham mengenai KPBU
berbeda dengan prinsip dasar dan bangan Kerjasama Pemerintah kurang banyak karena setelah
metode yang dipergunakan dalam dan Swasta (PKPS), Kementeri- mendapatkan pengalaman atau
PBJ. Prinsip dasar pengadaan yang an PPN/Bappenas ini lebih lanjut mengikuti pelatihan mengenai
digunakan adalah efektif, efisien menyebutkan, kompetensi SDM di KPBU, orang tersebut tidak bisa
transparan, terbuka, bersaing, adil, sebuah lembaga dapat meningkat menularkan ilmu kepada rekan-
tidak diskriminatif dan accountable, dengan cepat apabila ada interaksi rekannya karena lembaganya tidak
serta sesuai dengan koridor tata yang intens antar SDM yang ada di ada. Dengan adanya penggabungan
kelola pemerintahan yang baik. dalamnya. Interaksi ini bisa terwu- lembaga PBJ dan lembaga
jud apabila personil-personil terse- pelaksana KPBU, diharapkan
Dia menilai, dengan penggabungan but berada dalam satu wadah atau transfer pengetahuan tersebut
unit kerja KPBU dan unit PBJ lembaga tetap yang menaunginya. dapat terwujud, “pungkasnya. (*)

Edisi Khusus Kelembagaan | 2015 Sustaining Partnership | 27


Direktorat Pengembangan kerjasama pemerintah dan Swasta

28 | Udara
Bandar Radin
Sustaining IntenEdisi
Partnership II Khusus Kelembagaan | 2015

Anda mungkin juga menyukai