PENDAHULUAN
Bab satu dimulai dengan suatu konsep pemikiran yang menjadi landasan
dikaji dalam setiap bab pada penulisan tesis ini. Pada bab satu ini membahas
mengenai: Latar Belakang Masalah, Fokus dan Sub Fokus Penelitian, Rumusan
Penegasan Istilah.
A. Latar Belakang
Istilah misi bagi orang percaya, bukanlah suatu kata yang asing. Bahkan
Kristen dengan misi. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan misi?.
Sudahkah orang percaya tahu bahwa Allah telah membuka ‘jalan baru’ bagi
Missio Dei, yang berarti misi Allah. Stevri Lumintang menulis bahwa untuk
mengerti arti misi, maka kita harus mengembalikannya kepada yang empunya
misi, yakni Allah sendiri, melalui Alkitab.1 Bagus Surjantoro menyatakan bahwa
Allah sangat serius dengan misi karena sesungguhnya misi adalah isi hati Allah
sendiri.2
Yohanes 3:16 mencatat isi hati Allah bagi dunia. Ayat tersebut berbunyi:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Edmund Woga menyatakan bahwa
baik dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru
karya misi pertama-tama dilihat sebagai karya Allah, yakni Allah mengutus Anak-
Nya kepada dunia.3 John Stott berpendapat bahwa ‘Misi’ juga merangkul tugas
rangkap gereja untuk menjadi “garam dunia” dan “terang dunia” (Matius 5:13-16).4
Misi holistik yang diangkat dalam penelitian ini berarti misi yang dijabarkan
secara utuh atau menyeluruh. Artinya, tindakan pekabaran Injil yang menyatakan
tindakan (perbuatan sosial/jasmani). Allah sendiri adalah tokoh misi holistik dalam
dengan Perawatan Paliatif. Beberapa dari kita, umumnya masih asing dengan
Kata “Paliatif” berasal dari kata Latin “Pallium” yang berarti jubah atau
Kalau hal ini dikaitkan dengan pelayanan kesehatan, maka Perawatan Paliatif
Hospice di London yang didirikan oleh Dame Cicely Saunders di tahun 1967,
menjadi kiblat bagi Perawatan Paliatif di dunia; dengan “total pain” yang terdiri
gerakan Hospice.7
Pada tahun 2005 didapatkan definisi Perawatan Paliatif yang diberikan oleh
system of care that improves the quality of life, by providing pain and symptom
relief, spiritual and psycososial support from diagnosis to the end of life and
1996), xvii
bereavement. Jadi Perawatan Paliatif tidak hanya untuk penderita yang
Dulu, Perawatan Paliatif hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara
medis sudah tidak dapat disembuhkan lagi, tetapi kini Perawatan Paliatif
diberikan pada semua stadium kanker, bahkan juga pada penderita penyakit-
penyakit lain yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti
seperti HIV/AIDS.9
Banyak kasus yang ditemukan ketika para pengidap penyakit kronis seperti
HIV ataupun kanker, malu untuk bersosialisasi dan tidak percaya diri dalam
lebih baik lagi, walaupun mungkin Perawatan Paliatif tidak dapat menyembuhkan
penyakit mereka.
kepada seluruh anggota keluarga dan pelaku rawat lainnya. Perawatan Paliatif ini
dilakukan sejak tahap diagnosis, sepanjang pengobatan, hingga jelang ajal dan
pasca kematian.10 Di negara maju, perawatan khusus bagi mereka yang akan
keperawatan Paliatif sendiri bergantung pada kerja sama yang efektif dan
atau pemuka agama, relawan, dan anggota pelayanan lain sesuai kebutuhan.12
surat himbauan agar semua Rumah Sakit yang merawat penderita kanker
hendaknya memiliki Tim Kanker Rumah Sakit. Surat himbauan ini telah didahului
10 https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20151013173237-255-84760/mengenal-
lebih-jauh-perawatan-paliatif/ diakses tanggal 11 November 2017 pukul 06.29
11 https://www.slideshare.net/christinlombu/bab-i-38441995 diakses tanggal 3 Oktober
2016), 236
Perawatan Paliatif dan Bebas Nyeri. Baru pada 19 Juli 2007, terbitlah SK Menteri
Namun, apakah kebijakan ini telah dilaksanakan oleh setiap Rumah Sakit di
sekarang fasilitas pelayanan Perawatan Paliatif hanya ada di 6 (enam) ibu kota
provinsi yakni: DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan
Paliatif tidak hanya mereka yang berdomisili di keenam kota besar tersebut, tetapi
terdapat di seluruh wilayah Nusantara. Ini seharusnya suatu hal yang sangat
Indonesia telah dimulai pada tahun 1992 (20 tahun yang lalu).15
Perawatan Paliatif juga masih sangat kecil, yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Salah satunya, banyak dari mereka, baik penderita maupun bukan, menganggap
Perawatan Paliatif hanya dibutuhkan oleh para penderita yang sudah tinggal
menunggu hari. Ini adalah persepsi yang salah terhadap peran dan fungsi
Di Kota Wisata Batu, Rumah Sakit Baptis Batu lah yang memperkenalkan
Baptis Batu sebagai satu-satunya Rumah Sakit yang bernuansa Kristen di Kota
Wisata Batu, hadir menjadi pionir bagi gerakan Paliatif di Kota Wisata Batu dan
dilepaskan dari Rumah Sakit ini. Misi Rumah Sakit Baptis Batu yaitu memberikan
setiap orang, tanpa membedakan status sosial, golongan, suku dan agama.16
Pelayanan Perawatan Paliatif oleh Rumah Sakit Baptis Batu sendiri sudah
Tim Paliatif Rumah Sakit Baptis Batu terdiri dari: dokter, perawat, psikolog,
pekerja sosial medis, ahli gizi, rohaniawan dan relawan. Tim Paliatif Rumah Sakit
care) setiap hari Senin-Jumat. Daerah yang telah dijangkau oleh tim palitif Rumah
Sakit sendiri sudah merambah dari seluruh kawasan Kota Wisata Batu sampai
kawasan Malang raya. Visi Rumah Sakit Baptis Batu adalah menjadi pilihan
Relawan yang tergabung dalam tim Paliatif terdiri atas individu-individu dari
berbagai disiplin, kedudukan sosial, pekerjaan, budaya, ras serta spiritual yang
dan keluarganya yang berlatar belakang majemuk di satu pihak, dengan tenaga
melaksanakan tugasnya.
Sampai saat ini jumlah relawan yang telah bergabung dalam Relawan
Paliatif Kota Wisata Batu baru berjumlah 70 orang. Sayangnya, dari ketujuh puluh
relawan tersebut hanya sedikit relawan yang beragama Kristen. Di antara relawan
Kristen yang sudah bergabung pun, hanya sedikit juga yang berkominten dalam
jarang juga ikut dalam kegiatan home care dan juga acara-acara besar yang
diselenggarakan oleh Tim Paliatif Kota Wisata Batu bersama Rumah Sakit Baptis
Batu.
17 Ibid.
18 R.Sunaryadi Tejawinata, SURABAYA…, 52
Hal berikutnya yang menjadi perhatian penulis adalah kenyataan bahwa
baik rohaniawan maupun relawan dan tim medis Rumah Sakit, tidak pernah
pribadi yang utuh sangat diperlukan secara khusus bagi pasien yang akan
serta jaminan hidup kekal bersama-Nya adalah hal yang perlu sekali didengar
dan diketahui oleh para pasien. Tentunya, banyak hal yang menyebabkan sampai
bahwa yang perlu dipulihkan bukan hanya tubuh, tetapi juga jiwa dan roh.19
Kitab Yesaya: “Sebab tempat tidur akan kurang panjang untuk dipakai
membujurkan diri dan selimut akan kurang lebar untuk dipakai menyelubungi diri.”
(Yesaya 28:20) Menurutnya ini suatu analisis yang tepat sekali dari Yesaya bila
ditujukan pada ilmu kedokteran modern dan sistem perawatan kesehatan masa
kini.
Fountain menulis :
19 Daniel E. Fountain, Allah, Kesembuhan Medis & Mukjizat (Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 2002), 16
roh Anda. Sebagai manusia, kita adalah makhluk yang mempunyai
roh; kita juga makhluk sosial. Ilmu pengetahuan kedokteran
menghasilkan hal-hal yang mengagumkan pada tubuh manusia,
dan ilmu pengetahuan psikologi dapat berbuat banyak menyangkut
hal-hal psikologis. Akan tetapi, perkara pemulihan jiwa dan roh,
perkara menjalin kembali hubungan yang benar dengan orang lain,
perkara pemulihan manusia seutuhnya - ini memerlukan sesuatu
yang lebih dari itu.20
Satu peristiwa yang menjadi tantangan, yang pernah penulis jumpai adalah
ketika seorang rohaniawan (hamba Tuhan dari pihak Rumah Sakit), selesai
berdoa dengan salah seorang pasien non Kristen yang minta didoakan olehnya.
Seorang relawan non Kristen yang ikut dalam home care hari itu kemudian
dengan keras ketika akan berdoa dengan pasien-pasien yang non Kristen.
Masalah lainnya yang penulis jumpai adalah seperti yang dicatat oleh E.
satu sama lain, apalagi membicarakan pasien yang sama, yang berada di bawah
Rumah Sakit Baptis Batu sampai saat ini adalah satu-satunya Rumah Sakit
di Kota Wisata Batu yang telah terbentuk dan berjalan tim Paliatif Rumah Sakit
nya. Pertanyaannya adalah, sudahkah “total pain” yaitu perawatan yang terdiri
atas unsur-unsur fisik, psikologis, sosial, dan spiritual yang menjadi dasar
20 Ibid, 17
21 Daniel E. Fountain, Allah…, 43-44
Perawatan Paliatif, dipraktekkan dalam setiap pelayanannya? Lalu,
menguraikan suatu pemikiran dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul:
Model Misi Holistik dan Implementasinya bagi Tim Paliatif Rumah Sakit Baptis
Batu.
yang menjadi fokus penelitian ini adalah: “Model Misi Holistik dan
Implementasinya bagi Tim Paliatif Rumah Sakit Baptis Batu.” Mengingat luasnya
berikut:
2. Perawatan Paliatif
C. Perumusan Masalah
tersebut di atas maka perumusan masalah yang mendasar untuk mengarah dan
berikut:
Baptis Batu?
D. Tujuan Peneltian
Paliatif
perilaku dan makna yang dianut sekelompok manusia hanya dapat dipahami
F. Kegunaan Penelitian
merasa perlu untuk mengkajinya lebih dalam melalui bentuk tulisan, dengan
3. Bagi Penulis
Penelitian ini sangat berguna bagi penulis untuk belajar lebih mendalam
serta memahami lebih tajam mengenai dunia misi dan kesehatan, sehingga akan
Theology.
G. Penegasan Istilah
Berkenaan dengan judul penelitian yang penulis ambil yaitu “Model Misi
Holistik Dalam Perawatan Paliatif dan Implementasinya bagi Tim Paliatif Rumah
Sakit Baptis Batu”, maka penulis merasa perlu untuk menegaskan beberapa
1. Misi Holistik
Misi gereja yang bersifat menyeluruh (holistik) adalah misi yang bersangkut-
paut dengan keterlibatan sosial. Yesus datang untuk menyelamatkan dunia ini.
pergumulannya.26
2. Perawatan Paliatif
ditegakkan sampai pada akhir hayat, bahkan setelah penderita meninggal masih
Perawatan Paliatif adalah pelayanan aktif dan menyeluruh yang dilakukan oleh
satu tim dari berbagai disiplin ilmu. Tim Paliatif terdiri dari tim terintegrasi, antara
lain dokter, perawat, psikolog, ahli fisioterapi, pekerja sosial medis, ahli gizi,