Anda di halaman 1dari 3

Apa itu Biopsi Sumsum Tulang: Gambaran

Umum, Manfaat, dan Hasil yang


Diharapkan
Apa itu Biopsi Sumsum Tulang?
Biopsi sumsum tulang adalah salah satu dari dua prosedur yang dilakukan dalam
pemeriksaan sumsum tulang, selain aspirasi sumsum tulang. Biopsi sumsum tulang
dilakukan dengan mengambil sampel kecil dari tubuh pasien untuk pemeriksaan
lebih lanjut, yang dapat membantu mendiagnosis penyakit yang telah diderita (atau
penyakit yang sangat berisiko diderita pasien) dan menentukan rencana pengobatan
yang dapat efektif mengobati penyakit tersebut atau mengendalikan gejalanya.
Dapat ditemukan di dalam tulang, sumsum tulang adalah jaringan lentur yang
menghasilkan sel darah merah. Proses ini dikenal sebagai hemapotopoiesis dan
terjadi di bagian inti sumsum tulang yang dapat ditemukan di tulang panjang
seseorang. Setiap orang biasanya memiliki sumsum tulang yang menyusun empat
persen dari massa tubuhnya.

Memeriksa komponen biokimia dan sel dari sumsum tulang dapat membantu
menentukan keberadaan berbagai penyakit. Apabila pasien memiliki sumsum tulang
yang sehat, maka sumsum tulang akan menghasilkan sel darah dalam jumlah yang
normal. Ketidaknormalan atau kelainan jumlah sel darah yang dihasilkan oleh
jaringan-jaringan ini dapat menunjukkan masalah pada bagian tubuh lainnya. Biopsi
sumsum tulang dapat digunakan untuk mendiagnosis dan mengawasi penyakit pada
sumsum tulang, darah, dan beberapa kanker. Beberapa dokter juga menggunakan
tindakan ini untuk mengetahui penyebab demam yang tidak dapat dijelaskan.

Kumpulan jaringan yang menyusun sumsum tulang memiliki dua tekstur yang
berbeda – bagian yang lebih cair, hampir seperti cairan, dan bagian yang lebih
padat. Kedua jaringan ini dibutuhkan untuk pemeriksaan sumsum tulang; bagian
yang lebih padat akan diambil dengan jarum dalam biopsi, sedangkan bagian yang
lebih cair akan diambil melalui aspirasi sumsum tulang. Kedua tindakan ini sering
dilakukan pada saat yang bersamaan, sehingga dokter bisa mendapatkan informasi
yang berbeda namun saling mendukung.

Pemeriksaan sumsum tulang dapat dilakukan untuk mengawasi kondisi sel darah
pasien, serta mengawasi proses perawatan, apabila pernah dilakukan.

Siapa yang Perlu Menjalani Biopsi Sumsum Tulang & Hasil


yang Diharapkan
Siapa saja dapat menjalani biopsi sumsum tulang, asalkan badan mereka cukup
kuat untuk menjalani tindakan ini. Tindakan ini bukanlah alat diagnosis pertama
yang diminta oleh dokter – tindakan ini hanya akan diminta setelah tes darah.
Apabila hasil dari tes darah menunjukkan ketidaknormalan atau kelainan, dokter
dapat memutuskan untuk meminta pemeriksaan sumsum tulang untuk mendapatkan
informasi lebih banyak, dan untuk memastikan dugaannya.
Dokter dapat meminta pemeriksaan sumsum tulang untuk beberapa tujuan yang
berbeda. Tujuan yang pertama, tentu saja, adalah untuk mendiagnosis penyakit
pada sumsum tulang dan sel darah yang dihasilkan sumsum tulang. Kedua,
tindakan ini dapat digunakan untuk mengetahui stadium, atau bahkan
perkembangan penyakit tertentu. Biopsi atau aspirasi sumsum tulang juga dapat
mengukur kadar zat besi di tubuh pasien, serta kondisi metabolisme pasien saat ini.
Tindakan ini juga sangat bermanfaat untuk mengawasi pengobatan penyakit
sumsum tulang atau darah yang telah diketahui. Dalam beberapa kasus di mana
pasien mengalami demam tanpa penyebab yang jelas, biopsi sumsum tulang dapat
membantu dokter mengetahui penyebab utamanya.
Penyakit darah yang dapat didiagnosis melalui biopsi sumsum tulang antara lain
adalah anemia, leukosiosis, leukopenia, pansitopenia, trombositopenia, polisitemia,
and trombositosis. Tindakan ini juga dapat mendiagnosis leukemia, myeloma ganda,
limfoma, dan kanker darah atau sumsum tulang lainnya. Kanker metastasis juga
terkadang dapat menyebar ke sumsum tulang, yang dapat diawasi dengan
mengambil sampel jaringan kecil secara teratur.
Penyakit hemakromatosis, yang pada dasarnya merupakan kelebihan zat besi
dalam tubuh pasien, juga dapat didiagnosis dan diawasi dengan biopsi sumsum
tulang.

Seseorang yang sehat biasanya akan memiliki kadar sel darah merah dan putih
yang normal dalam sumsum tulangnya, serta jumlah trombosit yang normal. Dengan
jumlah sel darah yang cukup dalam tubuhnya, seorang individu dapat dengan
mudah melawan infeksi dan penyakit, menjaga organ tubuh dalam kondisi yang
baik, dan menjaga agar darah dapat menggumpal seperti seharusnya.

Namun, apabila tes darah yang sebelumnya menunjukkan jumlah sel darah dan
trombosit yang sedikit, dokter dapat menggunakan informasi yang didapatkan dari
biopsi sumsum tulang untuk mengetahui penyebab utama dari hasil yang tidak
normal ini.

Cara Kerja Biopsi Sumsum Tulang


Sebelum biopsi sumsum tulang, dokter dapat menyarankan pasien untuk berhenti
mengonsumsi obat-obatan tertentu untuk memastikan keberhasilan tindakan.
Beberapa saat sebelum biopsi, pasien akan diberikan obat bius atau obat pe nenang
ringan untuk mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan sebelum jarum
dimasukkan. Pasien akan diminta untuk tengkurap selama tindakan.

Kebanyakan dokter akan mengambil sampel sumsum tulang dari bagian atas tulang
panggul, namun beberapa dokter juga dapat mengambil sampel dari tulang dada.
Dokter akan membuat sayatan kecil pada tulang, di mana jarum berongga akan
disuntikkan. Jarum ini akan menembus tulang, dan mengambil sampel berbentuk
silinder, yang dikenal sebagai sampel inti.

Setelah sampel dikumpulkan dan dimasukkan ke wadah yang sesuai, dokter akan
memasang perban pada sayatan. Kemudian, pasien dapat beristirahat sebelum
diperbolehkan pulang ke rumah. Sebaiknya pasien meminta diantarkan ke rumah.
Kemungkinan Resiko dan Komplikasi
Secara umum, biopsi sumsum tulang merupakan tindakan yang aman, namun ada
juga kasus langka yang menyebabkan beberapa komplikasi dan risiko. Karena
tindakan ini dilakukan di bawah pengaruh obat bius, kemungkinan pasien akan
mengalami reaksi alergi atau efek samping terhadap obat yang digunakan. Pada
pasien yang memiliki jumlah trombosit yang sangat rendah, penyuntikan jarum untuk
mengambil jaringan dapat menyebabkan pendarahan berlebih.

Walaupun sangat jarang, seorang pasien dapat mengalami infeksi atau


ketidaknyamanan di mana jarum disuntikkan lama setelah biopsi. Beberapa pasien
dapat terkena infeksi. Komplikasi ini cukup langka, dan hanya dapat dialami oleh
pasien yang telah memiliki penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh
mereka. Beberapa penyakit juga dapat mengurangi jumlah trombosit pasien, yang
dapat menyebabkan komplikasi yang serius.

Rujukan:
 Choby B. Bone marrow aspiration and biopsy. In: Pfenninger JL, Fowler GC, eds.
Pfenninger & Fowler’s Procedures for Primary Care. 3rd ed. Philadelphia, PA:
Elsevier Mosby; 2010:chap 205.

 Hutchison RE, McPherson RA, Schexneider KI. Basic examination of blood and
bone marrow. In: McPherson RA, Pincus MR, eds. Henry’s Clinical Diagnosis and
Management by Laboratory Methods. 22nd ed. Philadelphia, Pa: Elsevier Saunders ;
2011:chap 30.

Bagikan informasi ini:

Anda mungkin juga menyukai