Sumsum tulang atau bone marrow merupakan suatu jaringan ikat dengan
vaskularisasi tinggi yang bertempat di ruang antara trabekula jaringan tulang spons.
Tulang-tulang axial, tulang melingkar pada pelvis dan pektoral, serta di bagian
epifisis proksimal tulang humerus dan femur adalah tulang dengan sumsum tulang
terbanyak di tubuh manusia. Terdapat dua jenis sumsum tulang pada manusia, yaitu
sumsum tulang merah dan sumsum tulang kuning. Pada neonatus, seluruh sumsum
tulangnya berwarna merah yang bermakna sumsum tulang yang bersifat hemopoietik,
sedangkan ketika dewasa, sebagian besar dari sumsum tulang merahnya akan inaktif
dan berubah menjadi sumsum tulang kuning (fatty marrow) (Tortora, 2009).
analisis patologi terhadap sampel bone marrow yang didapat melalui bone marrow
biopsy atau yang biasa disebut dengan trephine biopsy dan bone marrow aspiration.
multiple myeloma, lymphoma, anemia dan pancytopenia. Hal ini penting dilakukan
karena informasi yang didapat akan lebih memuaskan mengingat yang diperiksa
adalah sumber dari sel-sel darah yang menggambarkan hemopoiesis. Dewasa ini
pemeriksaan bone marrow merupakan salah satu uji diagnostik paling diperhitungkan
Utara
mengambil sampel bone marrow yang bersifat semi-liquid dan kemudian diperiksa.
Sampel ini digunakan untuk pemeriksaan sitologis dengan analisa lainnya yang
ditujukan khusus terhadap morfologi serta hitung jenis. Selanjutnya sampel dapat
digunakan untuk pemeriksaan sitogenetik, studi molekuler, kultur mikrobiologis,
mL yang dapat mengambil sekitar 300 µL bone marrow. Jika lebih dari itu, maka
dapat terjadi dilusi antara sampel bone marrow dengan darah perifer.
a. Lokasi Prosedur Lokasi utama prosedur ini adalah di tulang panggul atau
spina iliaka posterior. Selain mudah dicapai, lokasi ini dipilih karena resiko sakit tidak
begitu besar. Lokasi lain adalah spina iliaka anterior. Lokasi ini dipilih jika spina
iliaka posterior tidak dapat dicapai atau tidak memungkinkan untuk ditusuk akibat
infeksi lokal, trauma atau obesitas parah. Namun, prosedurnya lebih sulit karena
ruang yang lebih kecil, dan sampel yang didapat lebih sedikit. Selain itu resiko sakit
lebih hebat dari daerah posterior. Lokasi lain yang memungkinkan adalah tulang
posisi lateral decubitus dengan bagian atas tunkai bawah difleksikan sedangkan
bagian bawah diluruskan. Kemudian palpasi spina iliaka dan diberi tanda. Setelah itu
melakukan tindakan asepsis dan antiseptik dimana kulit pada daerah yang akan
lokal misalnya lidocaine secara injeksi. Pasien juga dapat diberikan obat-obatan anti
ansietas atau analgetik sebelumnya, namun hal ini tidak termasuk dalam prosedur
rutin. Jarum aspirasi ditembuskan ke kulit dengan tekanan hingga mencapai tulang.
Kemudian dengan gerakan memutar dari tangan dan pergelangan tangan Universitas
Sumatera Utara dari operator, jarum akan terus menembus hingga bagian luar yang
keras dari tulang yang disebut dengan bony cortex hingga kemudian sampai di ruang
marrow dengan jarak tidak lebih dari 1cm. Setelah itu syringe dipasang pada jarum
aspirasi dibuat oleh mereka yang ahli dibidangnya seperti teknisi hematopatologis.
Tetesan kecil dari sampel diletakkan pada kaca slide selanjutnya dapat dipersiapkan
dalam berbagai cara namun tetap dengan tujuan yang sama yaitu mengevaluasi bone
marrow. Apusan bone marrow adalah pembuatan sediaan paling sederhana yang mirip
dengan pembuatan apusan darah tepi. Satu tetes sampel diletakkan 1cm dari ujung
kaca slide yang sudah diberi label diujungnya yang berlawanan. Kemudian ambil kaca
slide kedua yang diposisikan membentuk sudut 30o dari kaca slide pertama lalu
didorong hingga ujung berlawanan secara mulus dan cepat. Cara lainnya adalah
dengan metode squash preparation, cover slip method, dan touch prints dengan
indikasi dan tampilan yang berbeda-beda. Pewarnaan standard yang digunakan untuk
detail sitologis. Pewarnaan lainnya dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Seperti
Prussian blue untuk besi pada kass yang dicurigai sebagai hemosiderosis. Sudan
Biopsi bone marrow dilakukan dengan mengambil jaringan lunak yang disebut
marrow dari dalam tulang. Sama seperti aspirasi bone marrow, sampel yang biasa
dipakai adalah marrow yang berasal dari tulang pinggul. Namun pengambilan marrow
dari sternum tidak dilakukan pada proses biopsi karena resiko terhadap kerusakan
pembuluh darah, paru-paru dan jantung sangat besar. Universitas Sumatera Utara
Berbeda dengan sampel bone marrow yang didapat melalui proses aspirasi, jaringan
bone marrow yang didapat melalui proses biopsi digunakan dalam studi mengenai
selularitas keseluruhan dari marrow, deteksi lesi-lesi fokal, dan peningkatan infiltrasi
oleh berbagai sumber patologi lainnya. Biopsi dilakukan dengan prosedur yang sama
dengan proses aspirasi bone marrow hanya saja dengan ukuran jarum yang lebih
besar. Jarum yang digunakan disebut dengan trephine needle. Jarum ditembuskan dan
tertahan di bony cortex. Dengan cara yang sama yaitu gerakan memutar, jarum akan
B. Aplikasi klinis
Leukemia myeloid akut adalah penyakit keganasan bone marrow dimana sel-
subtipe dari AML dibedakan dari kelainan darah lainnya berdasarkan jumlah blast
yang berada di bone marrow, yaitu sebanyak lebih dari 20%. Patofisiologi yang
mendasari AML adalah kegagalan maturasi sel-sel bone marrow di fase awal
perkembangan. Mekanismenya masih diteliti, namun pada beberapa kasus, hal ini
genetik lainnya. Gejala klinis yang muncul pada pasien AML berakibat dari
kegagalan bone marrow dan atau akibat infiltrasi sel-sel leukemik pada berbagai
mengalami gejala akut selama beberapa hari hingga 1-2 minggu. Pasien lain
terjadi di paru-paru, saluran cerna dan sistem saraf pusat, hal ini sangat
Limpa, hati, gusi dan kulit adalah tempat-tempat yang sering disinggahi akibat
dilakukan antara lain adalah pemeriksaan darah, pemeriksaan bone marrow, yang
Universitas Sumatera Utara Pada pemeriksaan hasil aspirasi bone marrow, dapat
dihitung jumlah sel blast. Menurut FAB, AML adalah ketika terdapat lebih dari 30%
sel blast di bone marrow. Menurut klasifikasi terbaru WHO, AML sudah tegak jika
4DaftarPustaka
Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology.Twelfth
Edition. Asia: Wiley