Anda di halaman 1dari 5

1.

DEFINISI
Karsinoma tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus secara
cepat dan pertimbangannya tidak terkendali. Kanker dapat berasal dari dalam tulang juga
timbul dari jaringan atau dari sel-sel kartilago yang berhubungan dengan epiphipisis atau
dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum tulang (Price & Wilson.
2005).

2. ETIOLOGI
Menurut Smeltzer (2002) :
1. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi.
2. Keturunan
3. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan
radiasi).
4. Virus onkogenik

3. PATOFISIOLOGI

Keganasan sel pada mulanya berlokasi pada sumsum tulang (myeloma) dari
jaringan sel tulang (sarkoma) atau tumor tulang (carsinomas). Pada tahap selanjutnya sel-
sel tulang akan berada pada nodul-nodul limpa, hati limfe dan ginjal. Akibat adanya
pengaruh aktivitas hematopoetik sumsum tulang yang cepat pada tulang, sel-sel plasma
yang belum matang / tidak matang akan terus membelah. Akhirnya terjadi penambahan
jumlah sel yang tidak terkontrol lagi.
Osteogeniksarcoma sering terdapat pada pria usia 10-25 tahun, terutama pada
pasien yang menderita penyakit paget’s. hal ini dimanifestasikan dengan nyeri bengkak,
terbatasnya pergerakan serta menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada punggung
bawah merupakan gejala yang khas, hal ini disebabkan karena adanya penekanan pada
vertebra oleh fraktur tulang patologik. Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan
sel-sel neoplasma. Pada sumsum tulang hal ini menyebabkan terjadinya hiperkalsemia,
hiperkalsuria dan hiperurisemia selama adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas
akan membentuk sejumlah immunoglobulin / bence jones protein abnormal. Hal ini dapat
dideteksi dalam serum urin dengan teknik immunoelektrophoesis. Gejala gagal ginjal
dapat terjadi selama presitipasi immunoglobulin dalam tubulus (pada pyelonephritis),
hiperkalsemia, peningkatan asam urat, infiltrasi ginjal oleh plasma sel (myeloma ginjal)
dan thrombosis pada pena ginjal.
Kecederungan patologik perdarahan merupakan ciri-ciri myeloma dengan dua alasan
utama, yaitu :
a. Penurunan platelet (thrombositopenia) selama adanya kerusakan megakaryosit,
yang merupakan sel-sel induk dalam sel-sel tulang.
b. Tidak berfungsinya platelets, microglobin menghalangi elemen-elemen dan turut
serta dalam fungsi hemostatik.

4. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Rasjad, 2013) :
a. Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin
parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresifitas penyakit).
b. Akibat riwayat trauma dan atau cidera yang berkaitan dengan olahraga yang tidak
berhubungan.
c. Peningkatan kadar fosfate alkalis serum.
d. Keterbatasan gerak.
e. Kehilangan berat badan.
f. Peningkatan suhu kulit diatas masa dan ketegangan vena.
g. Lesi primer dapat mengenai semua tulang.
h. Malaise.
i. Demam.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Lynda (2011) Diagnosis didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan
penunjang diagnosis seperti :
1. CT Scan (Computed Tomography Scan)
2. Myelogram : adalah jenis khusus dari tes x-ray dimana pewarna khusus
disuntikkanke dalam kantung tulang belakang.
3. Arteriografi : atau angiografi, yaitu pemeriksaan arteri (setelah injeksi pewarna)
untuk mencari kerusakan dan penyumbatan.
4. MRI ((Magnetic Resonance Imaging)
5. Biopsi
6. Pemeriksaan biokimia darah dan urine
7. Pemindaian tulang

Pemeriksaan foto toraks dilakukan sebagai prosedur rutin serta untuk follow-up
adanya stasis pada paru-paru. Fosfatase alkali biasanya meningkat pada sarkoma
osteogenik. Hiperkalsemia terjadi pada kanker tulang metastasis dari payudara, paru, dan
ginjal. Gejala hiperkalsemia meliputi kelemahan otot, keletihan, anoreksia, mual, muntah,
poliuria, kejang dan koma. Hiperkalsemia harus diidentifikasi dan ditangani segera.
Biopsi bedah dilakukan untuk identifikasi histologik. Biopsi harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya penyebaran dan kekambuhan yang terjadi setelah eksesi tumor.,
(Rasjad, 2013).

6. PENATALAKSANAAN
Mneurut Price & Wilson (2005) Tujuan penatalaksanaan adalah menghancurkan atau
mengangkat jaringan ganas dengan metode seefektif mungkin.
Teknik Pembedahan :
1. Eksisi luas, tujuan adalah untuk mendapatkan batas-batas tumor secara histologis,
tetapi mempertahankan struktur-struktur neurovaskuler yang utama.
2. Amputasi, tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi. Indikasi
amputasi primer adalah lesi yang terjadi secara lambat yang melibatkan jaringan
neurovaskuler, menyebabkan firaktur patologis (terutama raktur proksimal), biopsi
insisi yang tidak tepat atau mengalami infeksi, atau terkenanya otot dalam area yang
luas.
3. Reseksi enblock, taknik ini memerlukan eksisi luas dari jaringan normal dari jaringan
disekitarnya, pegangkatan seluruh serabut otot mulai dari origo sampai insersinya dan
reseksi tulang yang terkena termasuk struktur pembuluh darah.
4. Prosedur tikhoff linberg, teknik pembedahan ini digunakan pada lesi humerus bagian
proksimal dan meliputi reaksi enblock skapula, bagian humerus dan klavikula.
5. Pilihan Rekonstruksi
Kriteria pasien untuk pembedahan mempertahankan ekstremitas, usia, insisi biopsi
dan fungsi pasca bedah ekstremitas yang dipertahankan lebih dari fungsi alat
prostesis, rekonstruksi dapat dilakukan dengan penggunaan berbagai bahan logam
maupun sintesis.
6. Kemoterapi
Kemoterapi mengurangi massa tumor dengan agen alkilating kemoterapi yang
dikombinasikan yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pembedahan dengan tujuan
untuk membasmi lesi mikrometastik.
7. Terapi Radiasi
Percobaan untuk sakoma jaringan lunak saat ini dengan menggunakan doksorubisin /
sisplatin diikuti radiasi sebesar 2800 cGy.

7. PENCEGAHAN/EDUKASI
Menurut Lynda (2011) :
a. Mengembangkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang seimbang,
empat sehat lima sempurna. Terutama makanan yang mengandung kalsium alami
dengan jumlah yang cukup.
b. Olahraga yang teratur dapat menguatkan tulang karena banyak bergerak akan
membuat komposisi tulang menjadi lebih padat. Lari dan senam adalah olahraga
yang direkomendasikan baik untuk tulang.
c. Hindari makanan yang mengandung zat karsiogenik atau mengandung zat yang dapat
menyebabkan kanker.
d. Tidak mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol.
DAFTAR PUSTAKA

Price & Wilson. 2005. Patofisiologi – Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Volume 1. Jakarta: EGC.

Smeltzer & Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume III
Edisi 8. Jakarta : EGC

Rasjad. 2013. Dalam Karya Tulis Ilmiah Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Karsinoma
Tulang. Oleh Anindya 2017. Diakses Pada Jumat, 22 November 219 Pukul
20.44 WITA

Lynda. 2011. Dalam Karya Tulis Ilmiah Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Karsinoma
Tulang. Oleh Anindya 2017. Diakses Pada Jumat, 22 November 219 Pukul
20.44 WITA

Anda mungkin juga menyukai