T1 Sulistyono Dampak Industri Migas Terhadap Lingkungan 1 PDF
T1 Sulistyono Dampak Industri Migas Terhadap Lingkungan 1 PDF
Oleh : Sulistyono*)
ABSTRAK
Meningkatnya kegiatan pembangunan dan industri terutama industri minyak dan gas bumi
(migas) diberbagai sektor di Indonesia dapat mendorong peningkatan penggunaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3). Keberadaan B3 tersebut dapat berasal dari dalam negeri
maupun dari luar negeri (impor), sehingga perlu dilakukan pengelolaan yang baik agar tidak
berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Kegiatan pembangunan dan industri
bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat yang dilaksanakan melalui rencana
pembangunan jangka panjang yang bertumpu pada pembangunan di bidang industri.
Pembangunan di bidang industri termasuk industri migas disatu pihak menghasilkan barang
yang bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat, tetapi dipihak lain juga menghasilkan limbah.
Diantara limbah yang dihasilkan oleh kegiatan usaha industri migas adalah limbah B3.
Melihat adanya fakta tetap adanya sektor industri migas yang mengakibatkan kerusakan
lingkungan hidup, maka pemerintah memberikan aturan yang tegas terhadap kewajiban
industri sektor migas untuk menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, untuk menjamin agar
sektor industri migas benar-benar melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Perusahaan,
UU Perseroan Terbatas (PT) juga telah mengatur mengenai mekanisme pemberian sanksi.
Kelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab seluruh umat manusia, termasuk
di antaranya pemerintah dan badan usaha. Industri sektor migas sebagai salah satu industri
penyumbang terbesar devisa negara, yang juga banyak terkait dengan aspek lingkungan
hidup, memiliki kewajiban untuk turut menjaga kelestarian lingkungan hidup. Hukum
Indonesia telah memberikan pengaturan yang cukup jelas dan tegas bagi industri sektor
migas terkait dengan kewajibannya dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Berbagai
kasus kerusakan lingkungan hidup yang terjadi, yang disebabkan oleh industri sektor migas,
merupakan bukti bahwa aturan yang ada belum terlaksana secara maksimal.
Kata kunci : Limbah B3, kelestarian lingkungan
23
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2
24
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2
Pada satu sisi keberadaan industri migas agar industri migas dapat tetap menjaga
sangat dibutuhkan manusia tetapi disisi kelestarian lingkungan hidup, maka
lain kegiatan industri migas juga potensi diperlukan peran serta pemerintah. Dalam
mencemari lingkungan. Sehingga hal ini pemerintah memiliki peranan
pengelolaan lingkungan hidup sangat sebagai regulator, sekaligus melaksanakan
diperlukan agar keberadaan industri migas fungsi pengawasan. Pasal 39 ayat (1) UU
dapat memberikan manfaat dan Migas menyebutkan bahwa pemerintah
kesejahteraan bagi manusia. Dari latar berperan untuk melakukan pembinaan
belakang penulisan diatas dapat terhadap sektor usaha migas, yang antara
dikemukakan rumusan masalah sebagai lain mencakup penetapan kebijakan
berikut : mengenai kegiatan usaha migas,
1. Apakah kegiatan industri migas potensi berdasarkan pada: . cadangan dan potensi
mencemari lingkungan ? sumber daya migas yang dimiliki,
2. Bagaimana kewajiban Badan Usaha kemampuan produksi, kebutuhan bahan
industri migas pada pengeloaan bakar migas dalam negeri, penguasaan
lingkungan hidup? teknologi, aspek lingkungan dan
pelestarian lingkungan hidup, kemampuan
II. TINJAUAN TEORI nasional dan kebijakan pembangunan.
25
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2
27
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2
daya ikat gas CO terhadap Hb adalah 240 maupun karena bencana alam. .Adanya
kali dari daya ikat CO terhadap O2. Apabila hujan akan menyebarkan tumpahan
gas CO darah (HbCO) cukup tinggi, maka minyak akibat kebocoran tersebut dan
akan mulai terjadi gejala antara lain pusing berpotensi mencemari lingkungan dan
kepala, mual dan sesak nafas, gangguan membahayakan biota perairan di sangai
penglihatan dan konsentrasi menurun, atau laut.
tidak sadar, koma dan apabila berlanjut
Untuk melokalisir dan pembersihan
akan dapat menyebabkan kematian.
tumpahan minyak di sungai atau laut /
pantai dengan menggunakan bahan kimia
b. Pencemaran Air
(chemical) jenis OSD (Oil Spill Dispersant).
1. Limbah pemboran
c. Pencemaran Tanah
Limbah pemboran, lumpur sisa adalah
material-material dari hasil kegiatan
1. Oil Sludge (lumpur minyak)
eksplorasi migas. Limbah pemboran ini
Oil sludge (lumpur minyak) adalah kotoran
juga potensi mempengaruhi kualitas air
minyak yang terbentuk dari proses
permukaan disekitar daerah eksplorasi.
pengumpulan dan pengendapan
2. Air terproduksi kontaminan minyak, yang terdiri atas
kontaminan yang memang sudah ada di
Air terproduksi adalah air yang berasal dari
dalam minyak maupun kontaminan yang
tambang atau dari sumur minyak yang
terkumpul dan terbentuk dalam
masih bercampur dengan minyak mentah/
penanganan suatu proses. Secara fisik oil
minyak bumi (crude oil) dan gas a yang
sludge mempunyai berat jenis antara : 0,93
dibawa ke atas dari strata yang
– 1,05, berwarna dari coklat tua sampai
mengandung hidrokarbon selama kegiatan
hitam, berbau hidrokarbon dan kelarutan
pengambilan minyak dan gas bumi
dalam air sangat rendah. Komponen utama
termasuk didalamnya air formasi, air
dari oil sludge adalah air, minyak, padatan
injeksi dan bahan kimia yang ditambahkan
(residu) dan logam terutama logam As, Hg,
untuk pengeboran atau untuk proses
Cu, Zn, Cr dan logam-logam lain. Kegiatan
pemisahan minyak/air.
usaha industri migas yang paling potensi
3. Tumpahan minyak (oil spill) di perairan menghasilkan sludge adalah tangki timbun
Tumpahan minyak (oil spill) di perairan minyak mentah (crude oil) dan tangki
sungai atau laut dapat terjadi karena timbun produk bahan bakar minyak baik di
minyak yang tumpah akibat kebocoran darat (terminal transit, instalasi, depot)
sarana pengangkutan, penyimpanan dan maupun di laut (tanker/ floating storage).
niaga. Minyak yang tumpah bisa berupa Oil sludge umumnya terdapat setelah
minyak mentah (crude oil) maupun produk- kegiatan pembersihan tangki timbun (tank
produk minyak yang dalam hal ini adalah cleaning).
BBM (avgas, mogas, avtur, minyak tanah,
solar, minyak diesel dan minyak bakar) 2. Tumpahan minyak (oil spill) di
maupun pelumas. Kebocoran dapat terjadi permukaan tanah
pada sarana pipa, tongkang/ tanker
Tumpahan minyak di permukaan tanah
maupun tangki floating storage.
dapat terjadi karena minyak yang tumpah
Kebocoran dapat disebabkan karena
akibat kebocoran pada`sarana pengolahan,
kelalaian petugas operator, peralatan yang
pengangkutan, penyimpanan dan niaga.
sudah usang, rusaknya segel pipa
Kebocoran dapat terjadi pada pipa, mobil
28
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2
29
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2
masyarakat. Industri sektor migas sebagai sektor migas, merupakan bukti bahwa
salah satu industri penyumbang terbesar aturan dan regulasi yang ada belum
devisa negara, yang juga banyak terkait terlaksana secara maksimal.
dengan aspek lingkungan hidup, memiliki
Diharapkan dengan adanya aturan
kewajiban untuk turut menjaga kelestarian
mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
lingkungan hidup. Hukum Indonesia telah
Lingkungan Perusahaan, sebagaimana
memberikan pengaturan yang cukup jelas
diatur dalam UU PT, dapat menjadi
dan tegas bagi industri sektor migas terkait
pegangan bagi industri sektor migas untuk
dengan kewajibannya dalam menjaga
menjaga kelestarian lingkungan hidup,
kelestarian lingkungan hidup. Berbagai
sehingga impian mendapatkan lingkungan
kasus kerusakan lingkungan hidup yang
hidup yang sehat akan menjadi kenyataan.
terjadi, yang disebabkan oleh industri
DAFTAR PUSTAKA
30