Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 20 (2): 8 - 13

ISSN: 0852-3581
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Pengaruh suhu dan lama pemeraman pada inkubator terhadap


kualitas fisik kefir
Herly Evanuarini

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya


Jl. Veteran Malang 65145 Jawa Timur

herly_evanuarini@yahoo.com

ABSTRACT: The objective of the research was to find out the optimum temperature
and ripening duration in incubator to produce kefir which had physical quality that met
the standard of fermented milk quality. The method of experiment was factorial
randomized block design. The first factor was temperature that consisted of 25oC, 30oC
and 35oC. The second factor was ripening duration that consisted of 12 hours, 18 hours
and 24 hours. The result showed that the temperature and duration of ripening gave a
highly significant effect (P<0.01) on pH and viscosity. The combination of temperature
(30oC) and ripening duration (24 hours) produced kefir which met the standard of
Indonesian industry fermented milk such as pH (3.86) and viscosity 157.6 cps.

Keywords: Temperature, ripening duration, kefir

PENDAHULUAN mudah dicerna dan dapat memberikan


Susu merupakan salah satu flavour yang lebih baik jika
bahan pangan yang mengandung zat-zat dibandingkan dengan cara pengawetan
makanan yang penting dan diperlukan yang lain. Proses fermentasi dapat
oleh tubuh. Komponen zat-zat tersebut mengubah laktosa menjadi glukosa dan
diantaranya adalah air, karbohidrat, galaktosa yang menghasilkan asam
protein, lemak, mineral dan vitamin. laktat, alkohol dan senyawa lain yang
Susu juga mempunyai kelemahan yaitu dapat memberikan aroma, rasa dan
mudah mengalami kerusakan karena tekstur yang khas serta relatif lebih baik
merupakan media yang sangat baik bagi (Fardiaz,1992).
pertumbuhan mikroorganisme yang Produk-produk susu fermentasi
menguntungkan dan yang merugikan. dewasa ini semakin berkembang, antara
Pengolahan susu dilakukan untuk lain yogurt, yakult, dan kefir, dimana
mencegah kerusakan, memperpanjang sebagian besar mikroorganisme yang
daya simpan, menjadikan susu lebih dipakai sebagai starter pada susu
mudah dicerna serta untuk fermentasi tersebut adalah bakteri
penganekaragaman produk susu. penghasil asam laktat. Starter yang
Fermentasi adalah salah satu digunakan mengandung berbagai jenis
bentuk pengolahan susu dengan Lactobacilli dan Streptococci, khamir
melibatkan aktifitas satu atau beberapa dan jamur yang semuanya hidup secara
spesies mikroorganisme yang simbiosis (Padaga dan Purnomo,1993).
dikehendaki dengan tujuan untuk Kefir merupakan produk hasil
meningkatkan nilai gizi susu, lebih olahan susu secara fermentasi yang

8
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 20 (2): 8 -13

berasal dari daerah Kaukasus, dengan gelas ukur, pH meter merk Schott
menginokulasikan bibit kefir (kefir Gerate, viscometer merk Brook Field,
grains) pada susu pasteurisasi. timbangan analitik merk Mettler AJ150,
Meskipun belum banyak dikenal, kefir Inkubator merk QUALTEX model
merupakan minuman yang bernilai gizi IA245, penyaring,dan aluminium foil.
tinggi dengan cita rasa yang khas dan
diyakini mempunyai khasiat dan Metode penelitian
beberapa kegunaan yang berhubungan Metode yang digunakan dalam
dengan kesehatan tubuh, misalnya dapat penelitian ini adalah percobaan factorial
memulihkan kondisi tubuh setelah dengan rancangan acak kelompok
menderita sakit (Anonimous, 1994). dengan dua faktor perlakuan. Faktor
Kefir mempunyai konsistensi agak pertama yaitu suhu inkubator yang
kental dan rasa agak masam yang digunakan untuk pemeraman yakni
dihasilkan dari proses fermentasi 25oC, 30oC, 35oC dan faktor kedua
laktosa yang menjadi asam laktat dan yaitu lama pemeraman 12 jam, 18 jam
alkohol. dan 24 jam. Variabel yang diukur
Pemeraman kefir secara adalah pH, viskositas kefir yang
tradisional biasanya dilakukan pada dihasilkan.
suhu (25-27oC) dan lama pemeraman
selama 24 jam bahkan lebih biasanya Prosedur percobaan
dihasilkan tekstur yang kurang baik Prosedur pembuatan kefir antara
disebabkan karena suhu ruang dapat lain:
mengalami fluktusi sehingga dapat  Susu segar dipateurisasi dalam
mempengaruhi pertumbuhan erlenmeyer sampai suhu 85oC dan
mikroorganisme (Sawitri, 1997). Oleh dipertahankan selama 15 menit
karena itu perlu dilakukan penelitian  Lalu diturunkan suhunya sampai
tentang suhu dan lama pemeraman pada suhu pemeraman
inkubator yang berpengaruh terhadap  Kemudian diinokulasi dengan bibit
produk kefir dengan kualitas yang kefir 30 gram per liter susu.
sesuai dengan standar susu fermentasi Erlenmeyer ditutup rapat dengan
ditinjau dari kualitas fisik. aluminium foil.
 Selanjutnya dimasukkan pada
MATERI DAN METODE inkubator dengan suhu pemeraman
25 C, 30oC dan 35oC dan diperam
Materi penelitian selama 12 jam, 18 jam dan 24 jam.
Materi yang digunakan dalam  Pada akhirnya disaring dan
penelitian ini adalah kefir yang dibuat ditampung dalam beaker glass.
dari susu segar dari susu Taruna di Desa Filtrat yang lolos dari alat
Karang Besuki Candi Badut Malang penyaring disebut kefir yang
dan dipasteurisasi. Selanjutnya kemudian dianalisis. Sedangkan
diinokulasi dengan bibit kefir (kefir bibit kefir yang tertinggal di alat
grains) yang diperoleh dari penyaring dicuci dengan air matang
Laboratorium Teknologi Hasil Ternak yang hangat agar bersih dari sisa-
Fakultas Peternakan Universitas sisa susu sehingga bebas dari bau
Brawijaya. asam.
Peralatan yang digunakan dalam Variabel yang diukur adalah pH
penelitian ini adalah gelas beaker, dan viskositas. Pengukuran variabel
erlenmeyer, termometer, corong kaca, dilakukan sebagai berikut:

9
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 20 (2): 8 -13

1. Pengujian pH sampel kefir HASIL DAN PEMBAHASAN


dilakukan dengan menggunakan pH
meter merk Schoot Gerate. Pengaruh perlakuan terhadap pH
2. Pengujian viskositas dilakukan kefir
dengan menggunakan Viscometer Hasil analisis ragam
Brook Field model LV. menunjukkan bahwa perlakuan suhu
pemeraman dan lama pemeraman
Analisis data memberikan perbedaan pengaruh yang
Data yang diperoleh dianalisis sangat nyata (P<0,01) terhadap pH
dengan menggunakan analisis ragam. kefir. Interaksi antara kedua perlakuan
Apabila hasil analisis tersebut juga memberikan perbedaan pengaruh
menunjukkan perbedaan, maka analisis yang sangat nyata (P<0,01) terhadap pH
data akan dilanjutkan dengan kefir. Rata-rata pH kefir dapat dilihat
menggunakan Uji Jarak Berganda pada Tabel 1.
Duncan (Yitnosumarto, 1993).

Tabel 1. Rata-rata pH kefir pada masing-masing perlakuan


Suhu pemeraman Lama pemeraman (jam) Rata-rata
(˚C) L1 L2 L3
T1 4,62 4,35 4,24 4,40l
T2 4,36 4,19 3,86 4,14m
T3 4,00 3,94 3,77 3,90n
x
Rata-Rata 4,33 4,16y 3,96z

Tabel 1 menunjukkan bahwa perubahan laktosa tersebut dapat


semakin tinggi suhu dan lama dipercepat pula.
pemeraman cenderung menurunkan pH Perlakuan di atas memberikan
kefir. Perlakuan suhu 35oC memberikan nilai pH sesuai standar yang
rataan pH yang lebih rendah direkomendasikan oleh standar industri
dibandingkan pada perlakuan suhu 25oC Indonesia. Hal ini disebabkan dengan
dan 30oC. Hal ini disebabkan karena semakin lama pemeraman berarti
semakin tinggi suhu inkubator yang semakin memberi kesempatan bagi
digunakan menyebabkan peningkatan bakteri asam laktat untuk mengubah
aktifitas bakteri starter yang berarti laktosa menjadi asam laktat, sehingga
pembentukan asam laktat dari laktosa ion hidrogen bebas dalam kefir akan
juga semakin banyak. Asam laktat yang meningkat. Meningkatnya jumlah asam
terbentuk dalam jumlah terbanyak laktat ini selanjutnya dapat menurunkan
mampu berionisasi secara maksimal pH karena semakin banyaknya
untuk membebaskan ion hidrogennya. konsentrasi ion H+. Padaga dan
Bertambahnya hidrogen bebas Purnomo (1993) menyatakan bahwa pH
menyebabkan pH kefir akan semakin ditentukan oleh aktifitas ion hidrogen
menurun. Buckle et al., (1987) bebas (H+) dalam molekul per liter
menyatakan bahwa agar proses suatu larutan. Hubungan pengaruh
fermentasi berjalan cukup baik maka perlakuan dan interaksinya terhadap pH
suhu lingkungan untuk pertumbuhan kefir dapat dilihat pada Gambar 1.
starter harus dikontrol karena dapat
meningkatkan kecepatan metabolisme
bakteri asam laktat dan akibatnya proses

10
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 20 (2): 8 - 13
ISSN: 0852-3581
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Gambar 1. Grafik interaksi perlakuan dan pH kefir

Semakin tinggi suhu dan lama berkembang biak dengan baik dan pada
pemeraman maka diperoleh pH kefir waktu berkembang akan mengeluarkan
yang lebih rendah. Hal ini disebabkan cairan yang mengandung enzim,
seiring dengan peningkatan suhu dan sehingga mengubah makanan atau
lama pemeraman menunjukkan semakin senyawa di lingkungannya menjadi
meningkatnya laktosa yang produk fermentasi.
terfermentasi oleh enzim laktase yang
tentunya akan meningkatkan jumlah Pengaruh perlakuan terhadap
asam laktat yang terbentuk, sehingga viskositas kefir
terjadi penurunan nilai pH kefir. Nilai Hasil analisis ragam
pH tertinggi didapat dari perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan suhu
25oC selama 12 jam, sedangkan pH pemeraman dan lama pemeraman
terendah didapat dari perlakuan 35oC memberikan perbedaan pengaruh yang
selama 24 jam. Adnan (1984) sangat nyata (P<0,01) terhadap
menyatakan bahwa mikroorganisme viskositas kefir. Interaksi antara kedua
dapat mensintesa banyak enzim dan perlakuan juga memberikan perbedaan
enzim tersebut berfungsi dalam pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
pertumbuhan dan metabolisme. terhadap viskositas kefir. Rata-rata
Sedangkan pada suhu dan lama viskositas kefir (cps) dapat dilihat pada
pemeraman optimum, proses fermentasi Tabel 2.
menyebabkan mikroba dapat

Tabel 2. Rata-rata viskositas kefir (cps) pada masing-masing perlakuan


Suhu pemeraman Lama pemeraman (jam) Rata-rata
(˚C) L1 L2 L3
T1 92,93 141,47 147,33 127,24l
T2 140,13 149,20 157,60 148,98m
T3 161,60 182,40 221,73 188,58n
Rata-Rata 131,56x 157,69y 175,56z

Tabel 2 menunjukkan bahwa beraktifitas sehingga semakin banyak


semakin tinggi suhu inkubator yang asam laktat yang dihasilkan
digunakan maka akan memberikan menyebabkan peningkatan viskositas.
kesempatan bakteri asam laktat untuk Perlakuan suhu 35oC lebih cepat

11
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 20 (2): 8 -13

menurunkan keseimbangan protein Perlakuan lama pemeraman 24


kasein dalam kefir sehingga mendekati jam memberikan viskositas yang lebih
titik isoelektris protein kasein. Dalam tinggi dibandingkan perlakuan lama
keadaan seimbang protein kasein larut pemeraman 12 dan 18 jam. Hal ini
secara homogen, hal inilah yang disebabkan dengan semakin lama waktu
menyebabkan meningkatnya viskositas. yang digunakan maka semakin banyak
Eckles et al., (1990) menyatakan bahwa kesempatan bakteri asam laktat untuk
keasaman merupakan salah satu faktor menghasilkan asam laktat. Kesempatan
yang dapat mempengaruhi viskositas. aktifitas pertumbuhan kefir grains lebih
Viskositas tertinggi yaitu 188,88 tinggi pada perlakuan lama pemeraman
centipoise, sedangkan viskositas 24 jam. Viskositas tertinggi yaitu
terendah yaitu 127,24 centipoise. 131,56 centipoise didapatkan dari lama
Perlakuan suhu 35oC pemeraman 24 jam dan viskositas
memberikan viskositas yang lebih terendah yaitu 131,56 centipoise dari
tinggi dibandingkan perlakuan 25oC dan lama pemeraman 12 jam. Perbedaan
30oC, karena pada suhu ini aktifitas viskositas ini disebabkan oleh
bakteri asam laktat semakin tinggi dan perbedaan lama pemeraman dalam
pH yang rendah menyebabkan lemak kisaran waktu 12 jam hingga 24 jam.
dan protein susu mengalami penurunan Keasaman susu fermentasi adalah salah
keseimbangan. Adnan (1984) satu dari sekian banyak zat-zat yang
berpendapat bahwa faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan
mempengaruhi viskositas susu antara keseimbangan protein susu (kasein)
lain konsentrasi dan kandungan protein, selain basa, alkohol, panas, radiasi dan
keadaan lemak, suhu dan lamanya susu garam. Hubungan pengaruh perlakuan
dalam penyimpanan. dan interaksinya terhadap viskositas
kefir dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik hubungan interaksi perlakuan dan viskositas kéfir

Viskositas terendah yaitu 92,93 24 jam. Berdasarkan nilai rata-rata


centipose diperoleh pada perlakuan dengan semakin meningkatnya suhu
25oC selama 12 jam dan viskositas pemeraman dan lama pemeraman
tertinggi yaitu 221,73 centipoise cenderung akan meningkatkan
diperoleh dari perlakuan 35oC selama viskositas. Kecenderungan peningkatan

12
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 20 (2): 8 -13

viskositas dapat dijelaskan bahwa DAFTAR PUSTAKA


dengan penggunaan suhu dan lama Adnan, M. 1984. Kimia dan teknologi
pemeraman tersebut maka semakin pengolahan air susu. Fakultas
meningkat pula aktifitas fermentasi dan Teknologi Pertanian Universitas
pertumbuhan mikroorganisme sehingga Gajah Mada. Yogyakarta.
dapat mempengaruhi kenaikan Anonimous. 1994. Kefir minuman
viskositas produk yang dihasilkan. berkhasiat. Perusahaan Minuman
Bourne (1982) menyatakan bahwa Kefir. Yogyakarta.
faktor-faktor yang mempengaruhi Bourne, M. C. 1982. Food, texture and
viskositas adalah suhu, konsentrasi viscosity concept and
larutan, berat molekul larutan, tekanan measurement. Academic Press.
dan bahan terlarut. London.
Viskositas produk fermentasi Buckle, K. A., Edward, R. A., Fleet, G.
disebutkan bahwa semakin tinggi H and Wotton, N. 1987. Food
keasaman, nilai viskositas produk science. (Diterjemahkan oleh
fermentasi akan semakin besar. Oleh Purnomo dan Adiono dalam Ilmu
karena itu nilai viskositas kefir akan Pangan). UI Press. Jakarta.
lebih baik apabila tidak terlalu kental Eckles, C. H., Combs, W. B. and Macy,
dan terlalu encer sehingga kenampakan H. 1990. Milk and milk product.
kefir akan lebih baik. Hal ini tercapai Tata Mc Graw Hill Publishing
pada perlakuan suhu pemeraman 30oC Company. Ltd. Bombay.
dengan lama pemeraman 24 jam yaitu Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi pangan.
viskositas 157,6 centipoise. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Padaga, M. Ch dan Purnomo, H. 1993.
KESIMPULAN DAN SARAN Susu dan produk olahannya.
Kesimpulan hasil penelitian ini Fakultas Peternakan. Universitas
adalah perlakuan suhu dan lama Brawijaya. Malang.
pemeraman yang semakin tinggi akan Sawitri, M. E. 1997. Memanfaatkan
meningkatkan viskositas tetapi akan susu afkir menjadi makanan sehat
menurunkan pH kefir. Kombinasi suhu dalam upaya menciptakan
30oC dan lama pemeraman 24 jam wirausaha baru di daerah sentra
menghasilkan kefir yang memenuhi produksi susu di Jatim. Laporan
standar industri Indonesia susu Penelitian PPIS Universitas
fermentasi dengan pH 3,86 dan Brawijaya. Malang.
viskositas 157,6 cps. Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan:
Perancangan, analisis dan
interpretasinya. Program MIPA.
Universitas Brawijaya. Malang.

13

Anda mungkin juga menyukai