SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
R. Aj. SABINA SITI NURUL PRISTISARI
NIM : 029114016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK DIA YANG SUDAH MENCURAHKAN ROH KUDUS
UNTUK MENDAMPINGIKU SAAT MULAI LELAH BERLARI DAN IKUT BEKERJA BERSAMA
hingga purna.
MAAF AKU MEMBIARKAN BAPAK DAN IBU “BERPUASA” SEKIAN LAMA UNTUK
KAMAS, DIMAS, MBAK VENSA, RAHSA & RAHDYA, TERIMA KASIH UNTUK CINTA,
BU IS,
Papi,
LOVE U ALL
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana regulasi emosi negatif pada anak
indigo. Subjek penilitian ini adalah dua orang anak indigo laki-laki, Pr dan Rm, yang
direkomendasikan oleh Pro V Klinik Jakarta, berusia sembilan dan delapan tahun. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan metode wawancara sebagai data utama penelitian, serta data yang berasal
dari orang tua sebagai pendukung. Data dianalisa secara deskriptif dengan teknik trianggulasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anak indigo memiliki perasaan yang sangat peka
sehingga sangat berpengaruh terhadap reaksi emosi yang muncul. Pr dan Rm secara umum belum
dapat melakukan regulasi emosi negatif sepenuhnya. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian
bahwa kedua subjek belum dapat melakukan regulasi salah satu dari lima emosi negatifnya sampai
pada tahap memodifikasi. Kedua subjek masih dibantu ibu dalam memodifikasi ataupun
mengevaluasi beberapa emosi negatifnya tersebut. Strategi regulasi emosi negatif yang sering
dilakukan oleh Pr adalah mencari kenyamanan dari ibu dan memasrahkan segalanya kepada
kehendak Tuhan (acceptance), sedangkan Rm lebih sering menggulakan strategi regulasi emosi
mengalihkan perhatian dari objek stres (displacement) dan melakukan kegiatan fisik yang
menenangkan. Dukungan dari lingkungan keluarga terutama ibu sangat mempengaruhi kedua
subjek dalam meregulasi emosi negatif Pr dan Rm. Kedua subjek merasa nyaman dengan
lingkungan yang dapat memahami dan menerimanya dengan cinta. Hal tersebut membantu kedua
subjek untuk lebih optimal meregulasi emosi negatifnya.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The research was held in order to have knowledge about the negative emotions
regulation of indigo children. As recommended by Pro V Klinik, Jakarta, the researcher focused to
two indigo boys who were nine years and eight years in age, further mentioned as Pr and Rm. For
this research, the researcher used qualitative approach and case study method. Main datum which
was from the subject and supporting datum which were from parents and teachers were collected
by interview method. Data were analyzed descriptively by triangulation techniques. Results from
this study indicate that indigo children have a very sensitive feeling so great influence on
emotional reactions that arise. Rm and Pr in generally cannot accomplished the entirely negative
emotion regulation. This is shown by the results of research that both the subject has not been able
to regulate one of the five negative emotions till the stage to modify. Both subjects were assisted by
mothers in modifying or evaluating some of these negative emotions. Negative emotion regulation
strategies that are often carried out by Pr is seeking comfort from her mother and surrender
everything to the will of God (acceptance), while the Rm more likely to use emotion regulation
strategies by divert attention from the object of stress (displacement) and doing physical activities
that soothe. Support from the family, especially the mother greatly affect both the subject in
regulating negative emotions Rm and Pr. Both subjects felt comfortable with the environment that
can understand and accept them with love. This will help both subject to more optimally regulate
their negative emotions.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kuasa,
terang Roh Kudus serta bimbingan-Nya skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun dan dibuat untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar
melibatkan banyak pribadi yang memberikan bantuan dengan tulus, oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada:
selama ini.
3. Ibu Agnes Indar Etikawati S.Psi., Psi, M.Si. selaku Dosen pembimbing
4. Bapak Drs. Hadrianus Wahyudi, M.Si. dan Romo Dr. A. Priyono Marwan,
S.J., selaku penguji sekripsi. Terima kasih atas proses pembelajaran yang
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si., terima kasih untuk semangat dan
6. Ibu Aquilina Tanti Arini S.Psi., M.Si, Ibu Titik Kristiyani, M.Psi. dan
Terima kasih untuk bimbingan, motivasi dan arahan selama saya berproses
psikologi USD ini. Mas Muji, Mas Donny, Mas Gandung, Bu Nanik dan
Pak Gik terima kasih atas bantuan, motivasi dan perhatiannya untuk
8. Dr. Erwin Kusuma dan Ibu Cahya di Pro V Clinic, terima kasih atas segala
data.
10. Bapak dan ibu. Terima kasih untuk kesabaran dan keprihatinannya
pengertiannya yang tak pernah putus, serta segala fasilitas yang sudah
terima kasih motivasinya, juga dimas yang tidak bosan membantu dan
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Keluarga Kelapa Gading dan Pangkalan Jati, terima kasih sudah bersedia
berjuang di Jakarta.
Mondros. Terima kasih buat doa, motivasi dan sindiran yang selalu
13. Bu Is dan Mas Ari “Papi” yang selalu jadi semangatku dari Rumah Bapa,
14. Bona, Aan, Honey, Iunt, Putri, Mas Siuz, dan Mas Danang, thanks buat
15. Teman-teman seperjuangan angkatan 2002 yang tidak bisa diucapkan satu
per satu, kalian selalu menjadi semangat, motivasi, harapan dan pesaing
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i i
HALAMAN MOTTO....................................................................................... v v
ABSTRAK....................................................................................................... vii
vii
ABSTRACT....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR...................................................................................... x x
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….. 4 4
C. Tujuan Penelitian………………………………………………... 4 4
D. Manfaat Penelitian………………………………………………. 4 4
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Emosi Negatif...………………………………………...……….. 6 6
1. Pengertian Emosi………………………………………….. 6 6
2. Macam Emosi……………………………………………... 7 7
B. Regulasi Emosi………………………………………………….. 13
C. Anak Indigo………………………………..………………………... 20
A. Jenis Penelitian……………………………………………………….. 29
B. Fokus Penelitian……………………...………………………………. 29
C. Subjek Penelitian……………………………...…………………….... 30
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Keabsahan Data………………………………….…………………... 39
39
A. 40
Pelaksanaan Penelitian…………………………………………... 40
B. 41
Deskripsi Subjek………………………………………………… 41
C. Hasil Penelitian………………………………………………….. 54
54
D. Pembahasan……………………………………………………... 7880
87
BAB V. PENUTUP…………………………………………………………. 85
A. 87
Kesimpulan…………………………………………………….... 85
B. 89
Saran…………………………………………………………….. 87
91
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 89
95
LAMPIRAN…………………………………………………………………. 93
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak kira-kira tahun 2000 (W, 2007), istilah anak indigo muncul setelah
Kompas menulis pemberitaan yang terkait dengan keberadaan anak indigo dalam
pengalaman Abel (bukan nama sebenarnya). Abel adalah seorang anak indigo
yang dibawa orang tuanya ke psikiater karena hampir setiap malam merasa
jiwanya lepas dari raganya dan pergi mengembara, serta sering melihat kejadian
yang akan terjadi. Abel didiagnosis menderita halusinasi dan diberi obat, tetapi
obat-obat itu tidak diminumnya. Dia terus mencari jawaban atas keadaannya
dengan membaca buku dan mempelajari tentang trans dari seorang guru di Bali.
teman sebayanya menawari pil-pil psikotropika sebagai media untuk dapat sampai
Kasus lain yang diberitakan adalah pengalaman Viktor. Dia adalah anak
indigo yang selalu berselisih paham dengan orang tuanya. Dari kecil ia dianggap
sebagai anak pemberontak sampai akhirnya ia lari dari rumah pada usia tiga belas
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun. Sekarang Viktor merasa diterima dengan baik setelah diasuh oleh keluarga
pendeta asal Amerika yang tinggal di Bandung. Kasus berbeda dialami Satrio
Wibowo (Ysahnaz, 2009). Dia adalah anak indigo yang memiliki kemampuan
menulis novel ratusan halaman dalam bahasa Inggris tanpa pendidikan khusus dan
melukis dengan sangat detil. Ia tidak suka menyerap pelajaran karena merasa
dalam kehidupannya. Anak indigo memiliki ciri khas old soul. Old soul berarti
seusianya dan tampak sebagai orang yang bersikap arif (Chapman, 2005).
dalam relasi dengan teman sebaya. Anak indigo merasa tidak nyaman bergaul
dengan teman sebayanya. Silalahi (2009) menemukan bahwa ketiga subjek indigo
beberapa anak indigo, mengungkapkan bahwa biasanya anak indigo merasa marah
dimiliki anak indigo serta kurang adanya penerimaan dari lingkungan sosialnya
emosi negatif. Emosi negatif (Safaria dan Saputra, 2009) memberikan dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak menyenangkan dan menyusahkan. Emosi ini adalah emosi yang sering
dihindari dan berusaha dikendalikan, tetapi jika gagal individu akan sulit
menyadari serta mengatur pikiran dan perilakunya dalam emosi yang berbeda,
baik emosi positif maupun emosi negatif (Richard dan Gross, 2000). Tompson
individu tersebut. Seseorang yang mengalami emosi negatif biasanya tidak dapat
sehingga perlu adanya regulasi emosi negatif. Regulasi emosi yang baik
selanjutnya (Giles, 2005). Anak menjadi lebih adaptif dan dapat diterima oleh
lingkungannya. Regulasi emosi negatif penting dimiliki oleh anak pada akhir
masa kanak-kanak, karena pada masa ini terdapat tuntutan agar anak dapat
berelasi baik terhadap lingkungan dan teman sebayanya (Gunarsa, 1997 dan
Santrock, 2002).
Regulasi emosi negatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah strategi
ingin melihat regulasi emosi negatif pada anak indigo. Regulasi emosi negatif
regulasi emosi negatif dan anak indigo, sebagai anak yang berada pada akhir masa
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teorietik
indigo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Secara praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka menyajikan sub bab emosi negatif, regulasi emosi, anak
indigo dan regulasi emosi negatif anak indigo. Keempat sub bab tersebut
memberikan deskripsi mengenai regulasi emosi, anak indigo serta emosi negatif
anak indigo.
A. Emosi Negatif
Sub bab emosi negatif menyajikan pengertian emosi dan macam emosi.
Macam emosi yang diuraikan adalah emosi positif dan emosi negatif.
1. Pengertian Emosi
pengolahan pikiran, perasaan, nafsu dari setiap keadaan mental yang hebat
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tubuh dan wajah, aktivasi pada otak, penilaian kognitif, perasaan subjektif,
2. Macam Emosi
a. Emosi Positif
psikologis yang positif. Bentuk emosi positif adalah tenang, santai, rileks,
gembira, lucu, haru, dan senang (Safaria dan Saputra, 2009). Emosi positif
menurut Lazarus (1991) adalah bentuk emosi yang muncul ketika tujuan
1) Bahagia (happy)
kemajuan yang berarti dalam proses pencapaian tujuan atau pada saat
2) Bangga (pride)
Kasih sayang merupakan suatu reaksi emosi yang terlihat dari suatu
mencapai tujuannya.
4) Lega (relief)
lingkungannya. Emosi lega terlihat pada saat tujuan yang semula dinilai
tidak sesuai menjadi kebutuhan yang penting bagi individu dan terjadi
b. Emosi Negatif
hidup dan kebahagiaan. Bentuk emosi negatif adalah sedih, kecewa, putus
yang muncul ketika pencapaian tujuan tidak tercapai. Lima bentuk emosi
negatif adalah:
1) Marah (anger)
Marah merupakan salah satu bentuk emosi yang paling kuat. Emosi
marah dapat berbentuk menyalahkan orang lain, diri sendiri, atau objek
dilampiaskan pada diri sendiri sedangkan emosi marah pada orang lain
10
2) Cemas (fright-anxiety)
Kondisi malu yang disertai rasa bersalah ini timbul dari nilai-nilai
diri. Identits diri adalah kesesuaian antara keadaan diri yang senyatanya
pencapaiannya.
11
4) Sedih (sadness)
kegagalan dalam menjalankan peran atau tidak dihargai oleh orang lain.
tidak ada yang dapat dilakukan lagi setelah mengalami suatu kegagalan.
5) Iri (envy-jealously)
yang dimiliki orang lain dan menginginkan kasih sayang dari orang
lain dengan pola perilaku yang tidak impulsif. Dapat pula digambarkan
bahwa manusia memiliki dasar-dasar emosi atau telah memiliki emosi primer
12
b. marah (anger)
c. sedih (sadness)
d. senang (joy)
e. terkejut (surprise)
f. jijik (disgust)
g. sebal (contempt)
variasi dan campuran dari emosi, yang mungkin saja berbeda-beda pada tiap
budaya.
patologis.
berat.
13
ujungnya, mania.
g. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
h. Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur
lebur.
menurut Lazarus (1991). Lima emosi negatif tersebut adalah marah, sedih,
B. Regulasi Emosi
14
Thompson (1994) dan Berk (2008) karena peneliti ingin melihat regulasi
keseluruhan proses yang terjadi di dalam diri, perasaan, dan latar belakang
15
memaafkan diri sendiri atau orang lain yang terlibat dalam masalah
putus asa, cemas dan marah. Individu menjadi lebih optimis dalam
hambatan yang besar, tidak pernah mudah putus asa serta selalu memiliki
harapan.
secara efektif, lebih tahan terhadap kecemasan dan depresi. Terutama jika
16
perasaan sedih, marah, benci, kecewa, atau frustasi (Goleman, 2007 dan
Thompson, 1994).
pengukuran kecemasan.
Perlu diperhatikan, kalau dimensi ini hanya pada tahap kognitif saja.
17
yang positif bisa dianggap membantu pada jangka pendek, namun pada
18
strategi yang secara umum dilakukan oleh orang dewasa seperti selfblame,
strategi regulasi emosi yang khas. Strategi emosi yang biasa dilakukan anak-
dengan berbicara pada dirinya sendiri seperti contoh berikut ini, ibu
(displacement).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
jempol).
perhatian dari objek yang membuatnya stress, melakukan aktifitas fisik yang
a. Kecerdasan emosi
20
b. Orang tua
Orang tua merupakan salah satu faktor regulasi emosi. Anak belajar
(Retnowati, 2003).
dalam penelitian.
C. Anak Indigo
Sub bab ini menyajikan pengertian anak indigo, karakteristik anak indigo,
Istilah indigo pertama kali dipopulerkan oleh Tape (1982), dalam bukunya
sebelumnya adalah indigo. Menurut Carrol dan Tober (2000) anak indigo
adalah anak yang menunjukkan seperangkat atribut psikologis baru dan luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
biasa, serta menunjukkan sebuah pola perilaku yang pada umumnya tidak
didokumentasikan sebelumnya.
Besar Bahasa Indonesia artinya roda. Mata ketiga karena letaknya di dahi, di
antara kedua mata. Cakra mata ketiga mengandung makna sesuatu yang
a. Pemimpin-pemimpin “bersorban”
indigo merupakan anak yang memiliki fisik sama seperti anak-anak lain tetapi
batinnya tua (old soul) sehingga tidak jarang ia menampakan sifat yang
pencitraan aura serta hipnografi (Kusuma, 2005). Alat yang digunakan dalam
pencitraan aura adalah AVS (Aura Video Station) dan aura imaging photon
counter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Anak indigo secara fisik memang terlihat sama seperti anak-anak pada
adalah:
f. Dapat mengetahui yang sudah berlalu dan yang akan datang, termasuk
tentang dirinya.
alam.
anak dengan karakter yang unik, IQ-nya termasuk diatas rata-rata (antara 125-
130), memiliki bakat yang tinggi, mempunyai empati dan bersikap arif melampaui
usia sebenarnya. Anak indigo sering disebut sebagai anak Attention Defisit
otoritas, tidak patuh, dan terkadang secara emosional sangat ekstrim. Anak indigo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
cenderung tidak mau atau sulit menunggu giliran, mudah kecewa terhadap ritual,
dewasa.
c. Indigo artis adalah anak yang memiliki kemampuan artistik luar biasa
kebijaksanaan yang luar biasa dan pernah menjadi siapa saja di masa
lalu.
di atas anak indigo juga memiliki emosi negatif. Menurut Dosick dan Dosick
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(2004), emosi negatif yang dirasakan oleh anak-anak indigo bersumber pada
perbedaan yang dialami anak antara ”bagian dalam” (yang diketahui anak
secara intuitif) dan “bagian luar” (yang dialami anak di dunia ini). Emosi
a. Kemarahan
b. Duka cita
c. Ketakutan
d. Ketidakpercayaan
e. Keputusasaan
25
f. Penderitaan
g. Rasa malu
bersembunyi.
h. Ketidakamanan
i. Egoisme
atau pikiran atau perasaan, pelit, tertutup, tampak menarik diri, dan
j. Kehilangan
26
k. Kepanikan
m. Kebencian
n. Kejengkelan
o. Dendam
internal.
p. Iri hati
Iri hati berarti menginginkan apa yang dimiliki oleh para malaikat.
q. Perasaan bersalah
kekurangsempurnaan di dunia.
(Goleman, 2007) dan emosi negatif yang digunakan penelitian ini (Lazarus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1991) seperti sudah dikemukakan di atas, emosi negatif pada anak indigo dapat
diri
tujuan individu tersebut (Thompson, 1994). Individu akan dianggap adaptif bila
dapat meregulasi emosinya dengan baik. Anak indigo pada usia akhir masa kanak-
emosi negatifnya.
menurut Lazarus (1991) adalah marah, sedih, cemas, malu-rasa bersalah dan iri.
Bentuk-bentuk emosi tersebut yang berusaha dikendalikan oleh anak indigo agar
dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya. Anak indigo melakukan strategi untuk
penuh streess dan berusaha mengotrol ekpresi emosi negatifnya (Berk, 2008 serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
McDevitt dan Ormord, 2002). Upaya yang dilakukan anak tersebut merupakan
Anak indigo memiliki karakteristik yang berbeda dari anak seusianya, seperti
mahluk halus, dapat membaca pikiran, kemauan serta perasaan orang lain, tertarik
mengakibatkan anak indigo menjadi lebih kritis dan kurang dapat berinteraksi
dengan anak sebaya. Terhadap otoritas anak indigo cenderung untuk menolak
peraturan yang kaku, dan mudah bosan, sedangkan terhadap teman sebaya anak
Dari sumber teori juga diperoleh bahwa anak indigo masih memiliki
kehilangan, penderitaan, keputusasaan, malu, rasa bersalah dan iri hati. Anak
diregulasi. Regulasi emosi negatif anak indigo adalah strategi untuk mengelola
oleh anak indigo. Emosi negatif anak indigo yang diregulasi adalah emosi-emosi
negatif anak indigo yang dikelompokkan berdasarkan lima emosi negatif Lazarus
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
atau analisis statistik. Data penelitian kualitatif biasanya diperoleh dari wawancara
perkataan dan sudut pandang pelaku, tetapi juga kelompok yang memiliki
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah regulasi emosi negatif anak indigo. Regulasi
emosi negatif anak indigo adalah strategi untuk mengelola respon emosional yang
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
untuk mencapai suatu tujuan yang dilakukan oleh anak indigo. Respon emosional
Regulasi emosi negatif anak indigo dapat dilihat dari hasil analisis data
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah dua orang anak laki-laki yang telah memenuhi
syarat indigo berdasarkan pemeriksaan dan rekomendasi dari Pro V Clinic Jakarta.
Subjek berusia 8 dan 9 tahun. Anak-anak yang berada pada tahap perkembangan
akhir masa kanak-kanak adalah anak berusia 6 sampai dengan 11 tahun (Santrok,
2002; Papalia, 2007). Peneliti memilih kedua subjek ini karena sesuai dengan
tujuan penelitian.
Wawancara dilakukan langsung dengan subjek penelitian dan orang tua untuk
dan reaksi subjek selama proses wawancara yang dapat mendukung data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sekolah I Indigo. Peneliti akan mencatat hasil observasi yang dilakukan hari
Malang, 1992) selain itu alat yang digunakan sederhana dan mudah didapat.
Tes grafis dapat melihat tingkat energi, derajat pengontrolan diri, kemampuan
grafis tersebut telah dikonsultasikan kepada dua orang psikolog. Tes grafis
1) identitas subjek
3) riwayat indigo
32
Table 3.1
Panduan Wawancara Regulasi Emosi Negatif
33
34
Pada tahap awal sebelum bertemu subjek, peneliti dua kali menghubungi
memberikan surat ijin penelitian kepada klinik, mengutarakan maksud dan tujuan
35
berupa tema-tema khusus yang mendeskripsikan regulasi emosi negatif pada anak
indigo. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-
1. Organisasi Data
36
lain:
2. Pengkodean (koding)
37
tertentu yang dapat mewakili berkas tersebut. Terdapat tiga kode yang
38
Table 3.2
Koding dalam Wawancara Latar Belakang Subjek
Table 3.3
Koding dalam Wawancara Regulasi Emosi Negatif
39
G. Keabsahan Data
yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
BAB IV
A. Pelaksanaan Penelitian
yaitu melalui wawancara (data utama), observasi serta tes grafis (data penunjang).
Tabel 4.1
Ringkasan Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1. Subjek 1
Sub sub-bab ini menyajikan identitas subjek dan latar belakang subjek.
a. Identitas Subjek
Nama : Pr
Usia : 9 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 21 Agustus 2000
Urutan lahir : Bungsu dari empat bersaudara
Hobi : main catur, computer, basket dan taekwondo
Tipe keindigoan : humanis dan interdimensional
Nama ayah : AC
Pekerjaan ayah : wiraswasta (pendidikan)
Nama ibu : PP
Pekerjaan ibu : wiraswasta (pendidikan)
salah satu mall. Orang tua subjek memiliki usaha membina minat serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
bakat anak di bidang olah raga (bela diri khususnya) dan seni di tempat
bermain komputer, biasanya kalau sudah asik dia lupa mengerjakan tugas
yang dilihat kepada ibunya. Subjek juga pernah merasa sangat marah,
menuduhnya berbohong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Subjek sangat dekat dengan ibu dan kakak sulungnya, Rt, yang juga
kakak yang lain, Ag dan An, karena mereka sering mengganggu subjek
dengan keisengannya.
mau mengerti. Subjek sering dimarahi atau disindir oleh gurunya. Hal
tersebut sering kali membuat subjek merasa jengkel, tapi ia tidak bisa
Subjek baru pindah beberapa bulan yang lalu sehingga belum banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
indigo. Pendekatan yang dilakukan orang tua subjek pada anaknya yang
indigo lebih banyak berbagi dan diskusi. Orang tua subjek cenderung
akan diambil, kemudian anak yang tetap menentukan pilihan dan harus
memahami bahwa anak indigo tidak dapat didoktrin karena mereka bisa
proses yang tidak mudah karena ibu subjek sempat urus-urus sebanyak
tiga belas kali sebelum melahirkan. Subjek lahir bungkus seperti kedua
kakaknya yang lain. Ibu subjek merasakan setengah mati kala melahirkan
subjek karena kehabisan tenaga, untunglah waktu itu subjek bisa lahir
dengan selamat. Bayi yang lahir bungkus menurut mitos orang Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
menyelubungi itu dengan pari (padi), maka maknanya akan lebih baik.
Sebelum melahirkan ibu subjek tidak mendapat firasat apapun kalau akan
subjek mulai mencari lantai dan tidur sampai pagi. Subjek tidak mau
untuk meng-on atau off jika melihat mahluk halus, hanya dengan berdiam
diri sejenak.
Semua itu di dapatkan begitu saja tanpa proses belajar secara khusus.
dari Tuhan apakah orang tersebut bisa disembuhkan atau tidak. Biasanya
ada batasan waktu untuk mengobati orang yang sakit, tergantung dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tahu, namun tidak jelas tujuannya. Merasa tidak mampu mencapai hasil
rasa curiga subjek terhadap orang lain sebab ia masih merasa kurang
mampu dengan dirinya. Potensi subjek akan optimal jika merasa nyaman
tampaknya cukup stabil, tetapi dalam hal-hal tertentu masih ada indikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
membuat subjek mudah marah. Di sisi lain, ada rasa tidak aman, kurang
yakin pada diri sendiri. Subjek memiliki perasaan bersalah sehingga ada
diri, sukar dapat mengerti, dan memiliki sifat egosentris. Subjek memiliki
lingkungan. Subjek merasa tidak aman dengan kritik dan pendapat orang
diri kurang begitu penting atau kurang berperan dalam keluarga. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Subjek II
Sub sub-bab ini akan menyajikan identitas subjek dan latar belakang subjek.
a. Identitas Subjek
Nama : Rm
Usia : 8 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 28 November 2001
Urutan lahir : sulung dari 3 bersaudara
Hobi : main bola, sepeda dan main komputer
Tipe keindigoan : konseptual dan interdimensional
Nama ayah : BI
Pekerjaan ayah : TNI AD
Nama ibu : RP
Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
anak yang agak tertutup, tidak semua hal diceritakan. Subjek menyaring
saintce. Selain sekolah, subjek mengikuti les KUMON dari Senin sampai
Sabtu dan Minggu adalah hari bebas baginya untuk bermain komputer.
mengerjakan tugas-tugas sekolah ataupun tugas les. Kalau ada les, subjek
baru sekitar jam dua siang sampai di rumah. Subjek sudah lelah sekali.
Indigo.
Subjek sangat dekat dengan ibunya, apalagi ia harus tinggal jauh dari
bisa bertemu 5-8 bulan sekali saja. Aki (kakek) adalah figur pengganti
adalah golden boy bagi nein. Hal tersebut membuat Rm sering merasa iri
terhadap adiknya. Subjek terlihat lebih sayang dan melindungi Ky, adik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
membuat subjek terbiasa dengan pola asuh yang disiplin serta aturan-
orang yang lebih tua karena merasa lebih dipahami. Ketika masih tinggal
pulang dari les sudah sore dan tidak ada teman seusia yang tinggal
disekitar rumah akinya. Sekitar tempat tinggal akinya relatif sepi dan
jarang sekali terlihat orang bermain di luar rumah, meskipun itu adalah
perumahan.
subjek umur 1 tahun orang tuanya belum mengetahui kalau dia indigo.
Waktu itu, kakak ibunya yang penerbang akan berangkat untuk bertugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
juga.
Subjek bisa melihat mahluk halus. Subjek yang kurang terbuka tidak
apa yang dilihatnya melalui gambar. Seperti ketika akan terjadi musibah
banjir besar, subjek hanya menggambar kota yang terendam air. Rm pun
Rm, ibunya harus bed rest selama 5 bulan, dalam usia kandungan 4-9
hanya full berdoa, dan dzikir agar diberi keselamatan. Waktu dilahirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Selain itu subjek memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan vitalitas
atau energy yang besar. Dorongan yang ada di dalam dirinya cukup
untuk meraih atau melakukan sesuatu yang subjek inginkan. Ada indikasi
dan dikuasai emosi. Subjek masih kurang matang dan belum dapat
ketegangan dalam diri serta rasa cemas terkait dengan penerimaan dari
yang ia pilih itu benar dan didukung. Subjek bisa melakukan aktifitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Subjek ingin bebas, dan menolak pendapat atau kritik orang lain. Di
ayah. Subjek cukup sensitif terhadap sesuatu hal terlebih untuk sesuatu
C. Hasil Penelitian
Hasil penelitian regulasi emosi negatif ini menyajikan ringkasan dan uraian
mengenai regulasi emosi yang dilakukan masing-masing subjek pada setiap emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Table 4.2
56
57
58
59
Cemas Pasrah kepada Tuhan harus mengulang a. Berdoa sampai berhasil (positive
pengobatan atau tinggal meneruskan saja reappraisal)
(acceptance) b. Berbicara pada diri sendiri untuk
tetap kuat dan tidak menyerah
Malu-rasa a. Memsrahkan kepada kehendak Tuhan a. Tidak mengingat kejadian yang
bersalah (acceptance) memunculkan rasa bersalah
b. Mencari kenyamanan pengasuh dengan (mengalihkan perhatian dari objek
nasehat-nasehat ibunya yang stres/ displacement)
membuatnya tenang. b. Mengetukkan jari di meja
(melakukan aktifitas yang
menenangkan)
Iri menerima apa pun keadaan yang terjadi a. Meninggalkan adiknya, jalan-jalan ,
(positive reappraisal) nonton TV, pergi ke kamar (menjauhi
objek iri)
b. Mencari kenyamanan dari pengasuh,
dengan share meminta nasehat ibu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berikut ini adalah penjelasan mengenai regulasi emosi negatif pada masing-
masing subjek.
1. Subjek I
a. Marah
verbal dengan mengomel dan berteriak serta secara fisik subjek berkelahi.
temannya.
Subjek merasa dirinya menjadi penyebab mobilnya mogok tetapi dia tidak
paling besar. Ibu subjek juga melihat penyebab kemarahan subjek karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menjelaskan bahwa ia lemas karena mengobati orang yang sakit satu hari
sebelumnya, tetapi guru subjek tidak mau mengerti. Sikap gurunya yang
Salah satu penyebab subjek marah terlihat dari pernyataan berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
berteriak.
b. Sedih
marah meskipun emosi sedih tidak sering muncul. Emosi sedih yang
timbul sangat kuat sehingga subjek merasa bahwa keadaan tersebut sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dan banyak orang meninggal yang akan terjadi. Gambaran akan terjadinya
bencana alam yang dilihat subjek seperti film yang muncul dan hilang
membuat dirinya lebih tenang dan nyaman. Kesedihan yang dirasakan oleh
(OS1, W1 sb 659-668)
T:Rasa sedihnya itu kuat? Sekuat apa?J:Sangat kuat. Kadang sampai nangis..T:Itu
berapa hari? Atau..J:Makanya tergantung itu... tergantung dari gejala alamnya ini.
Semakin berat ya semakin dalem. Semakin dalem dan.. untuk menenangkannya
butuh waktu juga. Karena pengaruhnya ke jantung kalau dia. Jantung jadi ndrodok
gitu.
berpikir kalau memang bencana alam itu yang menjadi kehendak Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
maka apa yang akan terjadi diserahkan kepada Tuhan. Subjek memikirkan
Tuhan, memikirkan hal yang lain dan mengerjakan PR. Subjek dibantu
berangsur-angsur hilang.
emosi sedih lain seperti menceritakan perasaannya pada ibunya agar tidak
stress). Hal ini dapat dilihat dari pernyataan subjek berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
gitu, ke ibu gitu biasa lebih enak T: Direleksinnya biasa gimana, dengan cara apa? J:
Jadi di… aku ngasih tau ke ibu gitu, abis itu tenang udah bisa ngeluarin gitu T:
Heeh… Cuma itu aja, atau… bentuk relaksnya Pr selain cerita ke ibu apa? J: Biasa si itu,
itu biar bisa dilepasin nggak sedih di sini terus (memegang dada) T: Biasanya
meditasi juga Pr? (mengangguk) kalo meditasi itu biasanya ngapain, dapat apa dari
meditasi itu? J: Tenang gitu, enak, jadi… seger gitu, jadi…atinya jadi enak terasa..
T: Kalo pas sedih itu sendiri, ni kan tadi kalo sedih berlalu, kalo pas sedih itu sendiri yang
Pr lakukan apa? J: Ng…apa ya? Ngasih tau ibu, ngeluarin… T: Ngeluarin unek-unek
itu aja? J: Iya, yah kalo ga nanti sedih di dalem
c. Cemas
(S1, W1 sb 561-612)
T:Cemas. Takut? J:Iya. T:Pernah merasakan takut? J:Pernah. T:Biasanya seberapa e…
sering rasa takut itu muncul? J:Jarang banget. T:Jarang? J:Jarang banget. T:E…ketika
rasa takut itu muncul, rasa cemas itu muncul e… seberapa kuat rasanya itu, yang Pr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
rasain? J:Ga terlalu takut sih aku, soalnya ya… aku tetep percaya kalo Tuhan itu
nglindungin jadi ya… aku ga terlalu takut. T:Kalo cemas? J:Cemas, itu hampir ga
pernah. T:Cemas, khawatir gitu, hampir ga pernah merasakan itu? J:Pernah. T:Pernah?
Biasanya apa yang menyebabkan Pr khawatir? J:Ya..kalo misalnya ngobatin gitu ya.
Jangkauannya seha… ya tiga hari deh. Setelah tiga hari itu aku merasa cemas,
soalnya e…itu. Soalnya batesnya nanti harus ngulang. T:Harus ngulang maksudnya
gimana itu? J:Misalnya aku mesti ngobatin berapa kali ya, berturut-turut gitu ya…
Terus… kalo misalnya lewat dari hari batesannya yang Tuhan kasih. Trus nanti
ulang lagi dari awal. T:Pengobatannya diulang lagi dari awal? O.. Tuhan memberikan
batesan itu tiga hari? J:Misalnya… misalnya… Bisa ada yang lima hari batesannya,
kadang ga ada batesannya. Jadi bisa seminggu sekali, bisa dua hari sekali gitu.
T:Em… tergantung itu beda-beda ya… terus masa-masa batas itu membuat Pr khawatir,
selain itu yang biasanya membuat Pr khawatir atau cemas apa? J:Apa ya……… ya
kadang kalo lagi takut kaya (suara melirih) kaya misalnya ada pesawat gitu ato ada
orang sakit gitu cemas, takut, khawatir soalnya merasa sakit
(S1, W1 sb 654-666)
T:Pr kan merasa khawatir, merasa cemas. Nah setelah merasa itu, setelahnya… apa yang
Pr pikirkan setelah itu? J;Kalo memang telat ya harus ngulang, terpaksa. Cuman kalo
misalnya enggak ya, lega. T:Lega. Berarti tinggal meneruskan atau? J:Ya tinggal
nerusin. Meneruskan…T:Perasaannya? J:E…perasaannya lega. Kalo misalnya,
memang tinggal diterusin ya udah, tapi kalo misalnya nggak ya terpaksa aku…
gituT:Terpaksa ngulangin dari awal lagi. J:Heeh.
rasional dan tidak terbawa dalam kecemasan yang mendalam. Hal tersebut
(S1, W1 sb 573-575)
Ga terlalu takut sih aku, soalnya ya… aku tetep percaya kalo Tuhan itu nglindungin
jadi ya… aku ga terlalu takut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
akan terjadi kepada-Nya. Hal tersebut membuat subjek lebih optimis dan
adalah acceptance. Subjek memiliki pola pikir menerima dan pasrah atas
d. Malu-rasa bersalah
bersalah yang dirasakan oleh subjek kuat. Subjek merasa bersalah jika
orang lain celaka karena keisengannya dan jika subjek tidak berhasil
mengobati orang lain sampai sembuh. Subjek menilai rasa bersalah ketika
rasa bersalah ketika kejahilannya membuat orang lain celaka. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
orang.T:Heeh… gak berhasil ngobatin orang. J:Iya. Kan waktu itu ada urusan apa
gitu. Jadi ga bisa kesana, pas ayah sakit ato apa, lupa. T:Yang terlambat dari sananya
ato? J:E… ga tau, pokoknya kalo telat satu kali dua kali gitu, biasanya ga bisa.
T:Biasanya ga bisa kalo terlambat. Heeh…dan itu…J:Tapi ada yang ga ada kan.
Cuman kalo yang parah, biasa ada. T:Kalo yang parah? J:Ada batesnya. T:Ada
batesnya. Dan yang membuat Pr merasa bersalah apanya dari situ? J:E… ya karna ga
bisa, ga bisa nyembuhin sampe sembuh.T:Prya ga, ga bisa nyembuhin sampe sembuh
J:Sampe sembuh.T:Tapi karena bates waktunya itu, bukan karena Prnya sendiri gitu?
J:Bukan.T:Itu yang…Kenapa Pr kok merasa bersalah? J:Ya karena ga bisa
nyembuhin. T:Sekuat apa rasa bersalah itu Pr? J:Kuat. Cuma ya mau gimana, cuman
aku itu biasanya karena telat gitu waktunya, ada yang tinggal sehari gitu . Nah itu
biasa, abis itu, biasa ga bisa.T:Ga bisa. Terus apa yang Pr lakukan waktu itu?J:Ya
sedih. T:Sedih. Sedihnya gimana? J:Sedih aja
(OS1, W1 sb 989-991)
Sering... sering dia merasa bersalah kalau dia ngga bisa membantu atau ngga bisa
berbuat apa-apa itu
sedih dan berpikir bahwa semuanya sudah berlalu dan tidak bisa diulangi
lagi, itu sudah waktunya menurut Tuhan. Ibu membantu subjek dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
(S1, W2 sb 108-130)
T:Ga bisa nyembuhin itu. Em itu dalem sampe dalem berapa hari merasa sedihnya atau?
J:Em… kalo, kalo bisa sampe beberapa hari, terus biasa mama tenangin. Terus
mama jelasin dan tenang.T:Kalo udah mama jelasin J:Tenang T:Terus tenang. E…….
nah e… setela itu, setelah Pr merasa bersalah baik itu tadi ga bisa ngobatin itu atau em…
apa namanya ngisengin temen itu, itu apa yang Pr pikirin setelah itu. Yang ada dipikiran
Pr? J:Ya udah biarin aja dehT:Maksudnya gimana?J:Maksudnya ya udah, dah lewat
mau gimana. Masak kayak kemaren ga berhasil nyembuhin gitu masak mau
disembuhin lagi, ya udah. Da lewat, ya udah ga bisa, kan udah… Tuhan gitu tadi
kan udah ga, udah waktunya.T:Em…itu yang ada dipikiran Pr setelah itu, setelah itu
gimana yang dirasain? J:Ya udah, kayaknya dah balik ya, dah balik kaya biasa
(OS1, W1 sb 1068-1083)
Ya udah, kalau memang e... dia ngga menurutin yang.. pentunjuk yang dari atas, ya
itu pilihan dia Dik. Jadi Kamu jangan pernah merasa bersalah. Kalau sampai
terjadi tu dia tahu kedepannya kaya gimana, dia merasa bersalah. Kamu jangan
pernah merasa bersalah, karena apa? E... ya... kamu udah menyampaikan kan,
pesan dari atas? Tapi dia tidak menurutin, jadi bukan kesalahan kamu. Kecuali
kamu ngga menyampaikan, saya bilang. T:Dia baru akhirnya bisa...?J:Iya
bisa...Mengendalikan itu...Itu pun sulit. Tapi kasihan tetep. Karena kasihannya itu
yang gede.
e. Iri
tersebut. Penyebab iri subjek adalah benda berbentuk Nitendo DS. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
subjek merasa tidak pernah iri tetapi berdasarkan pengertian iri yang
diuraikan dalam bab II, perasaan ingin memiliki Nitendo DS seperti yang
benar memiliki Nitendo DS. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan
(S1, W2 sb 192-196)
T: Pr pernah ga merasa iri? J: Nggak ya kayaknya sih nggak T: Gak pernah merasakan
iri, heeh…J: (menggeleng setuju)
(S1, W3 sb 77-98)
T: Kalo Pr pernah ga merasa ingin memiliki sesuatu yang orang lain miliki, yang Pr ga
punya? J: Ada T: Pernah? Apa itu? J: DS. T; DS itu apa? J: Nitendo DS T: O nitendo
DS. J: DS. T: e… Pr ingin memiliki itu? Temen-temen Pr banyak yang punya itu? J:
Banyak. T: Terus? J: Ya udah pengen aja. T: Ketika keinginan itu muncul e… apa yang
Pr lakuin J: Em…apa ya….. ya….. pengen aja tetep pengen. T: Merasa iri dengan
temen yang. J: Ga sih. T: punya itu? J: Ngga, ngerasa cuma pengen aja.
dengan menerima apapun keadaan yang terjadi, tidak atau belum bahkan
jika sudah dibelikan bukanlah suatu masalah bagi subjek. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2. Subjek II
a. Marah
salah kalau membela yang benar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
berikut ini:
(S2, W1 sb 595-618)
T:Pernah nggak Rm merasa marah? J:Pernah (nada bersemangat) T:Nah, biasanya
yang menyebabkan Rm marah apa? J:Ketidakadilan T:Ketidakadilan. Seperti apa itu,
bisa diceritain nggak? J:Nggak! T:Nggak? Terus kok ketidakadilannya seperti apa? Yang
membuat Rm J:Kalo yang disekolah bisa T:Apa? J:Kalo yang disekolah bisa T:Yang
nggak bisa yang dimana brati? J:Di rumah T:Yang di rumah nggak bisa? Kalo yang
disekolah seperti apa? J:Kalo di sekolah tu, temen-temen. J:Pasti kesel! Kalo aku
ngebela yang bener, sering salah. Tapi aku lebih enak ngebela yang bener, daripada
yang salah. Heh..karena memang harus begitu kan, yang bener selalu yang…
menang, yang tidak bener ya selalu yang kalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
sekolah. Waktu itu ada beberapa orang teman yang nakal menjepret semua
teman dengan pensil yang baru diruncing dan penggaris. Wajah subjek
kelima temannya yang nakal sampai masuk UKS. Hal tersebut membuat
subjek dikira kesurupan. Subjek merasa sedih setelah marah dan mencoba
subjek berikut:
(OS2, W1 sb 592-598)
Rm yang akhirnya mulai bisa meredam marahnya, jadi pada saat dia mulai marah,
dia harus tarik napas panjang, kemudian ada ritual meditasi sesaat, sehingga harus
memfokuskan konsentrasi, itu lumayan membantu dia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
b. Sedih
adalah merasa tidak dimengerti oleh orang lain. Hal tersebut sesuai dengan
(S2, W1 sb 360-361)
Nggak mau pada ngerti! Udah di kasi tau berapa kali ga mau pada ngerti.
(S2, W1 sb 675-686)
T:Kenapa kok sedih waktu marah? J:Nggak, nggak mau diceritain T:Nggak mau
diceritain. Karena? J:Nggak papa J:Sangking sedihnya malah nangis T:e… kalo
marah justru malah Rm sedih terus nangis gitu? Iya Rm? J:Heemmm… T:Kenapa kok
marah kok terus sedih, terus nangis kenapa? J:Badannya sakiiiittt….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
(OS2, W1 sb 1128-1129)
Sedih, he eh betul, pasti nangis, kalau udah marah pasti nangis.
terbawa sedih yang mendalam. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan subjek
berikut ini:
c. Cemas
memperoleh nilai yang jelek. Bagi subjek nilai tujuh puluh dalam ujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
UTS supaya berhasil. Hal tersebut membuat subjek optimis dan tidak
tidak boleh menyerah harus tetap kuat, dan tidak putus asa (berbicara pada
d. Malu-rasa bersalah
subjek tidak pernah merasa malu tetapi ia pernah merasa bersalah. Rasa
bersalah yang dirasakan subjek kuat dan berlangsung lama. Subjek merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
bersalah karena marah kepada ibunya. Subjek merasa dalam posisi yang
benar sedangkan ibunya yang salah, tetapi subjek merasa sangat bersalah
karena marah pada ibunya. Perasaan itu masih sering muncul sampai
subjek yang muncul sekarang memang tidak sekuat dulu tetapi perasaan
sebagai berikut:
(S2, W1 sb 887-892 )
J: Waktu itu kan aku marah sama bunda, aku merasa salah! Biarpun bunda yang
salah aku yang bener, tapi aku merasa salah T: Kenapa kok merasa salah? J: Ah
nggak mau ah nanti jadi sedih!
(OS2, W1 sb 875-877)
kalau merasa bersalah kayaknya enggak ya, menghilangkan sesuatu barang
miliknya aja dia tidak merasa bersalah kok
menahannya. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan subjek berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
emosi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
e. Iri
Subjek merasa iri kerena ia merasa adiknya selalu dibela oleh neneknya
sedangkan subjek tidak. Perasaan iri tersebut berlangsung lama. Bg, adik
berkelahi adiknya yang salah tetapi subjek harus siap untuk mengalah dan
meninju orang yang membuatnya iri tetapi subjek berfikir bahwa tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
(S2, W2 sb 104-146)
T:Nah, ketika Rm iri itu apa yang ada dipikiran Rm?J:(diam sesaat) Keseeellll!!!!
Otaknya mengkerut-mengkerut gitu, eh dipause, dipause, dipause T:terus?J:Bug...
(mempraktekan gerakan meninju-ninju sambil mengungkapkan kekesalannya
dengan menggerutu) kesel, kesel, kesel.T:Itukan yang dirasakan Rm kesel.J:Mukanya,
itu pingin merah terus keluar asabnya dari telinga kanan sama kiri.T:Apa yang Rm
ingin lakuin?J:….. Menonjok!!T:Apa yang ingin Rm lakukan, apa yang ada dipikiran
Rm tadi, dilakukan nggak?J:Ng….gak…No way T:Terus yang dipikirin pingin nonjok la
atau apalah, tapi Rm kan nggak ngelakuin itu kan? E… kenapa Rm tidak melakukan itu,
apa yang ada dipikiran Rm?J:Tunggu, nggak, nggak etis kalo ngelakuin itu, ya udah
aku tahan.T:Yang menahan Rm untuk melakukan itu apa?J:Nggak mau kasih tau
yang menjadi sumber iri, pergi ke kamar, jalan-jalan, main, berbagi cerita
kepada ibunya dan tetap menjalankan nasehat ibunya. Subjek tidak sekedar
(S2, W2 sb 205-208)
Ya pokoknya saya tetep jalanin apa yang bunda suruh, heh dengan cara saya minta
bunda, “bun, gimana-gimana caranya supaya aku nggak iri lagi ma dia.”
(OS2, W1 sb 1087-1094)
Iya dengan saya, karena mungkin yang bisa mengerti saya ataupun Akinya. Kalau
pagi sarapan dia akan ngobrol, jadi mungkin ee.. ayah saya yang banyak me.., apa,
banyak kasih masukan, pada waktu pagi, kenapa dia harus begini, kenapa dia harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
begitu, sesuai dengan yaa biasanya kita masukan juga kultur, ada, kultur ada
kebiasaan kita seperti apa gitu. saya bilang dalam hidup itu seperti ini
kenyataannya Rama, jadi kamu harus menerima. Awalnya berat sekali dia terima,
tapi lama-lama dia terima.
sikap optimis subjek untuk tetap menjalani nasehat ibunya supaya subjek
C. Pembahasan
emosi negatif. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian bahwa pada sebagian
besar dari kelima emosi negatif, kedua subjek belum dapat melakukan regulasi
sampai pada memodifikasi. Regulasi emosi negatif kedua subjek tersebut dibahas
1. Subjek I (Pr)
ini ditunjukkan oleh hasil bahwa dari kelima emosi negatif, subjek I belum
dapat meregulasi emosi marah sampai dengan tahap modifikasi. Emosi yang
lain yaitu sedih, cemas, rasa bersalah dan iri sudah diregulasi sampai dengan
Emosi negatif subjek yang dirasakan paling kuat dan menonjol adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
emosi sedih. Emosi tersebut jarang dialami tetapi sekali muncul terasa sangat
kuat, lebih kuat daripada emosi marah. Subjek sedih dalam waktu berhari-hari
sedihnya. Hal ini sesuai dengan kesimpulan tes grafis bahwa emosi subjek
kepada ibunya, meditasi dan berdoa untuk mengelola emosi sedih yang
Kecemasan muncul ketika subjek sampai pada hari terakhir dari batas waktu
mengobati yang diberikan oleh Tuhan. Hari terakhir tersebut adalah hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
subjek tidak mampu untuk mengobati seseorang sampai tuntas. Empati subjek
yang besar pada orang lain membuatnya merasa cemas dan bersalah pada
emosi negatif ditunjukkan pada tahap monitor dan evaluasi. Pada tahap
hidupnya.
hal yang lain, berpikir bahwa Tuhan selalu melindungi, memasrahkan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
mencerminkan hasil tes grafis subjek bahwa ada kecenderungan tidak mampu
sering melepaskan emosi negatif (seperti marah, sedih dan rasa bersalah)
penelitian tersebut didukung oleh hasil tes grafis yang menyatakan bahwa
2. Subjek II (Rm)
regulasi emosi negatif. Hal ini dapat ditunjukkan oleh hasil bahwa dari kelima
emosi negatif, subjek II belum dapat meregulasi emosi sedih sampai dengan
tahap modifikasi. Emosi yang lain yaitu marah, cemas, rasa bersalah dan iri
dilakukan ada yang belum dan sudah berhasil. Emosi negatif yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kepada dirinya bahwa proses ini harus dilalui untuk mencapai keberhasilan,
dan ternyata berhasil meregulasi emosi cemasnya. Ambisi subjek yang besar
di bidang akademis, tampak dalam hasil tes grafis dan pernyataan ibunya.
tidak putus asa dengan berpikiran positif, karena memiliki tujuan untuk
yang tinggi didukung dengan ambisi berprestasi yang besar membantu subjek
Seperti kecemasan yang terjadi saat UTS, subjek berhasil melakukan regulasi
yang terjadi di dalam diri, perasaan dan latar belakang tindakannya, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
memotivasi diri untuk dapat berjuang dalam hambatan yang dihadapi. Pada
pelan.
5. Berbicara pada diri sendiri untuk tetap kuat dan tidak menyerah.
sampai berhasil.
digunakan lebih banyak hanya mencari ketenangan diri saja. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
matang.
meminta nasehat kepada ibu. Peran ibu yang baik baginya memberikan
kurang diterima oleh neneknya. Hasil penelitian tersebut didukung hasil tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, kedua subjek belum dapat melakukan regulasi emosi negatif
sepenuhnya. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian bahwa kedua subjek belum
dapat melakukan regulasi dari lima emosi negatifnya sampai pada tahap
tidak melakukan regulasi terhadap emosi negatifnya karena emosi negatif yang
muncul dapat hilang sendiri secara otomatis. Subjek I dan II dibantu ibunya dalam
oleh subjek. Emosi yang paling berhasil diregulasi subjek I adalah iri. Subjek II
dibantu ibunya dalam bercerita pada peneliti karena subjek tertutup untuk
menceritakan beberapa hal pada peneliti. Emosi negatif yang paling berhasil
kenyamanan dari pengasuh (ibu), selain strategi regulasi emosi negatif tersebut subjek
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengalihkan perhatian dari objek stres (displacement) dan melakukan kegiatan fisik
yang menenangkan.
Faktor yang mempengaruhi regulasi emosi negatif kedua subjek indigo adalah
ibu. Kelekatan dengan ibu menjadi faktor dominan yang mempengaruhi regulasi
emosi negatif kedua subjek. Kedua subjek cenderung mencari ibunya untuk berbagi
pengalaman dan perasaan yang muncul terkait emosi negatifnya. Kedua subjek akan
serta memperoleh nasehat dari ibu mereka. Kecerdasan emosi menjadi faktor
Penelitian ini belum sempurna, masih banyak keterbatasan yang terjadi dalam
adalah:
Ketiga keterbatasan tersebut menjadikan data studi kasus yang digali di lapangan
kurang maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
B. Saran
data dengan lebih detil. Banyak sekali topik menarik yang bisa diangkat
dalam meregulasi emosinya. Anak dapat mengambil alih apa yang biasa
90
anak memiliki buku catatan tentang emosi negatif yang dirasakan dan direaksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., dan Umar, M. (1992). Psikologi Umum (edisi revisi). Surabaya: Bina
Ilmu.
Berk, L. E. (2008). Infants and Children (sixth ed.). Boston: Pearson Education.
Bridge, L.J., Denham, S.A., dan Ganiban, J.M. (2004, March/April). Definitional
Issues in Emotion Regulation Research. Diunduh 20 Juli 2010, dari
http://dionysus.psych.wisc.edu/lit/articles/BridgesL2004a.pdf.
Chapman, W. (2005). Indigo Child Cakra Mata Ketiga Pembawa Harapan Baru,
Terj. Oleh Yoyo. Yogyakarta: Jaka Pring (Nuqthoh Group).
Garnefski, N., Kraaij, V., dan Spinhoven, P. (2001). Negative Life Events,
Cognitive Emotion Regulation and Emotional Problem. Diunduh 17 Juli 2010,
dari http://media.leidenuniv.nl/legacy/garnefski___kraai_j__spinhoven_2001.pdf.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Gunarsa, S.D. (1997). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Juanita, V. (2003). Anak Indigo. Disarikan dari Narasumber dr. Riko Rahardian,
Praktisi Inti Reiki. Kolom Preview PasFM Healthcare. Diunduh 20 Mei
2006. http://www.google.com.
McDevitt, T.M. dan Ormord, J.E. (2002). Child Development, Educating and
Working with Children and Adolescents (second ed.). New Jersey: Pearson
Education.
MH. (2004, 27 Juni). Berbeda Tapi Bukan Anak “Aneh”. Diunduh 20 Mei 2006
dari http://www.kompas.com./kompas-cetak/0406/27/keluarga/1111602.htm.
Nimas. (2007, 28 Januari). Anak Indigo Dari Sixth Sense Sampai Mampu
Melihat Dimensi Lain. Diunduh pada 26 Juni 2008 dari http://www.pro-
vclinic.web.id/articles/dari-sixth-sense-sampai-mampu-melihat-dimensi-
lain.html.
93
Retnowati, S., Widhiarso, W., dan Rohmani, K.W. (2003). Peran Keberfungsian
Keluarga pada Pemahaman dan Pengungkapan Emosi. Diunduh 9 Juni
2010, dari
http://www.widhiarso.staff.ugm.ac./id/files/jurnal_keluarga_dan_pengungkap
an_emosi.pdf.
Richards, J.J. dan Gross, J.J. (2000). Emotion Regulation and Memory: The
Cognitive Cost of Keeping One’s Cool, Journal of Personality and Social
Psychology, 79 (3) 410-424.
Rumini, S., dan Sundari, S. (2004). Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:
Rineka Cipta.
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak (ed. Ke-11, jilid 2). Jakarta: Erlangga.
Saptorini, E. (2003, 20 Mei). Disangka Gila karena Indigo. Diunduh 20 Mei 2006,
dari http://www.kompas.com.
Senior. (2005). Indigo Si Anak Old Soul. Diunduh 20 Mei 2006 dari
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0506/17/154633.htm.
94
Wade, C. dan Tavris, C. (2007). Psikologi (ed. kesembilan. Alih bahasa: Padang
Mursalin, M. Psi dan Dinastuti, M.Psi. Jakarta: Erlangga.
Ysahnaz. (2009, 23 Juni). Indigo Child “Satrio Wibowo”. Diunduh 7 Juli 2010.
http://www.youtube.com/watch?v=yPYtTixIB3wdanfeature=related.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
A. Kutipan Wawancara
Sumber : Wawancara peneliti dengan Dr. Tb. Erwin Kusuma SpKJ
Tempat : di ruang praktek Pro V Clinic
Waktu : 12 Maret 2008
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
B. Surat Ijin1
1
Surat ijin dan surat keterangan yang terdapat dalam lampiran ini masih menggunakan judul lama
sebelum revisi skripsi yaitu “Pengelolaan Emosi Negatif Anak Indigo”, yang kemudian setelah
revisi diubah menjadi “Regulasi Emosi Negatif Anak Indigo”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
C. Surat Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102