Anda di halaman 1dari 32

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan

Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013

Drg. Oscar Primadi, MPH


Kepala Pusat Standardisasi, Sertifikasi, dan
Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan

Disampaikan pada :
Pertemuan Koordinasi Pengelola Penyelenggaraan
Pendidikan Tenaga Kesehatan 2012
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN

Agenda:
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

PENINGKATAN KUALITAS SDM

Peningkatan Akses Masyarakat


terhadap
Layanan Kesehatan yang Berkualitas

(Perpres No. 7/2005)


PENGATURAN
TENAGA KESEHATAN

Jumlah Jenis

Distribusi
4
Dasar Hukum Registrasi Nakes

Permenkes 1796 tahun


Draft Peraturan Bersama antara
2011 tentang Registrasi Kemendikbud dan Kemenkes :
Tenaga Kesehatan
• pengganti Permenkes 161 tahun • Pelaksanaan Uji Kompetensi Tenaga
2010 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan yang merupakan Exit
Kesehatan Exam di institusi pendidikan tenaga
• Lulusan sebelum tahun 2012 kesehatan bagi lulusan baru.
diberikan STR langsung • Pengembangan Materi Uji akan
(pemutihan) dilaksanakan bersama-sama oleh
• Uji kompetensi dilaksanakan MTKI dan DIKTI (LPUK)
sebagai exit exam mulai tahun 2012 • Uji Kompetensi selambat-
lambatnya mulai tahun 2013

5
Pelaksanaan Registrasi

Setiap tenaga kesehatan yang akan


menjalankan pekerjaannya wajib memiliki
STR.

Untuk memperoleh STR tenaga kesehatan


harus memiliki sertifikat kompetensi

Perpanjangan STR dilakukan melalui


portofolio dengan mengumpulkan 25 satuan
kredit profesi (SKP) dalam 5 tahun

6
ALUR REGISTRASI NAKES
MELALUI UJI KOMPETENSI
PASCA UJIAN TAHAP
AKHIR PENDIDIKAN

REGISTRASI LISENSI
SERTIFIKAS
I
SIP
UJI KOMPETENSI
(EXIT EXAM) STR SIK
Uji Kompetensi

suatu proses untuk


mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
tenaga kesehatan sesuai
dengan standar profesi.
8
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan Fungsi :


nomor 1796 tahun 2011 pengganti • Uji kompetensi bagi tenaga kesehatan
Permenkes nomor 161 tahun 2010 • Pemberian STR
tentang Registrasi Tenaga • Pembinaan penyelenggaraan praktik atau
pekerjaan yang dilakukan tenaga kesehatan
Kesehatan

10
Manfaat Registrasi Tenaga Kesehatan
Tujuan Standar
Uji Kompetensi Kompeten
si

Legal Aspek:
UU Sisdiknas UU
KB Standar
Pelayanan
Dikti Permenkes
K
Pendidikan Profesi
Berkelanjutan UJI KOMPETENSI
(CPD) Kognitif

Peningkatan Afektif

Mutu Tenaga Psikomotorik


Kesehatan
Dampak Pelaksanaan Uji Kompetensi

Out
Input Process Output Impact
come

Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas


Peserta Didik Kurikulum Lulusan Profesi
Dosen Proses Pelayanan
Nakes
Fasilitas Pembelajaran Kesehatan
Penilaian

Uji Kompetensi
Pengembangan Materi Uji Kompetensi

input
Proses
OUTPUT

1. Blue Print 1.Review Soal 1. Standard setting


2. Kontributor soal 2.Try-out item 2. Pengumuman
3. Metode Ujian 3.Pengelolaan 3. Umpan balik
ujian Pendidikan
4. Pedoman ujian
5. Dukungan IT 4.Pengelolaan
bank soal
Sasaran Uji Kompetensi
Semua tenaga kesehatan selain Dokter, Dokter Gigi dan Tenaga
Kefarmasian, meliputi 21 tenaga kesehatan:
1. Perawat 11. Teknisi Gigi
2. Bidan 12. Sanitarian
3. Fisioterapis 13. Elektromedis
4. Perawat Gigi 14. Analis Kesehatan
5. Refraksionis Optisien 15. Perawat Anestesi
6. Terapis Wicara 16. Akupunktur Terapis
17. Fisikawan Medis
7. Radiografer
18. Ortotis Prostetis
8. Okupasi Terapis
19. Teknisi Tranfusi Darah
9. Ahli Gizi
20. Teknisi Kardiovaskuler
10. Perekam Medis dan 21. Ahli Kesehatan Masyarakat
Informasi Kesehatan
Sistem Uji Kompetensi
• Prinsip KBK harus disertai evaluasi hasil
belajar berbasis kompetensi (perubahan mind-
set).

• Uji kompetensi = competence-based


assessment sebagai longitudinal assessment,
ujian standarisasi nasional/ uji kompetensi)
bagian integral dan komplementer terhadap
sistem ujian kompetensi di institusi.
Bagan Alur
Uji
Kompetensi
Bagi Peserta
Didik
Perguruan
Tinggi
Bidang
Kesehatan
Persiapan yang dilakukan
Pedoman Uji

Sosialisasi Legal Aspek

Item
Uji coba Uji
Development
Kompetensi
and Reviewer

Pelaksanaan
Kemitraan Uji Perangkat
Lintas Sektor
Kompetensi Pengelola

Nakes 2013
Persiapan Uji Kompetensi
1. Peserta
a. Peserta uji kompetensi adalah peserta didik di perguruan
tinggi bidang kesehatan yang mengikuti evaluasi akhir
program pendidikan. Jenjang pendidikan peserta uji
kompetensi minimal Diploma 3 (D3), kecuali untuk Teknisi
Transfusi Darah Diploma 1 (D1). Khusus untuk tenaga
keperawatan lulusan Strata 1 (Sarjana Keperawatan) tidak
dilakukan uji kompetensi.
b. Tenaga kesehatan lulusan sebelum tahun 2013 yang tidak
menjalankan tugas profesinya serta tidak memiliki STR.
c. TK-WNA setelah mendapat rekomendasi dari OP dan telah
melakukan adaptasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d.TK-WNI lulusan perguruan tinggi luar negeri setelah
mendapat rekomendasi dari OP, dan telah melakukan
adaptasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Penyusunan Jadwal Uji
a. Rancangan Jadwal Pelaksanaan (RJP).
1. Pada setiap awal tahun akademik (tahun ajaran), MTKP bekerjasama dengan perguruan
tinggi bidang kesehatan menyusun Rancangan Jadwal Pelaksanaan (RJP) uji kompetensi
dalam tiga periode setiap tahun, yaitu periode April, Agustus, November.
2. RJP sebagaimana dimaksud pada butir 1) disusun dengan memperhatikan jumlah peserta
uji dan/atau jenis tenaga kesehatan.
3. RJP sebagaimana dimaksud pada butir 1) dilaporkan secara tertulis oleh MTKP kepada
MTKI.
b. Jadwal Pelaksanaan
1. Dua (2) bulan sebelum dilakukannya uji kompetensi, perguruan tinggi bidang kesehatan
menyampaikan permohonan kepada MTKI melalui MTKP.
2. Jadwal pelaksanaan disusun dan ditetapkan oleh MTKI dengan memperhatikan jumlah
peserta uji dan/atau jenis tenaga kesehatan.
3. Jadwal pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada butir 2) diberitahukan kepada perguruan
tinggi bidang kesehatan.
c. Uji kompetensi dilakukan pada hari dan jam kerja, dimulai serentak pada pukul
08.30 WIB/09.30 WITA/10.30 WIT.
3. Prosedur Pendaftaran

a. Perguruan tinggi bidang kesehatan menyampaikan permohonan dilakukannya uji kompetensi


bagi peserta didiknya kepada MTKI melalui MTKP.

b. TK-WNA dan WNI lulusan perguruan tinggi luar negeri, Tenaga kesehatan lulusan sebelum
tahun 2013 yang tidak menjalankan tugas profesinya serta tidak memiliki STR yang akan
mengikuti uji kompetensi wajib melapor ke MTKP untuk mengikuti program adaptasi di
perguruan tinggi bidang kesehatan.

c. Permohonan sebagaimana dimaksud pada butir a, sekurang-kurangnya disertai informasi


tentang perguruan tinggi bidang kesehatan dan daftar calon peserta sebagai berikut :
1. Nama dan alamat perguruan tinggi;
2. Nama Fakultas/Jurusan/Program Studi/Peminatan;
3. Ijin Pendirian (Perpanjangan) Perguruan Tinggi;
4. SK Akreditasi Perguruan Tinggi;
5. Tempat dan tanggal dilakukannya uji kompetensi;
6. Identitas calon peserta, meliputi :
7. Tahun masuk perguruan tinggi bagi peserta uji
8. Uji kompetensi yang ke-berapa

d. Pas foto calon peserta ukuran 4 x 6, sebanyak 2 (dua) lembar dengan latar belakang warna
merah untuk membuat tanda pengenal peserta uji (1 untuk cadangan).
4. Pengelolaan Soal Uji

a. Setelah menerima permohonan uji kompetensi sebagaimana dimaksud


dalam butir 3, maka MTKI menyiapkan paket materi uji kompetensi,
termasuk soal uji kompetensi.

b. Soal uji ditetapkan oleh Ketua MTKI dan bekerjasama dengan lembaga
pengembangan uji kompetensi LPUK Ditjen Dikti, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

c. Persiapan paket materi uji kompetensi meliputi pemilihan soal uji dari Bank
Soal, print out master soal uji (buku soal), dan lembar jawaban; menyiapkan
kunci jawaban dalam bungkus dan disegel; dan persiapan berkas lainnya.

d. Anggota MTKI atau petugas lain yang ditunjuk menyerahkan paket materi uji
kompetensi sebagaimana dimaksud pada butir c di atas kepada MTKP
4. Pengelolaan Soal Uji
e. Bagi provinsi yang memiliki jumlah peserta uji lebih dari 250 orang, soal
digandakan di provinsi tempat penyelenggaraan uji.

f. Soal uji dan lembar jawaban hasil penggandaan dimasukkan ke dalam


bungkusan I dan bungkusan II dan disegel kembali dan hanya dibuka
dihadapan peserta uji dengan berita acara yang disiapkan oleh MTKI.

g. Setelah selesai ujian, soal uji yang sudah digunakan (termasuk cadangan
10%) dibungkus, disegel dan dibuatkan berita acaranya, selanjutnya
untuk dimusnahkan dengan berita acara pemusnahan.

h.Lembar jawaban dibungkus dan disegel untuk dikoreksi di MTKI dengan


dibuatkan berita acara.

i. Daftar hadir dibuat 2 (dua) rangkap, untuk MTKI dan MTKP.


5. Tempat Uji Kompetensi
a. Tempat uji kompetensi (TUK) adalah di perguruan tinggi bidang
kesehatan yang terakreditasi.

b.PT terakreditasi yang dapat ditetapkan sebagai TUK setidaknya


memenuhi persyaratan

c. Bagi perguruan tinggi bidang kesehatan yang belum terakreditasi dapat


mengikutsertakan peserta didiknya ke perguruan tinggi yang
terakreditasi untuk mengikuti uji kompetensi.
6. Pengawas
a. Setelah menerima permohonan uji kompetensi dari perguruan tinggi bidang
kesehatan MTKI/MTKP menyiapkan pengawas, sebagai komponen Pelaksana
Ujian.

b. Persyaratan pengawas harus serendah-rendahnya memiliki jenjang pendidikan


bidang kesehatan sama dengan jenjang pendidikan peserta uji, mampu
melaksanakan tugas dengan baik dan sudah mengikuti arahan/briefing tentang
uji kompetensi tenaga kesehatan.

c. Pengawas dapat berasal dari MTKP, MTKI, OP Daerah/Pusat dan perguruan


tinggi bidang kesehatan.

d. Pengawas yang berasal dari MTKP, OP Daerah dan perguruan tinggi bidang
kesehatan ditetapkan oleh Ketua MTKP. Sedangkan pengawas dari MTKI/OP
Pusat ditetapkan oleh Ketua MTKI.
6. Pengawas
e. Pengawas, sebelum menjalankan tugas harus menandatangani surat
pernyataan/janji pengawas. Surat pernyataan/janji pengawas disiapkan oleh
MTKP

f. Rasio jumlah pengawas dan peserta uji adalah 1 pengawas berbanding 20 – 25


peserta uji, dengan ketentuan dalam satu ruang uji minimal terdapat 2 orang
pengawas.

g. Dalam menempatkan pengawas, MTKI/MTKP harus menghindari seorang


pengawas melakukan tugas pengawasan terhadap profesi/perguruan tinggi yang
bersangkutan.

h. Dalam suatu pelaksanaan uji kompetensi MTKI/MTKP dapat menunjuk seorang


pengawas menjadi koordinator pengawas.

i. Penandatangan Surat Pernyataan/Janji Pengawas Uji Kompetensi.


7. Persiapan Administratif dan Teknis
Sebelum uji kompetensi dilaksanakan, MTKI/MTKP melakukan
persiapan administratif, teknis dan persiapan lapangan serta
melakukan rapat persiapan pelaksanaan (technical meeting, TM)
dengan pengawas/panitia dan pihak lain terkait.
Pelaksanaan Uji Kompetensi
Pelaksanaan Uji Kompetensi (April, Agustus, November)
1. Pelaksanaan Uji
 Uji kompetensi dilakukan setelah selesai pelaksanaan evaluasi akhir
program, dan sebelum yudisium di perguruan tinggi bidang kesehatan.
 Lamanya waktu uji adalah 150 – 180 menit untuk 150 – 180 soal dalam
bentuk MCQ best-answer.
 Peserta uji harus sudah berada dalam ruang uji paling lambat 15 (lima belas)
menit sebelum ujian dimulai, dengan menunjukkan tanda pengenal peserta
uji yang sah.
2. Rapat Koreksi
 MTKI, setelah menerima bungkusan lembar jawaban dan daftar hadir
peserta harus segera menyelenggarakan rapat koreksi.
 Rapat koreksi sebagaimana dimaksud pada butir a, dihadiri oleh sekurang-
kurangnya (50%+1) orang jumlah anggota MTKI dengan ketentuan salah
seorang diantara peserta rapat harus berasal dari profesi yang dinilai.
 Rapat koreksi diselenggarakan dalam ruang tertutup, dan tidak boleh
dihadiri oleh siapapun kecuali oleh para pihak seperti tersebut
3. Rapat Standard Setting
 Standar Setting ditentukan oleh MTKI
 Dalam menentukan standard setting MTKI bekerja sama dengan panel
expert di tingkat pusat yang terdiri dari komponen MTKI, OP dan expert dari
perguruan tinggi berjumlah antara 5 – 7 orang.
 Hasil rapat standard setting digunakan sebagai dasar rapat penentuan
kelulusan. Hasil rapat standard setting dibuat berita acaranya.
4. Rapat Penentuan Kelulusan
 Rapat penentuan kelulusan dilaksanakan oleh MTKI.
 Rapat penentuan kelulusan adalah rapat untuk menetapkan peserta uji lulus
atau tidak lulus berdasarkan standar seting yang ditetapkan sebelumnya
oleh MTKI.
 Hasil penentuan kelulusan dituangkan dalam daftar peserta lulus/tidak lulus
uji kompetensi dan dibuat berita acaranya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai