Anda di halaman 1dari 7

Makalah Seminar Kerja Praktek

PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA


Herda Dwi Cahyanova (L2F 008 132)
Email: cahyanovaht@yahoo.com
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Abstrak
Generator Sinkron memegang peranan yang sangat penting dalam produksi energi listrik di PT Indonesia
Power Jelok UBP Mrica. Generator ini digunakan untuk mengkonversi energi mekanik putaran dari turbin menjadi
energi listrik,dibutuhkan beberapa hal yang harus dilakukan agar kinerja generator dapat bekerja dengan baik.
Untuk menjaga kehandalan sistem diperlukan perawatan dan pengujian secara berkala dengan tidak
mengesampingkan system proteksinya. Generator sinkron dengan kapasitas besar membutuhkan perawatan ataupun
pengujian untuk menjaga agar tetap dapat beroperasi secara normal dan terhindar dari bermacam macam
gangguan misalnya adalah vibrasi pada rotor, hubung singkat pada lilitan stator maupun rotor, dsb. Beberapa
langkah dilakukan untuk meminimalisasi gangguan tersebut. Salah satunya adalah dengan pengujian rotor dan
stator yang terdiri dari banyak pengujian diantaranya adalah High Potensial Test, Megger Test , dan Balancing
Voltage Rotor Test.
Dalam kerja praktek ini, penulis ingin belajar tentang pemeliharaan generator yang meliputi pengujian –
pengujian yang dilakukan pada pemeliharaan generator tersebut , dengan laporan ini mahasiswa dapat mengerti
jeni-jenis pengujian yang dilakukan pada pemeliharaan generator dan cara pada saat pengujian tersebut.

Kata kunci: Generator Sinkron, Proof Test, Analytical Test, Pengujian rotor dan stator.

I.PENDAHULUAN PT.INDONESIA POWER Sub.Unit


1.1 Latar Belakang PLTA Jelok antara lain :
• Memenuhi tugas studi sebagai salah satu
Dampak perkembangan teknologi yang syarat kelulusan di program S1
sangat pesat disegala bidang dapat • Mengetahui penerapan ilmu yang didapat di
mempermudah Pada pengadaan tenaga listrik bangku kuliah pada dunia kerja
yaitu dengan menggunakan teknologi yang dapat • Mengenal dunia kerja yang kelak akan
menghasilkan kinerja yang lebih baik. dihadapi setelah lulus atau selesai
Salah satu sarana pemenuhan energi listrik melaksanakan studi
yaitu dengan dibangun sebuah pembangkit • Membandingkan teori yang diperoleh
listrik tenaga air. Didalam sebuah pembangkit dibangku kuliah dengan yang ada di
listrik tenaga air tersebut terdapat sarana-sarana lapangan
penunjang untuk melakukan proses produksi
1.3 Batasan Masalah
energi listrik diataranya yaitu generator, turbin,
Dalam penulisan makalah ini, penulis
transformator, dan lain-lain. Keseluruhan
hanya menjelaskan tentang pengujian yang
peralatan tersebut saling berkaitan satu sama
dilakukan pada rotor dan stator generator
lain. Jika sebuah peralatan tersebut mengalami
sinkron 50 yang meliputi atas Proof Test dan
kerusakan maka akan menghambat proses
Analitycal Test, khususnya Insulation
produksi tenaga listrik. Untuk itu diperlukan
Resistance/ Megger pada PLTA Jelok UBP
peralatan secara berkala dan terus menerus agar
Mrica .
dapat mengindari kerusakan yang ditimbulkan
akibat proses produksi yang dilakukan terus
II. DASAR TEORI
menerus.
2.1 Generator Sinkron
1.2 maksud dan tujuan praktek kerja Generator arus bolak-balik yang
lapangan kadang-kadang disebut dengan generator
Adapun maksud dan tujuan dari sinkron atau alternator adalah sebuah peralatan
pelaksanaan kerja praktek di listrik yang berfungsi untuk mengubah energi
gerak (mekanis) menjadi energi listrik AC
dimana kecepatan putaran medan dan kecepatan
putaran rotornya sama atau tidak ada slip.
Kumparan medan pada generator sinkron
terletak pada rotornya sedangkan kumparan
jangkarnya terletak pada stator.

Gambar 2. Rotor kutub sepatu untuk


generator sinkron kepesatan rendah

● Rotor tipe silinder

Generator kepesatan tinggi atau tipe


Gambar 1 generator sinkron pada PLTA jelok turbo mempunyai rotor silinder seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 3. Rotor yang
Prinsip kerja generator sinkron adalah ditunjukkan pada gambar 2 dirancang untuk
menggunakan prinsip induksi elektromagnetik bekerja pada 3000 rpm. Konstruksi silinder
dimana disini rotor berlaku sebagai kumparan penting dalam mesin kepesatan tinggi karena
medan (yang menghasilkan medan magnet) dan tipe kutub sepatu sukar dibuat untuk menahan
akan menginduksi stator sebagai kumparan tekanan pada kepesatan tinggi. Generator
jangkar yang akan menghasilkan energi listrik. sinkron dengan konstruksi rotor silinder
Pada belitan rotor diberi arus eksitasi DC yang digerakkan oleh turbin uap atau gas.
akan menciptakan medan magnet.

2.2 Konstruksi Generator Sinkron

Dalam semua generator bolak-balik


medan diletakkan pada bagian yang berputar
atau rotor, dan lilitan jangkar pada bagian yang
diam atau stator dari mesin. Gambar 3. Rotor tipe silinder untuk generator
Medan yang berputar dicatu/dieksitasi sinkron 3000 rpm
dengan arus searah melalui cincin slip dan sikat- 2.3 Memparalelkan Generator
sikat, atau melalui hubungan kabel langsung Sebelum dua generator sinkron
antara medan dan penyearah yang berputar jika diparalelkan harus dipenuhi beberapa syarat –
digunakan sistem eksitasi tanpa sikat-sikat syarat berikut ini:
(brushless). 1. Urutan fasanya harus sama
Ada dua jenis yang berbeda dari struktur 2. Tegangan terminalnya harus sama
medan generator sinkron, yaitu tipe kutub-sepatu 3. Tegangannya harus sefase
(salient) dan silinder. 4. Frekuensinya harus sama
Jika dua generator beroperasi dan
● Rotor tipe kutub-sepatu persyaratan ini dipenuhi maka dikatakan dalam
Generator kepesatan rendah yang keadaan sinkron.
digerakkan oleh mesin diesel atau turbin air
mempunyai rotor dengan kutub medan yang 2.4 Ayunan (Swing)
menonjol atau kutub medan sepatu seperti rotor Generator sinkron yang bekerja paralel
yang ditunjukkan dalam gambar 2. mempunyai kecenderungan untuk berayun
(swing). Jika kopel penggerak yang dikenakan
pada generator berdenyut, seperti yang
dihasilkan oleh mesin diesel, rotor generator
dapat tertarik maju atau mundur secara periodik
dari posisi normalnya ketika berputar. Aksi
osilasi ini dinamakan ayunan atau hunting. Daya
osilasi ini menjadi kumulatif dan cukup kuat 3.2.1 Proof Test
untuk menyebabkan generator menjadi tak Proof test yaitu pengujian yang
sinkron. menggunakan level tegangan yang lebih tinggi
daripada tegangan kerja.
III. ISI Argumen yang sering digunakan dalam
3.1 Sistem Isolasi Lilitan Rotor dan Stator pengujian tegangan lebih adalah mungkin akan
Sistem isolasi generator menimbulkan breakdown pada lilitan.
menggabungkan beberapa material berbeda
untuk memproteksi lilitan medan dan lilitan 3.2.2 Analytical Test
stator, sehingga bagian utama sistem melibatkan Analytical test yaitu pengujian dengan
banyak pengujian untuk mendapatkan batasan – menggunakan level tegangan yang biasanya
batasan isolasi. dibawah tegangan kerja.
Beberapa diantaranya jenis – jenis
analytical test adalah sebagai berikut :
a. Hight potensial test
b. Insulation Resistance Test / Megger Test
c. DC Leakage
d. Dissipation Factord
e. Balancing Voltage Rotor Test
f. Tahanan Dalam (Rd) Rotor
g. Partial Discharge Test
Gambar 4. Sistem isolasi pada lilitan stator
Generator
3.3 Ulasan Pengujian
3.3.1 High Potensial Test
High Potensial Test atau Hi-Pot Test
paling umum diterapkan pada lilitan stator
generator untuk mencari kerusakan pada lilitan.
Pengujian ini merupakan pengujian yang
dimaksudkan untuk memperkirakan kekuatan
dielektrik isolasi dari lilitan stator generator.
Gambar 5. Sistem isolasi pada lilitan rotor Prinsip kerja pengujian ini adalah jika
Generator ada kerusakan isolasi yang cukup besar,
tegangan yang cukup besar diterapkan pada
Fungsi utama isolasi adalah membatasi lilitan maka akan mengakibatkan breakdown
tegangan pada isolasi, jika tegangan yang pada isolasi tersebut, pengujian ini jarang
berlebihan diterapkan pada lilitan, stress dilakukan karena sifatnya merusak sehingga
tegangan akan mengakibatkan pemanasan pada perlu melilit ulang rotor atau stator jika terjadi
isolasi dan dapat mengakibatkan kerusakan breakdown.
. High Potensial Test dapat
3.2 Pengujian Rotor dan Stator diklasifikasikan dalam tiga kategori :
Ada beberapa pengujian pada sistem
isolasi untuk mengevaluasi kekuatan dielektrik 3.3.1.1 AC High Potensial Test
untuk menjamin keandalan. Perbedaan dari satu AC High Potensial Test /AC Hi-Pot Test
pengujian ke pengujian yang lain adalah atau pengujian tegangan 50/60 hertz adalah
perbedaan level tegangan yang diterapkan, pengujian dengan menggunakan tegangan
pengukuran dan penunjukkan hasil. Secara garis pengujian normal 50/60 hertz. Tegangan yang
besar pengujian rotor dan stator pada generator diterapkan dalam pengujian AC Hi-Pot Test
dibagi atas dua kategori yaitu Proof test dan adalah sebesar satu setengah kali dari tegangan
Analytical test. line-toline RMS generator (1,5E) untuk
keserasian dengan peralatan dan setelah Alat yang digunakan dalam megger
penggantian kumparan atau bar dipasang, adalah Metriso 5000A dengan tegangan yang
sedangkan pada saat sebelum penggantian diterapkan untuk megger stator sebesar 5000
kumparan dipasang adalah sebesar 1,5 E + 2000. Volt DC sedangkan dalam megger rotor
tegangan yang diterapkan adalah 500 Volt DC
3.3.1.2 Very-Low-Frequency Test Voltage karena melihat kemampuan rotor untuk menahan
Very-Low-Frequency Test Voltage atau tegangan.
VLF Test Voltage adalah pengujian dengan Tabel 2 Pengujian Tahanan Isolasi Sebelum
menggunakan tegangan frekuensi 0.1 hertz. dan Sesudah
Tegangan pada pengujian 0,1 hertz
harus 15% lebih besar daripada nilai RMS
tegangan pada pengujian AC Hi-Pot Test.

3.3.1.3 DC High Potensial Test

Pada Hi-Pot Test selain dengan


menggunakan tegangan AC juga dapat dengan
menggunakan tegangan DC atau biasa disebut
dengan DC Hi-Pot Test. Peralatan yang
digunakan pada pengujian DC adalah lebih kecil
daripada peralatan pengujian AC Hi-Pot Test
disebabkan oleh KVA yang dibutuhkan lilitan
sangat kecil selama pengujian..
Dari data yang didapat sebelum dan
3.3.2 Insulation Resistance Test sesudah pemeliharaan generator dapat dilihat
Insulation Resistance Test/Megger Test bahwa terjadi peningkatan tahanan isolasi dan
merupakan pengujian yang paling mudah dan setelah pengujian tersebut dapat disimpulkan
sederhana untuk menentukan kemampuan bahwa keadaan isolasi generator dalam kondisi
isolasi. Megger Test ini dilakukan pada rotor dan baik karena batas minimum yang dikehendaki
stator generator, selain itu juga dapat diterapkan sebesar 1 MΩ dan hasil tersebut didapatkan dari
pada semua mesin atau lilitan. Peralatan yang rumus :
digunakan untuk pengujian ini disebut Mega
Ohm Meter atau Megger Tester atau Megger 

saja.  =


Besarnya Polarization Index (IP) dapat Dimana ;
dirumuskan sebagai berikut : R10 menit : Resistansi pengukuran pada menit
ke-10 ( MΩ }
R1 menit : Resistansi pengukuran pada menit
pertama ( MΩ }
Hasil Perhitungan indeks polaritas yang
Tabel 1 Tegangan DC yang diterapkan untuk didapatkan :
pengujian megger berdasarkan tegangan  ,
● Phasa U – Ground = IP = = =
kerja lilitan.  ,
1,11
 ,
● Phasa V – Ground = IP = = =
 ,
1,09
 ,
● Phasa W- Ground = IP =  = ,
=
1,09
 , ● Megger stator sebelum penambahan resin
● Phasa U – Phasa V = IP = = =
  ● Megger stator setelah penambahan resin
1,06
 , ● Megger stator sebelum divarnis
● Phasa V – Phasa W = IP = = ● Megger stator setelah rotor dimasukkan
 
=1,29 ● Megger stator sebelum busbar di connect
 , 3.3.2.2 Megger Rotor
● Phasa W – Phasa U = IP = = =
 
1,14 Pada Megger rotor tegangan yang
Dari perhitungan didapat hasil indeks dikenakan tidak boleh besar karena akan
polaritas seperti diatas dapat dilihat dari merusak isolasi pada rotor, karena tegangan
perhitungan tersebut, bahwa hasil indeks yang dapat ditahan rotor terbatas menyesuaikan
polaritas dari standart yang ditetapkan oleh PLN tegangan eksitasinya. Pada megger rotor ini
termasuk kondisi yang kurang baik namun digunakan tegangan sebesar 500 V DC.
karena generator ini dioperasikan pada PLTA
yang dapat diketahui lingkungan yang sangat
lembab maka pada indeks polaritas yang sudah
bernilai 1 sudah dianggap baik karena faktor
kelembapan tadi yang membuat standart itu
dapat dianggap baik

3.3.2.1 Megger Stator


Secara garis besar megger stator sendiri Gambar 8 Rangkaian Megger rotor
dibagi menjadi dua yaitu megger fasa ke fasa
dan fasa ke ground. Berikut adalah rangkaian Tabel 3 Pengujian tahanan isolasi sebelum dan
megger stator : sesudah pada rotor

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa


Gambar 6 Rangkaian megger stator
tahanan isolasi sebelum dan setelah General
fasa – ground
Inspection mengalami kenaikan tahanan isolasi
standart yang ditentukan adalah sebesar 1KV
namun tahanan pada rotor – ground masih belum
sesuai standart akan tetapi kondisi tahanan
isolasi rotor pada generator dalam kondisi baik
karena tahanan isolasi yang lainnya telah
memenuhi standart yang telah ditentukan
sebesar 1KV.
Gambar.7 Rangkaian megger stator
fasa – fasa 3.3.3 DC Leakage
Dalam pengukuran megger stator tidak DC Leakage adalah tipe pengukuran lain
hanya dilakukan sekali saja, pengukuran megger untuk menentukan resistansi isolasi. Ini
stator tesebut dilakukan berdasarkan tahapan dan diperoleh dengan pengujian dengan set tegangan
waktunya adalah sebagai berikut yaitu : yang berubah - ubah dimana tegangan yang
● Megger awal stator diterapkan pada isolasi dinaikkan secara
bertahap dan arus bocor yang melewati isolasi Pengukuran ini juga biasa disebut power
diukur pada masing – masing tegangan factor atau tan delta dan merupakan parameter
untuk memperlihatkan efisiensi isolasi.
Pengujian tan delta dilakukan pada lilitan stator.
Dimana,
VDC maksimum : Tegangan dc maksimum pada disimulasikan adalah sistem isolasi yang
pengujian dc leakage meliputi dua elektroda, konduktor tembaga
VAC rms : Tegangan RMS generator tegangan tinggi dan inti besi stator. Faktor daya
adalah cos ϕ, sudut antara tegangan yang
3.3.4 Dissipation Factor diterapkan dan total arus.

mengetahui kesetidaktimbangan antar


fasa/kutup. Masalah yang timbul biasanya
adalah hubung singkat dengan rotor, hubung
singkat diantara lilitan baik antara fasa yang
sama atau berbeda, dan lepas atau rusaknya
Gambar 9 Rangkaian dielektrik koneksi lilitan.
dasar.
3.3.7 Partial Discharge Test
Partial Discharge Test atau PD test
telah dipakai untuk mengukur kualitas isolasi,
dan kadang – kadang untuk mendeteksi
penurunan isolasi yang terjadi pada peralatan
tegangan tinggi.

Gambar 10 Arus pengisian total BAB VI


3.3.5 Balancing Voltage Rotor Test
Sebelum melakukan balancing voltage PENUTUP
rotor test maka dilakukan dahulu pengukuran 5.1 Kesimpulan
Impedansi Karakteristik Rotor 1. PT. Indonesia Power membangkitkan
untuk menentukan kelinearan impedansi rotor energi listrik dengan Unit
apabila diterapkan tegangan baik dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (
pengujian tegangan naik maupun tegangan turun PLTA )
dengan tegangan AC sampai dengan tegangan 2. Pembangkit Listrik Tenaga Air Jelok
yang akan diterapkan pada pengujian balancing membangkit kan listrik sebesar 16
tegangan rotor. MW Terdiri dari 4 unit setiap
unitnya menghasilkan sebesar 4 MW
3. Komponen Utama Pembangkit Listrik
tenaga air
1. Turbin
2. Generator Sinkron
3. Sumber Air
4. Macam – macam pengujian rotor dan
Gambar 11 Rangkaian pengukuran stator dalam pemeliharaan generator
impedansi karakteristik. sinkron adalah sebagai
berikut:
a. High Potensial Test
b. Insulation Resistance
3.3.6 Tahanan Dalam (Rd) Rotor c. DC Leakage
Pengujian tahanan dalam atau coil d. Dissipation Factor
resistance test adalah pengujian untuk e. Balancing Voltage Rotor Test
f. Tahanan Dalam (Rd) Rotor
g. Partial Discharge Test

5.2 Saran
1. Untuk menghindari masalah - masalah
kerusakan sistem isolasi maka seharusnya
dilakukan pemeliharaan secara berkala terhadap
semua komponen dari sistem isolasi sehingga
kita dapat mencegah masalah - masalah tersebut
sebelum terjadi.
2. Kerja sama dengan lingkungan akademis agar
lebih ditingkatkan, dengan mengadakan berbagai
macam kegiatan yang bias bermanfaat bagi
mahasiswa pada khususnya dan dunia kerja pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] C. Stone. Greg, “Recent Important Changes
in IEEE Motor and Generator Winding
Insulation Diagnostic Testing Standards”, IEEE
Fellow, Iris Power Engineering, 1 Westside
Drive Unit 2 Toronto, Canada, PCIC – XX,
2004.
[2] Lister,“Mesin dan Rangkaian Listrik”, Edisi
keenam, Erlangga, Jakarta, 1993.
[3] Marsudi, Ir. Djiteng, “Pembangkitan Energi
Listrik”, Erlangga, Jakarta, 2005.
[4] Theraja. BL, “Electrical Technology Volume
II”, S. Chand & Company LTD, Ram Nagar,
New Delhi, 1994.
[5] www.indonesiapower.co.id

BIODATA
Nama : Herda Dwi
Cahyanova
Nim : L2F008132
Riwayat pendidikan : TK
Aissiyah 35 jakarta, SDN
04 Cipedak Jakarta,
SLTPN 131 Jakarta ,
SMU SULUH Jakarta ,
dan sekarang sedang
melaksakan program
strata satu Teknik Elektro
Universitas Diponegoro Semarang

Anda mungkin juga menyukai