Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
1
Rutin dan tidak rutin
Beberapa keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk
persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan. Keputusan-keputusan ini dapat
ditempuh secara efektif dengan mengikuti peraturan-peraturan yang telah
dikukuhakan dalam bentuk petunjuk pelaksanaa yang disusun berdasarkan
pengalaman sebelumnya. Misanya penyusunan anggaran tahunan perusahaan,
pengaturan belanja, pengolahan data penelitian dan sebagainya. Situasi keputusan
lainnya yang dihadapi mungkin serupa dengan situasi yang telah dialami masa lalu,
akan tetapi suatu ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul mungkin agak
berbeda dalam beberapa aspek penting bahwa mungkin unik. Intuisi dan
pertimbangan (judgement) dari orang-orang yang mempunyai pengalaman seperti tipe
persoalan tersebut merupakan narasumber (resource person) yang sangat penting
dalam sebuah organisasi dimana keputusan akan diambil, mengingat persoalan
tersebut mungkin jauh berbeda dengan permasalahan yang sebelumnya.
Dalam hal dimana data tidak lengkap atau merupakan perkiraan atau ramalan
saja (just an estimate or a forecast), elemen ketidakpastian (uncertaitty) kemudian
muncul di dalam proses pembuatan keputusan. Elemen ketidakpastian ini akan
menimbulkan resiko bagi pembuat keputusan. Ketidakpastian merupakan ciri situasi
keputusan yang paling sering dijumpai dalam manajemen modern. Hal ini disebabkan
2
karena pengambil keputusan tidak mengetahui dari sifat-sifat alternatif yang tersedia,
sehingga menimbulkan kesulitan dalam proses pengambilan keputusan.
Sebagai contoh suatu perusahaan sebagai suatu organisasi yang akan mencapai
tujuan, misalnya jumlah penjualan maksimal (maximum revenue). Setiap pimpinan
sub-unit harus mengambil keputusan guna menunjang pencapaian tersebut. Informasi
utama yang diperlukan adalah besarnya jumlah permintaan produk yang akan
diproduksi berdasarkan ramalan penjualan. Berdasarkan ramalan penjualan di waktu
akan datang, direktur produksi memutuskan untuk memproduksi (melalui
perencanaan) sejumlah yang diminta agar tidak terjadi produksi berlebihan (over
production) atau produksi rendah (under production). Setelah diketahui jumlah unit
yang akan diproduksi, dapat diputuskan dengan tepat berapa jumlah bahan mentah
yang harus dibeli, berapa buah mesin yang diperlukan, berapa jumlah tenaga kerja
yang diperlukan,berapa jumlah dana yang dibutuhkan dan berapa jumlah dana yang
perlu dipinjam dari bank.
Jadi, sub-sub elemen yang terkait dengan produksi tidak boleh seenaknya
membuat keputusan tentang jumlah unit yang diproduksi, jumlah bahan mentah yang
harus dibeli, dan sebagainya. Semua keputusan yang dibuat oleh masing-masing
kepala subunit harus terkait satu sama lain, agar tujuan dapat tercapai.
3
a. Keputusan dalam keadaan kepastian (certainty)
Berbagai teknik Operation Research (OR) yang tergolong ada kepastian antara
lain linear programming (LP), persoalan transportasi, persoalan penugasan, net
working planning. Pemecahan mengenai pemngambilan keputusan dalam keadaan /
situasi adanya kepastian bersifat deterministik.
Resiko terjadi bila hasil pengambilan keputusan walaupun tidak dapat diketahui
dengan pasti, tetapi dapat diketahui nilai kemungkinannya (probabilitas). Misalnya,
anda ingin memutuskan membeli barang. Setiap barang dibungkus dengan rapi
sehingga anda tidak dapat membedakan barang yang dalam keadaan bagus maupun
cacat. Seandainya penjual tersebut jujur dan anda diberitahu bahwa barang tersebut
berjumlah 100 buah dan barang yang dalam keadaan rusak berjumlah 99 buah.
Kemudian anda harus memutuskan apakan membeli barang tersebut atau tidak.
4
Bila anda termasuk orang yang normal, mungkin anda tidak akan membeli
barang tersebut, sebab resikonya terlalu besar. Kemungkinan memperoleh barang
rusak sebesar 99%. Namun jika sebaliknya, jumlah barang yang rusak hanya ada 1
buah. Kemungkinannya adalah anda akan membeli barang tersebut, sebab
kemungkinan untuk mendapatkan barang rusak hanya 1%.
Adalah suatu keadaan dimana kita tidak dapat menentukan keputusan karena
belum pernah terjadi sebelumnya (pertama kali). Dalam keadaan ini kita perlu
mengumpulkan informasi sebanyak-banyak tentang suatu pemasalahan. Dengan
informasi tersebut maka dapat dibuat beberapa alternatif-alternatif keputusan
sehingga dapat diketahui nilai probabilitasnya. Dengan diperolehnya nilai probabilitas
baik berdasarkan informasi yang anda peroleh maupun berdasarkan pendapat anda
secara subjektif. Permasalahan ini sudah tidak lagi berada dalam ketidakpastian,
melainkan berada dalam kepastian karena resiko yang akan diterima telah diketahui.
Walaupun nilai probabilitas yang anda peroleh cukup kasar (roughly estimate). Pohon
keputusan (decision tree) bisa dipergunakan untuk memecahkan persoalan dalam
ketidakpastian.
5
tertarik pada apa yang secara individual dilakukan, tetapi juga apa yang dilakukan
oleh keduanya (yaitu A dan B). Oleh karena itu keputusan dan tindakan yang dilakukan
oleh masing-masing akan saling mempengaruhi baik secara positif (menguntungkan)
atau negatif (merugikan). Dalam praktiknya banyak sekali situasi semacam itu,
misalnya perusahaan terlibat dalam strategi pasar yang kompetitif, pengembangan
produk baru, dan memikat eksekutif yang berpengalaman.
Secara keseluruhan teknik-teknik yang dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan yang berbeda-
beda dapat dilihat sebagai berikut:
programming
Model transportasi
Model penugasan
Model inventori
Model antrian
Model Network
2. Ada resiko Probabilistik Model Keputusan
probabilistik
Model inventori
6
probabilistik
Model antrian
probabilistik
3. Tidak ada kepastian Tak diketahui Analisis keputusan
dalam
ketidakpastian
4. Ada konflik Tergantung Teori permainan
tindakan lawan (game theory)
Keputusan yang kita buat menyangkut berbagai bidang seperti, ekonomi, sosial
dan budaya. Lingkungan dimana kita hidup sangat kompleks dengan berbagai
komponen atau faktor-faktor yang perlu diperhatikan seperti hukum, moralitas,
kenyataan ekonomi, dan sebagainya. Jadi pengambilan keputusan sering tidak
sederhana. Walaupun dalam kenyataannya, kita membuat keputusan setiap hari,
jarang sekali kita merenungkan sejenak tentang bagaimana sebenarnya kita membuat
keputusan. Tak seorang pun sempurna sebagai pengambil keputusan, akan tetapi kita
menghendaki suatu sukses paling tidak untuk keputusan-keputusan paling penting.
Misalnya keputusan tentang karier, sebab akan mengarahkan jalan mana yang harus
ditempuh.
Sementara orang percaya bahwa pengambila keputusan yang baik lahir dengan
kemampuan khusus. Hal tersebut belum tentu sepenuhnya benar. Pengambilan
keputusan yang baik dapat dicapai melalui proses belajar dan latihan serta
pengalaman yang cukup. Sebetulnya pengambilan keputusan manajerial tidak begitu
berbeda dengan pengambilan keputusan individual. Akan tetapi ruang linkup dan
permasalahan bagi pengambil keputusan manajerial sangat luas dan berat. Khususnya
resiko yang harus ditanggung cukup berat. Ilmu manajemen (management science)
dikembangkan untuk dipergunakan sebagai alat bagi pengambil keputusan manajerial
agar diperoleh hasil keputusan yang rasional sebagai hasil dari pemeachan masalah
(problem solving).
7
Darah kehidupan (lifeblood) suatu organisasi adalah manajemen. Suatu
organisasi akan baik apabila manajemennya baik, dan sebaliknya. Menurut Mary Paker
Follet, manajemen (management) sebagai getting things done through people, yaitu
menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain. Sebetulnya manajemen itu
merupakan sistem hidup yang dinamis (a dynamic living system) yang
mengintegrasikan manusia (human), uang (money), dan sumber-sumber fisik
(material) sedemikian rupa sehingga dicapai hasil kerja (output) yang optimal dengan
masukan (input) yang tersedia. Dengan kata lain, manajemen adalah suatu
pengaturan input agar menjadi output dengan membuat rasio antara output dengan
input (O/I) sebesar-besarnya. Jadi, manajemen menekankan pada hal-hal berikut:
1. Penentuan arah yang jelas bagi organisasi (a set of objective), tujuan apa yang
akan dicapai.
2. Pencarian cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan melalui penilaian
berbagai alternative yang fisibel, yang dapat dijalankan dan bukan bersifat
teoritis.
8
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan manajemen
Persoalan (problem) adalah sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang
diinginkan/ diharapkan. Kita harus berusaha mencari pemecahan yang baik bagi suatu
persoalan yang tepat (benar) sebab pemecahan yang terbaik bagi persoalan yang salah
tak ada gunanya. Maka dari itu, dalam membuat keputusan untuk memecahkan
persoalan harus bisa menemukan persoalan apa yang perlu dipecahkan/ diselesaikan.
Memutuskan berati memilih salah satu dari beberapa alternatif tindakan yang
tersedia berdasarkan kriteria tertentu. Singkatnya, buatlah alternatif tindakan yang
fisibel sebanyak mungkin.
9
Di dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah
satu alternatif di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan
pada kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan. Memang harus diakui ada hasil
keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang merugikan pihak lain.
1. Teknologi yang digunakan oleh suatu organisasi yang semakin lama semakin
canggih.
2. Makin berkurangnya persediaan energi dan material kritis lainnya, sehingga
perlu dikelola secara efisien dan efektif
4. Persoalan yang dihadapi manajemen sering kali baru sama sekali sehingga tak
ada hubungannya sama sekali dengan pengalaman yang sebelumnya.
10
penting untuk dasar perencanaan produksi, bahan mentah, tenaga kerja, dan
biaya. Hal ini untuk menghindari terjadinya over production atau under
production. Berbagai metode ramalan kuantitatif telah dikembangkan.
11
diolah dan dianalisis agar adapat digunakan untuk meramalkan kejadian-kejadian
penting yang akan datang (bersifat ekonomis) dengan tingkat keakuratan yang
memadai.
12
penghematan biaya pada hal lain seperti saluran distribusi mungkin hanya
memberikan andil yang sedikit pada keuntungan.
Proses manajemen adalah suatu sistem yang terbuka, harus bisa mengatasi
paling tidak menyesuaikan dengan keadaan lingkungan diluar organisasi sebagai
kendala misalnya kebutuhan masyarakat tentang barang dan jasa yang selalu berubah
juga dibutuhkan informasi. Jadi, ilmu manajemen mensyaratkan bahwa harus
berinteraksi dengan dunia luar yang disebut faktor-faktor eksternal seperti instansi
pemerintah, situasi internasional, faktor sosial, ekonomi, lingkungan, konsumen,
perubahan situasi pasar, selera konsumen, saingan, dan lain sebagainya.
13