Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA MAHASISWA : SUKRIYADI


NIM : 9901075047-72
MASALAH KESEHATAN : Tutup Kolostomi
Defenisi : Kolostomi adalah pengalihan isi kolon yang dapat permanen
atau sementara. Kolostomi asenden, transversum, dan
sigmoid dapat dilakukan. Kolostomi trasnversum biasanya
sementara. Kolostomi sigmoid paling umum untuk stoma
permanen, biasanya dilakukan pada kanker.
Tutup kolostomi : Penutupan kolostomi transfersum yang sudah dibuat
sebelumnya sekaligus mengalihkan saluran kolon ke anus.

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Yang Dikaitkan Dengan Patofisiologi

Kelainan Bawaan

Atresia Ani Fistel Anovestibular

Colostomy

Postero Saginata Anoplasty (PSA)

Tutup Colostomy

Pra Operasi Post Operasi

Psikososial Fisik Psikososial Fisik


(Kondisi optimum)

Anak Ibu Personal Nutrisi Hubungan Resiko Resiko Resiko Nyeri


Hygiene inadequat dengan keku- gang- tinggi luka
kurang teman rangan guan infeksi operasi
Hospitalisasi Cemas terbatas cairan nutrisi
tentang
tindakan
Adaptasi operasi
Gang-
guan
rasa
Cemas/takut nyaman
dan
aman
Ganguan
Bermain
Masalah Keperawatan Masalah Kolaborasi
A. Pra Operasi - Infeksi
1. Kurang pengetahuan orang tua - Devisit volume cairan
B. Post Operasi
1. Resiko tinggi terhadap infeksi
2. Nyeri akut
3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
4. Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi

Diagnosa keperawatan
A. Pra Operasi
1. Kurang pengetahuan orang tua sehubungan dengan kurangnya informasi
tentang persiapan operasi
B. Post Operasi
1. Resiko tinggi terhadap infeksi sehubungan dengan luka penutupan kolostomi
2. Gangguan rasa nyaman nyeri akut sehubungan dengan luka penutupan kolostomi
3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan sehubungan dengan pembatasan
masukan secara medik
4. Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan pembatasan
bulk dan makanan mengandung sisa
Intervensi dan Rasional
A. Pra Operasi
1. Kurang pengetahuan orang tua sehubungan dengan kurangnya informasi tentang
persiapan operasi
Tujuan: Orang tua dapat memahami tentang prosedur persiapan operasi dengan
kriteria:
- Berpartisipasi dalam program pengobatan (persiapan operasi)
Intervensi:
1) Berikan penjelasan tentang prosedur operasi kolaborasi dokter.
2) Dorong mengajukan pertanyaan yang akan membuat pemahaman sejati tentang
pembedahan dan menghilangkan rasa takut.
3) Berikan penjelasan pada orang tua dan anak, tergantung umur anak dan
kemampuannya untuk memahami.
4) Berikan penjelasan secara lengkap tentang kolostominya dan prosedur operasi.
5) Kaji data tentang status perkembangan mental anak, kehidupan rutin sehari-hari yang
disukai dan tidak disukai anak, makan kesukaan, posisi anak dalam keluarga,
kebiasaan sehari-hari, kebiasaan tidur, hal-hal yang dianjurkan kepada anak sesudah
operasi.
6) Berikan penjelasan tentang prosedur pra operasi.
- Puasa
- Pemeriksaan labor
- Transfortasi ke kamar operasi dengan tempat tidur bayi/brankar.
- Ruangan dimana orang tua dapat menunggu selama operasi
7) Berikan pengertian pada orang tua bahwa dokter akan memberikan penjelasan setelah
operasi selesai.
8) Beri penjelasan tentang lingkungan kamar operasi.
- Dokter dan perawat mengenakan baju operasi, topi dan masker
- Izinkan anak untuk mencoba mengenakan baju operasi
9) Berikan penjelasan tentang anastesi.
- Anak akan tertidur selama pemberian anastesi
- Tidak merasa sakit,
- Tidak terbangun selama pembedahan
10) Berikan penjelasan tentang: selama operasi di kamar operasi:
- Dokter dan perawat selalu ada setiap saat.
- Anak akan dibantu Bernafas dengan respirator/alat bantu nafas dan selang pada
tenggorok.
- Anak akan bangun segera setelah operasi
11) Berikan penjelasan tentang lingkungan pasien setelah operasi
- Anak akan berada di ruang pulih sadar (recovery room)
- Setelah sadar anak akan dipindahkan kembali keruangan rawatan biasa.

Post Operasi
1. Resiko tinggi terhadap infeksi sehubungan dengan luka penutupan kolostomi
Tujuan: Meningkatkan penyembuhan luka dengan benar dengan kriteria:
- Tidak ada tanda infeksi,
- Tidak ada drainase purulen,
- Tidak ada iritema,
- Tidak ada demam
Intervensi dan rasional:
No. Rencana Tindakan Rasional
1. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan Dugaan adanya infeksi atau terjadinya sepsis atau
demam, menggigil, berkeringat, abses
perubahan mental, meningkatnya nyeri
abdomen
2. Lakukan pencucian tangan yang baik Menurunkan resiko penyebaran bakteri
dan perawatan luka apseptik
3. Observasi keadaan luka, catat Memberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi,
karakteristik cairan, adanya eritema
4. Berikan informasi yang tepat dan jujur Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan
pada pasien atau orang terdekat dukungan emosi, membantu menurunkan ansietas
5. Kolaborasi: Berikan antiobitik sesuai Menurunkan jumlah microorganisme dan penyebaran
indikasi lebih lanjut
2. Gangguan rasa nyaman nyeri akut sehubungan dengan luka penutupan kolostomi
Tujuan: Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria:
- Nyeri hilang atau terkontrol
- Mampu tidur atau istirahat dengan tepat
- Tanda vital dalam batas normal
Intervensi dan rasional:
No. Rencana Tindakan Rasional
1. Berikan tindakan kenyamanan dengan Menurunkan ketegangan otot, meningkatkan
mengubah posisi. Yakinkan pasien atau relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan
orang terdekat bahwa perubahan posisi koping
tidak akan mencederai luka penutupan
kolostomi
2. Dorong/bantu melakukan ambulasi Meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh;
dini. merangsang peristaltic dan kelancaran flatus,
menurunkan ketidak nyamanan abdomen.
3. Berikan aktivitas hiburan (bermain) Fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi
dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
4. Kolaborasi: pemberian analgesik Menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan.
5. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan
intensitas (skala 0 – 10) dan keefektifan analgesik atau dapat menyatakan
terjadinya komplikasi.

3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan sehubungan dengan pembatasan


masukan secara medik
Tujuan: Mempertahankan hidrasi adequat dengan kriteria:
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik
- Pengisian kapiler baik
- Tanda vital stabil
- Secara individual mengeluarkan urine dengan tepat
-
Intervensi dan rasional:
No. Rencana Tindakan Rasional
1. Awasi masukan dan haluaran dengan Memberikan indikator langsung keseimbangan
cermat, ukur feses cair. Timbang berat cairan.
badan tiap hari
2. Awasi tanda vital. Evaluasi turgor kulit, Menunjukan status hidrasi atau kemungkinan
pengisian kapiler dan membran mukosa. kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan
3. Auskultasi bising usus. Catat kelancaran Indikator kembalinya peristaltic, kesiapan untuk
flatus, gerakan usus pemasukan peroral.
4. Berikan perawatan mulut sering dengan Dehidrasi mengakibatkan mulut dan bibir kering
perhatian khusus pada perlindungan bibir. dan pecah-pecah
5. Kolaborasi:
 Awasi hasil laboratorium, misalnya Mendeteksi homeostasis atau ketidakseimbangan
hematokrit dan elektroklit dan membantu menentukan kebutuhan penggantian
 Berikan cairan IV dan elektrolit Dapat diperlukan untuk mempertahankan perfusi
sesuai indikasi jaringan adequat/fungsi organ.

4. Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan pembatasan


bulk dan makanan mengandung sisa.
Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria:
- Berat badan dipertahankan/meningkat
- Hasil laboratorium dalam batas normal dan bebas tanda malnutrisi
Intervensi dan rasional:
No. Rencana Tindakan Rasional
1. Lakukan pengkajian nutrisi dengan Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan untuk
seksama membantu memilih intervensi.
2. Auskultasi bising usus Kembalinya fungsi usus menunjukan kesiapan
untuk memulai makanan lagi.
3. Timbang berat badan sesuai indikasi Mengawasi keefektifan rencana diet.
4. Kolaborasi:
 Konsul dengan ahli diet Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien
dalam perubahan pencernaan dan fungsi usus.
 Tingkatkan diet dari cairan sampai Diet rendah sisa dapat dipertahankan selama 6 – 8
makanan rendah residu bila minggu pertama untuk memberikan waktu yang
masukan oral dimulai adequat untuk penyembuhan usus.
Daftar Bacaan:
Doegoes, Marilynn E.,Terjemahan (2000), Nursing care Planning, EGC, Jakarta.
Staf Pengajar IKA FKUI, Ilmu Kesehatan anak, Infomedika, Jakarta.
Sjamsuhidajat R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai