Anda di halaman 1dari 3

Penambahan dan Pengurangan Teks pada Hasil Terjemahan dalam The

Butterfly That Stamped

Moh Ridwan Hidayat


180410140001

The Butterfly That Stamped (Entakan Kaki Kupu-kupu) merupakan sebuah cerita yang
ditulis oleh Ruyard Kliping yang diterbitkan pada tahun 1902. Kemudian diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia oleh Maggie Tiojakin yang diterbitkan pada tahun 2011.
Cerita ini merupakan salah satu cerita anak yang termasuk dalam kesustraan anak karena
cerita ini ditujukan untuk anak-anak yang ditujukan untuk pengantar tidur. Asal muasal
cerita ini diambil dari cerita-cerita yang berhubungan dalam cerita dari kisah Alkitab dan
Alquran. Isi cerita ini mengisahkan tentang Sulaiman Putra Daud yang memiliki atau bisa
bercengkrama dengan Jin, hewan, angin, dan lainnya. Tujuan isi cerita ini adalah sebuah
ilustrasi mengenai permasalahan Sulaiman Putra Daud dalam menghadapi masalahnya.
Pengurangan dan penambahan dalam penerjemahan merupakan strategi yang menjadi
pilihan oleh penerjemah dengan catatan tidak mengubah makna yang disampaikan dalam
bahasa sumber. (Fahimmudin, 2015: 3). Penerjemah menambahkan dan menghilangkan
sebagian kata atau frasa karena adanya beberapa alasan. Misalnya adanya makna yang
tidak sesuai dengan teks sasaran sehingga penerjemah memiliki kekurangan terhadap teks
bahasa sumbernya atau dalam teks bahasa sasarannya kurang memadai atau juga adanya
informasi yang kurang lengkap. Selain itu, penerjemah bertujuan untuk menambah hal
yang lebih menarik terhadap teks hasil terjemahannya.
Dalam penerjemahan salah satu kumpulan cerita Just So Stories, The Butterfly That
Stamped, telah mengalami penambahan dan pengurangan teks pada hasil terjemahan.
Salah satunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Maggie Tiojakin.
Penerjemahan cerita ini menggunakan metode interlingual yang dimana menerjemahkan
dari bahasa sumber ke teks target yang mewakili isi dari teks sumber dalam budaya target
(Turner, 2006: 168). Artinya, penerjemah mempunyai prioritas dalam memilih persamaan
pola-pola teks bahasa sumber dalam teks terjemahan atau sasaran (Karnedi, 2012). Selain
itu, menerjemahkan dari teks sumber bahasa Inggris yang telah satu abad yang lalu ke
bahasa Indonesia abad 21. Tentunya hal tersebut akan ada perbedaan dari teks
sumbernya. Tentunya saya berpendapat bahwa ada penambahan atau pengurangan
beberapa kata dari hasil terjemahan dalam teks sasaran yang tujuannya untuk
menyesuaikan bahasa teks sasaran.
Penambahan beberapa kata atau frasa dalam penerjemahan The Butterfly That Stamped
oleh Tiojakin itu terlihat dalam beberapa teks. Misalnya dalam kutipan berikut “This, O
my Best Beloved, a story...” (Kliping, 1902: 87) yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi “Cerita ini adalah cerita baru...” (Kliping, 1902, Trans. Tiojakin,
dalam Sekedar Cerita, 2011: 144). Dalam analisis kedua teks tersebut saya menemukan
adanya penambahan kata yaitu “cerita”. Adapun terjadi penambahan kata “cerita”
tujuannya agar ada rasa pada hasil terjemahan menjadi enak ketika dibaca.
Hal itu juga dalam kalimat berikut “When he turned it once, Afrit and Djinns came Out of
the earth to do whatever he told them” (Kliping, 1902: 88) yang dalam penerjemahannya
“Kalau cincin itu diputar sekali, para Afrit (monster raksasa) dan Djinn (jin gaib) keluar
dari perut bumi dan akan menuruti apa saja perintahnya” (Kliping, 1902, Trans. Tiojakin,
dalam Sekedar Cerita, 2011: 145). Dalam analisis kedua teks tersebut saya menemukan
adanya penambahan frasa yaitu untuk Afrit penambahan frasa dengan menggunakan
tanda kurung “(monster raksasa)” dan Djinn “(jin gaib)”.
Dalam hal penambahan kata ata frasa dalam penerjemahan, saya berpendapat bahwa
penerjemah melakukan penambahan dalam penerjemahan beberapa kata yang bertujuan
untuk memberikan informasi lengkap terhadap pembaca. Dalam analisis “This, O my
Best Beloved, a story...” penerjemah menerjemahkan menambahkan kata „cerita‟ pada
hasil terjemahan menjadi “Cerita ini adalah cerita baru...”. Tujuan penerjemah
menambahkan kata tersebut untuk menambah informasi bahwa this merujuk pada cerita
yang dibuat oleh penulis.
Penghilangan beberapa kata atau frasa atau klausa dalam penerjemahan The Butterfly
That Stamped yang dilakukan oleh Tiojakin itu terlihat dalam beberapa kasus. Misalnya
dalam pemanggilan Sulaiman bin Daud terhadap istrinya, Balkis, pada frasa “...O my
Lady and Heart of my Heart...” (Kliping, 1902: 98) yang diterjemahkan menjadi
“...permaisuriku...” (Kliping, 1902, Trans. Tiojakin, dalam Sekedar Cerita, 2011: 158).
Dalam analisis kedua teks tersebut saya menemukan ada beberapa kata yaitu and Heart of
my Heart yang telah dihilangkan atau dikurangi pada teks bahasa sasaran.
Pengurangan frasa terdapat dalam kutipan sebagai berikut “O, Animal, you have eaten all
the dinner that I made ready for all the animals in the world” (Kliping, 1902: 88) yang
diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi “Wahai, binatang, engkau telah menyantap
semua hidangan yang kusediakan” (Kliping, 1902. Trans. Tiojakin, dalam Sekedar Cerita,
2011: 145). Dalam analisis kedua teks tersebut saya menemukan frasa yang dihilangkan
yaitu for all the animals in the world.
Penghilangan beberapa kata atau frasa juga terdapat dalam kutipan sebagai berikut “This,
O my Best Beloved, a story – a new and a wonderful story – a story quite different from
other stories...” (Kliping, 1902: 87) yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia “Cerita ini
adalah cerita baru yang berbeda dari cerita-cerita lainnya-...” (Kliping, 1902, Trans.
Tiojakin, dalam Sekedar Cerita, 2011: 144). Dalam analisis kedua teks tersebut, saya
menemukan ada beberapa kata yang diliangkan pada teks bahasa sasaran.
Hal itu juga dalam teks “But by means of your wisdom...” (Kliping, 1902: 98) yang
diterjemahkan menjadi “Tapi karena kebijaksanaanmu...” (Kliping, 1902, Trans. Tiojakin,
dalam Sekedar Cerita, 2011: 158). Dalam analisis kedua teks tersebut saya menemukan
ada kata yang dihilangkan yaitu means yang dihilangkan pada teks bahasa sasaran.
Saya berpendapat bahwa pengurangan atau penghilangan beberapa teks ini karena teks
yang dihilangkan tersebut memiliki kata-kata yang berlebihan atau tidak memiliki fungsi
dalam arti saat diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Juga dalam teks sumbernya adanya
makna yang tidak memiliki fungsi. Seperti dalam O my Lady and Heart of my Heart ini
memiliki teks yang berlebihan, maka penerjemah hanya menerjemahkannya menjadi
“permaisurku”. Juga dalam frasa for all the animals in the world penerjemah merasa
adanya makna yang berlebihan, maka penerjemah menghilangkan frasa tersebut.
Dari analisis kedua teks baik itu teks sumber maupun teks terjemahan, saya dapat
menyimpulkan bahwa adanya penambahan dan pengurangan beberapa kata atau frasa
dalam teks bahasa sasaran atau teks terjemahan itu adalah merupakan suatu strategi
penerjemah. Penambahan dan pengurangan tersebut tidak menghilangkan isi atau makna
yang disampaikan dari teks bahasa sumber ke teks bahasa sasaran. Dari penambahan dan
pengurangan tersebut, tujuannya agar pembaca dapat menikmati bacaan dalam bahasa
teks sasaran. Penambahan dan pengurangan juga disebabkan penerjemah memiliki
kekurangan informasi dari teks bahasa sumber terhadap teks bahasa sasaran serta
penambahan teks untuk menambahkan informasi.
References

Fahimmudin, Naufal, M. (2015). „Penambahan dan Pengurangan serta Akurasi pada


Terjemahan Cerpen „Haadza Al-Yaumu Sayajii‟u dalam Buku Kumpulan Cerpen
Yaa man Kunta Chabiibi‟. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Karnedi, Karnedi. (2011). „Gaya Bahasa Penerjemah Studi Kasus Penerjemahan Buku
Teks Perguruan Tinggi Bidang Ekonomi‟. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kipling, Rudyard. (2011). „Entakan Kaki Kupu-kupu‟. Dalam Just So Stories (hal 144-
158). Trans. Maggie Tiojakin. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
—. (1902). „The Butterfly That Stamped‟. In Just So Stories (hal 87-98). Hazleton:
Pennsylvania State University.

Anda mungkin juga menyukai