PENDAHULUAN
Buku cerita bilingual “Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative
Children” merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa
Indonesia sebagai bahasa sumber yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai
bahasa sasaran. Di dalam buku cerita bilingual “Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales
for Creative Children” terdapat banyak kalimat langsung pada setiap cerita anak yang
Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain.
Kalimat hasil kutipan pembicaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya.
Bagian ujaran atau ucapan diberi tanda petik (“….”) dapat berupa kalimat perintah,
berita, seruan atau kalimat tanya (Erwan, dkk, 2007:94). Konteks di dalam delapan
cerita pada buku cerita bilingual “Kumpulan Cerita Anak Kreatif – Tales for Creative
oleh sebab itu konteksnya bersifat tidak formal sehingga kalimat-kalimat langsung dari
bahasa sumber yaitu bahasa Indonesia yang terdapat di dalam delapan cerita berbentuk
kalimat-kalimat langsung yang tidak baku dan sangat berkaitan dengan budaya si
want to wake Mom up”. Contoh yang lain misalnya: “Saatnya mencoba!” diterjemahkan
1
menjadi “It’s the moment of truth!”. Dapat dilihat dari kedua contoh tersebut bahwa
penerjemahan tersebut bukanlah penerjemahan secara literal kata per kata dari teks
sumber ke dalam teks sasaran. Teks terjemahan mengalami perubahan bentuk yang
signifikan di dalam kalimat langsung teks sasaran yang merupakan hasil terjemahan ke
dalam bahasa Inggris dari bahasa Indonesia, namun pesan yang disampaikan dari teks
Berdasarkan latar belakang di atas dan pentingnya peranan buku cerita anak
sebagai wadah kreatifitas dan ilmu pengetahuan yang dituangkan dalam buku bilingual,
maka peneliti tertarik untuk mengidentifikasi jenis-jenis kalimat langsung yang terdapat
di dalam buku cerita bilingual “Kumpulan Cerita Anak Kreatif- Tales for Creative
jenisnya dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, kemudian menganalisis tingkat
kesepadanan kata dan frasa di dalam kalimat langsung pada teks sumber dengan kata
bilingual “Kumpulan Cerita Anak Kreatif – Tales for Creative Children”, peneliti dapat
kalimat langsung dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Seterusnya peneliti
menganalisis tingkat kesepadanan kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat
2
langsung pada teks terjemahan dengan kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat
langsung pada teks sumber. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis
komponen makna agar peneliti dapat menyimpulkan apakah kalimat langsung yang
berbentuk tidak baku dalam konteks tidak formal di dalam bahasa Indonesia memiliki
sehingga buku cerita bilingual “Kumpulan Cerita Anak Kreatif – Tales for Creative
Tanpa penerjemahan, tidak akan ada sejarah dunia (L.G. Kelly 2002).
seluruh kehidupan budaya dan intelektual. Penerjemahan terkait erat dengan kemajuan
Kata Yunani kuno untuk penerjemah atau juru bahasa adalah Hermêneus, yang
secara langsung terkait dengan nama dewa Hermes. Verba Hermêneus berarti
dalam kata-kata, menyatakan, mendeskripsikan, dan menulis. Banyaknya arti lain untuk
istilah Yunani yang mengacu pada penerjemah atau juru bahasa itu (perantara,
penengah, dsb.) menunjukkan bahwa juru bahasa hampir bisa dipastikan telah ada pada
Pada zaman kuno, gagasan dan wawasan ditransfer dari satu budaya ke budaya
yang lain, terutama melalui para musafir dan pedagang. Secara bertahap, penerjemahan
3
mulai memainkan, dan terus memainkan, peran utama dalam perkembangan budaya
dari Yunani Kuno ke Iran, dari India ke jazirah Arab, dari Islam ke Kristen, dan dari
budaya ke budaya yang lain. Pertama adalah penerjemahan kitab suci Budha dari
berbagai ragam bahasa India ke dalam bahasa Cina. Kedua adalah penerjemahan karya-
karya filsuf dan ilmuwan Yunani dari bahasa Yunani dan Syam ke dalam bahasa Arab,
aliran gagasan dan bentuk yang konstan, dan aliran budaya yang secara konstan
menyerap pengaruh-pengaruh baru berkat karya para penerjemah. Hal ini membuyarkan
asumsi bahwa segala sesuatu berasal dari Barat dan mengalahkan gagasan pembatasan
menulis kamus. Mereka berjasa besar atas kebangkitan kesusastraan bangsa, penyebaran
pengetahuan dan agama. Dengan menjadi importir nilai-nilai budaya asing dan pemain
kunci di berbagai momen besar sejarah, para penerjemah dan juru bahasa telah
memainkan peran yang menentukan dalam perkembangan masyarakat mereka dan telah
History”, Jean Delisle dan Judith Woodsworth, John Benjamins Publishing Co., 1995).
4
Memisahkan bahasa dan identitas budaya itu sulit. Suatu bahasa tidak akan bisa
menyatakan makna bahasa yang lain. Ada perbedaan antara makna inheren dengan
makna yang ditangkap dan dinyatakan. Dalam hal ini, bahasa yang berlainan cenderung
melainkan mencari cara yang tepat untuk mengatakan sesuatu dalam bahasa lain.
Bahasa yang berbeda mungkin menggunakan bentuk linguistik yang berbeda, tetapi
perbedaan ini hanyalah salah satu aspek dari perbedaan antara dua sistem bahasa.
sederhana, yaitu satu pekerjaan yang bertujuan mengartikan kata demi kata dari BSu ke
BSa. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat yang di sampaikan oleh Newmark (1981:7)
Memang bukan hal yang mudah dalam menerjemahkan suatu teks. Ketika
kalimat teks sumber dan teks sasaran. Setiap bahasa memiliki aturan masing-masing
yang dipengaruhi oleh budaya masing-masing pula. Yang terpenting adalah ketika
menerjemahkan suatu kalimat, penerjemah harus menyadari bahwa akan ada perubahan
bentuk frasa, klausa dan kalimat. Sehingga, penyampaian pesan dari bahasa sumber ke
bahasa sasaran tetap terjaga, dipertahankan dan tidak berubah walaupun bentuk frasa,
klausa, kalimat bahkan struktur berubah. Perlu diingat bahwa sebelum menerjemahkan
5
teks, penerjemah harus menemukan dan mengetahui apa pesan yang ingin disampaikan
penulis. Artinya, penerjemah harus membaca seluruh teks yang ingin diterjemahkan
alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mengejar informasi yang ada.
Perkembangan dan jumlah buku-buku bilingual sangat besar peningkatannya. Hal ini
membuka pintu informasi di kalangan semua pihak baik di kalangan anak-anak maupun
orang dewasa, baik dalam bentuk informasi, sastra maupun teknologi. Karya-karya
besar dari para ahli di setiap bidangnya bahkan sampai pada karya sastra anak
merupakan wilayah bagi penerjemahan yang sangat populer saat ini, hal ini bisa dilihat
dari maraknya karya sastra terjemahan yang ditawarkan diberbagai toko buku.
Pada umumnya cerita anak berangkat dari fakta yang konkret (kongruen) dan
psikologis harus dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak karena apa yang terdapat
dalam cerita anak merupakan pelukisan kehidupan anak yang imajinatif ke dalam
imajinatif ke dalam bentuk struktur bahasa anak. Sastra anak merupakan sastra yang
ditujukan untuk anak, bukan sastra tentang anak. Sastra tentang anak bisa saja isinya
tidak sesuai untuk anak-anak, tetapi sastra untuk anak sudah tentu sengaja dan
disesuaikan untuk anak-anak selaku pembacanya. (Puryanto, 2008:2). Ada empat hal
6
yang menjadi perbedaan antara sastra anak dan sastra dewasa yang ditunjukkan pada
Tabel 1. Unsur Pembeda Sastra Anak dan Sastra Dewasa (Sarumpaet, 2010)
7
social kehidupan.
4 Sosial Cerita Sosial cerita yang disampaikan Sosial cerita yang
meliputi seputar berbakti pada disampaikan mengenai
orangtua, bersahabat baik seks, kekerasan, dan
dengan teman, dan dekat kehidupan masyarakat
dengan guru. yang tabu untuk anak.
Cerita anak yang menjadi pilihan peneliti adalah buku “Kumpulan Cerita Anak
Kreatif- Tales for Creative Children” dikarenakan buku ini memiliki delapan ceita anak
bilingual yaitu dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris yang dapat
1. Jenis kalimat langsung apa sajakah yang terdapat di dalam buku cerita bilingual
langsung berdasarkan jenisnya dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris pada
buku cerita bilingual “Kumpulan Cerita Anak Kreatif – Tales for Creative
Children?”
3. Bagaimana tingkat kesepadanan kata dan frasa di dalam kalimat langsung dari Tsu
ke dalam Tsa dengan menggunakan analisis komponen makna pada buku cerita
8
1.3 Tujuan Penelitian
langsung dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris di dalam buku cerita
bilingual “Kumpulan Cerita Anak Kreatif – Tales for Creative Children” merujuk
3. Menganalisis komponen makna pada kata dan frasa di dalam kalimat langsung pada
Tsu dan terjemahannya pada Tsa dengan menggunakan analisis komponen makna
untuk melihat tingkat kesepadanan makna pada kata dan frasa di dalam Tsa dengan
kata dan frasa di dalam Tsu merujuk pada teori Chaer (2009: 115-117).
kalimat langsung dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris pada buku cerita
bilingual “Kumpulan Cerita Anak Kreatif – Tales for Creative Children”. Di samping
itu, bagi pemerhati dan peminat bidang penerjemahan, diharapkan memperoleh manfaat
9
teoritis akademis lainnya yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan atau model
penelitian sejenis.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti sendiri,
pembaca, dan para penerjemah dengan memberi kontribusi berupa pengetahuan umum
tentang strategi penerjemahan dan analisis komponen makna pada kalimat langsung dari
bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris yang didasari oleh teori terjemahan yang
relevan dengan kebutuhan dan tujuan analisis tersebut. Manfaat praktis lainnya
diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam proses belajar mata kuliah
terjemahan.
Istilah merupakan satu makna yang dapat diartikan dengan banyak pengertian,
untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam mengartikan istilah yang ada, maka
4. Bahasa Sumber (BSu) adalah bahasa teks asal yang diterjemahkan. Dalam penelitian
10
5. Bahasa Sasaran (BSa) adalah bahasa teks hasil terjemahan. Dalam penelitian ini
6. Buku Bilingual “Kumpulan Cerita Anak Kreatif – Tales for Creative Children”
adalah buku cerita anak yang menggunakan dua bahasa dalam penulisannya, yaitu
penerjemahan Nida dan Taber (1969: 56) yaitu strategi penerjemahan kesepadanan
8. Komponen makna adalah makna yang dimiliki oleh setiap kata dan frasa yang
terdiri dari sejumlah komponen yang membentuk keseluruhan makna kata tersebut.
Analisis komponen makna dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat
kesepadanan makna pada kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung
teks sumber dengan kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung teks
sasaran.
9. Sepadan adalah mempunyai nilai (arti, efek) yg sama. Pada analisis komponen
makna di dalam penelitian ini apabila komponen makna pada kata dan frasa yang
terdapat di dalam kalimat langsung Tsu sama dengan komponen makna pada kata
dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung Tsa maka kata dan frasa pada
11
10. Kurang sepadan adalah mempunyai nilai (arti, efek) yang kurang sama. Jika
komponen makna pada kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung Tsu
memiliki perbedaan 1 komponen makna saja dengan komponen makna pada kata
dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung Tsa maka kata dan frasa pada
struktur bahasa yang dipakai dalam menerjemahkan teks sumber kedalam teks
kesepadanan penerjemahan pada kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat
langsung teks sumber dengan kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat
12. Kalimat Langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain.
Kalimat hasil kutipan pembicaaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya.
Bagian ujaran/ucapan diberi tanda petik (“….” ) dapat berupa kalimat perintah,
12