Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan
oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri (Ali dkk, 2008: 116). Dengan demikian, bahasa dapat
diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk berkomunikasi satu sama lain.
Pengertian bahasa sendiri dapat di definisikan dalam berbagai ragam tergantung
pada teori apa yang digunakan. Jenis-jenis bahasa pun begitu banyak di dunia,
sehingga dapat menimbulkan permasalahan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu,
dibutuhkan sesuatu yang dinamakan penerjemahan. Untuk orang yang
menerjemahkan dikenal sebagai seorang penerjemah.

Seorang penerjemah memegang peran penting untuk mengatasi berbedaan-


perbedaan bahasa antarnegara, hal ini dikarenakan setiap negara memiliki ciri khas
dan keunikan bahasa tersendiri. Penerjemah bertugas menyampaikan pesan dari
suatu bahasa ke bahasa lain agar dapt dipahami oleh pengguna bahsa penerima
tersebut. Dalam proses penerjemahan akan melibatkan sedikitnya dua bahasa yang
berbeda, yaitu bahasa sumber (BSu) dan Bahasa sasaran (Bsa), Machali (2000:12)
menyatakan bahwa penerjemahan merupakan suatu upaya mencari kesepadanan
makna antara materi teks Bahasa Sumber dan materi teks Bahasa Sasaran

Terjemahan bukan hanya sekadar mengalihkan bahasa saja, namun lebih dalam
lagi seorang penerjemah harus memperhatikan aspek yang ada di dalamnya seperti,
bagaimana kesepadanan makna, konteks, dan budayanya. Sehingga seorang
penerjemah, selain menguasai dua bahasa, perlu untuk memahami budaya masing-
masing baik budaya yang ada pada bahasa sumber maupun bahasa sasaran yang
dapat mendukung di dalam proses penerjemahan sendiri.

Terjemahan bahasa asing seperti halnya terjemahan bahasa Jepang ke bahasa


Indonesia, tentu saja penerjemah akan dihadapkan beberapa kesulitan dalam
melakukan suatu proses penerjemahan karena di dalam bahasa Jepang terdapat
empat jenis huruf, yaitu hiragana, katakana, kanji, dan romaji berbeda dengan

1
bahasa Indonesia yang tidak memiliki keberagaman huruf tersebut. Selain itu,
susunan pola kalimat dalam kedua bahasa yang digunakan juga berbeda. Dalam
bahasa Jepang memiliki susunan pola kalimat, yaitu Subjek Objek Predikat (S-O-
P), sedangkan dalam bahasa Indonesia sendiri memiliki sususnan pola kalimat
Subjek Predikat Objek (S-P-O). Untuk itu penerjemah haruslah jeli dalam
melakaukan penerjemahan.

Dalam penerjemahan, terdapat dua cara untuk menerjemahkan, yakni


terjemahan terikat dan terjemahan bebas. Terjemahan terikat adalah terjemahan
yang memerhatikan unsur linguistik dari Bahasa Sumber atau dalam Bahasa Jepang
disebut Chokuyaku“直訳”. Sedangkan terjemahan bebas merupakan terjemahan
yang diartikan secara intisari tanpa merubah arti dan makna dari Bahasa Sumber ke
Bahasa Sasaran, dalam Bahasa Jepang terjemahan bebas ini disebut Iyaku“意訳”.

Proses terjemahan menurut ilmuwan asal Jerman, G. Jäger (11:194) dalam


Moentaha (2009:9) adalah transformasi teks dari suatu bahasa ke teks bahasa lain
tanpa mengubah isi teks asli. Dengan adanya proses terjemahan ini, semakin
memudahkan manusia untuk memahami bahasa selain bahasa yang digunakannya
sehari-hari.

Vinay (dalam Simatupang, 1999:3) mengemukakan bahwa di dalam


menerjemahkan, selalu ada sesuatu yang hilang, yang berarti suatu terjemahan tidak
bisa sama persis dengan aslinya. Dengan kata lain, di dalam terjemahan selalu
terjadi pergeseran. Pergeseran dapat terjadi karena setiap bahasa mempunyai
aturan-aturan sendiri. Aturan-aturan yang berlaku dalam suatu bahasa belum tentu
berlaku dalam bahasa lain. Hal ini berlaku pada semua unsur tata bahasa : gramatika,
fonologi, dan semantik (Simatupang, 1999:88).

Dalam mengubah bahasa satu ke bahasa lainnya ini dibutuhkan teknik, supaya
hasil terjemahan dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa) dapat diterima
oleh penutur BSa. Dalam Moentaha (2006:30) jenis-jenis terjemahan dibagi
menjadi empat, yaitu terjemahan menurut ragam bahasa, bentuk teks, hierarki
bahasa, dan tingkat isi. Terjemahan menurut tingkat isi ini dibagi lagi menjadi tiga
kelompok metode terjemahan, yaitu ekuivalensi, analog, dan teknik terjemahan.

2
Dalam kelompok teknik terjemahan terdapat 11 teknik yang dapat dilakukan
penerjemah saat tidak memungkinkan dilakukannya proses terjemahan dengan
metode representatif.

Dari 11 teknik yang ada, yang akan diteliti oleh penulis adalah terjemahan bebas.
Teknik terjemahan bebas digunakan yang menghasilkan sebuah teks terjemahan
bebas. Selain terjemahan bebas ada pula teknik yang disebut terjemahan harfiah.
Dalam Moetaha (2006:48), terjemahan harfiah memprioritaskan bentuk dan
struktur bahasa yang pada awalnya hanya menggunakan teknik penerjemahan kata
per kata, kemudian mengadakan pendekatan agar sesuai dengan bahasa sasaran.
Sedangkan teknik terjemahan bebas memprioritaskan pada penekanan bahasa
sasaran, dengan mengacu kepada gambaran dan padanan situasi, sehingga akan
menghasilkan suatu terjemahan yang terkesan lebih alami dan lebih mudah
dipahami oleh pengguna bahasa sasaran. Namun dalam terjemahan bebas, akan
adanya pergeseran makna atau modulasi yang dihasilkan. Oleh karena itu, dalam
menganalisis modulasi, analisis konteks situasi yang meliputi field (bidang dan
pokok masalah), tenor (suasana umum), dan mode (cara) menjadi sangat penting
karena menjadi faktor penentu teks, seperti menentukan bentuk dan makna suatu
teks.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis terjemahan bebas


dalam novel Kokuhaku karya Minato Kanae karena menghasilkan terjemahan bebas
yang memudahkan pembaca untuk memahami situasi riil pada kejadian tersebut,
juga dalam novel ini ditemukan ragam teknik terjemahan yang melatarbelakangi
terjadinya terjemahan bebas. Novel Kokuhaku dicetak dalam bahasa Indonesia
dengan judul “Confession” yang diterjemahkan oleh Clara Canceriana dan Andy
Setiawan yang diterbitkan oleh Penerbit Haru.

Dalam novel terjemahan, penulis menemukan penerjemahan menggunakan


teknik penerjemahan bebas dan memilih kata-kata yang sarat dengan padanan
situasi. Berikut ini contoh data yang dijadikan objek identifikasi dengan
menggunakan teknik terjemahan bebas.

1. Data (1)

3
森口:「 牛乳の問題からこんなこと言っても、いまいちピンと来ない
かもしれませんね」

Gyunyuu no mondai kara konnna koto ittemo, imaichi pin to konai


kamoshiremasen ne.

Bahkan jika kamu mengatakan hal seperti ini karena masalah susu, itu
mungkin tidak cukup.

(Kokuhaku, 2008:10)

Moriguchi : ‘Mungkin kalian tidak akan langsung mengerti.’

(Confession, 2019:10)

Pada data (1) merupakan hasil terjemahan bebas. Teknik yang mendukung
terjemahan bebas tersebut ialah teknik kompresi yang dibuktikan dengan hasil
terjemahan yang lebih singkat, namun tetap mempertahankan makna nya. Menurut
Moentaha (2006 : 72) Teknik kompresi ialah teknik yang membuat terjemahan
menjadi lebih ringkas, lebih singkat dan padat dengan tetap mempertahankan
maksud meski merubah strukrur kalimat. Pada kalimat ima ichi pin to konai
kamoshiremasen い ま い ち ピ ン と 来 な い も し れ ま せ ん . Dalam kamus
elektronik Weblio (weblio.jp) bila diartikan perkata maka いまいち memiliki
makna 余り良くないこと<hal yang kurang baik> kemudian dalam Matsuura
(1994 : 788) ピンとこない yang merupakan bentuk negasi dari ピントくる
dengan makna <sadar> ; <insaf> sehingga dapat diartikan ピンとこない dengan
<tidak sadar> lalu かもしれません yang berarti <mungkin> ; <barang kali>.
Apabila disimpulkan dari penjabaran diatas いまいちピンと来ないかもしれま
せん dapat diartikan dengan 'mungkin tidak cukup menyadari hal baik' ini memiliki
kesepadan makna dengan hasil terjemahannya ‘Mungkin kalian tidak akan
langsung mengerti’ yang bermaksud menjelaskan situasi ketidakpahaman atas hal
yang dilakukan. Digunakan teknik kompresi untuk mewakili kalimat tersebut
dengan objek yang sama yaitu “masalah susu”, karena yang dimaksud oleh

4
pembicara yakni Moriguchi adalah hal – hal yang tidak bisa diselesasikan oleh
perubahan pola pikir. Walaupun kalimat di atas mengubah keseluruhan gramatikal
dan arti harfiah, namun maksudnya tetap tersampaikan dengan baik.

2. Data (2)
森口:辞職です。

Jishoku desu.

Pengundurkan diri

(Kokuhaku, 2008:11)

Moriguchi : Saya tidak akan menjadi guru lagi.

(Confession, 2019: 11)

Pada data (2), teknik parafasa mendukung terjadinya terjemahan bebas.


Pada data di atas digunakannya teknik parafrasa karena apabila dilihat dari arti
Bsa cukup berbeda dengan Bsu. Perubahan struktur secara gramatikal dan
leksikal pun terjadi, agar terjemahan tetap dapat diterima oleh pembaca. Jishoku
辞 職 dalam Matsuura (1994 : 368) memiliki arti <peletakan jabatan> ;
<pengunduran diri> ini memiliki korelasi dengan hasil terjemahan yakni “Saya
tidak akan menjadi guru lagi” yang memiliki maksud berhenti bekerja. Dalam
menerjemahkannya penerjemah memperhatikan konteks situasi dari pembicara
atas hal yang ingin diungkapkannya, sehingga menghasilkan terjemahan yang
bisa tersampaikan secara akurat.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, pengidentifikasian
masalah yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Teknik terjemahan seperti apakah yang melatarbelakangi terjemahan
bebas dalam novel Kokuhaku karya Minato Kanae?
2. Pergeseran seperti apakah yang terjadi pada terjemahan bebas dalam novel
Kokuhaku karya Minato Kanae?

5
1.3 Tujuan Peneliitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskirpsikan latar belakang teknik terjemahan bebas dalam novel
Kokuhaku karya Minato Kanae
2. Mendeskripsikan pergeseran yang terjadi pada terjemahan bebas dalam
novel Kokuhaku karya Minato Kanae.

1.4 Manfaat Penilitian


Hasil dari Penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis, sebagai
berikut.

1. Secara teoritis diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bentuk kajian


dan pemahaman teknik terjemahan bebas melalui pendekatan semantis dan
stilistis beserta konteks situasi yang melatarbelakanginya.
2. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman
tentang pergeseran makna atau modulasi yang terjadi pada hasil terjemahan
bebas, dan konteks situasi yang melatarbelakanginya sehingga pesan makna
pada bahasa sumber tersampaikan secara akurat di dalam bahasa sasaran.

1.5 Kerangka Penilitian


Penulis akan menggunakan beberapa teori yang berkaitan dengan objek yang
akan diteliti, yaitu:
1. Teori mengenai ilmu terjemahan yang dikemukakan oleh Nihongo
Daijiten, Newmark, Catford, Simatupang, dan Banwell.
2. Teori mengenai pergeseran yang dikemukakan Newmark dan
Simatupang.
3. Teori mengenai terjemahan tingkat isi dan teknik terjemahan menurut
Moentaha.
4. Teori Semantik Menurut Sutedi (2003)

6
1.6 Metode dan Teknik Penelitian
Penulis mengunakan metode deskriptif analisis dalam menyusun penelitian ini.
Menurut Djajasudarma (2006), metode deskriptif merupakan gambaran ciri-
ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiah itu sendiri. Data yang
dikumpulkan bisa berasal dari naskah, wawancara, catatan, foto, videotape,
dokumen pribadi, dan sebagainya.
Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam menyusun
penelitian ini adalah:
1. Studi Pustaka
Pengumpulan data-data dengan membaca bahan penelitian berupa
novel Kokuhaku karya Minato Kanae dan terjemahannya, buku-buku
teori landasan, kamus, serta media elektronik. Bahan penelitian penulis
diperoleh dari Perpustakaan Pusat Studi Bahasa Jepang, koleksi pribadi,
dan internet.
2. Inventarisasi
Pengumpulan data-data yang akan dijadikan sebagai objek penelitian
yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti oleh penulis.
3. Klasifikasi
Pengelompokan data atau penyusunan data sebagai acuan penulis
dalam melakukan penelitian.
4. Analisis
Menganalisis perubahan makna yang digunakan dalam penerjemahan
novel Kokuhaku karya Minato Kanae dengan memperhatikan status
sosial karakter, situasi, dan makna semantis.
5. Simpulan
Menarik kesimpulan atau inti yang didapat dari penelitian yang telah
dilakukan.

1.7 Sistematika Penelitian


Untuk mendapatkan susunan karya tulis yang sistematis, sistematika hasil
penulisan ini akan dijabarkan dalam empat bab sebagai berikut:
BAB I

7
Bab I tersusun dari pemaparan menenai latar belakang, identifikasi masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II
Bab II tersusun dari pemaparan mengenai teori-teori terjemahan, teknik
terjemahan penambahan, penghilangan, dan parafrasa, serta teori mengenai
pergeseran dalam terjemahan.
BAB III
Bab III tersusun dari pemaparan analisis mengenai penggunaan teknik
terjemahan bebas pada novel Kokuhaku karya Minato Kanae serta pergeseran
yang terjadi di dalamnya.
BAB IV
Bab IV tersusun dari simpulan dan hasil analisis mengenai teknik terjemahan
bebas yang menyebabkan perubahan makna dalam terjemahan novel
Kokuhaku karya Minato Kanae.

Anda mungkin juga menyukai